Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN


DENGAN HALUSINASI
Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo Semarang

Disusun oleh :
Dian Candra Sofiana
P 17420107214

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEMARANG


POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
2009

LAPORAN PENDAHULUAN
HALUSINASI
I.

MASALAH UTAMA
Perubahan persepsi sensori : halusinasi pendengaran

II.

PROSES TERJADINYA MASALAH


A.

Pengertian
Halusinasi adalah persepsi sensori yang palsu yang terjadi tanpa
rangsang ensternal yang nyata. ( Barbara, 1997 : 575 ).
Halusinasi adalah persepsi panca indra tanpa ada rangsangan dari
luaryang dapat mempengaruhi semua sistem penginderaan dimana
terjadi pada saat kesadaran individu itu baik. (Carpenito, 1996).

B.

Macam- macam halusinasi


a.

Halusinasi pendengaran

b.

Halusinasi penglihatan.

c.

Halusinasi penciuman.

d.

Halusinasi pengecapan.

e.

Halusinasi perabaan.

C.

Tanda dan gejala


a.

Bicara, senyum / tertawa sendiri.

b.

Mengatakan mendengar suara, melihat, mengecap, menghidu.

c.

Merusak diri sendiri / orang lain / lingkungan.

d.

Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan tidak nyata.

e.

Tidak dapat memusatkan perhatian dan konsentrasi.

f.

Pembicaraan kacau, kadang tidak masuk akal.

g.

Sikap curiga dan bermusuhan.

h.

Menarik diri, menghindari dari orang lain.

D.

Mekanisme sebab- akibat.


o

Penyebab
Isolasi sosial : menarik diri

Pengertian :

Perilaku

menarik

diri

adalah

suatu

usaha

menghindari interaksi dengan orang lain. Individu merasa bahwa


ia kehilangan hubungan akrabdan tidak menyadari kesempatan
untuk berhubungan secara spontan dengan orang lain yang
dimanifestasikan dengan sikap memisahkan diri, tidak ada
perhatian dan tidak sanggup membagi pengalaman dengan orang
lain (Budi Anna Keliat, 1998).
Tanda dan Gejala

1.

Apatis

2.

Afek tumpul

3.

Menghindar dari orang lain

4.

Klien tampak memisahkan diri dengan orang lain

5.

Komunikasi kurang

6.

Kontak mata kurang

7.

Berdiam diri

8.

Kurang mobilitas
Akibat

Risiko mencederai diri sendiri dan orang lain


-

Pengertian
Suatu keadaan dimana seorang individu melakukan suatu tindakan
yang dapt membahayakan bagi keselamatan jiwanya maupun orang
lain disekitarnya (Townsend, 1994)

Tanda dan gejala


a.

Adanya peningkatan aktifitas motorik

b.

Perilaku aktif ataupun destruktif

c.

Agresif

E.

Pohon masalah
Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan.
Perubahan persepsi sensori : halusinasi pendengaran.

Akibat
Core problem

Isolasi diri : manarik diri

Penyebab

III. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI


1.

Resiko menciderai diri dan orang lain.


Data Obyektif :

Perilaku hiperaktif, agresi dan destruktif.

Mudah tersinggung, jengkel dan marah.

Sikap bermusuhan.

Menolak makan.

Data Subyekyif :

klien mengatakan benci dan kesal pada seseorang

klien suka membentak dan menyerang orang yang


mengusiknya jika sedang kesal

2.

Perubahan persepsi sensori : halusinasi dengar.


Data Obyektif :
-

Bicara, senyum/ tertawa sendiri.

Menarik diri dan menghindar dari orang lain..

Curiga, bermusuhan, merusak diri, orang lain dan


lingkungan.

Ekspresi wajah tegang, mudah tersinggung.

Berbicara dan tertawa sendiri

Bersikap seperti mendengar atau melihat sesuatu.

Berhenti berbicara di tengah kalimat seperti mendengar


sesuatu.

Duduk menyendiri

Dissorientasi.

Data Subyektif
-

Pasien mengatakan : Mendengar suara suara, melihat


gambaran tanpa adanya stimulasi yang nyata, mencium bau tanpa
stimulasi.

3.

Perubahan isolasi sosial : menarik diri.


Data Obyektif :
-

Tidak memeprdulikan lingkungan.

Kegiatan menurun, mobilitas kurang.

Klien tampak diam, melamun dan menyendiri.

Menghindar dari orang lain

Komunikasi kurang

Kontak mata kurang

Data Subyektif
-

Klien

mengatakan

lebih

suka

sendiri

daripada

berhubungan dengan orang lain.


IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.

Resiko menciderai diri dan orang lain yang


berhubungan dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi dengar.

2.

Perubahan persepsi sensori : halusinasi (dengar)


yang berhubungan dengan adanya isolasi sosial : manarik diri.

V. Strategi pelaksanaan :
SP I Pasien :

Membian hubungan saling percaya

Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien

Mengidentifikasi isi halusinasi pasien

Mengidentifikasi ferkuensi halusinasi pasien

Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi pasien

Mengidentifikasi respon pasien terhadap halusinasi

Mengajarkan pasien menghardik halusinasi

SP II pasien
1. Mengevaluasi kegiatan jadwal harian pasien
2. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain
3. Menganjurkan pasien memasukkan jadwal dalam kegiatan harian
SP III Pasien
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan
( kegiatan yang biasa dilakukan pasien)
3. Menganjurkan pasien memasukkan jadwal dalam kegiatan harian
Keluarga
SP I Keluarga
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala halusiansi, dan jenis halusinasi
yang dialami pasien beserta proses terjadinya
3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien halusinasi
SP II Keluarga
1. Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien dengan halusinasi
2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien
halusinasi
SP III keluarga
1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum
obat
2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
Tindakan Psikoterapeutik
Pasien:

1. Membina hubungan saling percaya


2. Mengidentifikasi jenis, isi, waktu, frekuensi halusinasi, respons terhadap
halusinasidan tindakan yang dilakaukan
3. Mengajarkan pasien cara mengontrol halusinasi (menghardik, bercakapcakap, melakukan aktivitas dengan minum obat)
4. Menganjurkan pasien untuk mendemonstrasikan cara kontrol yang sudah
diajarkan
5. Menganjurkan pasien untuk memilih salah satu cara kontrol yang sesuai
6. Menganjurkan pasien untuk memasukkan dalam jadwal kegiatan harian di
rumah sakit
7.

Menganjurkan pasien untuk melanjutkan pelaksanaan cara kontrol


halusiansi di runah jika halusinasi muncul

8. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat scara teratur


(jenis, dosis, waktu, manfaat, efek samping)
9. Menganjurkan pasien memasukkan jadwal minum obat dalam jadwal
kegiatan di rumah
Keluarga:
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, jenis halusinasi yang dialami
pasien beserta proises terjadinya
3. Menjelaskan dan melatih keluarga cara-cara merawat pasien halusinasi
4. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas pasien di rumah termasuk
minum obat ( discharge planning)
5. Menjelaskan follow up setelah pasien setelah pulang
a. Tindakan Psikofarmaka
1. Memberikan obat-obatan penenang sesuai program pengobatan pasien
2. Memantau keefektifan dan efek samping obat yang diminum
3. Mengukur vital sign secara periodik ( tekanan darah, nadi, dan pernafasan)
b. Tindakan Manipulasi lingkungan
1. Hindari menyuruh pasien sebelum anda mengisyaratkan kepada pasien

2. Menciptakan lingkungan terapeutik ( menggunakan dekorasi ruangan yang


sederhana, mengurangi kebisingan, mengurangi sinar yang terlalu terang)
3. Melibatkan pasien dalam kegiatan di ruangan
4. Melibatkan pasien dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi dan
orientasi realita
(Workshop Standar Asuhan & Bimbingan Keperawatan Jiwa)
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. (1996). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC:
Jakarta.
Johnson, Barbara Schoen, (1997), Adaptation and Growth Psychiatric-Mental
Health

Nursing,

4th

Edition,

Lippincot-Raven

Publishers,

Philadelphia.
Keliat, Budi Anna dll. (1998). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.. EGC:
Jakarta.
Townsend, Mary C, (1998), Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada
Keperawatan Psikiatrik, Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai