Penerapan Relaksasi Otot Progresif Terhadap Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes
Mellitus Tipe 2
Application of Progressive Muscle Relaxation to Blood Sugar levels in Patients With Tipe 2
Diabetes Mellitus
Abstrak
Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit kronis yang ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan kadar gula
darah). Untuk mencegah terjadinya komplikasi DM, diperlukan pengontrolan terapeutik dan teratur melalui
gaya hidup terutama pada pasien tipe 2. Faktor risiko terjadinya diabetes mellitus yaitu antara lain sebagai
berikut: riwayat keluarga, usia, jenis kelamin, kegemukan, resistensi insulin, konsumsi alkohol berlebihan, stres.
Penatalaksanaan diabetes mellitus yang diterapkan penulis dalam karya tulis ilmiah ini yaitu relaksasi otot
progresif. Tujuan karya tulis ilmiah ini yaitu untuk mengetahui pengaruh relaksasi otot progresif terhadap kadar
gula darah pada psien diabetes mellitus tipe 2. Rancangan karya tulis ilmiah ini menggunakan desain studi kasus
(case study). Subyek yang digunakan yaitu 2 pasien diabetes mellitus tipe 2. Hasil penerapan menunjukkan
bahwa setelah dilakukan relaksasi otot progresif selama 3 hari, tidak terjadi penurunan kadar gula darah pada
pasien diabetes mellitus tipe 2. Bagi keluarga pasien diabetes mellitus hendaknya dapat melakukan relaksasi otot
progresif secara mandiri untuk membantu penurunan kadar gula darah pada diabetes mellitus tipe 2.
Kata Kunci:Diabetes Mellitus Tipe 2, Kadar Gula Darah, Relaksasi Otot Progresif
Abstrak
Diabetes Mellitus (DM) is a chronic diasease characterized by hyperglikemia (increased blood sugar levels).To
prevent complications of DM, therapeutic and regular control is needed through lifestyle, especially in type 2.
Risk factors for diabetesmellitus type 2 include the following: family history, age, gender, obesity, insulin
resistance, excessive alcohol consumption, stress. The management of diabetes mellitus type 2 applied by the
author in this scientific paper is progressive muscle relaxation. The purpose of this scientific paper is to
determine the effect of progressive muscle relaxation on blood sugar levels in patients with type 2 diabetes
mellitus. The design of this scientific paper uses a case study design. The subjects used were 2 patients with
type 2 diabetes mellitus.. The results of the application showed that after progressive muscle relaxation for 3
days, There was no decrease in blood sugar levels in patients with type 2 diabetes mellitus. For families of
patients with diabetes mellitus, they should be able to do progressive muscle relaxation independently to help
decrease blood sugar levels in patients with type 2 diabetes mellitus.
Keywords: Diabetes Mellitus Type 2, Blood Sugar Level, Progressive Muscle Relaxation
Penyakit Diabetes Mellitus tipe 2 merupakan diabetes mellitus menempati urutan ke-6 dari
dampak dari gangguan sekresi insulin atau 10 penyakit besar Dengan 3.759 penderita.5
penderita diabetes mellitus pada tahun 2017 arteri koroner, arteri perifer, dan arteri serebri,
mencapai 371 juta orang dan mereka ketoasiadosis diabetik, sindrom hiperosmoler
merupakan negara di urutan ke-6 dengan badan yang berlebihan, ulserasi kulit, dan
jumlah penderita diabetes mencapai 10,3 juta gagal ginjal kronis. Gejala awal diabetes
orang. Tidak jauh berbeda dengan hasil riset mellitus biasanya adalah hipoglikemia, hanya
kesehatan dasar (Riskesdas) juga menunjukan ditandai dengan penurunan kadar gula darah.
peningkatan kejadian penyakit diabetes dari Penurunan kadar gula darah pada awalnya
6,9% tahun 2013 menjadi 8,5% tahun 2018. sementara tetapi akhirnya menjadi permanen.
diabetes mellitus pada tahun 2019 yaitu awal yang sering muncul pada diabetes
129%.3 Berdasarkan hasil laporan Seksi mellitus yaitu sakit kepala, rasa cepat lelah,
didapatkan sepuluh penyakit terbanyak di Selama ini, untuk mengatasi diabetes mellitus
tipe 2 dapat dilakukan berbagai upaya yaitu
Kota Metro tahun 2019 dan diabetes mellitus
dapat dilakukan pengendali kadar gula darah
menempati urutan pertama dari 10 penyakit
dengan cara mengubah gaya hidup (life style
terbanyak di Kota Metro,yaitu dengan jumlah modification). Namun terapi obat bukan satu-
satunya alternatif terapi yang dapat dipilih,
44.003 penderita.4
tetapi diperlukan sebuah terapi pendamping
Berdasarkan data medical record di Wilayah
untuk mengurangi ketergantungan terhadap
Kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap Banjar obat. Alternatif terapi lain yang sering
digunakan adalah terapi relaksasi. Terapi
relaksasi disini tidak dimaksudkan untuk dengan adanya perubahan terhadap kadar gula
mengganti terapi obat yang selama ini darah sebelum dan sesudah dilakukan relaksasi
digunakan penderita diabetes mellitus, terapi otot progresif.10 Penelitian lain menyebutkan
ini hanya membantu untuk menimbulkan rasa bahwa terdapat perbedaan kadar gula darah
nyaman atau relaks. Dalam keadaan relaks, antara keliompok intervensi dan kelompok
tubuh melalui otak akan memproduksi kontrol setelah dilakukan relaksasi otot
endorphin yang berfungsi sebagai analgesik progresif.11
alami tubuh dan dapat meredakan rasa nyeri METODE
(keluhan-keluhan fisik). Selain itu dalam Desain penelitian karya tulis ilmiah ini
keadaan relaks tubuh akan mengaktifkan menggunakan desain studi kasus. Subjek yang
sistem saraf parasimpatis yang berfungsi untuk digunakan dalam studi kasus yang diambil
menurunkan detak jantung, laju pernapasan yaitu 2 pasien dengan diabetes mellitus tipe 2.
dan tekanan darah7. Terapi relaksasi ada Penerapan ini dilakukan selama 3 hari masing-
beberapa jenis yaitu relaksasi kesadaran masing dilakukan sehari sekali dengan waktu
indera, relaksasi melalui hipnosa, dan relaksasi 20-25 menit. Instrumen penerapan yang
otot progresif. Relaksasi otot progresif adalah digunakan adalah lembar kuesioner mengenai
suatu metode yang terdiri atas perenggangan karakteristik responden (usia, jenis kelamin,
dan relaksasi sekelompok otot, serta diagnosa medis, obat diabetes mellitus yang
memfokuskan pada perasaan rileks8. Tujuan diminum), kursi, alat cek gula darah meliputi
relaksasi otot progresif adalah bertujuan untuk (glucometer, alkohol, kasa/kapas, jarum
mencapai keadaan relaks menyeluruh, penusuk, alat penusuk dan Test Strip), from
mencakup keadaan relaks secara fisiologis observasi untuk mengumpulkan data, pena,
yang merangsang hipotalamus dengan dan SOP relaksasi otot progresif diabetes
mengeluargakan pituitary untuk merilekskan mellitus tipe 2.
pikiran. Terapi relaksasi otot progresif HASIL
bermanfaat untuk menurunkan resistensi Gambaran karakteristik pasien dan data-data
perifer dan menaikan elastisitas pembuluh yang ditetapkan pada saat pengkajian sesuai
darah. Otot-otot dan peredaran darah akan dengan tahapan rencana penerapan sebagai
lebih sempurna dalam mengambil dan berikut: subjek (1) Ny. Sr berusia 51 tahun,
mengedarkan oksigen, serta relaksasi otot berjenis kelamin perempuan, pendidikan
progresif dapat bersifat vasodilator yang SMA, agama islam, ibu rumah tangga, alamat
efeknya memperlebar pembuluh darah dan 29 Banjarsari. Diagnosa medis diabetes
dapat menurunkan kadar gula darah secara mellitus keluhan yang dirasakan yaitu Ny. Sr
langsung9. yaitu klien mengatakan rutin mengkomsumsi
Menurut penelitian relaksasi otot progresif obat penurunan gula. Kondisi karena klien
tidak terjadi memurunkan kadar gula darah mengeluh sakit dibagian tangan kanan seperti
pegal dimalam hari, klien mengeluh sulit tidur Berdasarkan hasil penerapan yang telah
pada malam hari karna tangannya sakit, dilakukan di wilayah kerja UPTD
Berdasarkan pemeriksaan tekanan darah dan Puskesmas Rawat Inap Banjar Sari Kec.
GDS didapatkan hasil TD = 120/80 mmhg,
Metro Utara kota Metro didapatkan hasil
GDS = 315 mg/dl. (2) Ny. Sp berusia 54
yaitu relaksasi otot progresif tidak
tahun, jenis kelamin perempuan, pendidikan
membuat nilai kadar gula darah sewaktu
SD, beragama islam, ibu rumah tangga, alamat
mengalami penurunan, namun kadar gula
29 Banjarsari, Metro utara. keluhan yang
darah sewaktu mengalami peningkatan
dirasakan Ny. Sp yaitu klien mengatakan rutin
mengkomsumsi obat penurunan gula. Klien sebanyak 3-44 mg/dl. Hal ini dapat
mengatakan pegal pegal atau kram otot dibuktikan pada hasil kedua respon dan
dibagian badan, klien merasa pusing,klien penerapan yaitu Ny. Sr kadar gula darah
mengeluh batuk berdahak sejak 3 hari yang hari pertama sebelum dilakukan penerapan
lalu, Pemeriksaan Fisik : TD = 100/65 mmHg, relaksasi otot progresif 315 mg/dl dan
GDS : 389 mg/dl. Penerapan relaksasi otot setelah dilakukan penerapan relaksasi otot
progresif pada Ny. Sr dan Ny. Sp selama 3
progresif menjadi 336 mg/dl, di hari ke 2
hari dituangkan oleh penulis dalam tabel
kadar guladarah sebelum dilakukan
diagram batang berikut ini :
penerapan relaksasi otot progresif 257
Tabel 1 Kadar Gula Darah Ny. Sr Sebelum
mg/dl dan setelah dilakukan penerapan
Dan Sesudah Penerapan Relaksasi Otot
Progresif
relaksasi otot progresif menjadi 283 mg/dl,
dan di hari ke 3 sebelum dilakukan
Hari Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3
tgl Jumat, 23 Minggu, 25 Rabu, 28 penerapan relaksasi otot progresif 254
jam Juli 2021 Juli 2021 Juli 2021
(11.00) (16.00) (09.00) mg/dl dan setelah dilakukan penerapan
Pre Post Pre Post Pre Post
GDS relaksasi otot progresif menjadi 298 mg/dl.
315 336 257 283 254 298 Sedangkan Pada Ny. Sp kadar gula darah
hari pertama sebelum dilakukan penerapan
Tabel 2 Kadar Gula Darah Ny. Sp Sebelum relaksasi otot progresif 389 mg/dl dan
Dan Sesudah Penerapan Relaksasi Otot
setelah dilakukan penerapan relaksasi otot
Progresif
progresif menjadi 392 mg/dl, di hari ke 2
kadar gula darah sebelum dilakukan
Hari Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3
tgl Jumat, 23 Minggu, 25 Rabu, 28
jam Juli 2021 Juli 2021 Juli 2021
penerapan relaksasi otot progresif 293
(13.00) (16.00) (09.00)
Pre Post Pre Post Pre Post mg/dl dan setelah dilakukan penerapan
GDS
relaksasi otot progresif menjadi 304 mg/dl,
389 392 293 304 278 301
dan di hari ke 3 sebelum dilakukan
plasma puasa 126 mg/dl atau lebih,atau kadar menimbulkan perasaan rileks dengan gerakan
glukosa plasma sewaktu atau2 jam pasca- menegangkan otot-otot dan dilanjutkan
makan lebih dari 200 mg/dl. Diabetes mellitus relaksasi yang dapat memeperlancar peredaran
didefinisikan sebagai penyakit kronis progresif darah sehingga dapat menurunkan tekanan
untuk melakukan metabolisme karbohindrat, Hal ini sesuai dengan penelitian yang berjudul
hiperglikemia (kadar glukosa darah tinggi). tidak ada perubahan kadar gula darah pada
Klien dengan kasus diabetes mellitus berat pasien diabetes mellitus menunjukkan bahwa
biasanya mengalami gejala antara lain: sakit ada perbedaan sebelum dan sesudah diberikan
kepala (rasa berat ditengkuk), kelelahan, terapi relaksasi otot progresif yaitu dengan
ansietas, keringat berlebih, tremor otot, nilai rata-rata kadar gula darah sewaktu pre
188,85 mg/dl dan setelah diberikan terapi
pandangan kabur, serta sulit tidur13.
relaksasi otot progresif dengan nilai kadar gula
Pengendalian kadar gula darah dapat darah sewaktu rata-rata 179,22 mg/dl.15 Hasil
dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan setelah dilakukan relaksasi otot progresif
modifikasi gaya hidup, pengurangan berat diabetes mellitus tipe 2 selama 3 hari masalah
badan, modifikasi diet lemak, Olahraga, teknik resiko ketidakstabilan kadar glukosa klien
relaksasi, menghentikan kebiasaan merokok. tidak teratasi klien mengalami tidak terjadi
Salah satu penatalaksaan diabetes mellitus tipe penurunan kadar gula darah. Selisih kadar gula
1
2 yaitu dengan teknik relaksasi . Jenis-jenis darah antar kelompok setelah diberikan terapi
relaksasi salah satunya adalah relaksasi otot relaksasi otot progresif yaitu 43,6 mg/dl.10
progresif14. Relaksasi otot progresif adalah Faktor resiko terjadinya diabetes mellitus tipe
suatu metode yang terdiri atas perenggangan 2 yaitu antara lain sebagai berikut:
dan relaksasi sekelompok otot, serta a) Usia