3.2.Metode
Praktikum ini dilakukan dengan metode studi kasus artikel case report .
A. Nefropati
DM, terutama DM tipe 2 dan hipertensi merupakan penyebab utama End Stage Kidney
Disease (ESKD). Albuminuria adalah marker kerusakan ginjal dan prediktor kuat ESKD
pada pasien dengan DM tipe 1. Pada DM tipe 2, albuminuria merupakan faktor resiko kuat
penyakit makrovaskular tetapi prediktor lemah terhadap ESKD. American Diabetes
Association (ADA) merekomendasikan pengukuran eGFR (estimated Glomerulus
Filtration Rate) dan skrining albuminuria pada saat diagnosis dan selanjutnya setiap setahun
sekali pada pasien DM tipe 2. Pada DM tipe 1, proteinuria jarang muncul sebelum pubertas.
Skrining tahunan pada pasien DM tipe 2 harus dimulai pada saat pubertas atau ketika durasi
penyakit telah dialami minimal 5 tahun.
Kontrol glukosa dan tekanan darah penting untuk mencegah dan memperlambat
progresi nefropati. Inhibitor SGLT-2 terutama empagliflozin, canagliflozin, dan
dapagliflozin secara signifikan mengurangi penurunan fungsi ginjal pada pasien dengan
Chronic Kidney Disease (CKD), dengan atau tanpa diabetes. Oleh karena itu obat ini dipilih
untuk terapi DM tipe 2 pada pasien dengan CKD terutama pada orang dengan eGFR 30-60
mL/min/1.73 m2 dan Urine Albumin-Creatinine Ratio (UACR) >300 mg/g (33.9 mg/mmol)
(Dipiro, 2023).
B. Retinopati
Retinopati diabetik disebebkan oleh iskemia pada mikrosirkulasi di mata dan pelepasan
vascular growth factor yang tidak tepat. Pasien dengan diabetes harus menjalani
pemeriksaan mata untuk mengevaluasi fungsi retina. Retinopati dini dapat dipulihkan
dengan kontrol glikemik dan tekanan darah yang optimal. Akan tetapi retinopati lanjut
tidak dapat dipulihkan secara penuh oleh perbaikan glikemia (Dipiro, 2023).
C. Neuropati
Neuropati pada pasien diabetes dapat berupa neuropati perifer, neuropati otonom, dan
neuropati focal. Neuropati perifer merupakan komplikasi umum pada DM tipe 2.
Paraestesia (kesemutan), persepsi panas atau dingin, mati rasa, atau nyeri adalah gejala
utama. Kaki lebih sering bergejala daripada tangan. Perbaikan kontrol glikemik adalah
strategi utama untuk mengurangi gejala (Dipiro, 2023).
Jika neuropati terasa nyeri, dapat diberikan terapi simptomatik untuk mengurangi nyeri,
tetapi tidak mengubah kejadian neuropati. Terapi dengan antidepresan trisiklik (nortriptilin
atau desipramine), duloxetine, gabapentin, pregabalin, venlafaxine, capsaicin topikal, dan
tramadol dapat dipertimbangkan. Duloxetine dan pregabalin telah disetujui FDA untuk
terapi nyeri neuropati yang berhubungan dengan neuropati diabetik (Dipiro, 2023).
Neuropati otonom mempengaruhi saraf otonom dan menyebabkan takikardia,
hipotensi ortostatik, konstipasi kronik, gastroparesis, disfungsi ereksi, anhidrosis,
intoleransi panas, gustatory sweating, kulit kering. Gastroparesis bisa menjadi komplikasi
DM yang parah dan melemahkan (Dipiro, 2023).