5.5. Menjelaskan cara memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatanuntuk follow up, cara rujukan
kesehatan klien dan mencegah kekambuhan
5.5.1. Menjelaskan cara memanfaatkan fsilitas kesehatan yang tersedia
5.5.2. Menjelaskan kemungjinan klien relaps dan pencegahan relaps
5.5.3. Mengidentifikasi tanda-tanda relaps dan kemungkinan kambuh
5.5.4. Menjelaskan dan menganjurkan follow up dan merujuk klien ke pelayanan kesehatan.
Contoh Latihan
Bina hubungan saling percaya : identifikasi penyebabperasaan marah, tanda dan gejala yang
dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibatnya serta cara mengontrol secara fisik ke –I
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini!
Orientasi :
“selamat pagi pak,perkenalkan nama saya budiansyah, panggil saya Budi, saya perawat yang dinas diruang
Bougenvile Nama Bapak siapa? Senangnya di panggil apa?”
“Bagaimana perasaan bapak saat ini? Masih ada perasaan kesal atau marah?”
“Baiklah kita akan berbincacang-bincang tentang perasaan marah bapak””Berapa lama bapak mau kita
berbincang-bincaangi” Bagaimana kalau 20 menit.”
“Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang,pak? Bagaimana kalau diruang tamu?”
Kerja :
“Apakah yang menyebabkan Bapak marah?Apakah sebelumnya bapak pernah marah? Terus, penyebabnya
apa? Samakah dengan yang sekarang? O...iya, jadi ada 2 penyebab marah bapak.”
“Pada saat penyebab itu ada,seperti bapak pulang kerumah dan istri belum menyediakan makanan(mis.., itu
penyebab marah pasien), apa yang bapak rasakan?’’( tunggu respons pasien).
“apakah bapak merasakan kesal keemudian dada bapak berdebar-debar, mata melotot, rahang terkatup
rapat, dan tangan menggepal?”
“Setelah itu apa yang bapak lakukan? 0...iya, jadi bapak memukul istri bapak dan memecahkan
piring,apakah dengan cara ini makanan terhidang,?iya, tentu tidak.Apa kerugian cara bapak lakukan?betul
istri jadi sakit dan takut, piring-piring pecah. Menurut bapak adakah cara yang lain yang lebih baik?
Maukah bapak belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa ada kerugian?””Ada beberapa
cara untuk mengontrok kemarahan, pak.salah satunya adalah dengan cara fisik, jadi melalui cara fisik
disalurkan rasa marah,”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?”Begini pak,kalau tanda-tanda marah
tadi sudah bapak rasakan maka bapak berdiri, lalu tarik nafas dengan hidung,tahan sebentar, lalu keluarkan
tiup berlahan-lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan.ayo coba lagi, tarik dari hidung,
bagus...tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali, Bagus sekali bapak sudah dapat
melakukannya,Bagaimana perasaannya?”
“nah sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah itu muncul
bapak sudah biasa melakukannya.”
Terminasi:
“Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang kemarahan bapak?
“iya jadi ada 2 penyebab bapak marah ... ( sebutkan) dan yang baoak rasakan ...(sebutkan) dan yang bapak
lakukan...(sebutkan) serta akibatnya...(sebutkan)””Coba selama saya tidak ada,ingat-ingat lagi penyebab
matah bapakyang lalu. Jangan lupa latihan nafasnya ya pak.sekarang kita buat jadwal latihannya ya pak,
berapa kali bapak mau latihan nafas dalam? Jam berapa saja pak?”
“Baik, bagaimana kalau 2 hari lagi saya datang dan latihan cara lain untuk mencegah mengontrol marah?
Tempatnya di rumah bapak saja ya, selamat pagi!”
3. Diagnose keperawatan
Diagnosa keperawatan yang berlakupada gangguan ini adalah isolasi sosial.
4. Tindakan keperawatan generalis pada klien isolasi sosial
Tujuan : klien mampu :
4.1 Mengenal masalah isolasi sosial
4.2 Berkenalan dengan perawan atau klien lain
4.3 Bercakap-cakap dalam melakukan kegiatan harian
4.4 Berbicara sosoal : meminta sesuatu,berbelanja dan sebagainya.
Tindakan
4.1 Menjelaskan tanda dan gejala, penyebab dan akibat isolasi sosial
4.1.1 Mengidentifikasi tanda dan gejala, penyebab dan akibat isolasi sosial
4.1.2 Mendiskusikan keuntungan memiliki teman, kerugian tidak memiliki teman.
4.2 Menjelaskan dan melatih klien berkenalan
4.2.1 Menjelaskan cara berkenalan
4.2.2 Mendemostrasikan cara berjenalan
4.2.3 Melatih klien berkenalan 2-3 orang atau lebih
4.3 Menjelaskan dan melatih klien bercakap-cakap saat melakukan kegiatan sehari-hari.
4.4 Menjelaskan dan melatih berbicara sosial : meminta sesuatu, berbelanja dan sebagainya.
5. Tindakan keperawatan generalis pada keluarga klien isolasi sosial
Tujuan : keluarga mampu
5.1 mengenal masalah klien isolasi sosial
5.2 Mengambil keputusan klien untuk merawat klien isolasi social
5.3 Merawat klien Isolai sosial
5.4 Menciptakan lingkungan yang terapeutik untuk klien isolasi sosial
5.5 Memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk follow up kesehatan klien isolasi sosial dan
mencegah kekambuhan.
Tindakan
5.1 Menjelaskan tanda dan gejala, penyebab dan akiban isolasi sosial
5.1.1 Mengidentifikasi masalah keluarga dalam merawat klien isolasi sosial
5.1.2 Menjelaskan pengertian, tanda, dan gejala, dan proses terjadinya isolasi sosial.
5.2 Mendiskusikan masalah dan akibat yang mungkin terjadi pada klien isolasi sosial
5.2.1 Mendiskusikan masalah dan akibat yang mungkin terjadi pada klien isolasi sosial
5.2.2 Menganjurkan keluarga memutuskan untuk merawat klien isolasi sosial
5.3 Menjelaskan dan melatih keluarga cara merawat klien isolasi sosial
5.3.1 Menjelaskan cara melatih klien berkenalan
5.3.2 Mmenjelaskan cara melatih klien bercakap-cakap saat melakukan kegiatan sehari-hari
5.3.3 Menjalaskan cara melatih klien berbicara sosial : meminta sesuatu, berbelanja dan
sebagainya.
5.3.4 Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien untuk latihan berkenalan.
5.3.5 Memotivasi, membimbing dan member pujian kepada klien untuk latihan bercakap-cakap
saat melakukan kegiatan sehari-hari
5.3.6 Memotivasi,membimbing dan member pujian kepada klien untuk latihan berbicara sosial.
5.4 Menjelaskan dan melatih keluarga menciptakan lingkungan yang terapeutik bagi klien isolasi
sosial
5.4.1 Mendiskusikan anggota keluarga yang terlibat dalam perawatan klien
5.4.2 Mendiskusikan setting lingkungan rumah yang mendukung perawatan klien
5.4.3 Menganjurkan keluarga melibatkan anggota keluarga lainnya merawat klien
5.5 Menjelaskan cara memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk follow up, cara rujukan
kesehatan klien dan mencegah kekambuhan
5.5.1 Menjelaskan cara memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia
5.5.2 Menjelaskan kemungkinan klien relaps dan pencegahan relaps
5.5.3 Mengidentifikasi tanda-tanda relaps dan kemungkinan kambuh
5.5.4 Menjelaskan dan menganjurkan follow up dan merujuk klien kepelayanan kesehatan
6. Tindakan keperawatan kelompok isolasi sosial
6.1 Terapi aktivitas kelompok sosialisasi
Sesi 1 : kemampuan memperkenalkan diri
Sesi 2 : kemampuan berkenalan
Sesi 3 : kemampuan bercakap-cakap
Sesi 4 : kemampuan bercakap-cakap topic tertentu
Sesi 5 : kemampuan bercakap-cakap masalah pribadi
Sesi 6 : kemampuan bekerja sama
Sesi 7 : evaluassi kemampuan sosialisasi
6.2 Pendidikan kesehatanpada kelompok keluarga tentang isolasi sosial
7. Terapin keperawatan spesialis jiwa isolasi sosial
7.1 Terapi individu : Sosialskill Training (SST), Cognitive Behaviour Sosial Skill Training (CBSST)
7.2 Terap keluarga : Family Psychoeducation (FPE)
7.3 Terapi kelompok : Supportif Therapy,Self Help Grup Therapy
Contoh latihan
Bina hubungan saling percaya, bantu pakai mengenal penyebab isolasi sosial, bantu pasien
mengenal keuntungan dari berhubungan dan kerugian dari tidak berhubungan dengan orang lain,
dan ajarkan pasien untuk berkenalan dengan orang lain
Orientasi :
“ selamt pagi !”
“ saya herawati..., saya senang di panggil her..., saya perawat diruang anggrek yang akan merawat ibu.”
“Siapa nama ibu ? senang dipanggil siapa ?” Apa keluhan sri hari ini?” Bagaimana kalau kita bercakap-
cakap tentang keluarga dan teman-teman sri? Mau dimana kita bercakap-cakap ? Bagaimana kalau diruang
tamu ? Mau berapa lama sri? Bagaimana kalau 15 menit ?
Kerja :
( Jika pasien baru )
“Siapa saja yang tinggal serumah? Siapa yang paling dekat sri? Siapa yang jarang bercakap-cakap dengan
sri?Apa yang membuat sri jarang bercakap-cakap dengannya?”
“Apa saja kegiatan yang biasa sri lakukan dengan teman yang sri kenal?”
“Apa yang menghambat sri dalam berteman atau bercakap-cakap dengan pasien lain?”
“ Menurut sri apa saja keuntungan kalau kita mempunyai teman? Wah benar, ada teman bercakap-cakap.
Apa lagi?( sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) Nah kalau kerugiannyatidak mempunyai teman
apa sri?
Ya apa lagi?( sampai pasien menyebutkan beberapa).Jadi banyak juga kerugiannya kalau tidak mempunyai
teman ya. Kalau begitu inginkah sri belajar bergaul dengan orang lain?”
“Bagus. Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain?”
“Begini lho sri, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan nama panggilan yang
kitab suka asal kita dan hobi. Contoh : nama saya sriwahyuni, senang dipanggil sri. Asal saya dari citarum,
hobi memasak.”
“Selanjutnya sri menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya begini :” nama bapak siapa?
Senang dipanggil apa? Asalnya dari mana? Hobinya apa?”
Ayo sri dicoba! Mis...saya belum kenal dengan sri. Coba berkenalan dengan saya!”
“Ya bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali.”
“Setelah sri berkenalan dengan orang tersebut sri dapat melanjutkan percakapan tentang hal-hal yang
menyenangkan untuk sri bicarakan. Misalnya, tentang cuaca,tentang hobi, tentang keluarga,pekerjaan dan
sebagainya.”
Terminasi :
Selanjutnya, sri dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama saya yidak ada. Sehingga sri lebih
siap berkenalan dengan orang lain. Sri ingin mempraktekkan kepada pasien lain? Mau pukul berapa
mencobanya.mari kita masukkan pada jadwal kegiatan harian sri,”
“Besok pagi pukul 10 saya akan datang kesini untuk mengajak sri berkenalan dengan teman saya, perawat
N. Bagaimana, sri maukan?” “Baiklah, sampai jumpa.”
4.3.2. Melatih cara memenuhi kebutuhan klien yang tidak terpenuhi akibat wahamnya dan
kemampuan memenuhi kebutuhannya.
4.3.3. Melatihklien memasukkan kegiatan memenuhi kebutuhan kedalam jadwal kegiatan harian
4.4. Melatih kemampuan positif yang dimiliki
4.4.1. Menjelaskan kemampuan positif yang dimiliki klien
4.4.2. Mendiskusikan kemampuan positif yang dimiliki klien
4.4.3. Melatih kemampuan positif yang dipilih
4.4.4. Melatih klien memasukkan kemampuan [ositif yang dimiliki dalam jadual kegiatan harian.
5. Tindakan keperawatan generalis pada keluarga klien waham
Tujuan : keluarga mampu
5.1. Mengenal masalah waham
5.2. Mengambil keputusan untuk merawat klien waham
5.3. Merawat klien waham
5.4. Menciptakan lingkungan yang terapeutik untuk klien waham
5.5. Memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk follow up kesehatan klien waham dan mencegah
kekambuhan
Tindakan
5.1. Menjelaskan masalah waham
5.1.1. Mengedentifikasi masalah keluarga dalam merawat klien waham
5.1.2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya resiko perilaku kesehatan.
5.2. Mendiskusikan masalah dan akibat yang akan terjadi pada klien waham
5.2.1. Mendiskusikan masalah dan akibat yang mungkin terjadi pada klien waham
5.2.2. Menganjurkan keluarga memutuskan untuk merawat klien waham
5.3. Menjelaskan dan melatih keluarga cara melrawat klien waham
5.3.1. Menjelaskan cara merawat klien waham
5.3.2. Memotivasi, membimbing, dan memberi pujian kepada klien untuk latihan orientasi realita
5.3.3. Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien untuk minum obat dengan
prinsip 6 benar
5.3.4. Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien memenuhi kebutuhan yang
tidak terpenuhi karena waham dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan
5.3.5. Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien latihan kemampuan positif
yang dimiliki
5.4. Menjelaskan dan melatih keluarga menciptakan lingkungan yang terapeutik bagi klien waham
5.4.1. Mendiskusikan anggota keluarga yang terlibat dalam perawatan klien
5.4.2. Menjelaskan setting lingkungan rumah yang mengandung perawatan klien
5.4.3. Menganjurkan keluarga melibatkan anggota keluarga lain dalam merawat klien
5.5. Menjelaskan cara memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk follow up, cara rujukan
kesehatan klien dan mencegah kekambuhan
5.5.1. Menjelaskan cara memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia
5.5.2. Menjelaskan kemungkinan klien relaps dan pencegahan relaps
5.5.3. Mengidentifikasi tanda-tanda relaps dan kemungkinan kambuh
5.5.4. Menjelaskan dan menganjurkan follow up dan merujuk kepelayanan kesehatan
6. Terapi aktifitas kelompok (TAK)
6.1. Terapi aktifitas kelompok orientasi realita
Sesi 1 : pengenalan orang
Sesi 2 : pengenalan tempat
Sesi 3 : pengenalan waktu
6.2. Pendidikan kesehatan pada kelompok keluarga tentang waham
7. Tindakan keperawatan spesialis jiwa
7.1. Terapi individu : terapi cognitive behaviour therapy
7.2. Terapi kelompok : terapi supportif
7.3. Terapi keluarga : family psychoeducation (FPE)