Anda di halaman 1dari 64

LAPORAN PENDAHULUAN

HALUSINASI

OLEH:
DAYANTRI
NIM. 891201021

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM
PRODI NERS KEPERAWATAN
PONTIANAK 2020
A. Definisi
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana klien Mengalami
perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara, Penglihatan,
pengecapan, perabaaan atau penghiduan. Klien merasakan Stimulus yang sebetulnya
tidak ada (Damaiyanti, 2012).
Halusinasi adalah Hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien memberi
persepsi atau Pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata.
Sebagai contoh klien mengatakan mendengar suara padahal tidak ada orang Yang
berbicara (Kusumawati & Hartono, 2012)
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien Mengalami
perubahan sensori persepsi, seperti merasakan sensasi palsu Berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaan, atau penghiduan, klien Merasakan stimulus yang sebetulnya
tidak ada (Muhith, 2011).
Halusinasi Merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana pasien
Mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan Panca indra
tanda ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu
persepsimelaluipanca indra tanpa stimullus eksteren : persepsi palsu(Prabowo, 2014).

B. JENIS
a. halusinasi pendengaran (auditorik)70%
karakteristik ditandai dengan mendengarkan suara, terutama suara-suara, terutama
suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang dipikirkan dan
memerintahkan untuk melalukan sesuatu.
b. halusinasi penglihatan (Visual)20%
karakteriristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya,
gambaran geometrik, gambar kartun dan/atau paranorma yang luas dan momplek.
Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan
c. halusinasi penghidu (olfactory)
karakteristik ditandai dengan adaya bau busuk, amis dan bau yang menjijikan seperti :
darah, urine, atau fase dan kadang-kadang tercium bau harum.
d. halusinasi perabaan : karaktersitik ditandai dengan terasa di raba, di sentuh atau
ditiup. (Yosep, 2010)
C. TANDA DAN GEJALA
Pasien dengan Halusinasi cenderung menarik diri, sering didapatkan duduk
terpaku dengan pandangan pada satu arah tertentu, tersenyum atau berbicara, serta tiba-
tiba marah atau menyerang orang lain. Gelisah, melakukan gerakan seperti sedang
menikmati sesuatu,. Juga keterangan dari pasien sendiri tenta g halusi asi yang di
alamnya( apa ya g dilihat, didengar atau dirasakan).
1. Tahap 1 : Halusinasi bersifat tidak menyenangkan.
Gejala klinis:
 Menyeringai/tertawa tidak sesuai
 Menggerakkan bibir tanpa bicara
 Gerakan mata cepat
 Bicara lambat
 Diam dan pikiran dipenuhi sesuatu yang mengasyikkan
2. Tahap 2: Halusinasi bersifat menjijikan
Gejala klinis
 Cemas
 Konsentrasi menurun
 Ketidakmampuan membedakan nyata atau tidak
3. Tahap 3: Halusinasi bersifat mengendalikan
Gejala klinis
 Cenderung mengikuti Halusinasi
 Kesulitan berhubungan dengan orang lain
 Perhatian atau konsentrasi menurun dan cepat berubah
 Kecemasan berat(berkeringat, bergetar, tidak mampu mengikuti
petunjuk)
4. Tahap 4: Halusinasi bersifat menaklukkan
 Pasien mengikuti halusinasi
 Tidak mampu mengendalikan diri
 Tidak mampu mengikuti perintah nyata
 Beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
D. TAHAPAN
Stage I : sleep disorder
Fase awal sebelum muncul halusin
Klien merasa banyak masalah, ingin menghindar dari lingkungan, takut diketahui
orang lain bahawa dirinya banyak masalah. Masalah semakin sulit karena berbagai
stresor terakumulasi.
Masalah buruk. Sulit tidur berlangsung secara terus menerus sehingga terbiasa
mengkhayal. Klien mengungkapkan lamunanan-lamunan awal tersebut sebagai
pemecahan masalah
Stage II : comforting
Halusinasi secara umum ia terima sebagai sesuatu yang alami
Pasien mengalami emosi yang berlanjut sepeti adanya perasaan cemas, kesepian,
perasaan berdosa, ketakutan, dan mencoba memusatkan pemikiran pada timbulnya
kecemasan. Ia beranggaan bahwa pengalaman pikiran dan sesnorinya dapat ia konrol
bila kecemasan diatur, dalam tahap 2 kecendrungan klien merasa nyaman dengan
halusinasi.
Stage III : condeming
Savere secara umum, halusinasi sedang mendatangi klien
Pengalaman sensori klien menjadi sering datang dan mengalami bias, klien merasa
tidak mampu lagi mengontrolnya dan mulai berupa menjaga jarak antara dirinya dengan
objek yang dipersepsikn klien mulai menarik diri dari orang lain dengan intensitas
waktu yang lama
Stage IV : control savere
Fungsi sensori menjadi tidak relavan dengan kenyataan
Klien mencoba melawan suara-suara atau sensori abnormal yang datang. Klien dapat
merasakan kesepian bila halusinanya berakhir. Dari sini akan dimulai
gangguan psikotik
Stage V : coquering panic
Klien mengalami gangguan menilai lingkungannya
Pengalaman sensorinya terganggu, klien mulai merasa terancam dengan datangnya
suara-suara terutama bila klien tidak dapat menuruti ancaman atau perinah tabg ia
dengar dai halusinasinya. Halusinya dapat berlangsung selama minamal 4jam atay
seharian bila klien tidak mendapatkan komunikasi teraupetik. Pada tahap ini terjadinya
gangguan psikotik berat.
E. PROSES TERJADINYA MASALAH
1. faktor predisposisi
a. fakor perkembangan
Jika tugas perkembangan mengalami hambatan dan hubungan interpesonal maka
individu akan mengalami stress dan kecemas
b. faktor sosial kultural
Berbagai faktor dimasyarakat dapat menyebbkan secara merasa disingkirkan sehingga
ruang tersebut merasa kesepian dilingkungn yang membesarkannya.
c. faktor biokimia
Mempengaruhi pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa seseorang mengalami stres
yang berlebihan maka di dalam tubuhnya akan dihasilkan zat yang bersifat halusigonik
neurokimia seperti buffleon dan dimethytraniase
d. faktor psikologis
Hubungan iterpesonal yang tidak harmonis serta adanya peran ganda bertentangan yang
sering diterima oleh seseorang mengakibatjan streaa dan kecemasan yang tinggi dan
berakhir pada ganggua oreantasi realitas
e. faktor genetik
Gen yang mempengaruhi dalam hal ini belum diketahui, tetapi hasil studi menununnkan
bahwa faktor keluarga menunjukan hal yang sangat berpengaruih pada penyakit ii (iyus
Yosep, 2010)
2. faktor prespitasi
a. dimensi fisik
halusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik seperti kelehan yang luar
biasa, penggunaan obat-obatan
, demam hingga delerium. Intoksi alkohol dan kesulitan untuk tidur dalam waktu yang
lama.
b. dimensi emosiak
perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang tidak dapat diatasi merupakan
penyebab halusinasi
c. dimensi sosial
klien mengalami gangguan interaksi sosial di awal fase dan conferting. Klien
mengangap bahwa hidup bersosialsi di alam nyata sangat membahayakan
d. dimensi spritual
secara spitirula klien halusinai dengan kemampuan hidup, rutinitas tidak bermakna,
hilangnya aktivitas ibadah, dan jarang berupaya secara spritual untuk menyesuaikan
3. mekanisme koping
Mekanisme koping nerupakan upaya yang diarahkkan pada pemgendaliam stress,
termaksud upaya menyelesaikan masalah secarra langsung dan mekanisme pertahanan
lain yang digunakan untuk melindungi diri
4. rentang respon
a. adaptif
-respon logis
-persepsi akurat
-Perilaku sesuai
b. maladaftif
-delusi halusinasi perilaku disorganisasi
-sulit berespon dengan pengalaman (Iyushyosep, 2010)

F. POHON DIAGNOSA

Resiko perilaku kekerasan

Gangguan persepsi sensore : Halusinasi

Isolasi sosial

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sosial :halusinasi
2. Isolasi sosial : menarik diri
3. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
H. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Setelah dilakukan pertemuan dan SP1 :
melakukan tindakan keperawatan a. bantu pasien mengenal halusinasi
diharapkan klien dapat membuat -isi
perubahan dalam dirinya untuk -jenis
menghindari halusinasi dengan -frekuensi
ktiteria hasil : -waktu terjadinya
1. mengenali halusinasi yang -situasi pencetus
dialaminya -perasaan saat terjadi halusinasi
2. mengontrol halusinasi b. latih cara mengontrol halusinasi
3. mengikuti pengobatan secara dengan cara menghardik
rutin -jelaskan cara menghardik halusinasi
-peragakan cara menghador halusinasi
-minta pasien ulang peragakan
-pantai penerapan cara ini
-masukan jadwal kegian harian
Sp2 :
a.evaluasi kegiatan yang lalu yaitu sp1
b. latihan berbicara/bercakap-cakap
dengan orang lain saat halusinasi muncul
c.masukan dalam jadwal kegiatan pasien
Sp3 :
a.Evaluasi kegiatan yang lalu sp1 dan sp2
b.latih kegiatan halusinasi tidak muncul
c. pantau pelaksanan jadwal kegiatan
pasien
sp4 :
a. evaluasi kegitan yang lalu sp1,sp2,sp3,
b. tanyakan kegiatan
c. jelaskan pentingnya penggunaan obat
pada ganggua niwa
d. jelaskan akibat bila tidak mengikuto
program
e. jelaskan cara mendapkan obat
f. latih pasien minum obat
g. masukan jadwal harian
DAFTAR PUSTAKA

Damaiyanti (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditam Iyus Yosep (2010).

Keperawatan Jiwa. Bandung: Refia Aditama

Kusumawati dan Hartono (2012). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Selemba Medika

Prabowo (2014). Konsep dan Aplikasi Keperawatan Jiwa (Edisi Pert). Yogyakarta: Nuha
Medika
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN RESIKO PERILAKU
KEKERASAN
(RPK)

OLEH:
DAYANTRI
NIM. 891201021

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM
PRODI NERS KEPERAWATAN
PONTIANAK 2021
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN RESIKO PERILAKU KEKERASAN
(RPK)

A. Pengertian
Perilaku kekerasan merupakan salah satu respons terhadap stressor
yang dihadapi oleh seseorang. Respons ini dapat menimbulkan kerugian
baik pada diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Melihat dampak
dari kerugian yang ditimbulkan, penanganan pasien perilaku kekerasan
perlu dilakukan secara cepat dan tepat oleh tenaga yang professional
(Keliat, dkk (2019).
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada
diri sendiri maupun orang lain dan lingkungan yang dirasakan sebagai
ancaman (Kartika Sari, 2015)
B. Tanda dan gejala
Menurut Keliat, dkk (2019) perawat dapat mengidentifikasi dan
mengobservasi tanda dan gejala perilaku kekerasan:
a. Muka merah dan tegang
b. Mata melotot atau pandangan tajam
c. Tangan mengepal
d. Rahang mengatup
e. Postur tubuh kaku
f. Jalan mondar mandir
g. Bicara kasar
h. Suara tinggi, menjerit atau berteriak
i. Melempar atau memukul benda/orang lain
j. Merusak barang
k. Tidak memiliki kemampuan mencegah/mengendalikan perilaku
kekerasan
C. Tahapan/Rentang Respon
Respon adaptif Respon maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif PK

a. Respon Adaptif
Respon adaprif adalah respon yang dapat diterima norma-norma sosial
budaya yang berlaku. Dengan kata lain, individu tersebut dalam batas
normal jika menghadapi suatu masalah akan dapat memecahkan
masalah tersebut, respon adaptif (Mukripah Damaiyanti, 2012):
1) Pikiran logis adalah pandangan yang mengarah pada kenyataan
2) Persepsi akurat adalah pandangan yang tepat pada kenyataan
3) Emosi konsisten dengan pengalaman yaitu perasaan yang timbul
dari pengalaman
4) Perilaku sosial adalah sikap dan tingkah laku yang masih dalam
batas kewajaran
5) Hubungan sosial adalah proses suatu interaksi dengan orang lain
dan lingkungan
b. Respon Maladaptif
1) Kelainan pikiran adalah keyakinan yang secara kokoh
dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan
bertentangan dengan kenyataan sosial
2) Perilaku kekerasan merupakan status rentang emosi dan ungkapan
kemarahan yang dimanifestasiakn dalam bentuk fisik
3) Kerusakan proses emosi adalah perubahan status yang timbul dari
hati
4) Perilaku tidak terorganisir merupakan suatu perilaku yang tidak
teratur
D. Proses Terjadinya Masalah
a. Faktor Predisposisi
Faktor pengalaman yang dialami tiapmorang yang merupakan
faktor predisposis, artinya mungkin terjadi/mungkin tidak terjadi
perilaku kekerasan jika faktor berikut dialami oleh individu:
1) Psikologis Menurut Townsend (1996, dalam jurnal penelitian)
Faktor psikologi perilaku kekerasan meliputi:
a) Teori Psikoanalitik, teori ini menjelaskan tidak
terpenuhinya kepuasan dan rasa aman dapat mengakibatkan
tidak berkembangnya ego dan membuat konsep diri yang
rendah. Agresif dan kekerasan dapat memberikan kekuatan
dan meningkatkan citra diri (Nuraenah, 2012).
b) Teori pembelajaran, perilaku kekerasan merupakan perilaku
yang dipelajarai, individu yang memiliki pengaruh biologik
terhadap perilaku kekerasan lebih cenderung untuk
dipengaruhioleh peran eksternal (Nuraenah, 2012).
c) Perilaku, reinforcement yang diterima pada saat melakukan
kekerasan, sering mengobservasi kekerasan dirumah atau
diluar rumah, semua aspek ini menstiumulasi individu
mengadopsi perilaku kekerasan (Eko Prabowo, 2014).
d) Sosial budaya, proses globalisasi dan pesatnya kemajuan
teknologi informasi memberikan dampak terhadap nilai-
niali sosial dan budaya pada masyarakat. Di sisi lain, tidak
semua orang mempunyai kemampuan yang sama untuk
mnyesuaikan dengan berbagai perubahan, serta mengelola
konflik dan stress (Nuraenah, 2012).
e) Bioneurologis, banyak bahwa kerusakan sistem limbik,
lobus frontal, lobus temporal dan ketidak seimbangan
neurotransmitter turut berperan dalam terjadinya perilaku
kekerasan (Eko Prabowo, 2014).
b. Faktor Presipitasi Secara umum seseorang akan marah jika dirinya
merasa terancam, baik berupa injury secara fisik, psikis atau
ancaman knsep diri. Beberapa faktor pencetus perilaku kekerasan
adalah sebagai berikut:
1) Kondis klien: kelemahan fisik, keputusasaan, ketidakberdayaan,
kehidupan yang penuh dengan agresif dan masa lalu yang tidak
menyenangkan.
2) Interaksi: penghinaan, kekerasan, kehilangan orang, merasa
terancam baik internal dari permasalahan diri klien sendiri
maupun eksternal dari lungkungan.
3) Lingkungan: panas, padat dan bising
c. Mekanisme Koping
Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada pasien marah
untuk melindungi diri antara lain:
a) Sublimasi Menerima suatu sasaran pengganti yang mulia.
Artinya dimata masyarakat unutk suatu dorongan yang
megalami hambatan penyalurannya secara normal. Misalnya
seseorang yang sedang marah melampiaskan kemarahannya
pada objek lain seperti meremas remas adona kue, meninju
tembok dan sebagainya, tujuannya adalah untuk mengurangi
ketegangan akibat rasa amarah (Mukhripah Damaiyanti, 2012).
b) Proyeksi Menyalahkan orang lain kesukarannya atau
keinginannya yang tidak baik, misalnya seorang wanita muda
yang menyangkal bahwa ia mempunyai perasaan seksual
terdadap rekan sekerjanya, berbalik menuduh bahwa temannya
tersebut mencoba merayu, mencumbunya (Mukhripah
Damaiyanti, 2012).
c) Represi Mencegah pikiran yang menyakitkan atau bahayakan
masuk kedalam sadar. Misalnya seorang anak yang sangat
benci pada orang tuanya yang tidak disukainya. Akan tetapi
menurut ajaran atau didikan yang diterimanya sejak kecil
bahwa membenci orang tua merupakan hal yang tidak baik dan
dikutuk oleh tuhan. Sehingga perasaan benci itu ditekannya dan
akhirnya ia dapat melupakanya (Mukhripah Damaiyanti, 2012).
d) Reaksi formasi Mencegah keinginan yang berbahaya bila di
ekspresika.dengan melebih lebihkan sikap dan perilaku yang
berlawanan dan menggunakan sebagai rintangan misalnya
sesorangan yang tertarik pada teman suaminya,akan
memperlakukan orang tersebut dengan kuat (Mukhripah
Damaiyanti, 2012).
e) Deplacement Melepaskan perasaan yang tertekan biasanya
bermusuhan pada objek yang tidak begitu berbahaya seperti
yang pada mulanya yang membangkitkan emosi itu misalnya:
timmy berusia 4 tahun marah karena ia baru saja mendapatkan
hukuman dari ibunya karena menggambar didinding kamarnya.
Dia mulai bermai perang-perangan dengan temanya
(Mukhripah Damaiyanti, 2012).
E. Pohon Diagnosa

Resiko Mencederai diri sendiri Effect


dan orang lain

Perilaku Kekerasan Cor Problem

Halusinasi Causa

Koping individu tidak efektif

Faktor predisposisi dan


prespitasi
F. Diagnosa keperawatan dan data yang perlu dikaji
1. Resiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri dan rang lain
2. Halusinasi pendengaran dan pengelihatan

G. Rencana Tindakan Keperawatan


1. Risiko Perilaku kekerasan
Tujuan Umum :Perilaku kekerasan tidak terjadi

Tujuan Khusus I : Klien dapat membina hubungan saling percaya.

Kriteria hasil : klien dapat menunjukan tanda-tanda percaya kepada


perawat:

a. Wajah cerah

b. Tersenyum

c. Mau berkenalan

d. Ada kontak mata

e. Mau menceritakan perasaan yang dirasakan

f. Mau mengungkapkan masalahnya.


Intervensi :

Bina hubungan saling percaya dengan :

a. Beri salam setiap berinteraksi.

b. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat, dan tujuan perawat


berkenalan.

c. Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien.

d. Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi.

e. Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien.

f. Buat kontrak interaksi yang jelas.

g. Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien.

Tujuan Khusus II : Klien dapat mengidentifikasikan penyebab


perilaku kekerasan.

Kriteria hasil :
a. klien dapat mengungkapkan perasaannya

b. klien dapat menceritakan penyebab perasaan marah baik dari diri


sendiri maupun lingkungan.

Intervensi :

a. Bantu klien mengungkapkan perasaan marahnya.

b. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan marahnya.

c. Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab perasaan jengkel/kesal.

d. Motivasi klien untuk menceritakan penyebab rasa marahnya.


e. Dengarkan tanpa menyela atau memberi penilaian setiap ungkapan
perasaan.

Tujuan khusus III : Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku


kekerasan. Kriteria hasil : Klien mampu menceritakan tanda-tanda saat
terjadi perilaku kekerasan :
a. Tanda fisik : Mata merah, Tangan mengepal, Ekspresi wajah tegang.

b. Tanda emosional : perasaan marah, jengkel, bicara kasar.

c. Tanda sosial : bermusuhan yang dialami saat terjadi perilaku


kekerasan.

Intervensi :

a. Bantu klien mengungkapkan tanda-tanda perilaku kekerasan yang


dialaminya.

b. Motivasi klien menceritakan kondisi fisik (tanda-tanda fisik) saat


perilaku kekerasan terjadi.

c. Motivasi klien menceritakan kondisi emosionalnya (tanda-tanda


emosional) saat terjadi perilaku kekerasan.

d. Motivasi klien menceritakan kondisi hubungan dengan orang lain


saat terjadi perilaku kekerasan.

Tujuan khusus IV : Klien dapat mengidentifikasi jenis


perilaku kekerasan. Kriteria hasil : Klien mampu
menjelaskan :
a. Jenis ekspresi kemarahan yang selama ini telah dilakukan

b. Perasaannya saat melakukan kekerasan

c. Efektifitas cara yang di pakai dalam menyelesaikan masalah.


Intervensi :

a. Diskusikan dengan klien perilaku kekerasan yang dilakukannya


selama ini

b. Motivasi klien menceritakan jenis-jenis tindak kekersan yang selama


ini pernah di lakukannya.

c. Motivasi klien menceritakan perasaan klien setelah tindak


kekerasan tersebut terjadi.

d. Diskusikan apakah dengan tindak kekerasan maslah yang di alami


teratasi.

Tujuan khusus V : Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.

Kriteria hasil : Klien dapat menjelaskan akibat tindak kekerasan yang


dilakukannya :

a. Diri sendiri : luka, dijauhi teman, dan lain-lain.

b. Orang lain atau keluarga : luka, tersinggung, ketakutan, dan lain-lain.

c. Lingkungan : barang atau benda rusak.

Intervensi :

a. Bicarakan akibat atau kerugian dari cara yang di lakukan klien.

b. Bersama klien menyimpulakn akibat dari cara yang di lakukan klien.

c. Tanyakan pada klien apakah ia ingin mempelajari cara baru yang


sehat.

Tujuan khusus VI : klien dapat mendemonstrasikan cara fisik untuk


mencegah perilaku kekerasan.
Kriteria hasil :

a. Klien menyebutkan contoh mencegah perilaku kekerasan secara fiik.


b. Tarik nafas dalam.
c. Pukul bantal dan kasur.
d. Kegiatan fisik yang lain.
e. Klien dapat mendemonstrasikan cara fisik untuk mencegah perilaku
kekerasan.

Intervensi :

a. Diskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien


b. Beri pujian atas kegiatan fisik yang biasa di lakukan
c. Diskusikan dua cara fisik yang paling mudah di lakukan untuk
mencegah perilaku kekerasan : tarik nafas dalam, pukul bantal dan
aksur
d. Diskusikan cara melakukan tarik nafas dlam dengan klien
e. Beri contoh kepada klien tentang cara menarik nafas dalam
f. Minta klien mengikuti contoh yang di berikan sebanyak 5 kali.
g. Beri pujian positif atas kemampuan klien mendemonstrsikan cara
menarik nafas dalam

Tujuan khusus VII klien dapat mendemonstrasikan cara


sosial untuk mencegah perilaku kekerasan

Kriteria hasil :

a. Klien mampu memperagakan cara mengontrol perilaku kekerasan.

b. Fisik : tarik nafas dalam, pukul bantal atau kasur.


c. Verbal : mengungkapkan perasaan kesal atau jengkel pada prang
lain tanpa menyakiti.

d. Spiritual : zikir,
medikasi dan lain-lain
Intervensi :
a. Diskusikan cara yang mungkin dipilih dan di anjurkan klien memilih
cara yang mungkin untuk mengungkapkan kemarahan.

Latih klien memperagakan cara yang di pilih:

a. Peragakan cara melaksanakn cara yang di pilih.

b. Jelaskan manfaat cara tersebut.

c. Anjurkan klien menirukan perasaan yang sudah di lakukan

d. Beri penguatan pada klien, perbaik cara yang masih belum sempurna.

e. Anjurkan klien mengungkapkan cara yang sudah dilatih saat marah.

Tujuan khusus VIII : klien dapat mendemonstrasikan cara spiritual untuk


mencegah perilaku kekerasan

Kriteria hasil :

a. klien dapat menyebutkan nama ibadah yang biasa dilakukan.

b. Klien dapat mendemonstrasikan cara ibadah yang di pilih.

c. Klien mempunyai jadwal untuk melatih kegiatan ibadah.

d. Klien dapat mengevaluasi terhadp emampuan melakukan kegiatan.


Intervensi

a. Diskusikn dengan klien keiatan ibadah yang pernah di lakukan.

b. Bantu klien menilai kegiatan ibadah yang dpat di lakukan

c. Bantu klien memilih kegiatan yang akan di lakukan

d. Minta klien mendemonstrasikan kegiatan ibadah yang di pilih

e. Beri pujian ats keberhasilan klien

Tujuan khusus IliXen: mKenggunakan obat sesuai program yang


telah di tetapkan. Kriteria hasil : Klien mampu menjelaskan :
a. Manfaat minum obat

b. Kerugian tidak minum obat

c. Nama obat

d. Bentuk dan warna obat

e. Dosis yang di berikan kepadanya, waktu, cara, dan efek.

f. Klien mampu menggunakan obat sesuai program.

Intervensi :

a. Jelaskan manfaat menggunakan obat secra teratur dan


kerugaian jika tidak menggunakan obat

b. Jelaskan kepada klien :

1) Jenis obat (nama. warna dan bentuk)


2) Dosis, waktu, cara dan efek

c. Anjurkan kliean :

1) Minta dan menggunakan obat tepat waktu.

2) Laporkan jika mengalami efek yang tidak biasa.

3) Beri pujian kedisilinan klien menggunakan obat.


DAFTAR PUSTAKA

Budi Anna Keliat, & Akemat. (2019). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.
Jakarta:EGC.
Eko Prabowo. (2014). Konsep & Aplikasi ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Mukhripah Damaiyanti. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Samarinda: Refka
Aditama.
Nuraenah. (2012). Hubungan Dukungan Keluarga dan Beban Keluarga dalam Merawat
Anggota dengan Riwayat Perilaku Kekerasan di RS. Jiwa Islam Klender Jakarta
Timur, 29-37.
Sari, K. (2015). Panduan Lengkap Praktik Klinik Keperawatan Jiwa. Jakarta: Trans Info
Media.
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI:
HALUSINASI PENDENGARAN

OLEH:
DAYANTRI
NIM. 891201021

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM
PRODI NERS KEPERAWATAN
PONTIANAK 2021
ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS KLIEN:
1. Nama : Ny. J (L)
2. Umur : 50 tahun
3. Nomor CM : tidak terkaji
4. Ruang Rawat : tidak terkaji
5. Tanggal MRS : tidak terkaji

B. ALASAN MASUK:
Keluarga klien mengatakan klien terkena kiriman gaib (santet) dari
orang dan klien mengeluh dadanya panas hingga mendengar suara-
suara.
C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? Ya
2. Pengobatan sebelumnya: Berhasil
3. Trauma:
Jenis Trauma Usia Pelaku Korban Saksi
Aniaya fisik
Aniaya sexual
Penolakan
Kekerasan dalam keluarga
Tindakan kriminal
Lain-lain

Jelaskan No. 1,2,3:


Masalah
Keperawatan:.............................................................................................
4. Anggota keluarga yang gangguan jiwa? Ada
Tidak ada
Bila ada : Hubungan keluarga : TIDAK ADA
Gejala : TIDAK ADA
Riw. Pengobatan :TIDAK ADA
Masalah
Keperawatan:..............................................................................................

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?


Masalah
Keperawatan: .............................................................................................

D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda Vital : TD:..110/90 mm/Hg N:. 80 .x/mt S: 36,5
20.....x/mt.
2. Ukur : BB:.60 kg TB:.170 cm

E. PSIKOSOSIAL
1. Genogram: (minimal 3 generasi)
Keterngan : Klien anak ke
: Laki-Laki

: Perempuan
: Garis keturunan

: Pasien

2. Konsep Diri:
a. Citra tubuh: klien mengatakan menerima keadaan tubuh nya,
menyukai bentuk tubuhnya dari kepala hingga kaki.
b. Identitas Diri: klien ingat dengan umur dan namanya. Klien
mengatakan tidak bekerja.
c. Peran: klien mengatakan sebagai Anak
d. Ideal Diri: tidak terkaji
e. Harga Diri: tidak terkaji
Masalah Keperawatan: tidak ada

3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti: klien mengatakan kakak perempuannya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: tidak ada
masalah dalam berinteraksi dengam masyarakat
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: klien tidak mau
berbicara jika dengan orang yang tidak dikenal nya
Masalah
Keperawatan:........................................................................................

4. Spiritual
a. Nilai dan Keyakinan: tidak terkaji
b. Kegiatan Ibadah: klien mengatakan tidak ibadah
Masalah
Keperawatan: ............................................................................................

F. STATUS MENTAL
1. Penampilan:
Bagaimana penampilan klien dalam hal berpakaian, makan, mandi,
toileting dan pemakaian sarana dan prasarana atau instrumentasi dalam
mendukung penampilan, apakah klien:
Tidak rapi
Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasa
Lain-lain, jelaskan Dalam berpakaian klien rapi
Masalah
Keperawatan:.............................................................................................
2. Pembicaraan:
Cepat Keras Gagap Inkoherensi Apatis
Lambat
Membisu Tidak mampu memulai pembicaraan
Lain-lain,
jelaskan..................................................................................
Masalah
Keperawatan:..............................................................................................
3. Aktivitas Motorik:
Lesu Tegang Gelisah Agitasi TIK
Grimasen
Tremor Kompulsif Lain-lain,
jelaskan.......................................
Masalah
Keperawatan: .............................................................................................

4. Afek dan Emosi:


a. Afek: Datar Tumpul Labil Tidak sesuai
Lain-lain
Jelaskan:...............................................................................................
.....
Masalah
Keperawatan:........................................................................................
......
b. Alam Perasaan (emosi): Sedih Ketakutan Putus
asa
Khawatir Gembira berlebihan Lain-lain,
jelaskan............
………………………………………………………………………
……
Masalah
Keperawatan:..................................................................................

5. Interaksi selama Wawancara:


Bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung
Kontak mata kurang Defensif Curiga
Lain-lain
Jelaskan:.....................................................................................................
....................................................................................................................
............................
Masalah
Keperawatan:.........................................................................................

6. Persepsi & Sensorik:


Apakah ada gangguan: Ada Tidak ada
Halusinasi: Pendengaran Penglihatan Perabaan
Pengecapan Penghidu
Ilusi: Ada Tidak ada Lain-lain,
jelaskan mendengar ada yang berbisik
Masalah Keperawatan: Halusinasi pendengaran
7. Proses Pikir:
a. Proses pikir (arus dan bentuk pikir):
Sirkumtansial Tangensial Blocking
Kehilangan asosiasi
Flight of idea Pengulangan pembicaraan Lain-lain,
jelaskan.....
................................................................................................................
..............
Masalah
Keperawatan:......................................................................................
b. Isi pikir:
Obsesi Phobia Hipokondria Depersonalisasi
Pikiran magis Ide terkait
Waham: Agama Somatik Kebesaran
Curiga
Nihilistik Sisip pikir Siar pikir
Kontrol pikir Lain-lain,
jelaskan.........................
.....................................................................................................................
.........
Masalah
Keperawatan: .........................................................................................

8. Tingkat Kesadaran:
Bingung Sedasi Stupor Lain-lain,
jelaskan....................
Adakah gangguan orientasi (disorientasi): Waktu Tempat
Orang
Jelaskan: Tidak terkaji
Masalah
Keperawatan: ............................................................................................
9. Memori:
Gangguan daya ingat jangka panjang
Gangguan daya ingat jangka menengah
Gangguan daya ingat jangka pendek
Konfabulasi Lain-lain,
jelaskan: .............................................
Jelaskan: ....................................................................................................
....................................................................................................................
........................................
Masalah
Keperawatan: ............................................................................................

10. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung:


Mudah beralih Tidak mampu berkonsentrasi
Tidak mampu berhitung sederhana Lain-lain,
jelaskan.........................
Jelaskan: Suka beralih saat menghitung 1-5
Masalah
Keperawatan: ..........................................................................................

11. Kemampuan Penilaian:


Gangguan ringan Gangguan bermakna Lain-lain,
jelaskan..........
Jelaskan: ..................................................................................................
............. ......................................................................................................
............................
Masalah
keperawatan: ...........................................................................................
12. Daya Tilik Diri:
Mengingkari penyakit yang diderita
Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Lain-lain,
jelaskan:...........................................................................................
Masalah
Keperawatan:.............................................................................................

G. KEBUTUHAN PERENCANAAN PULANG


1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan:
Kemampuan memenuhi kebutuhan Ya Tidak
Makanan √
Keamanan √
Perawatan kesehatan √
Pakaian √
Transportasi √
Tempat tinggal √
Keuangan √
Lain-lain

Jelaskan:...................................................................................................
....................
Masalah
Keperawatan:...........................................................................................

2. Kegiatan hidup sehari-hari (ADL):


a. Perawatan Diri
Kegiatan hidup sehari- Bantuan Total Bantuan
hari Minimal
Mandi √
Kebersihan √
Makan √
Buang air kecil/ BAK √
Buang air besar/ BAB √
Ganti pakaian √
b. Nutrisi:
1) Apakah anda puas dengan pola makan anda? Puas
Tidak puas
Bila tidak puas,
jelaskan:....................................................................................
2) Apakah anda makan memisahkan diri? Ya Tidak
Bila ya,
jelaskan:..........................................................................................
.......
3) Frekuensi makan sehari: 2/3..x (kali) dan frekuensi
kudapan.2....x (kali).
4) Nafsu makan: meningkat menurun
berlebihan sedikit-sedikit
5) Berat badan: meningkat menurun
Berat badan saat ini: 60.kg BB terendah:....tidak terkaji....kg
BB tertinggi:.......tidak terkaji...kg.
Jelaskan:.........................................................................................
.............

c. Tidur:
1) Apakah ada masalah tidur? Tidak Ada,
jelaskan.........................
2) Apakah merasa segar setelah bangun tidur?
Segar tidak segar,
jelaskan...........................................................
3) Apakah ada kebiasaan tidur siang?
Ya, lamanya....... jam. Tidak.
4) Apakah ada yang menolong anda mempermudah tidur?
Ada Tidak ada
Bila ada, jelaskan:.
5) Tidur malam jam:22.00 Bangun jam:05.00........ Rata-rata tidur
malam:21.00/22.00 jam.
6) Apakah ada gangguan tidur? Sulit untuk tidur
Bangun terlalu pagi Somnambulisme
Terbangun saat tidur Gelisah saat tidur
Berbicara saat tidur Lain-lain,
jelaskan...tidak terkaji

Jelaskan:...............................................................................................
...........
Masalah
Keperawatan:.................................................................................
3. Kemampuan klien dalam hal-hal berikut ini:
a. Mengantisipasi kebutuhan sendiri: Ya
Tidak
b. Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri: Ya
Tidak
c. Mengatur penggunaan obat: Ya
Tidak
d. Melakukan pemeriksaan kesehatan: Ya
Tidak
Jelaskan:...................................................................................................
.....................
Masalah
Keperawatan:...........................................................................................
4. Klien memiliki sistem pendukung:
a. Keluarga Ya Tidak
b. Terapis Ya Tidak
c. Teman sejawat Ya Tidak
d. Kelompok sosial Ya Tidak
Jelaskan:...................................................................................................
..............
Masalah
Keperawatan:...........................................................................................

5. Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan produktif atau hobi?


Ya/menikmati Tidak menikmati,
jelaskan............................................

H. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
√ Bicara dengan orang lain Minum alkohol
Mampu menyelesaikan Reaksi lambat/ berlebihan
masalah
Tekhnik relaksasi Bekerja berlebihan
√ Aktivitas konstruktif Menghindar
Olah raga Mencederai diri
Lain-lain Lain-lain

Jelaskan:.........................................................................................................
...............
........................................................................................................................
..............
Masalah
Keperawatan: ................................................................................................
I. MASALAH PSIKOSOSIAL & LINGKUNGAN
Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya klien mengatakan
tidak pernah da masalah dengan orang disekeliling
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya klien
mengatakan tidak ada masalah, tidak pernah mengacau seseorang
Masalah dengan pendidikan, spesifiknya tidak ada masalah dengan
pendidikanya
Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya Klien tidak bekerja
Masalah dengan perumahan, spesifiknya klien tinggal Bersama
keluarga
Masalah dengan ekonomi, spesifiknya klien mengatakan tidak ada
uang karena tidak bekerja
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya keluarga klien
mengatakan tidak suka diberikan obat, tapi jika diberikan oleh perawat
klien mau minum obat
Masalah lainnya, spesifiknya tidak terkaji
Masalah
Keperawatan:.................................................................................................

J. PENGETAHUAN KURANG TENTANG:


Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan
yang kurang tentang suatu hal:
Penyakit/ gangguan jiwa lain-lain, jelaskan tidak terkaji....
Jelaskan:.........................................................................................................
..............
Masalah
Keperawatan:.................................................................................................

K. ASPEK MEDIS
Diagnosa Medis : halusianasi pendengaran
Terapi Medis : pemberian obat
Masalah
Keperawatan:.................................................................................................
L. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Halusinasi pendengaran
2. Resiko perilaku kekrasan
M. Pohon Masalah

RESIKO PERILAKU KEKERASAN

GANGGUAN PERSEPSI SENSORI :


HALUSINASI PENDENGARAN

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Gangguan persepsi sensori: Halusinasi pendengaran

Pontianak, 13 januari 2021


Perawat yang mengkaji

(Dayantri)
III. ANALISA DATA

No
Data Senjang Masalah
Dx.

Ds:
 Klien mengatakan mendengar
suara-suara bisikan
 Klien mengatakan dadanya
terasa panas
Gangguan persepsi
 Klien mengatakan kesal
1 sensori: halusinasi
Do:
pendengaran
 Klien tampak asyik sendiri
 Klien tampak gelisah
IV. RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. J No. CM :.
Jenis Kelamin : Perempuan Dx. Medis :..
Ruangan :......................................... Unit Keswa
:............
Paraf &
No Tujuan & Rencana
Diagnosa Keperawatan Nama
Dx. Tindakan
Prwt
TUM :
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x
pertemuan di harapkan klien
dengan halusinasi
pendengaran dapat
memberikan perubahan
TUK:
Tuk 1:
1. Membina hubungan
saling percaya dengan
klien
2. Membantu klien untuk
mengungkapkan
perasaanya
Tuk 2:
a. bantu pasien mengenal
HALUSINASI halusinasi
1 DAYAN
(Pendengaran) 1. isi
2. jenis
3. frekuensi
4. waktu terjadinya
5. situasi pencetus
6. perasaan saat terjadi
halusinasi
b. latih cara mengontrol
halusinasi dengan cara
menghardik
1. jelaskan cara
menghardik
halusinasi
2. peragakan cara
menghador halusinasi
3. minta pasien ulang
peragakan
4. pantai penerapan cara
ini
5. masukan jadwal
kegian harian

Tuk 3 :
a.evaluasi kegiatan yang
lalu yaitu sp1
b.latihan
berbicara/bercakap-
cakap dengan orang lain
saat halusinasi muncul
c.masukan dalam jadwal
kegiatan pasien

Tuk 4 :
a.Evaluasi kegiatan yang
lalu sp1 dan sp2
b.latih kegiatan halusinasi
tidak muncul
c. pantau pelaksanan jadwal
kegiatan pasien

Tuk 5 :
a. evaluasi kegitan yang
lalu sp1,sp2,sp3,
b. tanyakan kegiatan
c.jelaskan pentingnya
penggunaan obat pada
ganggua niwa
d. jelaskan akibat bila tidak
mengikuto program
e. jelaskan cara mendapkan
obat
f. latih pasien minum obat
g. masukan jadwal harian
V. IMPLEMENTASI & EVALUASI

No. Paraf &


Tindakan Keperawatan Evaluasi
Dx Nama
1 Setelah dilakukan S: DAYAN
tindakan keperawatan 1. klien menjawab salam dari
selama 3x pertemuan di perawat
harapkan klien dengan 2. klien menyebutkan nama
halusinasi pendengaran lengkap dan panggilan
dapat memberikan 3. klien mengatakan sering
perubahan dengan mendengar bisikan-bisikan
melakukan intervensi: suara yang menakutinya
3. Membina hubungan O:
saling percaya dengan 1. Klien mau berbicara
klien 2. Klien masih takut dengan
4. Membantu klien orang lain
untuk 3. Klien tampak mengerti apa
mengungkapkan yang diinstruksikan
perasaanya Klien tampak mengikuti
SP1: instruksi
a. bantu pasien 4. Klien mampu mengikuti
mengenal halusinasi cara mengontrol halusinasi
1. isi dengan cara menghardik
2. jenis 5. Klien mau melaksanakan
3. frekuensi mengontrol halusinasi
4. waktu terjadinya dengan cara menghardik
5. situasi pencetus dengan jadwal 3x sehari
6. perasaan saat diwaktu pagi, siang dan
terjadi halusinasi sore
b. latih cara mengontrol A:
halusinasi dengan cara 1. klien mencoba membina
menghardik hubungan saling percaya
1. jelaskan cara dengan perawat
menghardik 2. Klien mencoba
halusinasi mengungkapkan
2. peragakan cara perasannya
menghador P:
halusinasi 1. klien mengulang kegiatan
3. minta pasien yang telah dilakukan
ulang peragakan berdasarkan jadwal
4. pantai penerapan kegiatan
cara ini
5. masukan jadwal
kegian harian
Sp2 : S:
a.evaluasi kegiatan yang 1. Klien mengatakan
lalu yaitu sp1 melakukan kegiatan yang
b.latihan telah dilakukan
berbicara/bercakap- berdasarkan jadwal
cakap dengan orang kegiatan harian
lain saat halusinasi 2. Klien mengatakan akan
muncul bercakap-cakap dengan
c.masukan dalam jadwal keluarga jika mendengar
kegiatan pasien suara-suara bisikan itu
kembali terdengar
1.
O:
1. Klien tampak mengerti apa
yang diinstruksikan
2. Klien mampu mengikuti
cara mengontrol halusinasi
dengan cara bercakap-
cakap dengan keluarga
3. Klien mau melaksanakan
mengontrol halusinasi
dengan cara bercakap-
cakap dengan keluarga
dengan jadwal 3x sehari
diwaktu pagi, siang dan
sore
A:
1. Klien mengikuti instruksi
dengan baik
P:
1. Evaluasi sp1, sp2 dan
mengajarkan mengontrol
halusinasi dengan
melakukan aktivitas
terjadwal

Sp3 : S:
a.Evaluasi kegiatan yang 1. Klien mengatakan
lalu sp1 dan sp2 melakukan kegiatan yang
b.latih kegiatan telah dilakukan
halusinasi dengan cara berdasarkan jadwal
melakukan aktivitas kegiatan harian
terjdwal 2. Klien mengatakan akan
c. pantau pelaksanan melakukan aktivitas
jadwal kegiatan terjadwal jika mendengar
pasien suara-suara bisikan itu
kembali terdengar
O:
1. Klien tampak mengerti apa
yang diinstruksikan
2. Klien mampu mengikuti
cara mengontrol halusinasi
dengan cara melakukan
aktivitas terjadwal
3. Klien mau melaksanakan
mengontrol halusinasi
dengan cara melakukan
aktivitas terjadwal dengan
jadwal 3x sehari diwaktu
pagi, siang dan sore
A:
1. Klien mengikuti instruksi
dengan baik
P:
1. Evaluasi sp1, sp2 dan sp3
dan menjelaskan
pentingnya minum obat
STRATEGI PELAKSANAAN

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
Keluarga klien mengatakan klien terkena kiriman gaib (santet) dari orang
dan klien mengeluh dadanya panas hingga mendengar suara-suara.
2. Diagnosa keperawatan
Gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran
3. Tindakan keperawatan
a. Membina hubungan salingan percaya
b. Membantu klien untuk mengungkapkan perasaanya
c. Mendiskusikan bersama pasien cara mengendalikan
halusinasi yaitu dengan cara: menghardik
d. Masukkan kejadwal kegiatan harian
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
1. Orientasi
a. Salam kenal
“Assalamualaikum J, perkenalkan nama saya Dayantri, panggil saya
dayan, saya perawat yang dinas diruangan ini. Hari ini saya dinas pagi
dari pk. 07.00-14.00. Saya yang akan merawat ibu selama ibu di rumah
sakit ini. Nama ibu siapa, senangnya dipanggil apa?”
b. Kontrak:
 Topik: ”Bagaimana perasaan J hari ini? Apa keluhan J saat
ini”
”Baiklah, bagaimana kalau kita berbincamg-bincang
tentang suara yang selama ini J dengar tetapi tak tampak
wujudnya?”
 Waktu: “Berapa lama bapak mau kita berbincang-
bincang?” Bagaimana kalau 10 menit?
 Tempat: Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-
bincang, J? Bagaimana kalau di ruang tamu?

c. Kerja (langkah-langkah tindakan keperawatan)


”Apakah J mendengar suara tanpa ada ujudnya?Apa yang dikatakan
suara itu?”
” Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang
paling sering J dengar suara? Berapa kali sehari J alami? Pada
keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri?”
” Apa yang J rasakan pada saat mendengar suara itu?”
”Apa yang J lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara
itu suara-suara itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara
untuk mencegah suara-suara itu muncul?
” J , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul.
Pertama, dengan menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara
bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang
sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat dengan teratur.”
”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan
menghardik”.
”Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung
J bilang, pergi saya tidak mau dengar, … Saya tidak mau dengar.
Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang sampai suara itu tak
terdengar lagi. Coba J peragakan! Nah begitu, … bagus! Coba lagi!
Ya bagus J sudah bisa”

3. Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
 Evaluasi klien subjektif
“bagaimana perasaan J setelah melakukan Latihan Menghardik
tadi?”
 Evaluasi perawat (objektif setelah reinforcement)
“coba J praktekan lagi bagaimana cara melakukan Menghardik”
b. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil
tindakan yang telah dilakukan):
Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah J yang
lalu, apa yang bapak lakukan kalau marah yang belum kita bahas dan
jangan lupa latihan menghardik ya J. „Sekarang kita buat jadual
latihannya ya J, berapa kali sehari J mau latihan menghardik?, jam
berapa saja J?
c. Kontrak yang akan datang
”baik, bagaimana kalau 2 jam lagi saya datang dan kita latihan cara
yang lain untuk mencegah/mengontrol halusinasi. Tempatnya disini
saja ya J, assalamualaikum”
 Topik : “baik J kita sudah selesai berbincang-bincang, besok saya
akan menemui J kembali untuk melihat perkembangan kondisi J
dan mengajarkan J tehknik relaksasi yang lain lagi yah”
 Waktu : “J mau jam berapa bertemu besok? Bagaimana kalua jam
16.00 sore?
 Tempat : “dimana sebaiknya kita bertemu besok J? Bagaimana
disini saja?”

C. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN (SP2)


a. Evaluasi Latihan menghardik
b. Latih cara fisik ke-2: bercakap-cakap dengan orang lain
c. Susun jadwal kegiatan harian cara kedua
1. Orientasi
“Assalamualaikum J, sesuai dengan janji saya dua jam yang lalu
sekarang saya datang lagi”
“Bagaimana perasaan J saat ini, adakah hal yang menyebabkan J
mendengar suara-suara?”
“Baik, sekarang kita akan belajar cara mengontrol suara-suara dengan
cara yang kedua”
“Mau berapa lama? Bagaimana kalau 20 menit?”
Dimana kita bicara?Bagaimana kalau di ruang tamu?”

2. Kerja
“Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah
dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau J mulai mendengar
suara-suara, langsung saja cari teman untuk diajak ngobrol. Minta teman
untuk ngobrol dengan J. Contohnya begini; … tolong, saya mulai dengar
suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang dirumah
misalnya Kakak J katakan: Kak, ayo ngobrol dengan J. J sedang dengar
suara-suara. Begitu J. Coba J lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya,
begitu. Bagus! Coba sekali lagi! Bagus! Nah, latih terus ya J!”
3. Terminasi
“Bagaimana perasaan J setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara
yang J pelajari untuk mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah kedua
cara ini kalau J mengalami halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita
masukkan dalam jadwal kegiatan harian J. Mau jam berapa latihan
bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur serta sewaktu-waktu
suara itu muncul! Besok pagi saya akan ke mari lagi. Bagaimana kalau
kita latih cara yang ketiga yaitu melakukan aktivitas terjadwal? Mau jam
berapa? Bagaimana kalau jam 10.00? Mau di mana? Di sini lagi? Sampai
besok ya. Assalamualaikum”

D. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN (SP3)


a. Evaluasi Latihan menghardik dan bercakap-cakap dengan orang lain
b. Latih cara fisik ke-3: Melaksanakan aktivitas terjadwal
c. Susun jadwal kegiatan harian cara kedua
1. Orientasi
“Assalamu’alaikum J. Bagaimana perasaan J hari ini? Apakah suara-
suaranya masih muncul ? Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita
latih ? Bagaimana hasilnya ? Bagus ! Sesuai janji kita, hari ini kita akan
belajar cara yang ketiga untuk mencegah halusinasi yaitu melakukan
kegiatan terjadwal. Mau di mana kita bicara? Baik kita duduk di ruang
tamu. Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit? Baiklah.”
2. Kerja
“Apa saja yang biasa J lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam
berikutnya (terus ajak sampai didapatkan kegiatannya sampai
malam). Wah banyak sekali kegiatannya. Mari kita latih dua kegiatan hari
ini (latih kegiatan tersebut). Bagus sekali J bisa lakukan. Kegiatan ini
dapat J lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan yang
lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai malam ada kegiatan.
3. Terminasi
“Bagaimana perasaan J setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga
untuk mencegah suara-suara? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara yang
telah kita latih untuk mencegah suara-suara. Bagus sekali. Mari kita
masukkan dalam jadwal kegiatan harian J. Coba lakukan sesuai jadwal
ya!(Saudara dapat melatih aktivitas yang lain pada pertemuan berikut
sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi sampai malam) Bagaimana
kalau menjelang makan siang nanti, kita membahas cara minum obat yang
baik serta guna obat. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 12.00
pagi?Di ruang makan ya! Sampai jumpa. Wassalammualaikum.

E. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN (SP1


Keluarga)
SP 1 Keluarga : Pendidikan Kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis
halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi dan cara-cara
merawat pasien halusinasi.
a. Orientasi
Perawat :Selamat pagi Bu!”“Saya Dayantri, perawat yang merawat anak
Ibu. Bagaimana perasaan ibu hari ini?

Ibu pasien : Saya kurang baik, Dek. Saya khawatir melihat kondisi anak saya.

Perawat :Apa pendapat ibu tentang kondisi Anak Ibu?

Ibu : saya merasa sedih mas melihatnya.

Perawat : Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang anak ibu
alami dan bantuan apa yang bisa ibu berikan. Kita mau diskusi di
mana, Bu? Bagaimana kalau di ruang wawancara?

Ibu Pasien : Baiklah, dek


Perawat :Berapa lama waktu ibu inginkan? Bisa selama 20 menit, Bu?

Ibu pasien : bisa, saya ikut Adek perawat saja.

b. Kerja
Perawat : Baiklah bu. Apa yang ibu rasakan ketika melihat anak ibuk?

Ibu Pasien : Saya sedih dek, saya tidak tau apa yang terjadi pada anak saya.

Perawat : Apa yang ibu lakukan saat melihat anak ibu berteriak-teriak?

Ibu Pasien :Saya hanya bisa menemani dia dan menenangkannya. Tapi anak
saya tidak mau berhenti untuk berteriak.

Perawat : Baiklah Bu. Gejala yang dialami oleh anak ibu dinamakan
halusinasi, yaitu mendengar atau melihat sesuatu yang sebetulnya
tidak ada bendanya.
Tanda-tandanya bicara sendiri, tertawa sendiri,atau marah-marah
tanpa sebab
Jadi kalau anak ibu mengatakan mendengar suara-suara,
sebenarnya suara itu tidak ada. Untuk itu kita diharapkan dapat
membantunya dengan beberapa cara. Ada beberapa cara untuk
membantu anak ibu agar bisa mengendalikan halusinasi. Cara-
cara tersebut antara lain: Pertama, dihadapan anak ibu, jangan
membantah halusinasi atau menyokongnya. Katakan saja ibu
percaya bahwa anak ibu tersebut memang mendengar suara, tetapi
ibu sendiri tidak mendengarnya. Kedua, jangan biarkan anak ibu
melamun dan sendiri, karena kalau melamun halusinasi akan
muncul lagi. Upayakan ada orang mau bercakap-cakap
dengannya. Buat kegiatan keluarga seperti makan bersama,
beribadah bersama-sama. Tentang kegiatan, saya telah melatih
anak ibu untuk membuat jadwal kegiatan sehari-hari. Tolong ibu
pantau pelaksanaannya ya dan berikan pujian jika dia lakukan.
Sampai disini apakah ibu sudah mengerti? Apakah ada yang ingin
ibu tanyakan?

Ibu Pasien : Saya mengerti, dek. Dan saya tidak ada pertanyaan

Perawat : Baiklah buk, kita lanjutkannya. Ketiga, bantu anak ibu minum
obat secara teratur. Jangan menghentikan obat tanpa konsultasi.
Terkait dengan obat ini, saya juga sudah melatih anak ibu untuk
minum obat secara teratur. Jadi dapat mengingatkan kembali.
Obatnya ada 3 macam, ini yang orange namanya CPZ gunanya
untuk menghilangkan suara-suara . Diminum 3 X sehari pada jam 7
pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam. Yang putih namanya THP
gunanya membuat rileks, jam minumnya sama dengan CPZ tadi.
Yang biru namanya HP gunanya menenangkan cara berpikir, jam
minumnya sama dengan CPZ. Obat perlu selalu diminum untuk
mencegah kekambuhan. Terakhir, bila ada tanda-tanda halusinasi
mulai muncul, putus halusinasi anak ibu dengan cara menepuk
punggung anak ibu. Kemudian suruhlah anak ibu menghardik suara
tersebut. Anak ibu sudah saya ajarkan cara menghardik halusinasi.
Bagaimana bu? Apakah sudah paham?

Ibu Pasien : paham dek

Perawat : Sekarang, mari kita latihan memutus halusinasi anak ibu. Sambil
menepuk punggung anak ibu, contoh : Nak, sedang apa kamu?
Kamu ingat kan apa yang diajarkan perawat bila suara-suara itu
datang? Ya..Usir suara itu, Nak. Tutup telinga kamu dan katakan
pada suara itu ”saya tidak mau dengar”. Ucapkan berulang-ulang,
Nak. Sekarang coba ibu praktekkan cara yang barusan saya
ajarkan.

Ibu Pasien : Jika anak saya terlihat sedang mendengar suara-suara saya harus
katakan : Nak, sedang apa kamu? Kamu ingat kan apa yang
diajarkan perawat bila suara-suara itu datang? Ya..Usir suara itu,
Nak. Tutup telinga kamu dan katakan pada suara itu ”saya tidak
mau dengar”. Ucapkan berulang-ulang, Nak.

Perawat :Bagus bu. Ibu sudah bisa mempraktekkan yang saya ajarkan

c. Terminasi:
Perawat :Bagaimana perasaan ibu setelah kita berdiskusi dan latihan
memutuskan halusinasi anak ibu?

Ibu Pasien : saya merasa senang dek, sekarang saya sudah bisa membantu
anak saya

Perawat :Sekarang coba ibu sebutkan kembali tiga cara merawat anak ibu?

Ibu Pasien :Mengingatkan minum obat, tidak membiarkan sendiri (sering


bercakap- cakap), dan mengingatkan untuk menghardik suara
tersebut jika terdengar.

Perawat :Bagus sekali Bu. Bagaimana kalau dua hari lagi kita bertemu
untuk mempraktekkan cara memutus halusinasi langsung
dihadapan anak ibu. Jam berapa kita bertemu?

Ibu Pasien : jam 2 siang dek, soalnya pagi saya harus kerja dulu.

Perawat :Baiklah, Buk. Kita bertemu lagi di ruangan ini 2 hari lagi jam 2 ya
buk. Saya permisi dulu . Selamat pagi bu

Ibu Pasien : Pagi dek.


Rencana Harian Perawat

Nama : Dayantri

Waktu Kegiatan Keterangan


Senin 11, Operan Di lakukan
jan 21 Pre conference & postconfrance via
googlemeet

Selasa, 12 Preconfrance, mencari pasien, membuat lp,


jan 21
postconfrance

Rabu, 13 Preconfrance, mengkaji pasien, mengisi


jan 21
pengkajian ,postconfrance, diskusi kelompok

Kamis, 14 Preconfrance, mengkaji pasien, melaksanakan SP1,


jan 21
membuat video supervisi, postconfrance, membuat

askep, diskusi kelompok

Jum’at, 15 Preconfrance, mengkaji pasien, melaksanakan SP1,


jan 21
SP2 postconfrance, membuat askep, diskusi
kelompok

Sabtu, 16 Preconfrance, mengkaji pasien, mengevaluasi sp1,


jan 21
sp2, memberikan penyuluhan individu kepada

keluarga klien, postconfrance

Minggu, Pengumpulan tugas


10 jan 21

Pembimbing Perawat

(…………………………) (DAYANTRI)
LAPORAN HOME VISITE
DOKUMENTASI

Link video : https://drive.google.com/file/d/1ugUcyN-


koLcOk8BiN2tdQbSECKP6TsGo/view?usp=drivesdk
Foto setelah melaksanakan SP1 Keluarga/ Memberikan penyuluhan individu kepada
keluarga klien
PENILAIAN SIKAP PROFESIONAL
PRODI NERS STIKES YARSI PONTIANAK

NAMA : Dayantri
NIM : 891201021

Skore
NO. ASPEK YANG DINILAI
1 2 3 4
1 Disiplin : datang-pulang, mengumpulkan tugas tepat waktu
2 Kejujuran : bicara/berkata benar/sesuai dengan kenyataan
Tanggung jawab : mengerjakan tugas yang diberikan secara tuntas
3
dan sesuai standar yang ada

4 Sabar : emosi terkendali dalam berbagai situasi

5 Caring : peduli dengan klien, teman sejawat, pembimbing dan orang


lain disekitarnya

6 Penampilan : Uniform lengkap, bersih, rapi, percaya diri/tidak ragu,


sopan, ingin tahu

7 Kreatif : mencari pendekatan berbeda bila intervensinya tidak


berhasil
8 Rendah hati : tidak malu bertanya bila membutuhkan informasi
Tekun : mencari fakta yang dirasanya belum lengkap untuk
9
menyelesaikan masalah
10 Kerjasama dengan teman sejawat dan tenaga kesehatan lain.
Nilai Akhir = (Total Skor : 4)

Keterangan Rentang Nilai


1. Hampir tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Sering
4. Selalu
……….., …20…
Penilai
(…........…………………..)
EVALUASI PENAMPILAN KLINIK MAHASISWA

Petunjuk pengisian:
Berilah tanda (V) pada jawaban yang menurut anda sudah dilakukan atau benar.

Penilaian
No. Kriteria 1 2 3 4
Cukup sedang Baik baik sekali
A. Persiapan
1. Mengkaji data subjektif dan objektif pasien/ keluarga
2. Merumuskan masalah keperawatan pasien/ keluarga
3. Merencanakan tindakan keperawatan untuk pasien
4. Merencanakan tindakan keperawatan untuk keluarga
B. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Mengucapkan salam
2. Melakukan evaluasi/ validasi masalah pasien/ keluarga
3. Membuat kontrak dengan pasien / keluarga
4. Mendiskusikan tentang masalah yang terjadi
5. Mendiskusikan cara-cara mengatasi masalah
6. Melatih pasien/ keluarga cara mengatasi masalah
7. Memberikan pujian atas keberhasilan pasien/ keluarga
8. Menggunakan teknik komunikasi terapeutik
9. Mengevaluasi respon subjektif pasien / keluarga
10. Mengevaluasi respon objektif pasien / keluarga
11. Menganjurkan kegiatan lanjutan untuk pasien / keluarga
(jadwal kegiatan harian)
12. Melakukan kontrak pertemuan berikutnya dengan pasien/
keluarga
C. Dokumentasi asuhan keperawatan
1. Mendokumentasikan data hasil pengkajian
2. Mendokumentasian masalah keperawatan pasien/
keluarga
3. Mendokumentasikan tindakan keperawatan terhadap
pasien/ keluarga
4. Mendokumentasikan evaluasi kemampuan pasien/
keluarga (SOAP)
Total skor
Nilai akhir

Nilai akhir = total skor x 100


80
………, ………………….20….
Penilai
(……………………………)
PENILAIAN LAPORAN PENDAHULUAN

NAMA :
NIM :

Skore
NO. ASPEK YANG DINILAI
1 2 3 4
1 Konsep teori menggunakan format yang telah di tentukan
2 Kelengkapan teori yang dibahas
Kemampuan menggunakan kutipan dari beberapa sumber
3
untuk satu sub pokok bahasan
4 Referensi minimal 3 sumber (2 text book)
5 Laporan dikumpulkan satu hari sebelum praktek
Nilai Akhir : (total skor x 100 : 20)

Keterangan Rentang Nilai


1 Kurang
2 Cukup
3 Baik
4 Sangat Baik

……….., ……………….. 20…

Penilai

(……..…………………..…..)
FORMAT PENILAIAN PROSES KEPERAWATAN

NAMA : Dayantri
NIM : 891201021

Keterangan Rentang Nilai

NILAI
NO. ASPEK YANG DINILAI
1 2 3 4
A PENGKAJIAN
1 Kelengkapan dan ketepatan data dasar
2 Kesesuaian teknik pengumpulkan data
3 Analisa data tepat
B DIAGNOSA KEPERAWATAN
4 Kesesuaian diagnosa keperawatan
C RENCANA KEPERAWATAN
5 Rumusan tujuan tepat
6 Rencana tindakan sesuai tujuan & masalah
D IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
7 Kesesuaian dengan rencana tindakan
Dokumentasi implementasi menggunakan format yang telah
8
ditetapkan
9 Evaluasi sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
10 Menyusun rencana tindak lanjut untuk perawat dan pasien
Nilai Akhir : (Jumlah Nilai : 4)

1 Kurang
2 Cukup
3 Baik
4 Sangat Baik

…,……….,20

Penilai

(…………………….………………..)
PENILAIAN CASE CONFERENCE

Skore
NO. ASPEK YANG DINILAI
1 2 3 4
A PERSIAPAN
1 Menyiapkan bahan presentasi : makalah dan media
2 Menyiapkan tempat dan peserta
B PENYAJIAN
3 Materi penyajian merupakan rangkuman studi kasus
4 Menguasai lingkungan dan emosi
5 Manajemen waktu penyajian efisien dan efektif
6 Suara jelas dapat didengar semua audience
C DISKUSI / TANYA JAWAB
7 Ketepatan menjawab / merespon tanggapan audience
8 Menyampaikan ide-ide baru saat menjawab pertanyaan
9 Ketepatan menerima saran dari audience
10 Kemampuan menyimpulkan
Nilai Akhir = (Total Skor : 4)

Keterangan Rentang Nilai Nama Mahasiswa

1 Kurang 1………………………..

2 Cukup 2………………………..

3 Baik 3………………………..

4 Sangat Baik 4………………………..

5………………………..

…………….,…………………….20…
Penilai

(…………………..…………………..)
RESUME KEPERAWATAN JIWA

Nama Pasien : Tn. M No. Cm :-

Jenis Kelamin : Laki-laki Dx. Medis :-

Ruangan :- Unit Keswa :-

TANGGAL DX.
DATA FOKUS INTERVENSI IMPLEMENTASI S O A P RTL
& JAM KEPERAWATAN
Ds: Halusinasi 1. membina Setelah beberapa kali S: Diskusikan dengan
Rabu, Orang tua klien hubungan saling interaksi, pasien  Klien mengatakan pasien tentang:
06/01/21 mengatakan bahwa percaya dengan menunjukkan ekspresi - Kegunaan obat.
sudah melakukan
klien sering ngomong klien wajah bersahabat, Latihan - Akibat jika putus
sendiri di kamarnya. 2. mendorong klien memperlihatkan rasa Menghardik dan obat.
Do: untuk senang, ada kontak bercakap-cakap di - Cara
Klien terlihat berbicara mengungkapkan mata, mau berjabat waktu pagi dan mendapatkan
sendiri ketika di kamar perasaannya tangan, mau sore obat/berobat.
sendirian. SP1 : menyebutkan namanya,  klien mengatakan - Cara minum obat
Klien tampak melihat a. bantu pasien mau menjawab salam, mau mulai minum dengan prinsip 5
dan mendengar seperti mengenal pasien mau duduk obat dengan benar (benar obat,
suara yang memanggil halusinasi berdampingan dengan teratur benar pasien, benar
namanya yang tak ada -isi perawat, mau O: cara, benar waktu,
seolah ada. -jenis mengutarakan masalah  wajah klien tidak dan benar dosis).
-frekuensi yang dihadapi. tampak segar
-waktu terjadinya
-situasi pencetus  klien mengikuti
-perasaan saat intruksi
terjadi halusinasi A:
b. latih cara  Klien mengikuti
mengontrol instruksi dengan
halusinasi dengan baik
cara menghardik
-jelaskan cara P:
menghardik Optimalkan sp2, anjurkan
halusinasi untuk teratur dalam
-peragakan cara minum obat
menghador
halusinasi
-minta pasien ulang
peragakan
-pantai penerapan
cara ini
-masukan jadwal
kegian harian
Sp2 :
a.evaluasi kegiatan
yang lalu yaitu sp1
b. latihan
berbicara/bercakap-
cakap dengan orang
lain saat halusinasi
muncul
c.masukan dalam
jadwal kegiatan
pasien
Sp3 :
a.Evaluasi kegiatan
yang lalu sp1 dan
sp2
b.latih kegiatan
halusinasi tidak
muncul
c. pantau
pelaksanan jadwal
kegiatan pasien
sp4 :
a. evaluasi kegitan
yang lalu
sp1,sp2,sp3,
b. tanyakan
kegiatan
c. jelaskan
pentingnya
penggunaan obat
pada ganggua niwa
d. jelaskan akibat
bila tidak
mengikuto program
e. jelaskan cara
mendapkan obat
f. latih pasien
minum obat
g. masukan jadwal
harian

Anda mungkin juga menyukai