HALUSINASI
OLEH:
DAYANTRI
NIM. 891201021
B. JENIS
a. halusinasi pendengaran (auditorik)70%
karakteristik ditandai dengan mendengarkan suara, terutama suara-suara, terutama
suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang dipikirkan dan
memerintahkan untuk melalukan sesuatu.
b. halusinasi penglihatan (Visual)20%
karakteriristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya,
gambaran geometrik, gambar kartun dan/atau paranorma yang luas dan momplek.
Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan
c. halusinasi penghidu (olfactory)
karakteristik ditandai dengan adaya bau busuk, amis dan bau yang menjijikan seperti :
darah, urine, atau fase dan kadang-kadang tercium bau harum.
d. halusinasi perabaan : karaktersitik ditandai dengan terasa di raba, di sentuh atau
ditiup. (Yosep, 2010)
C. TANDA DAN GEJALA
Pasien dengan Halusinasi cenderung menarik diri, sering didapatkan duduk
terpaku dengan pandangan pada satu arah tertentu, tersenyum atau berbicara, serta tiba-
tiba marah atau menyerang orang lain. Gelisah, melakukan gerakan seperti sedang
menikmati sesuatu,. Juga keterangan dari pasien sendiri tenta g halusi asi yang di
alamnya( apa ya g dilihat, didengar atau dirasakan).
1. Tahap 1 : Halusinasi bersifat tidak menyenangkan.
Gejala klinis:
Menyeringai/tertawa tidak sesuai
Menggerakkan bibir tanpa bicara
Gerakan mata cepat
Bicara lambat
Diam dan pikiran dipenuhi sesuatu yang mengasyikkan
2. Tahap 2: Halusinasi bersifat menjijikan
Gejala klinis
Cemas
Konsentrasi menurun
Ketidakmampuan membedakan nyata atau tidak
3. Tahap 3: Halusinasi bersifat mengendalikan
Gejala klinis
Cenderung mengikuti Halusinasi
Kesulitan berhubungan dengan orang lain
Perhatian atau konsentrasi menurun dan cepat berubah
Kecemasan berat(berkeringat, bergetar, tidak mampu mengikuti
petunjuk)
4. Tahap 4: Halusinasi bersifat menaklukkan
Pasien mengikuti halusinasi
Tidak mampu mengendalikan diri
Tidak mampu mengikuti perintah nyata
Beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
D. TAHAPAN
Stage I : sleep disorder
Fase awal sebelum muncul halusin
Klien merasa banyak masalah, ingin menghindar dari lingkungan, takut diketahui
orang lain bahawa dirinya banyak masalah. Masalah semakin sulit karena berbagai
stresor terakumulasi.
Masalah buruk. Sulit tidur berlangsung secara terus menerus sehingga terbiasa
mengkhayal. Klien mengungkapkan lamunanan-lamunan awal tersebut sebagai
pemecahan masalah
Stage II : comforting
Halusinasi secara umum ia terima sebagai sesuatu yang alami
Pasien mengalami emosi yang berlanjut sepeti adanya perasaan cemas, kesepian,
perasaan berdosa, ketakutan, dan mencoba memusatkan pemikiran pada timbulnya
kecemasan. Ia beranggaan bahwa pengalaman pikiran dan sesnorinya dapat ia konrol
bila kecemasan diatur, dalam tahap 2 kecendrungan klien merasa nyaman dengan
halusinasi.
Stage III : condeming
Savere secara umum, halusinasi sedang mendatangi klien
Pengalaman sensori klien menjadi sering datang dan mengalami bias, klien merasa
tidak mampu lagi mengontrolnya dan mulai berupa menjaga jarak antara dirinya dengan
objek yang dipersepsikn klien mulai menarik diri dari orang lain dengan intensitas
waktu yang lama
Stage IV : control savere
Fungsi sensori menjadi tidak relavan dengan kenyataan
Klien mencoba melawan suara-suara atau sensori abnormal yang datang. Klien dapat
merasakan kesepian bila halusinanya berakhir. Dari sini akan dimulai
gangguan psikotik
Stage V : coquering panic
Klien mengalami gangguan menilai lingkungannya
Pengalaman sensorinya terganggu, klien mulai merasa terancam dengan datangnya
suara-suara terutama bila klien tidak dapat menuruti ancaman atau perinah tabg ia
dengar dai halusinasinya. Halusinya dapat berlangsung selama minamal 4jam atay
seharian bila klien tidak mendapatkan komunikasi teraupetik. Pada tahap ini terjadinya
gangguan psikotik berat.
E. PROSES TERJADINYA MASALAH
1. faktor predisposisi
a. fakor perkembangan
Jika tugas perkembangan mengalami hambatan dan hubungan interpesonal maka
individu akan mengalami stress dan kecemas
b. faktor sosial kultural
Berbagai faktor dimasyarakat dapat menyebbkan secara merasa disingkirkan sehingga
ruang tersebut merasa kesepian dilingkungn yang membesarkannya.
c. faktor biokimia
Mempengaruhi pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa seseorang mengalami stres
yang berlebihan maka di dalam tubuhnya akan dihasilkan zat yang bersifat halusigonik
neurokimia seperti buffleon dan dimethytraniase
d. faktor psikologis
Hubungan iterpesonal yang tidak harmonis serta adanya peran ganda bertentangan yang
sering diterima oleh seseorang mengakibatjan streaa dan kecemasan yang tinggi dan
berakhir pada ganggua oreantasi realitas
e. faktor genetik
Gen yang mempengaruhi dalam hal ini belum diketahui, tetapi hasil studi menununnkan
bahwa faktor keluarga menunjukan hal yang sangat berpengaruih pada penyakit ii (iyus
Yosep, 2010)
2. faktor prespitasi
a. dimensi fisik
halusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik seperti kelehan yang luar
biasa, penggunaan obat-obatan
, demam hingga delerium. Intoksi alkohol dan kesulitan untuk tidur dalam waktu yang
lama.
b. dimensi emosiak
perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang tidak dapat diatasi merupakan
penyebab halusinasi
c. dimensi sosial
klien mengalami gangguan interaksi sosial di awal fase dan conferting. Klien
mengangap bahwa hidup bersosialsi di alam nyata sangat membahayakan
d. dimensi spritual
secara spitirula klien halusinai dengan kemampuan hidup, rutinitas tidak bermakna,
hilangnya aktivitas ibadah, dan jarang berupaya secara spritual untuk menyesuaikan
3. mekanisme koping
Mekanisme koping nerupakan upaya yang diarahkkan pada pemgendaliam stress,
termaksud upaya menyelesaikan masalah secarra langsung dan mekanisme pertahanan
lain yang digunakan untuk melindungi diri
4. rentang respon
a. adaptif
-respon logis
-persepsi akurat
-Perilaku sesuai
b. maladaftif
-delusi halusinasi perilaku disorganisasi
-sulit berespon dengan pengalaman (Iyushyosep, 2010)
F. POHON DIAGNOSA
Isolasi sosial
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sosial :halusinasi
2. Isolasi sosial : menarik diri
3. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
H. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Setelah dilakukan pertemuan dan SP1 :
melakukan tindakan keperawatan a. bantu pasien mengenal halusinasi
diharapkan klien dapat membuat -isi
perubahan dalam dirinya untuk -jenis
menghindari halusinasi dengan -frekuensi
ktiteria hasil : -waktu terjadinya
1. mengenali halusinasi yang -situasi pencetus
dialaminya -perasaan saat terjadi halusinasi
2. mengontrol halusinasi b. latih cara mengontrol halusinasi
3. mengikuti pengobatan secara dengan cara menghardik
rutin -jelaskan cara menghardik halusinasi
-peragakan cara menghador halusinasi
-minta pasien ulang peragakan
-pantai penerapan cara ini
-masukan jadwal kegian harian
Sp2 :
a.evaluasi kegiatan yang lalu yaitu sp1
b. latihan berbicara/bercakap-cakap
dengan orang lain saat halusinasi muncul
c.masukan dalam jadwal kegiatan pasien
Sp3 :
a.Evaluasi kegiatan yang lalu sp1 dan sp2
b.latih kegiatan halusinasi tidak muncul
c. pantau pelaksanan jadwal kegiatan
pasien
sp4 :
a. evaluasi kegitan yang lalu sp1,sp2,sp3,
b. tanyakan kegiatan
c. jelaskan pentingnya penggunaan obat
pada ganggua niwa
d. jelaskan akibat bila tidak mengikuto
program
e. jelaskan cara mendapkan obat
f. latih pasien minum obat
g. masukan jadwal harian
DAFTAR PUSTAKA
Damaiyanti (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditam Iyus Yosep (2010).
Kusumawati dan Hartono (2012). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Selemba Medika
Prabowo (2014). Konsep dan Aplikasi Keperawatan Jiwa (Edisi Pert). Yogyakarta: Nuha
Medika
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN RESIKO PERILAKU
KEKERASAN
(RPK)
OLEH:
DAYANTRI
NIM. 891201021
A. Pengertian
Perilaku kekerasan merupakan salah satu respons terhadap stressor
yang dihadapi oleh seseorang. Respons ini dapat menimbulkan kerugian
baik pada diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Melihat dampak
dari kerugian yang ditimbulkan, penanganan pasien perilaku kekerasan
perlu dilakukan secara cepat dan tepat oleh tenaga yang professional
(Keliat, dkk (2019).
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada
diri sendiri maupun orang lain dan lingkungan yang dirasakan sebagai
ancaman (Kartika Sari, 2015)
B. Tanda dan gejala
Menurut Keliat, dkk (2019) perawat dapat mengidentifikasi dan
mengobservasi tanda dan gejala perilaku kekerasan:
a. Muka merah dan tegang
b. Mata melotot atau pandangan tajam
c. Tangan mengepal
d. Rahang mengatup
e. Postur tubuh kaku
f. Jalan mondar mandir
g. Bicara kasar
h. Suara tinggi, menjerit atau berteriak
i. Melempar atau memukul benda/orang lain
j. Merusak barang
k. Tidak memiliki kemampuan mencegah/mengendalikan perilaku
kekerasan
C. Tahapan/Rentang Respon
Respon adaptif Respon maladaptif
a. Respon Adaptif
Respon adaprif adalah respon yang dapat diterima norma-norma sosial
budaya yang berlaku. Dengan kata lain, individu tersebut dalam batas
normal jika menghadapi suatu masalah akan dapat memecahkan
masalah tersebut, respon adaptif (Mukripah Damaiyanti, 2012):
1) Pikiran logis adalah pandangan yang mengarah pada kenyataan
2) Persepsi akurat adalah pandangan yang tepat pada kenyataan
3) Emosi konsisten dengan pengalaman yaitu perasaan yang timbul
dari pengalaman
4) Perilaku sosial adalah sikap dan tingkah laku yang masih dalam
batas kewajaran
5) Hubungan sosial adalah proses suatu interaksi dengan orang lain
dan lingkungan
b. Respon Maladaptif
1) Kelainan pikiran adalah keyakinan yang secara kokoh
dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan
bertentangan dengan kenyataan sosial
2) Perilaku kekerasan merupakan status rentang emosi dan ungkapan
kemarahan yang dimanifestasiakn dalam bentuk fisik
3) Kerusakan proses emosi adalah perubahan status yang timbul dari
hati
4) Perilaku tidak terorganisir merupakan suatu perilaku yang tidak
teratur
D. Proses Terjadinya Masalah
a. Faktor Predisposisi
Faktor pengalaman yang dialami tiapmorang yang merupakan
faktor predisposis, artinya mungkin terjadi/mungkin tidak terjadi
perilaku kekerasan jika faktor berikut dialami oleh individu:
1) Psikologis Menurut Townsend (1996, dalam jurnal penelitian)
Faktor psikologi perilaku kekerasan meliputi:
a) Teori Psikoanalitik, teori ini menjelaskan tidak
terpenuhinya kepuasan dan rasa aman dapat mengakibatkan
tidak berkembangnya ego dan membuat konsep diri yang
rendah. Agresif dan kekerasan dapat memberikan kekuatan
dan meningkatkan citra diri (Nuraenah, 2012).
b) Teori pembelajaran, perilaku kekerasan merupakan perilaku
yang dipelajarai, individu yang memiliki pengaruh biologik
terhadap perilaku kekerasan lebih cenderung untuk
dipengaruhioleh peran eksternal (Nuraenah, 2012).
c) Perilaku, reinforcement yang diterima pada saat melakukan
kekerasan, sering mengobservasi kekerasan dirumah atau
diluar rumah, semua aspek ini menstiumulasi individu
mengadopsi perilaku kekerasan (Eko Prabowo, 2014).
d) Sosial budaya, proses globalisasi dan pesatnya kemajuan
teknologi informasi memberikan dampak terhadap nilai-
niali sosial dan budaya pada masyarakat. Di sisi lain, tidak
semua orang mempunyai kemampuan yang sama untuk
mnyesuaikan dengan berbagai perubahan, serta mengelola
konflik dan stress (Nuraenah, 2012).
e) Bioneurologis, banyak bahwa kerusakan sistem limbik,
lobus frontal, lobus temporal dan ketidak seimbangan
neurotransmitter turut berperan dalam terjadinya perilaku
kekerasan (Eko Prabowo, 2014).
b. Faktor Presipitasi Secara umum seseorang akan marah jika dirinya
merasa terancam, baik berupa injury secara fisik, psikis atau
ancaman knsep diri. Beberapa faktor pencetus perilaku kekerasan
adalah sebagai berikut:
1) Kondis klien: kelemahan fisik, keputusasaan, ketidakberdayaan,
kehidupan yang penuh dengan agresif dan masa lalu yang tidak
menyenangkan.
2) Interaksi: penghinaan, kekerasan, kehilangan orang, merasa
terancam baik internal dari permasalahan diri klien sendiri
maupun eksternal dari lungkungan.
3) Lingkungan: panas, padat dan bising
c. Mekanisme Koping
Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada pasien marah
untuk melindungi diri antara lain:
a) Sublimasi Menerima suatu sasaran pengganti yang mulia.
Artinya dimata masyarakat unutk suatu dorongan yang
megalami hambatan penyalurannya secara normal. Misalnya
seseorang yang sedang marah melampiaskan kemarahannya
pada objek lain seperti meremas remas adona kue, meninju
tembok dan sebagainya, tujuannya adalah untuk mengurangi
ketegangan akibat rasa amarah (Mukhripah Damaiyanti, 2012).
b) Proyeksi Menyalahkan orang lain kesukarannya atau
keinginannya yang tidak baik, misalnya seorang wanita muda
yang menyangkal bahwa ia mempunyai perasaan seksual
terdadap rekan sekerjanya, berbalik menuduh bahwa temannya
tersebut mencoba merayu, mencumbunya (Mukhripah
Damaiyanti, 2012).
c) Represi Mencegah pikiran yang menyakitkan atau bahayakan
masuk kedalam sadar. Misalnya seorang anak yang sangat
benci pada orang tuanya yang tidak disukainya. Akan tetapi
menurut ajaran atau didikan yang diterimanya sejak kecil
bahwa membenci orang tua merupakan hal yang tidak baik dan
dikutuk oleh tuhan. Sehingga perasaan benci itu ditekannya dan
akhirnya ia dapat melupakanya (Mukhripah Damaiyanti, 2012).
d) Reaksi formasi Mencegah keinginan yang berbahaya bila di
ekspresika.dengan melebih lebihkan sikap dan perilaku yang
berlawanan dan menggunakan sebagai rintangan misalnya
sesorangan yang tertarik pada teman suaminya,akan
memperlakukan orang tersebut dengan kuat (Mukhripah
Damaiyanti, 2012).
e) Deplacement Melepaskan perasaan yang tertekan biasanya
bermusuhan pada objek yang tidak begitu berbahaya seperti
yang pada mulanya yang membangkitkan emosi itu misalnya:
timmy berusia 4 tahun marah karena ia baru saja mendapatkan
hukuman dari ibunya karena menggambar didinding kamarnya.
Dia mulai bermai perang-perangan dengan temanya
(Mukhripah Damaiyanti, 2012).
E. Pohon Diagnosa
Halusinasi Causa
a. Wajah cerah
b. Tersenyum
c. Mau berkenalan
Kriteria hasil :
a. klien dapat mengungkapkan perasaannya
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
Kriteria hasil :
d. Spiritual : zikir,
medikasi dan lain-lain
Intervensi :
a. Diskusikan cara yang mungkin dipilih dan di anjurkan klien memilih
cara yang mungkin untuk mengungkapkan kemarahan.
d. Beri penguatan pada klien, perbaik cara yang masih belum sempurna.
Kriteria hasil :
c. Nama obat
Intervensi :
c. Anjurkan kliean :
Budi Anna Keliat, & Akemat. (2019). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.
Jakarta:EGC.
Eko Prabowo. (2014). Konsep & Aplikasi ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Mukhripah Damaiyanti. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Samarinda: Refka
Aditama.
Nuraenah. (2012). Hubungan Dukungan Keluarga dan Beban Keluarga dalam Merawat
Anggota dengan Riwayat Perilaku Kekerasan di RS. Jiwa Islam Klender Jakarta
Timur, 29-37.
Sari, K. (2015). Panduan Lengkap Praktik Klinik Keperawatan Jiwa. Jakarta: Trans Info
Media.
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI:
HALUSINASI PENDENGARAN
OLEH:
DAYANTRI
NIM. 891201021
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS KLIEN:
1. Nama : Ny. J (L)
2. Umur : 50 tahun
3. Nomor CM : tidak terkaji
4. Ruang Rawat : tidak terkaji
5. Tanggal MRS : tidak terkaji
B. ALASAN MASUK:
Keluarga klien mengatakan klien terkena kiriman gaib (santet) dari
orang dan klien mengeluh dadanya panas hingga mendengar suara-
suara.
C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? Ya
2. Pengobatan sebelumnya: Berhasil
3. Trauma:
Jenis Trauma Usia Pelaku Korban Saksi
Aniaya fisik
Aniaya sexual
Penolakan
Kekerasan dalam keluarga
Tindakan kriminal
Lain-lain
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda Vital : TD:..110/90 mm/Hg N:. 80 .x/mt S: 36,5
20.....x/mt.
2. Ukur : BB:.60 kg TB:.170 cm
E. PSIKOSOSIAL
1. Genogram: (minimal 3 generasi)
Keterngan : Klien anak ke
: Laki-Laki
: Perempuan
: Garis keturunan
: Pasien
2. Konsep Diri:
a. Citra tubuh: klien mengatakan menerima keadaan tubuh nya,
menyukai bentuk tubuhnya dari kepala hingga kaki.
b. Identitas Diri: klien ingat dengan umur dan namanya. Klien
mengatakan tidak bekerja.
c. Peran: klien mengatakan sebagai Anak
d. Ideal Diri: tidak terkaji
e. Harga Diri: tidak terkaji
Masalah Keperawatan: tidak ada
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti: klien mengatakan kakak perempuannya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: tidak ada
masalah dalam berinteraksi dengam masyarakat
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: klien tidak mau
berbicara jika dengan orang yang tidak dikenal nya
Masalah
Keperawatan:........................................................................................
4. Spiritual
a. Nilai dan Keyakinan: tidak terkaji
b. Kegiatan Ibadah: klien mengatakan tidak ibadah
Masalah
Keperawatan: ............................................................................................
F. STATUS MENTAL
1. Penampilan:
Bagaimana penampilan klien dalam hal berpakaian, makan, mandi,
toileting dan pemakaian sarana dan prasarana atau instrumentasi dalam
mendukung penampilan, apakah klien:
Tidak rapi
Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasa
Lain-lain, jelaskan Dalam berpakaian klien rapi
Masalah
Keperawatan:.............................................................................................
2. Pembicaraan:
Cepat Keras Gagap Inkoherensi Apatis
Lambat
Membisu Tidak mampu memulai pembicaraan
Lain-lain,
jelaskan..................................................................................
Masalah
Keperawatan:..............................................................................................
3. Aktivitas Motorik:
Lesu Tegang Gelisah Agitasi TIK
Grimasen
Tremor Kompulsif Lain-lain,
jelaskan.......................................
Masalah
Keperawatan: .............................................................................................
8. Tingkat Kesadaran:
Bingung Sedasi Stupor Lain-lain,
jelaskan....................
Adakah gangguan orientasi (disorientasi): Waktu Tempat
Orang
Jelaskan: Tidak terkaji
Masalah
Keperawatan: ............................................................................................
9. Memori:
Gangguan daya ingat jangka panjang
Gangguan daya ingat jangka menengah
Gangguan daya ingat jangka pendek
Konfabulasi Lain-lain,
jelaskan: .............................................
Jelaskan: ....................................................................................................
....................................................................................................................
........................................
Masalah
Keperawatan: ............................................................................................
Jelaskan:...................................................................................................
....................
Masalah
Keperawatan:...........................................................................................
c. Tidur:
1) Apakah ada masalah tidur? Tidak Ada,
jelaskan.........................
2) Apakah merasa segar setelah bangun tidur?
Segar tidak segar,
jelaskan...........................................................
3) Apakah ada kebiasaan tidur siang?
Ya, lamanya....... jam. Tidak.
4) Apakah ada yang menolong anda mempermudah tidur?
Ada Tidak ada
Bila ada, jelaskan:.
5) Tidur malam jam:22.00 Bangun jam:05.00........ Rata-rata tidur
malam:21.00/22.00 jam.
6) Apakah ada gangguan tidur? Sulit untuk tidur
Bangun terlalu pagi Somnambulisme
Terbangun saat tidur Gelisah saat tidur
Berbicara saat tidur Lain-lain,
jelaskan...tidak terkaji
Jelaskan:...............................................................................................
...........
Masalah
Keperawatan:.................................................................................
3. Kemampuan klien dalam hal-hal berikut ini:
a. Mengantisipasi kebutuhan sendiri: Ya
Tidak
b. Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri: Ya
Tidak
c. Mengatur penggunaan obat: Ya
Tidak
d. Melakukan pemeriksaan kesehatan: Ya
Tidak
Jelaskan:...................................................................................................
.....................
Masalah
Keperawatan:...........................................................................................
4. Klien memiliki sistem pendukung:
a. Keluarga Ya Tidak
b. Terapis Ya Tidak
c. Teman sejawat Ya Tidak
d. Kelompok sosial Ya Tidak
Jelaskan:...................................................................................................
..............
Masalah
Keperawatan:...........................................................................................
H. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
√ Bicara dengan orang lain Minum alkohol
Mampu menyelesaikan Reaksi lambat/ berlebihan
masalah
Tekhnik relaksasi Bekerja berlebihan
√ Aktivitas konstruktif Menghindar
Olah raga Mencederai diri
Lain-lain Lain-lain
Jelaskan:.........................................................................................................
...............
........................................................................................................................
..............
Masalah
Keperawatan: ................................................................................................
I. MASALAH PSIKOSOSIAL & LINGKUNGAN
Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya klien mengatakan
tidak pernah da masalah dengan orang disekeliling
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya klien
mengatakan tidak ada masalah, tidak pernah mengacau seseorang
Masalah dengan pendidikan, spesifiknya tidak ada masalah dengan
pendidikanya
Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya Klien tidak bekerja
Masalah dengan perumahan, spesifiknya klien tinggal Bersama
keluarga
Masalah dengan ekonomi, spesifiknya klien mengatakan tidak ada
uang karena tidak bekerja
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya keluarga klien
mengatakan tidak suka diberikan obat, tapi jika diberikan oleh perawat
klien mau minum obat
Masalah lainnya, spesifiknya tidak terkaji
Masalah
Keperawatan:.................................................................................................
K. ASPEK MEDIS
Diagnosa Medis : halusianasi pendengaran
Terapi Medis : pemberian obat
Masalah
Keperawatan:.................................................................................................
L. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Halusinasi pendengaran
2. Resiko perilaku kekrasan
M. Pohon Masalah
(Dayantri)
III. ANALISA DATA
No
Data Senjang Masalah
Dx.
Ds:
Klien mengatakan mendengar
suara-suara bisikan
Klien mengatakan dadanya
terasa panas
Gangguan persepsi
Klien mengatakan kesal
1 sensori: halusinasi
Do:
pendengaran
Klien tampak asyik sendiri
Klien tampak gelisah
IV. RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. J No. CM :.
Jenis Kelamin : Perempuan Dx. Medis :..
Ruangan :......................................... Unit Keswa
:............
Paraf &
No Tujuan & Rencana
Diagnosa Keperawatan Nama
Dx. Tindakan
Prwt
TUM :
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x
pertemuan di harapkan klien
dengan halusinasi
pendengaran dapat
memberikan perubahan
TUK:
Tuk 1:
1. Membina hubungan
saling percaya dengan
klien
2. Membantu klien untuk
mengungkapkan
perasaanya
Tuk 2:
a. bantu pasien mengenal
HALUSINASI halusinasi
1 DAYAN
(Pendengaran) 1. isi
2. jenis
3. frekuensi
4. waktu terjadinya
5. situasi pencetus
6. perasaan saat terjadi
halusinasi
b. latih cara mengontrol
halusinasi dengan cara
menghardik
1. jelaskan cara
menghardik
halusinasi
2. peragakan cara
menghador halusinasi
3. minta pasien ulang
peragakan
4. pantai penerapan cara
ini
5. masukan jadwal
kegian harian
Tuk 3 :
a.evaluasi kegiatan yang
lalu yaitu sp1
b.latihan
berbicara/bercakap-
cakap dengan orang lain
saat halusinasi muncul
c.masukan dalam jadwal
kegiatan pasien
Tuk 4 :
a.Evaluasi kegiatan yang
lalu sp1 dan sp2
b.latih kegiatan halusinasi
tidak muncul
c. pantau pelaksanan jadwal
kegiatan pasien
Tuk 5 :
a. evaluasi kegitan yang
lalu sp1,sp2,sp3,
b. tanyakan kegiatan
c.jelaskan pentingnya
penggunaan obat pada
ganggua niwa
d. jelaskan akibat bila tidak
mengikuto program
e. jelaskan cara mendapkan
obat
f. latih pasien minum obat
g. masukan jadwal harian
V. IMPLEMENTASI & EVALUASI
Sp3 : S:
a.Evaluasi kegiatan yang 1. Klien mengatakan
lalu sp1 dan sp2 melakukan kegiatan yang
b.latih kegiatan telah dilakukan
halusinasi dengan cara berdasarkan jadwal
melakukan aktivitas kegiatan harian
terjdwal 2. Klien mengatakan akan
c. pantau pelaksanan melakukan aktivitas
jadwal kegiatan terjadwal jika mendengar
pasien suara-suara bisikan itu
kembali terdengar
O:
1. Klien tampak mengerti apa
yang diinstruksikan
2. Klien mampu mengikuti
cara mengontrol halusinasi
dengan cara melakukan
aktivitas terjadwal
3. Klien mau melaksanakan
mengontrol halusinasi
dengan cara melakukan
aktivitas terjadwal dengan
jadwal 3x sehari diwaktu
pagi, siang dan sore
A:
1. Klien mengikuti instruksi
dengan baik
P:
1. Evaluasi sp1, sp2 dan sp3
dan menjelaskan
pentingnya minum obat
STRATEGI PELAKSANAAN
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
Keluarga klien mengatakan klien terkena kiriman gaib (santet) dari orang
dan klien mengeluh dadanya panas hingga mendengar suara-suara.
2. Diagnosa keperawatan
Gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran
3. Tindakan keperawatan
a. Membina hubungan salingan percaya
b. Membantu klien untuk mengungkapkan perasaanya
c. Mendiskusikan bersama pasien cara mengendalikan
halusinasi yaitu dengan cara: menghardik
d. Masukkan kejadwal kegiatan harian
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
1. Orientasi
a. Salam kenal
“Assalamualaikum J, perkenalkan nama saya Dayantri, panggil saya
dayan, saya perawat yang dinas diruangan ini. Hari ini saya dinas pagi
dari pk. 07.00-14.00. Saya yang akan merawat ibu selama ibu di rumah
sakit ini. Nama ibu siapa, senangnya dipanggil apa?”
b. Kontrak:
Topik: ”Bagaimana perasaan J hari ini? Apa keluhan J saat
ini”
”Baiklah, bagaimana kalau kita berbincamg-bincang
tentang suara yang selama ini J dengar tetapi tak tampak
wujudnya?”
Waktu: “Berapa lama bapak mau kita berbincang-
bincang?” Bagaimana kalau 10 menit?
Tempat: Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-
bincang, J? Bagaimana kalau di ruang tamu?
3. Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien subjektif
“bagaimana perasaan J setelah melakukan Latihan Menghardik
tadi?”
Evaluasi perawat (objektif setelah reinforcement)
“coba J praktekan lagi bagaimana cara melakukan Menghardik”
b. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil
tindakan yang telah dilakukan):
Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah J yang
lalu, apa yang bapak lakukan kalau marah yang belum kita bahas dan
jangan lupa latihan menghardik ya J. „Sekarang kita buat jadual
latihannya ya J, berapa kali sehari J mau latihan menghardik?, jam
berapa saja J?
c. Kontrak yang akan datang
”baik, bagaimana kalau 2 jam lagi saya datang dan kita latihan cara
yang lain untuk mencegah/mengontrol halusinasi. Tempatnya disini
saja ya J, assalamualaikum”
Topik : “baik J kita sudah selesai berbincang-bincang, besok saya
akan menemui J kembali untuk melihat perkembangan kondisi J
dan mengajarkan J tehknik relaksasi yang lain lagi yah”
Waktu : “J mau jam berapa bertemu besok? Bagaimana kalua jam
16.00 sore?
Tempat : “dimana sebaiknya kita bertemu besok J? Bagaimana
disini saja?”
2. Kerja
“Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah
dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau J mulai mendengar
suara-suara, langsung saja cari teman untuk diajak ngobrol. Minta teman
untuk ngobrol dengan J. Contohnya begini; … tolong, saya mulai dengar
suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang dirumah
misalnya Kakak J katakan: Kak, ayo ngobrol dengan J. J sedang dengar
suara-suara. Begitu J. Coba J lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya,
begitu. Bagus! Coba sekali lagi! Bagus! Nah, latih terus ya J!”
3. Terminasi
“Bagaimana perasaan J setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara
yang J pelajari untuk mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah kedua
cara ini kalau J mengalami halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita
masukkan dalam jadwal kegiatan harian J. Mau jam berapa latihan
bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur serta sewaktu-waktu
suara itu muncul! Besok pagi saya akan ke mari lagi. Bagaimana kalau
kita latih cara yang ketiga yaitu melakukan aktivitas terjadwal? Mau jam
berapa? Bagaimana kalau jam 10.00? Mau di mana? Di sini lagi? Sampai
besok ya. Assalamualaikum”
Ibu pasien : Saya kurang baik, Dek. Saya khawatir melihat kondisi anak saya.
Perawat : Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang anak ibu
alami dan bantuan apa yang bisa ibu berikan. Kita mau diskusi di
mana, Bu? Bagaimana kalau di ruang wawancara?
b. Kerja
Perawat : Baiklah bu. Apa yang ibu rasakan ketika melihat anak ibuk?
Ibu Pasien : Saya sedih dek, saya tidak tau apa yang terjadi pada anak saya.
Perawat : Apa yang ibu lakukan saat melihat anak ibu berteriak-teriak?
Ibu Pasien :Saya hanya bisa menemani dia dan menenangkannya. Tapi anak
saya tidak mau berhenti untuk berteriak.
Perawat : Baiklah Bu. Gejala yang dialami oleh anak ibu dinamakan
halusinasi, yaitu mendengar atau melihat sesuatu yang sebetulnya
tidak ada bendanya.
Tanda-tandanya bicara sendiri, tertawa sendiri,atau marah-marah
tanpa sebab
Jadi kalau anak ibu mengatakan mendengar suara-suara,
sebenarnya suara itu tidak ada. Untuk itu kita diharapkan dapat
membantunya dengan beberapa cara. Ada beberapa cara untuk
membantu anak ibu agar bisa mengendalikan halusinasi. Cara-
cara tersebut antara lain: Pertama, dihadapan anak ibu, jangan
membantah halusinasi atau menyokongnya. Katakan saja ibu
percaya bahwa anak ibu tersebut memang mendengar suara, tetapi
ibu sendiri tidak mendengarnya. Kedua, jangan biarkan anak ibu
melamun dan sendiri, karena kalau melamun halusinasi akan
muncul lagi. Upayakan ada orang mau bercakap-cakap
dengannya. Buat kegiatan keluarga seperti makan bersama,
beribadah bersama-sama. Tentang kegiatan, saya telah melatih
anak ibu untuk membuat jadwal kegiatan sehari-hari. Tolong ibu
pantau pelaksanaannya ya dan berikan pujian jika dia lakukan.
Sampai disini apakah ibu sudah mengerti? Apakah ada yang ingin
ibu tanyakan?
Ibu Pasien : Saya mengerti, dek. Dan saya tidak ada pertanyaan
Perawat : Baiklah buk, kita lanjutkannya. Ketiga, bantu anak ibu minum
obat secara teratur. Jangan menghentikan obat tanpa konsultasi.
Terkait dengan obat ini, saya juga sudah melatih anak ibu untuk
minum obat secara teratur. Jadi dapat mengingatkan kembali.
Obatnya ada 3 macam, ini yang orange namanya CPZ gunanya
untuk menghilangkan suara-suara . Diminum 3 X sehari pada jam 7
pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam. Yang putih namanya THP
gunanya membuat rileks, jam minumnya sama dengan CPZ tadi.
Yang biru namanya HP gunanya menenangkan cara berpikir, jam
minumnya sama dengan CPZ. Obat perlu selalu diminum untuk
mencegah kekambuhan. Terakhir, bila ada tanda-tanda halusinasi
mulai muncul, putus halusinasi anak ibu dengan cara menepuk
punggung anak ibu. Kemudian suruhlah anak ibu menghardik suara
tersebut. Anak ibu sudah saya ajarkan cara menghardik halusinasi.
Bagaimana bu? Apakah sudah paham?
Perawat : Sekarang, mari kita latihan memutus halusinasi anak ibu. Sambil
menepuk punggung anak ibu, contoh : Nak, sedang apa kamu?
Kamu ingat kan apa yang diajarkan perawat bila suara-suara itu
datang? Ya..Usir suara itu, Nak. Tutup telinga kamu dan katakan
pada suara itu ”saya tidak mau dengar”. Ucapkan berulang-ulang,
Nak. Sekarang coba ibu praktekkan cara yang barusan saya
ajarkan.
Ibu Pasien : Jika anak saya terlihat sedang mendengar suara-suara saya harus
katakan : Nak, sedang apa kamu? Kamu ingat kan apa yang
diajarkan perawat bila suara-suara itu datang? Ya..Usir suara itu,
Nak. Tutup telinga kamu dan katakan pada suara itu ”saya tidak
mau dengar”. Ucapkan berulang-ulang, Nak.
Perawat :Bagus bu. Ibu sudah bisa mempraktekkan yang saya ajarkan
c. Terminasi:
Perawat :Bagaimana perasaan ibu setelah kita berdiskusi dan latihan
memutuskan halusinasi anak ibu?
Ibu Pasien : saya merasa senang dek, sekarang saya sudah bisa membantu
anak saya
Perawat :Sekarang coba ibu sebutkan kembali tiga cara merawat anak ibu?
Perawat :Bagus sekali Bu. Bagaimana kalau dua hari lagi kita bertemu
untuk mempraktekkan cara memutus halusinasi langsung
dihadapan anak ibu. Jam berapa kita bertemu?
Ibu Pasien : jam 2 siang dek, soalnya pagi saya harus kerja dulu.
Perawat :Baiklah, Buk. Kita bertemu lagi di ruangan ini 2 hari lagi jam 2 ya
buk. Saya permisi dulu . Selamat pagi bu
Nama : Dayantri
Pembimbing Perawat
(…………………………) (DAYANTRI)
LAPORAN HOME VISITE
DOKUMENTASI
NAMA : Dayantri
NIM : 891201021
Skore
NO. ASPEK YANG DINILAI
1 2 3 4
1 Disiplin : datang-pulang, mengumpulkan tugas tepat waktu
2 Kejujuran : bicara/berkata benar/sesuai dengan kenyataan
Tanggung jawab : mengerjakan tugas yang diberikan secara tuntas
3
dan sesuai standar yang ada
Petunjuk pengisian:
Berilah tanda (V) pada jawaban yang menurut anda sudah dilakukan atau benar.
Penilaian
No. Kriteria 1 2 3 4
Cukup sedang Baik baik sekali
A. Persiapan
1. Mengkaji data subjektif dan objektif pasien/ keluarga
2. Merumuskan masalah keperawatan pasien/ keluarga
3. Merencanakan tindakan keperawatan untuk pasien
4. Merencanakan tindakan keperawatan untuk keluarga
B. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Mengucapkan salam
2. Melakukan evaluasi/ validasi masalah pasien/ keluarga
3. Membuat kontrak dengan pasien / keluarga
4. Mendiskusikan tentang masalah yang terjadi
5. Mendiskusikan cara-cara mengatasi masalah
6. Melatih pasien/ keluarga cara mengatasi masalah
7. Memberikan pujian atas keberhasilan pasien/ keluarga
8. Menggunakan teknik komunikasi terapeutik
9. Mengevaluasi respon subjektif pasien / keluarga
10. Mengevaluasi respon objektif pasien / keluarga
11. Menganjurkan kegiatan lanjutan untuk pasien / keluarga
(jadwal kegiatan harian)
12. Melakukan kontrak pertemuan berikutnya dengan pasien/
keluarga
C. Dokumentasi asuhan keperawatan
1. Mendokumentasikan data hasil pengkajian
2. Mendokumentasian masalah keperawatan pasien/
keluarga
3. Mendokumentasikan tindakan keperawatan terhadap
pasien/ keluarga
4. Mendokumentasikan evaluasi kemampuan pasien/
keluarga (SOAP)
Total skor
Nilai akhir
NAMA :
NIM :
Skore
NO. ASPEK YANG DINILAI
1 2 3 4
1 Konsep teori menggunakan format yang telah di tentukan
2 Kelengkapan teori yang dibahas
Kemampuan menggunakan kutipan dari beberapa sumber
3
untuk satu sub pokok bahasan
4 Referensi minimal 3 sumber (2 text book)
5 Laporan dikumpulkan satu hari sebelum praktek
Nilai Akhir : (total skor x 100 : 20)
Penilai
(……..…………………..…..)
FORMAT PENILAIAN PROSES KEPERAWATAN
NAMA : Dayantri
NIM : 891201021
NILAI
NO. ASPEK YANG DINILAI
1 2 3 4
A PENGKAJIAN
1 Kelengkapan dan ketepatan data dasar
2 Kesesuaian teknik pengumpulkan data
3 Analisa data tepat
B DIAGNOSA KEPERAWATAN
4 Kesesuaian diagnosa keperawatan
C RENCANA KEPERAWATAN
5 Rumusan tujuan tepat
6 Rencana tindakan sesuai tujuan & masalah
D IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
7 Kesesuaian dengan rencana tindakan
Dokumentasi implementasi menggunakan format yang telah
8
ditetapkan
9 Evaluasi sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
10 Menyusun rencana tindak lanjut untuk perawat dan pasien
Nilai Akhir : (Jumlah Nilai : 4)
1 Kurang
2 Cukup
3 Baik
4 Sangat Baik
…,……….,20
Penilai
(…………………….………………..)
PENILAIAN CASE CONFERENCE
Skore
NO. ASPEK YANG DINILAI
1 2 3 4
A PERSIAPAN
1 Menyiapkan bahan presentasi : makalah dan media
2 Menyiapkan tempat dan peserta
B PENYAJIAN
3 Materi penyajian merupakan rangkuman studi kasus
4 Menguasai lingkungan dan emosi
5 Manajemen waktu penyajian efisien dan efektif
6 Suara jelas dapat didengar semua audience
C DISKUSI / TANYA JAWAB
7 Ketepatan menjawab / merespon tanggapan audience
8 Menyampaikan ide-ide baru saat menjawab pertanyaan
9 Ketepatan menerima saran dari audience
10 Kemampuan menyimpulkan
Nilai Akhir = (Total Skor : 4)
1 Kurang 1………………………..
2 Cukup 2………………………..
3 Baik 3………………………..
5………………………..
…………….,…………………….20…
Penilai
(…………………..…………………..)
RESUME KEPERAWATAN JIWA
TANGGAL DX.
DATA FOKUS INTERVENSI IMPLEMENTASI S O A P RTL
& JAM KEPERAWATAN
Ds: Halusinasi 1. membina Setelah beberapa kali S: Diskusikan dengan
Rabu, Orang tua klien hubungan saling interaksi, pasien Klien mengatakan pasien tentang:
06/01/21 mengatakan bahwa percaya dengan menunjukkan ekspresi - Kegunaan obat.
sudah melakukan
klien sering ngomong klien wajah bersahabat, Latihan - Akibat jika putus
sendiri di kamarnya. 2. mendorong klien memperlihatkan rasa Menghardik dan obat.
Do: untuk senang, ada kontak bercakap-cakap di - Cara
Klien terlihat berbicara mengungkapkan mata, mau berjabat waktu pagi dan mendapatkan
sendiri ketika di kamar perasaannya tangan, mau sore obat/berobat.
sendirian. SP1 : menyebutkan namanya, klien mengatakan - Cara minum obat
Klien tampak melihat a. bantu pasien mau menjawab salam, mau mulai minum dengan prinsip 5
dan mendengar seperti mengenal pasien mau duduk obat dengan benar (benar obat,
suara yang memanggil halusinasi berdampingan dengan teratur benar pasien, benar
namanya yang tak ada -isi perawat, mau O: cara, benar waktu,
seolah ada. -jenis mengutarakan masalah wajah klien tidak dan benar dosis).
-frekuensi yang dihadapi. tampak segar
-waktu terjadinya
-situasi pencetus klien mengikuti
-perasaan saat intruksi
terjadi halusinasi A:
b. latih cara Klien mengikuti
mengontrol instruksi dengan
halusinasi dengan baik
cara menghardik
-jelaskan cara P:
menghardik Optimalkan sp2, anjurkan
halusinasi untuk teratur dalam
-peragakan cara minum obat
menghador
halusinasi
-minta pasien ulang
peragakan
-pantai penerapan
cara ini
-masukan jadwal
kegian harian
Sp2 :
a.evaluasi kegiatan
yang lalu yaitu sp1
b. latihan
berbicara/bercakap-
cakap dengan orang
lain saat halusinasi
muncul
c.masukan dalam
jadwal kegiatan
pasien
Sp3 :
a.Evaluasi kegiatan
yang lalu sp1 dan
sp2
b.latih kegiatan
halusinasi tidak
muncul
c. pantau
pelaksanan jadwal
kegiatan pasien
sp4 :
a. evaluasi kegitan
yang lalu
sp1,sp2,sp3,
b. tanyakan
kegiatan
c. jelaskan
pentingnya
penggunaan obat
pada ganggua niwa
d. jelaskan akibat
bila tidak
mengikuto program
e. jelaskan cara
mendapkan obat
f. latih pasien
minum obat
g. masukan jadwal
harian