Gangguan persepsi sensori : Halusinasi merupakan salah satu masalah keperawatan yang
dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa.
Setelah pengkajian dilakukan dan data subjektif dan objektif ditemukan pada pasien,
diagnosis keperawatan yang dapat dirumuskan adalah gangguan persepsi sensori:
Halusinasi (dengar, penglihatan, penghidu, dan peraba).
Tindakan keperawatan
Persepsi:
Halusinasi
Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penghidu
Jelaskan:
Isi halusinasi:
Waktu terjadinya:
Frekuensi halusinasi :…………………………………………
Respons pasien : ………………………………………………
Orientasi
“Selamat pagi! Saya perawat yang akan merawat Anda. Saya suster SS, senang
dipanggil suster S. Nama Anda siapa? Senang dipanggil apa?”
“Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini D
dengar, tetapi tidak tampak wujudnya? Dimana kita duduk? Di ruang tamu? Berapa lama?
Bagaimana kalau 30 menit?”
Kerja
“Apakah D mendengar suara tanpa ada wujudnya? Apa yang dikatakan suara itu?”
Apa yang D rasakan pada saat mendengar suara itu? Apa yang D lakukan saat
mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara-suara itu hilang?
Suara itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara
itu muncul?”D,ada empat cara untuk mencagah suara-suara itu muncul. pertama, deangan
menghardik suara itu tersebut,kedua,dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
Ketiga melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang keempat minum obat dengan
teratur.
Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu,yaitu dengan menghardik. Caranya adalah
saat suara-suara itu muncul langsung D bilang,pergi saya tidak mau dengaar.... saya tidak
mau dengar! Kamu suara palsu! Begitu diulang-ulang sampai suara itu tidak terdengar
lagi. Coba D peragakan! Nah begitu....bagus! coba lagi! Ya bagus, D sudah bisa
Terminasi
Bagaimana perasan D setelah memeragakan latihan tadi? Kalau suara-suara itu muncul
lagi,silahkan coba suara tersebut! Bagaimana kalau kita buat jadwal latihan menghardik
halusinasi dalam kegiatan jadwal harian pasien. Mau jam brapa latihannya? (anda
memasukan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan haruan pasien).
Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan mengendalikan suara-suara dengan
cara yang kedua? Pukul berapa D? Bagaimana kalau dua jam lagi? Dimana tempatnya”
Orientasi
‘Selamat pagi,D! Bagaimana perasaan D hari ini? Apakah suara-suara masih mucul?
Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih? Berkurangkah suaranya? Bagus! Sesuai
janji kita tadi, saya akan latih cara yang kedua untuk mengontrol halusiansi dengan
bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan latih selama 20 menit. Mau dimana? Di sini
saja?”
Kerja
Bagaimana perasaan D stelah latihan ini? Jadi sudah ada beberapa cara yang D
pelajari untuk mencegah suara-suara itu? Bagus cobalah kedua cara ini kalau D
mengalami halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita masukan dalam jadwal kegiatan hari D.
Mau jam brapa latihan bercakap-cakap?nah, nanti kalu secara teratur sewaktu suara-suara
itu muncul! Besok pagi saya akan kesini lagi. Bagaiman kalau kita lahih cara yang
ketiga,yaitu melakukan aktivitas jadwal?mau jam berpa? Bagaiman kalau jam 10 pagi?
Mau di mana? Disini lagi? Sampai bsok ya. Selamat pagi!” .
Orientasi
“Apakah suara-suara masih muncul?apakah sudah dipakai kedua cara yang telah kita
latih? Bagaimana hasilnya? bagus!”
“Sesuai janji kita,hari ini kita akan belajar cara ketiga untuk mencegah halusinasi
yaitu melakukan kegitan terjadwal .”
“Mau dimana kita berbicara?baik,kita duduk di ruanga tamu. Berapa lama kita
berbicara?bagaimana klau 30 menit? Baiklah.
Kerja
“Kegiatan ini dapat D lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan yang
lain dapat kita latih agar dari pagi sampai malam ada kegiatan.
Terminasi
Bagaimana perasaan D setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk mencegah
suara-suara? Bagus sekali! Coba sebut 3 cara cara yang telah kita latih untuk mencegah
suara-suara.bagus sekali! Mari kita masukkan jadwal kegiatan harian D. Coba lakukan
sesuai jadwal ya!”(perawat dapat melakukan aktivitas yang lain pada pertemuan berikut
sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi sampai malam.)
“Bagaimana kalau menjelang makan siang nanti kita membahas cara minum obat
yang baik serta guna obat. Mau jam berapa? Bagaiman kalau jam 12? Di riangan makan
ya! Sampai jumpa!”
Orientasi
Kerja
“D, adakah bedanya setelah minum obat secara teratur?apakah suara-suara berkurang
atau hilang? Minum obat sangat penting agar suara-suara yang D dengar dan mengganggu
selama ini tidak mengganggu lagi. Berapa banyak obat yang D minum?(perawat
menyiapkan obat pasien) ini yang warnanya oraenye (cropromazine, CPZ) gunanya untuk
menghilangkan suara-suara.obat yang bewarna putih (thyhexipendil, THP) gunakan agar
merasa rileks dan tidak kaku,sedangkan yang bewarna merah jambu (haloperidol,
HLP)berfungsi untuk menenangkan pikiran dan menghilangkan suara-suara .semua obat
ini diminu 3 kali sehari ,setiap pukul 7 pagi, 1 siang, dan 7 malam.kalu suara-suaranya
sudah hilang obatnya tidak boleh dihentikan.nanti konsultasikan dengan dokter,sebab
kalau putus obat. D akan kambuh dan sulit untuk sembuh seperti keadaan semula .kalau
obat habis,D bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. D juga harus teliti dalam
minum obat ini,berdasarkan obatnya benar, artinya D harus memastikan bahwa obat itu
benar punya D. Jangan keluru dengan obat punya orang lain,baca nama kemasanya.
Pastikan obat diminum pada waktunya,dengar cara yang benar,yaitu dimun sesudah
makan dan tepat waktunya. D juga perhatikan berapa obat yang harus diminum,dan D juga
harus cukup minum 10 gelas per hari.
Terminasi
Besok kita ketemu lagi untuk melihat 4 cara mencegah suara yang telah kita
bicarakan. Mau pukul berapa? Bagaiman klau pukul 10 pagi? Sampai jumpa,selamat
pagi!”
1. Tujuan Keperawatan
a) Keluarga dapat terlibat dalam perawatan pasien, baik di rumah sakit maupun di
rumah
b) Keluarga dapat menjadi system pendukung yang efektif untuk pasien
Orientasi
“ Selamat pagi Bapak/Ibuk ! saya SS, perawat yang merawat anak Bapak/Ibuk,
bagaimana perasaan bapak hari ini ? appa pendapat bapak tentang anak Bapak/Ibuk ?”
“Hari ini kita akan berdiskusi tentang masalah yang anak Bapak/Ibuk alami dan
bantuan apa yang dapat bapak berikan.”
“Kita mau diskusi dimana ? Bagaimana diruang wawancara ? Berapa lama waktu
Bapak/Ibuk ? Bagaimana kalau 30 menit ?”
Kerja
“Masalah apa yang bapak alami dalam merawat D? Apa yang Bapak/Ibuk lakukan ?”
“Ya, gejala yang dialami oleh anak Bapak/Ibuk itu disebut halusinasi, yaitu
mendengar atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada bendanya. Tanda-tandanya
bicara dan tertawa sendiri, atau marah-marah tanpa sebab. Jadi, jika anak Bapak/Ibuk
mengatakan mendengar suara-suara , sebenarnya suara itu tidak ada. Kalau anak
Bapak/Ibuk mengatakan melihat bayangan-bayangan, sebenarnya bayangan itu tidak ada.
Oleh karena itu, kita diharapkan dapat membantunya dengan beberapa cara. Terdapat
beberapa cara untuk membantu anak Bapak/Ibuk agar bisa mengendalikan halusinasi.
Cara-cara tersebut adalah : pertama, dihadapan anak Bapak/Ibuk, jangan membantah atau
mendukung halusinasi. Katakana saja Bapak/Ibuk percaya bahwa D memang mendengar
suara atau melihat bayangan, tetapi Bapak/Ibuk sendiri tidak mendengar atau melihat
nya. Kedua, jangan biarkan anak Bapak/Ibuk melamun dan sendiri karena kalau
melamun halusinasi akan muncul lagi. Upayakan ada orang yang mau bercakap-cakap
dengannya. Buat kegiatan keluarga seperti makan bersama dan ibadah bersama, terkait
dengan kegiatan, saya telah melatih anak Bapak/Ibuk untuk membuat jadwal kegiatan
sehari-hari. Tolong Bapak/Ibuk pantau pelaksanaannya dan berikan pujian jika D
berhasil melakukanya ! ketiga, bantu anak Bapak/Ibuk minum obat secara teratur. Jangan
menghentikan obat tanpa konsultasi. Terkait dengan obat ini, saya juga sudah melatih
anak Bapak/Ibuk untuk minum obat secara teratur. Jadi , Bapak/Ibuk dapat
mengingatkan kembali. Obatnya ada tiga macam, yang bewarna oranye namanya CPZ
gunanya untuk menghilangkan suara-suara atau bayangan. Yang bewarna putih namanya
THP berfungsi untuk membuat D tenang dan tidak kaku. Yang bewarna biru namaya
HLP gunanya menenangkan pikiran. Semua obat ini harus D minum 3 kali sehari pukul
7 pagi, 1 siang, dan 7 malam. Obat harus selalu diminum untuk mencegah kekambuhan.
Terakhir, jika ada tanda-tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi dengan cara
menepuk punggung D. Kemudian suruh D menghardik suara tersebut. D sudah saya
ajarkan cara untuk menghardik halusinasi. Sekarang, mari kita latihan memutus
halusinasi D. Sambil menepuk punggung anak Bapak/Ibuk, katakan : D, Sedang apa
kamu ?
Kamu ingatkan apa yang diajarkan perawat jika suara-suara itu datang? Ya, usir suara
itu! Tutup telinga kamu dan katakan pada suara itu saya tidk mau dengar! Ucapkan
berulang-ulang, sekarang coba bapak/ibu praktikkan cara yang baru saya ajarkan. Bagus
pak/bu!
Terminasi
“Bagus sekali pak/bu! Bagaimana kalau dua hari lagi kita bertemu untuk
mempraktikkan cara memutuskan halusinasi langsung dihadapan ?
Orientasi
“Sesuai dengan perjanjian kita, selama 30 menit ini kita akan mempraktikkan cara
memutus halusinasi langsung dihadapan anak bapak/ibu. Mari kita datangi anak
bapak/ibu!
Kerja
“Bagus sekali! Bagaimana ? senang dibantu bapak/ibu? Nah, bapak/ibu ingin melihat
jadwal harian. Baiklah sekarang saya dan orang tuamu keruangan perawat dulu.
Terminasi
“Bagaimana perasaan bapak atau ibu setelah mempraktikkan cara memutus halusinasi
langsung dihadapan anak bapak/ibu.
“Diingat-ingat pelajaran kita hari ini ya pak/bu. Bapak/ibu dapat melakukan cara itu
jika anak bapak/ibu mengalami halusinasi.
“Bagaimana kalau kita bertemu dua hari lagi untuk membicarakan tentang jadwal
kegiatan harian dirumah. Pukul berapa bapak/ibu bisa datang? Kita bertemu ditempat ini
lagi ya? Sampai jumpa
SP 3Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga
Orientasi
“Selamat pagi pak/bu, karena anaknya besok sudah boleh pulang maka sesuai janji
kita sekarang ketemu untuk membicarakan jadwal anaknya selama dirumah
“Nah, sekarang kita bicarakan jadawlnya dirumah? Mari kita duduk diruang perawat!
Kerja
“Ini jadwal kegiatan dirumah sakit. Jadwal ini dapat dilanjutkan di rumah. Coba
bapak/ibu lihat mungkinkah dilakukan dirumah, siapa yang kira-kira akan memotivasi dan
mengingatkan? Pak/bu, jadwal yang telah dibuat selama anak kalian dirumah sakit tolong
dilanjutkan dirumah, baik jadwal aktivitas maupun minum obatnya.
“Hal-hal yang harus diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh
anak ibu dan bapak selama dirumah, misalnya kalau terus mendengar suara-suara yang
mengganggu dan tidak memperlihatkan perbaikan, menolak minum obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi, segera hubungi
suster anak bapak/ibu dipuskesmas terdekat dari rumah bapak/ibu, ini nomor telpon
puskesmasnya : (0651) 544xxx. Selanjutnya suster yang akan membantu memantau
perkembangan anak bapak/ibu selama dirumah.
Terminasi
“Bagus! Ini jadwalnya untuk dibawa pulang selanjutnya, silahkan ibu menyelesaikan
administrasi yang dibutuhkan. Kami akan siapkan ank bapak/ibu untuk pulang.
SUMBER :
Dr. Budi anna keliat dan akemat, S.kp. 2006. Model Praktik Keperawatan
Propesional Jiwa. Jakarta :EGC