HALUSINASI
Disusun oleh
NIM : 1825017
3. FASE HALUSINASI
a. Fase Pertama
Pada fase ini klien mengalami kecemasan, stress, perasaan gelisah,
kesepian.
b. Fase Kedua
Kecemasan meningkat dan berhubungan dengan pengalaman internal dan
eksternal, klien berada pada tingkat “listening” pada halusinasi.
c. Fase Ketiga
Halusinasi lebih menonjol, menguasai dan mengontrol klien menjadi
terbiasa dan tak berdaya pada halusinasinya. Halusinasi memberi
kesenangan dan rasa aman sementara.
d. Fase Keempat.
merasa terpaku dan tak berdaya melepaskan diri dari kontrol
halusinasinya.
2. Faktor presipitasi
a. Berlebihannya proses informasi pada system syaraf yang menerima dan
memproses informasi di thalamus dan frontal otak.
b. Mekanisme penghataran listrik di syaraf terganggu ( mekanisme gateing
abnormal)
c. Gejala-gejala pemicu kondisi kesehatan lingkungan, sikap dan perilaku
3. Penilaian Stressor
Penilaian terhadap stressor merupakan salah satu faktor yang berkontribusi
pada mekanisme koping individu. Penilaian meliputi kognitif ,afektif,
fisiologis, perilaku dan sosial
4. Mekanisme koping
a. Register, menjadi malas beraktifitas sehari-hari.
b. Proyeksi, mencoba menjelaskan gangguan persepsi dengan mengalihkan
tanggung jawab kepada orang lain atau sesuatu benda.
c. Menarik diri, sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan stimulus
internal.
d. Keluarga mengingkari masalah yang dialami klien
5. Sumber koping
sumber koping adalah media yang dimiliki setiap individu untuk mengatasi
stres yang dialaminya atau dapat diartikan sebagai suatu kemampuan yang
dapat digunakan untuk membatasi stres dan pikiran negatif.sumber koping ada
4 yaitu aset ekonomi kemampuan dan keterampilan individu teknik-teknik
pertahanan dukungan sosial (stuar,2009)
C. 1. POHON MASALAH
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori pendengan : Halusinasi
2. Gangguan konsep Diri : Isolasi Sosial
Intervensi keperawatan :
1. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi dan
manfaat obat.
2. Anjurkan klien meminta obat sendiri pada perawat dan merasakan
manfaatnya.
3. Anjurkan klien bicara sendiri dengan dokter tentang manfaat dan efek
samping obat yang dirasakan.
4. Diskusikan akibat berhenti obat- obat tanpa konsultasi.
5. Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar.