Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN GANGGUAN JIWA HALUSINASI


DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH Dr. AMINO GONDOHUTOMO
SEMARANG

Disusun Oleh :
MOH. IBNU SYAIRIL
2204046

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN


PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AN NUUR
TAHUN 2022/2023
A. Pengertian
Halusinasi adalah gangguan atau perubahan persepsi dimana pasien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca
indra tanpa ada rangsangan dari luar, suatu penghayatan yang dialami suatu
persepsi melalui panca indra tanpa stimulus ekstren atau persepsi palsu
(Prabowo, 2014).
Halusinasi adalah suatu keadaan dimana klien mengalami perubahan
sensori persepsi yang disebabkan stimulus yang sebenarnya itu tidak ada (Sutejo,
2017). Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang
nyata, sehingga klien menginterpretasikan sesuatu yang tidak nyata tanpa
stimulus atau rangsangan dari luar (Stuart dalam Azizah, 2016).
Berdasarkan pengertian halusnasi itu dapat diartikan bahwa, halusinasi
adalah gangguan respon yang diakibatkan oleh stimulus atau rangsangan yang
membuat klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak ada.
B. Etiologi
Menurut Yosep (2014) terdapat dua faktor penyebab halusinasi, yaitu:
a. Faktor presdisposisi
1. Faktor Perkembangan Tugas perkembangan klien yang terganggu
misalnya rendahnya kontrol dan kehangatan keluarga menyebabkan klien
tidak mampu mandiri sejak kecil, mudah frustasi, hilang percaya diri,
dan lebih rentan terhadap stress.
2. Faktor Sosiokultural Seseorang yang merasa tidak diterima lingkungan
sejak bayi sehingga akan merasa disingkirkan, kesepian, dan tidak
percaya pada lingkungannya.
3. Faktor Biokimia Hal ini berpengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa.
Adanya stress yang berlebihan dialami seseorang maka di dalam tubuh
akan dihasilkan suatu zat yang bersifat halusiogenik neurokimia. Akibat
stress berkepanjangan menyebabkan teraktivasinya neurotransmitter
otak,misalnya terjadi ketidakseimbangan acetylchoin dan dopamine.
4. Faktor Psikologis Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab
mudah terjerumus pada penyalahgunaan zat adiktif. Hal ini berpengaruh
pada ketidakmampuan klien mengambil keputusan tegas, klien lebih
suka memilih kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata menuju alam
hayal.
5. Faktor Genetik dan Pola Asuh Penelitian Menunjukan bahwa anak sehat
yang diasuh oleh orangtua skizofrenia cenderung mengalami
skizofrenia . Hasil studi menunjukkan bahwa faktor keluarga
menunjukkan hubungan yang sangatberpengaruh pada penyakit ini.
b. Faktor Presipitasi Menurut Rawlins dan Heacock dalam Yosep (2014) dalam
hakekatnya seorang individu sebagai mahluk yang dibangun atas dasar unsur
bio-psiko-sosio-spiritual sehingga halusinasi dapat dilihat dari lima
dimensi,yaitu:
1. Dimensi Fisik Halusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik
seperti kelelahan luar biasa, penggunaan obat-obatan, demam hingga
delirium dan kesulitan tidur dalam waktu yang lama.
2. Dimensi Emosional Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem
yang tidak dapat diatasi. Halusinasi dapat berupa perintah memasa dan
menakutkan. Klien tida sanggup menentang sehingga klien berbuat
sesuatu terhadap ketakutan tersebut.
3. Dimensi Intelektual Dalam hal ini klien dengan halusinasi mengalami
penurunan fungsi ego. Awalnya halusinasi merupakan usaha dari ego
sendiri untuk melawan impuls yang menekan,namun menimbulkan
kewaspadaan yang dapat mengambil seluruh perhatian klien dan tak
jarang akan mengontrol semua perilaku klien
4. Dimensi Sosial Klien mengalami gangguan interaksi sosialdi dalam fase
awal dan comforting menganggap bahwa bersosialisasi nyata sangat
membahayakan. Klien halusinasi lebih asyik dengan halusinasinya
seolah-olah itu tempat untuk bersosialisasi.
5. Dimensi Spiritual Klien halusinasi dalam spiritual mulai dengan
kehampaan hidup, rutinitas tidak bermakna, dan hilangnya aktivitas
beribadah. Klien halusinasi dalam setiap bangun merasa hampa dan tidak
jelas tujuan hidupnya.
C. Macam-Macam Halusinasi
Menurut Yosep dalam Prabowo, 2014 halusinasi terdiri dari beberapa jenis
dengan karakteristik tertentu, diantaranya:
a. Halusinasi pendengaran (audotorik) Gangguan stimulus dimana pasien
mendengar suara-suara terutama suara orang. Biasanya mendengar suara
orang yang sedang membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan
memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
b. Halusinasi pengelihatan (visual) Stimulus visual dalam bentuk beragam
seperti bentuk pancaran cahaya,gambaran geometric, gambar kartun,
panorama yang luas dan bayangan yang menakutkan.
c. Halusinasi penghidu (Olfaktori) Gangguan stimulus pada penghidu, yang
ditandai dengan adanya bau busuk, amis, dan bau menjijikan, tapi kadang
terhidu bau harum.
d. Halusinasi peraba (taktil) Gangguan stimulusyang ditandai dengan adanya
rasa sakit atau tidak enak tanpa ada stimulus yang terlihat, seperti merasakan
sensasi listrik datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
e. Halusinasi pengecap (gustatorik) Gangguan stimulus yang ditandai dengan
merasaan sesuatuyang busuk, amis, dan menjijikan
f. Halusinasi sinestetik Gangguan stimulus yang ditandai dengan merasakan
fungsi tubuh seperti darah mengalir melalui vena atau arteri, makanan
dicerna atau pembentuan urine.
D. Tanda Dan Gejala Halusinasi
Menurut (Azizah, 2016) tanda dan gejala perlu diketahui agar dapat menetapkan
masalah halusinasi, antara lain:
a. Berbicara, tertawa, dan tersenyum sendiri
b. Bersikap seperti mendengarkan sesuatu
c. Berhenti berbicara sesaat ditengah-tengah kalimat untuk mendengarkan
sesuatu
d. Disorientasi
e. Tidak mampu atau kurang konsentrasi
f. Cepat berubah pikiran
g. Alur pikiran kacau
h. Respon yang tidak sesuai
i. Menarik diri
j. Sering melamun
E. Diagnosa Keperawatan
Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
F. Pohon Masalah
Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan Akibat

Perubahan persepsi sensori : Halusinasi Core problem

Isolasi sosial : Manarik diri Penyebab


G. Tindakan Keperawatan
1. Tindakan keperawatan Halusinasi (Pasien)
a. Tujuan pasien mampu :
1) Mengenali halusinasi yang dialaminya: isi, frekuensi, waktu terjadi,
situasi pencetus, perasaan, respon. Mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik.
2) Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap.
3) Mengontrol halusinasi dengan cara menggunakan obat.
4) Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktifitas.
b. Tindakan Keperawatan
1) SP 1 Pasien : Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan
cara-cara mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol
halusinasi dengan cara pertama: menghardik halusinasi
Menjelaskan cara menghardik halusinasi, memperagakan cara
menghardik, meminta pasien memperagakan ulang, memantau
penerapan cara ini, dan menguatkan perilaku pasien.
2) SP 2 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara
kedua: bercakap-cakap dengan orang lain.
3) SP 3 Pasien: Melatih pasien menggunakan obat secara teratur
Menjelaskan pentingnya penggunaan obat, jelaskan bila obat tidak
digunakan sesuai program, jelaskan akibat bila putus obat, jelaskan
cara mendapat obat/ berobat, jelaskan cara menggunakan obat dengan
prinsip 6 benar (benar jenis, guna, frekuensi, cara, kontinuitas minum
obat).
4) SP 4 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara
ketiga: Melaksanakan aktivitas terjadwal
Menjelaskan pentingnya aktifitas yang teratur, mendiskusikan
aktifitas yang biasa dilakukan oleh pasien, melatih pasien melakukan
aktifitas, menyusun jadual aktifitas sehari–hari sesuai dengan jadual
yang telah dilatih, memantau jadual pelaksanaan kegiatan,
memberikan reinforcement.
2. Tindakan Keperawatan Halusinasi (Keluarga)
a. Tujuan keluarga mampu :
1) Mengenal masalah merawat pasien di rumah.
2) Menjelaskan halusinasi (pengertian, jenis, tanda dan gejala
halusinasi dan proses terjadinya).
3) Merawat pasien dengan halusinasi.
4) Menciptakan lingkungan yang nyaman untuk klien dengan
halusinasi
5) Mengenal tanda dan gejala kambuh ulang.
6) Memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk follow-up pasien dengan
halusinasi.
b. Tindakan keperawatan
1) SP 1 keluarga : Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga
dalam merawat pasien.
2) SP 2 Keluarga : Pendidikan Kesehadan tentang pengertian
halusinasi, jenis halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala
halusinasi dan cara-cara merawat pasien halusinasi, proses
terjadinya halusinasi
3) SP 3 Keluarga: Melatih keluarga praktek merawat pasien yang
mengalami halusinasi. Jelaskan dan latih cara merawat anggota
keluarga yang mengalami halusinasi: menghardik, minum obat,
bercakap-cakap, melakukan aktivitas.
4) SP 4 Keluarga : Menjelaskan perawatan lanjut
H. Strategi Pelaksanaan
1. Strategi Pelaksanaan (Pasien)
SP 1 Pasien: Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara-cara
mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol
halusinasi dengan cara pertama: menghardik halusinasi
ORIENTASI:
Salam terapeutik
”Selamat pagi Bapak/Ibu, Saya Nurul Khoirul Nikmatul Azizah, Mahasiswa
profesi ners Universitas An Nuur yang akan merawat Bapak/Ibu, senang dipanggil
Nurul. Nama Bapak/Ibu siapa? Bapak/Ibu senang dipanggil apa”
Validasi
”Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini? Apa keluhan Bapak/Ibu saat ini”
Kontrak (waktu, topik, dan tempat)
”Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini
Bapak/Ibu dengar tetapi tak tampak wujudnya? Di mana kita duduk? Di ruang
tamu? Berapa lama? Bagaimana kalau 30 menit”
KERJA
”Apakah Bapak/Ibu mendengar suara tanpa ada wujudnya?Apa yang dikatakan
suara itu?”
”Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering
dengar suara? Berapa kali sehari Bapak/Ibu alami? Pada keadaan apa suara itu
terdengar? Apakah pada waktu sendiri?”
”Apa yang Bapak/Ibu rasakan pada saat mendengar suara itu?”
”Apa yang Bapak/Ibu lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu
suara-suara itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah
suara-suara itu muncul?
”Bapak/Ibu , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama,
dengan menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain. Ketiga, melakukan kegiadan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat
minum obat dengan teratur.”
”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.
”Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung Bapak/Ibu
bilang, pergi saya tidak mau dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu suara
palsu. Begitu diulang-ulang sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba Bapak/Ibu
peragakan! Nah begitu, … bagus! Coba lagi! Ya bagus Bapak/Ibu sudah bisa”

TERMINASI
Evaluasi
”Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah peragaan latihan tadi?” Kalau suara-
suara itu muncul lagi, silakan coba cara tersebut ! bagaimana kalu kita buat
jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya? (Saudara masukkan
kegiadan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiadan harian pasien).
RTL
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi besok untuk belajar dan latihan
mengendalikan suara-suara dengan cara yang kedua? Jam berapa pak?
Bagaimana kalau dua jam lagi? Berapa lama kita akan berlatih?Dimana
tempatnya?”
”Baiklah, sampai jumpa.”

SP 2 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua:


bercakap-cakap dengan orang lain
ORIENTASI:
Salam terapeutik
“Selamat pagi pak. Masih ingat dengan saya?? Iya betul saya Nurul mahasiswa
profesi ners Universitas An Nuur pak.
Validasi
Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini? Apakah suara-suaranya masih
muncul ? Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih?Berkurangkan suara-
suaranya?Bagus.
Kontrak (waktu, topik, dan tempat)
Sesuai janji kita kemarin saya akan latih cara kedua untuk mengontrol halusinasi
dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama 20 menit.
Mau di mana? Di sini saja?
KERJA:
“Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan
bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau Bapak/Ibu mulai mendengar
suara-suara, langsung saja cari teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk
ngobrol dengan Bapak/Ibu Contohnya begini; … tolong, saya mulai dengar
suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang dirumah misalnya
istri,anak Bapak/Ibu katakan: bu, ayo ngobrol dengan saya, karena saya sedang
dengar suara-suara. Begitu mas Coba Bapak/Ibu lakukan seperti saya tadi
lakukan. Ya, begitu. Bagus! Coba sekali lagi! Bagus! Nah, latih terus ya!”
TERMINASI:
Evaluasi
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara
yang Bapak/Ibu pelajari untuk mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah kedua
cara ini kalau Bapak/Ibu mengalami halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita
masukkan dalam jadwal kegiadan harian Bapak/Ibu. Mau jam berapa latihan
bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur serta sewaktu-waktu suara itu
muncul!
RTL
Besok pagi saya akan ke mari lagi. Bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga
yaitu membahas cara minum obat yang baik serta guna obat. Mau jam berapa?
Bagaimana kalau jam 10.00? Mau di mana/Di sini lagi? Sampai besok ya.
Selamat pagi”

SP 3 Pasien: Melatih pasien menggunakan obat secara teratur


Orientasi:
Salam terapeutik
“Selamat pagi pak. Masih ingat dengan saya?? Iya betul saya Nurul mahasiswa
profesi ners Universitas An Nuur pak.
Validasi
Bagaimana perasaan mas hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul?
Apakah sudah dipakai 2 cara yang telah kita latih?bagus!!
Kontrak (waktu, topik, dan tempat)
Apakah pagi ini sudah minum obat? Baik. Hari ini kita akan mendiskusikan
tendang obat-obatan yang Bapak/Ibu minum. Kita akan diskusi selama 20 menit
sambil menunggu makan siang. Di sini saja ya pak?”
KERJA
“Pak, adakah bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah suara-suara
berkurang/hilang ? Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang
Bapak/Ibu dengar dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam
obat yang Bapak/Ibu minum ? (Perawat menyiapkan obat pasien) Obatnya ada 2
macam, ini yang warna putih bulat namanya RISP digunakan untuk mengatasi
gangguan tingkah laku, jam minumnya sehari 2x pagi dan malam. Yang putih
namanya THP gunanya membuat rileks, jam minumnya sama dengan obat RISP”.
Kalau suara-suara sudah hilang obatnya tidak boleh diberhentikan. Nanti
konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat, Bapak/Ibu akan kambuh dan
sulit untuk mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat habis Bapak/Ibu bisa
minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. Mas juga harus teliti saat
menggunakan obat-obadan ini. Pastikan obatnya benar, artinya Bapak/Ibu harus
memastikan bahwa itu obat yang benar-benar punya Bapak/Ibu Jangan keliru
dengan obat milik orang lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat diminum
pada waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat
jamnya Bapak/Ibu juga harus
perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus cukup minum 10 gelas per
hari”
TERMINASI
Evaluasi
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita bercakap-cakap tentang obat?
Sudah berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan!
Bagus! (jika jawaban benar). Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada
jadwal kegiadan Bapak/Ibu Jangan lupa pada waktunya minta obat pada perawat
atau pada keluarga kalau di rumah. Nah makanan sudah dadang.
RTL
Besok kita ketemu lagi untuk melakukan aktivitas terjadwal?Mau jam berapa?
Bagaimana kalau jam 10.00. sampai jumpa.”
SP 4 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga:
melaksanakan aktivitas terjadwal
ORIENTASI:
Salam Terapeutik
“Selamat pagi pak. Masih ingat dengan saya?? Iya betul saya Nurul mahasiswa
profesi ners Universitas An Nuur.
Validasi
Bagaimana perasaan hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul ? Apakah
sudah dipakai dua cara yang telah kita latih ? Bagaimana hasilnya ? Bagus!
Kontrak (waktu, topik, dan tempat)
Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk mencegah
halusinasi yaitu melakukan kegiadan terjadwal. Mau di mana kita bicara? Baik kita
duduk di ruang tamu. Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit?
Baiklah.”
KERJA
“Apa saja yang biasa Bapak/Ibu lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam
berikutnya (terus ajak sampai didapatkan kegiadannya sampai malam). Wah banyak
sekali kegiatannya. Mari kita latih dua kegiadan hari ini (latih kegiatan tersebut).
Bagus sekali Bapak/Ibu bisa lakukan. Kegiatan ini dapat Bapak/Ibu lakukan
untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih lagi
agar dari pagi sampai malam ada kegiatan.
TERMINASI
Evaluasi
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga
untuk mencegah suara-suara? Bagus sekali! Coba sebutkan 4 cara yang telah kita
latih untuk mencegah suara-suara. Bagus sekali. Mari kita masukkan dalam jadwal
kegiadan harian Bapak/Ibu Coba lakukan sesuai jadwal ya!(Saudara dapat melatih
aktivitas yang lain pada pertemuan berikut sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari
pagi sampai malam).
RTL
Bagaimana kalau menjelang makan siang nanti, kita ketemu untuk melihat manfaat
4 cara mencegah suara yang telah kita bicarakan. Mau jam berapa? Bagaimana
kalau jam 12.00 pagi?Di ruang makan ya! Sampai jumpa.”
2. Strategi Pelaksanaan (Keluarga)
SP 1 keluarga : Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat
pasien.
ORIENTASI:
Salam Terapeutik
“Selamat pagi Ibu!. Saya Tri Mulyani mahasiswa profesi ners Universitas An
Nuur, sering dipanggil Tri, saya perawat yang merawat Tn/Ny....”
Validasi
“Bagaimana perasaan hari ini? Apa pendapat Ibu tentang Tn/Ny... ?”
Kontrak (waktu, tempat, topik)
“Hari ini kita akan berdiskusi tendang apa masalah yang Bapak/Ibu/ibu alami
dalam merawat Tn/Ny....”
“Kita mau diskusi di mana?Bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa lama waktu
Ibu? Bagaimana kalau 30 menit”
KERJA:
“Apa yang menjadi masalah Bapak/Ibu/ibu dalam merawat Tn/Ny...? Oh, jadi
ibu/Bapak/Ibu tidak tau apa penyakit Tn/Ny... sehingga ibu/Bapak/Ibu tidak tau
bagaimana cara
merawat Tn/Ny.... Ibu/Bapak/Ibu juga takut ketika melihat Tn/Ny... bicara sendiri
dan tertawa sendiri.
“Jangan takut bu penyakit yang dialami Tn/Ny... adalah penyakit halusinasi, yaitu
mendengar atau melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada bendanya atau tidak
nyata.”
TERMINASI:
Evaluasi
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berdiskusi?”
RTL
“Baiklah besok kita akan bertemu lagi untuk membahas apa sebenarnya penyakit
halusinasi itu ya bu”. ”Jam berapa kita bertemu?”bagaimana jika jam 10.00.”
baiklah.
SP 2 Keluarga : Pendidikan Kesehadan tendang pengertian halusinasi, jenis
halusinasi yang dialami pasien, danda dan gejala
halusinasi dan cara-cara merawat pasien halusinasi.
ORIENTASI:
Salam Terapeutik
“Selamat pagi Ibu! Masih ingat kan dengan saya? Iya betul Saya Tri mahasiswa
profesi ners Universitas An Nuur, perawat yang merawat Tn/Ny....”
Validasi
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu/Ibu hari ini?”
Kontrak (waktu, tempat, topik)
“Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa itu halusinasi dan cara merawat
Tn/Ny....“Kita mau diskusi di mana? Bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa
lama waktu Ibu? Bagaimana kalau 30 menit”
KERJA:
“Apa yang Ibu rasakan menjadi masalah dalam merawat pak? Apa yang Ibu
lakukan?”
“Ya, gejala yang dialami oleh pak itu dinamakan halusinasi, yaitu mendengar
atau melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada bendanya.
”Danda-dandanya bicara dan tertawa sendiri,atau marah-marah danpa sebab”
“Jadi kalau anak Bapak/Ibu/IBu Sengatakan mendengar suara-suara, sebenarnya
suara itu tidak ada.”
“Kalau pak mengatakan melihat bayangan-bayangan, sebenarnya bayangan itu
tidak ada.”
”Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya dengan beberapa cara. Ada
beberapa cara untuk membantu ibu agar bisa mengendalikan halusinasi. Cara-
cara tersebut antara lain: Pertama, dihadapan pak , jangan membantah
halusinasi atau menyokongnya. Katakan saja Ibu percaya bahwa anak tersebut
memang mendengar suara atau melihat bayangan, tetapi Ibu sendiri tidak
mendengar atau melihatnya”.
”Kedua, jangan biarkan pak, melamun dan sendiri, karena kalau melamun
halusinasi akan muncul lagi. Upayakan ada orang mau bercakap-cakap
dengannya. Buat kegiadan keluarga seperti makan bersama, sholat bersama-
sama. Tendang kegiadan, saya telah melatih pak untuk membuat jadwal kegiadan
sehari-hari. Tolong Ibu pantau pelaksanaannya, ya dan berikan pujian jika dia
lakukan!”
”Ketiga, bantu pak minum obat secara teratur. Jangan menghentikan obat danpa
konsultasi. Terkait dengan obat ini, saya juga sudah melatih Tn.C untuk minum
obat secara teratur. Jadi Ibu dapat mengingatkan kembali. Obatnya ada 2 macam,
ini yang warna putih bulat namanya RISP digunakan untuk mengatasi gangguan
tingkah laku, jam minumnya sehari 2x pagi dan malam. Yang putih namanya THP
gunanya membuat rileks, jam minumnya sama dengan obat RISP”.
”Terakhir, bila ada tanda-tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi
Bapak/Ibu dengan cara menepuk punggung Bapak/Ibu. Kemudian suruhlah
Bapak/Ibu menghardik suara tersebut. Bapak/Ibu sudah saya ajarkan cara
menghardik halusinasi”.
”Sekarang, mari kita latihan memutus halusinasi Bapak/Ibu. Sambil menepuk
punggung pak , katakan : Bapak/Ibu sedang apa kamu?Bapak/Ibu ingat kan apa
yang diajarkan perawat bila suara-suara itu dadang? Ya..Usir suara
itu,Bapak/Ibu Tutup
telinga Bapak/Ibu Dan katakan pada suara itu ”saya tidak mau dengar”.
Ucapkan berulang-ulang, pak”
”Sekarang coba Ibu praktekkan cara yang barusan saya ajarkan”
”Bagus Bu”
TERMINASI:
Evaluasi
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berdiskusi dan latihan memutuskan
halusinasi Tn/Ny...?“Sekarang coba Ibu sebutkan kembali tiga cara merawat
Bapak/Ibu?”Bagus sekali Bu.”
RTL
Bagaimana kalau dua hari lagi kita bertemu untuk mempraktekkan cara memutus
halusinasi langsung dihadapan Tn/Ny... ”
”Jam berapa kita bertemu?”Baik, sampai Jumpa. Selamat pagi
SP 3 Keluarga: Melatih keluarga praktek merawat pasien langsung dihadapan
pasien
ORIENTASI:
Salam Terapeutik
“Selamat pagi”. Masih ingatkan dengan saya? Iya betul Saya Tri mahasiswa
profesi ners Universitas An Nuur, perawat yang merawat Tn/Ny....”
Validasi
“Bagaimana perasaan Ibu pagi ini?”Apakah Ibu/Bapak/Ibu masih ingat
bagaimana cara memutus halusinasi Bapak/Ibu yang sedang mengalami
halusinasi?Bagus!”
Kontrak (waktu, tempat, topik)
”Sesuai dengan perjanjian kita, selama 20 menit ini kita akan mempraktekkan
cara memutus halusinasi langsung dihadapan Tn/Ny.... Mari kita datangi
Tn/Ny...”.
KERJA:
”Selamat pagi Tn/Ny..., kakak Bapak/Ibu sangat ingin membantu Bapak/Ibu
mengendalikan suara-suara yang sering Tn/Ny... dengar. Untuk itu pagi ini
kakak Tn/Ny... datang untuk mempraktekkan cara memutus suara-suara yang
Tn/Ny... dengar. Nanti kalau sedang dengar suara-suara bicara atau tersenyum-
senyum sendiri, maka Ibu akan mengingatkan seperti ini” ”Sekarang, coba ibu
peragakan cara memutus halusinasi yang sedang Bapak/Ibu alami seperti yang
sudah kita pelajari sebelumnya. Tepuk punggung Bapak/Ibu lalu suruh Bapak/Ibu
mengusir suara dengan menutup telinga dan menghardik suara tersebut” (saudara
mengobservasi apa yang dilakukan keluarga terhadap pasien)Bagus sekali!
Bagaimana pak ? Senang dibantu Ibu? Nah Ibu ingin melihat jadwal harian
Bapak/Ibu. (Pasien memperlihatkan dan dorong kakak/keluarga memberikan
pujian) Baiklah, sekarang saya dan ibu ke ruang perawat dulu” (Saudara dan
keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga
TERMINASI:
Evaluasi
“Bagaimana perasaan Ibu setelah mempraktekkan cara memutus halusinasi
langsung dihadapan Bapak/Ibu?”Di ingat-ingat pelajaran kita hari ini ya Bu. Ibu
dapat melakukan cara itu bila Bapak/Ibu mengalami halusinasi”.
RTL
“Bagaimana kalau kita bertemu dua hari lagi untuk membicarakan tendang
jadwal kegiadan harian Bapak/Ibu . Jam berapa Ibu bisa datang?Tempatnya di
sini ya. Sampai jumpa.”

SP 4 Keluarga : Menjelaskan perawatan lanjutan


ORIENTASI
Salam Terapeutik
“Selamat pagi Bu, Masih ingat kan dengan saya? Iya betul saya Saya Tri
mahasiswa profesi ners Universitas An Nuur, perawat yang merawat Tn/Ny....”
Kontrak (waktu, tempat, topik)
“Sesuai dengan janji kita kemarin dan sekarang ketemu untuk membicarakan
jadual selama dirumah”
“Nah sekarang kita bicarakan jadwal Bapak/Ibu di rumah? Mari kita duduk di
ruang tamu!“Berapa lama Ibu ada waktu? Bagaimana kalau 30 menit?”
KERJA
“Ini jadwal kegiadan Bapak/Ibu yang telah disusun. Jadwal ini dapat dilanjutkan.
Coba Ibu lihat mungkinkah dilakukan. Siapa yang kira-kira akan memotivasi dan
mengingatkan?” Bu jadwal yang telah dibuat tolong dilanjutkan, baik jadwal
aktivitas maupun jadwal minum obatnya”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditammpilkan
oleh Bapak/Ibu selama di rumah. Misalnya kalau mas terus menerus mendengar
suara-suara yang mengganggu dan tidak memperlihatkan
perbaikan, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan
orang lain. Jika hal ini terjadi segera bawa kerumah sakit untuk dilakukan
pemeriksaan ulang dan di berikan tindakan”.
TERMINASI
Evaluasi
“Bagaimana Ibu? Ada yang ingin ............nyakan? Coba Ibu sebutkan cara-cara
merawat Bapak/Ibu Bagus, jika ada yang lupa segera diingatkan oleh perawat. Ini
jadwalnya. Sampai jumpa”
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Lilik Ma’rifatul, dkk. (2016). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Yogyakarta: Indomedia Pustaka.

Gajali, Mustikasari dan Susanti,Y (2014). Pengaruh Family Psychoeducation


Theraphy Terhadap Kemampuan Keluarga Merawat Pasien Skizofrenia
dengan Halusinasi Di Kota Samarinda Kalimantan Timur. FIK UI : Depok

Hastuti (2013). Efektivitas rational emotive behaviour therapy berdasarkan profile


multimodal therapy pada klien skizofrenia dengan masalah keperawatan
perilaku kekerasan dan halusinasi di RSMM Bogor. FIK UI : Depok

Lelono, S.K., Keliat, B.A., Besral, (2011). Efektivitas Cognitive Behavioral Therapy
(CBT) dan Rational Emotive Behavioral Therapy (REBT) Terhadap Klien
Perilaku Kekerasan, Halusinasi dan Harga Diri Rendah di RS Dr. H.
Marzoeki Mahdi Bogor. FIK UI : Depok

PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator


Diagnostik Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
Prabowo, E. 2014. Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta : Nuha
Medika
Stuart,G.W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 8th edition.
Missouri: Mosby.

Anda mungkin juga menyukai