Anda di halaman 1dari 5

II.

TEORI DASAR
2.1 Pengertian Amilum
Pati atau amilum merupakan simpanan energi didalam sel-sel
tumbuhan,berbentuk butiran-butiran kecil mikroskopik dengan diameter berkisar
antara 5-50nm. Di alam, pati banyak terkandung dalam beras, gandum, jagung, biji-
bijianseperti kacang merah atau kacang hijau dan banyak juga terkandung
dalamberbagai jenis umbi-umbian seperti singkong, kentang atau ubi.
Didalam berbagai produk pangan, pati umumnya akan terbentuk dari
duapolimer molekul glukosa yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa
merupakanpolimer glukosa rantai panjang yang tidak bercabang, sedangkan
amilopektinmerupakan polimer glukosa dengan susunan yang bercabang-cabang.
Komposisikandungan amilosa dan amilopektin ini akan bervariasi dalam produk
pangan,dimana produk pangan yang memiliki kandungan amilopektin tinggi akan
semakinmudah untuk dicerna.
Penampang amilum pada berbagai tanaman tentu berbeda-beda. Karena
itu,pada praktikum kali ini akan membahas tentang perbedaan jenis amilum
padatumbuhan, seperti amilum pada kentang (Solanum tuberosum), amilum pada
beras (Oryza sativa), amilum pada lerut (Maranta arudinaceae), amilum pada
kacanghijau (Phaseolus radiatus L.), amilum pada jagung ( Zea mays), dan amilum
padasingkong (Manihot utilissima).
Pati atau amilum merupakan simpanan energi di dalam sel-sel tumbuhan,
berbentuk butiran-butiran kecil mikroskopik dengan diameter berkisar antara 5-50
nm. Di indonesia banyak tumbuhan yang mengandung amilum yang dapat diketahui
secara pasti kandungan amilum pada tumbuhan tersebut. Amilum banyak terkandung
dalam beras, gandum, jagung, biji-bijian seperti kacang merah atau kacang hijau dan
banyak juga terkandung dalam berbagai jenis umbi-umbi an seperti singkong,
kentang, atau ubi. Amilum merupakan 50-65% berat kering biji gandum dan 80%
bahan kering umbi kentang.(Wati, 2014).
Didalam berbagai produk pangan, pati umumnya akan terbentuk dari dua
polimer molekul glukosa yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan
polimer glukosa rantai panjang yangtidak bercabang, sedangkan amilopektin
merupakan polimer glukosa dengan susunan yang bercabang-cabang. Komposisi
kandungan amilosa dan amilopektin. Ini akan bervariasi dalam produk pangan,
dimana produk pangan yang memiliki kandungan amilopektin tinggi akan
semakin mudah untuk dicerna. (Gunawan, 2004)
 Amilosa: Terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang berikatan denganikatan α 1,4
glikosidik. Jadi molekulnya menyerupai rantaiterbuka.
 Amilopektin:Terdiri atas molekul D-glukosa yang sebagian besarmempunyai
ikatan 1,4-glikosidik dan sebagian ikatan 1,6-glikosidik.adanya ikatan 1,6-
glikosidik menyebabkanterjadinya cabang, sehingga molekul amilopektinberbentuk
rantai terbuka dan bercabang. Molekulamilopektin lebih besar dari pada molekul
amilosa karenaterdiri atas lebih 1000 unit glukosa (Poedjiadi, A. 2009).
Penampang amilum pada berbagai tanaman tentu berbeda-beda.
Karena itu, pada praktikum kali ini akan membahas tentang perbedaan jenis
amilum pada tumbuhan, seperti amilum pada kentang (Solanum tuberosum),
amilum pada beras (Oryza sativa), amilum pada lerut (Maranta arudinaceae),
amilum pada kacang hijau (Phaseolus radiatus L.), amilum pada jagung (Zea
mays), dan amilum pada singkong (Manihot utilissima). Deskripsi tanaman :
a. Amilum Oryzae (Pati Beras)
Tanaman semak semusim ini berbatang basah, tingginya 50cm 1,5 m.
batang tegak, lunak, bertuas, berongga, kasar wrrna hijau. daun tunggal
berbentuk pita yang panjangnnya 15-30 cm, lebar mencapai 2 cm, perabaan
kasar, ujung runcing, tepi rata, berpelepah, pertulangan sejajar, hijau. bungan
majemuk berbentuk malai. Buahnya buah batu, terjurai pada tangkai, warna hijau,
setelah tua menjadi kuning. Biji keras, bulat telur, putih atau merah (Dalimartha,
1999).
b. Amilum Maydis (Pati Jagung)
Rumput berumah satu, tegak, dengan sistem perakaran terdiri dari akar
serabut. Batang biasanya tunggal. Daun tumbuh berseling pada sisi yang
berlainan pada buku, dengan helaian daun yang bertumpang tindih, aurikel
diatas; helaian daun memita-memanjang. Perbungaan jantan dan betina terpisah
pada satu tumbuhan yang sama; bunga jantan merupakan malai terminal.
Perbuahan yang masak dalam bentuk tongkol.Bijinya biasanya lonjong, warna
bervariasi dari putih hingga kuning, merah atau keunguan hingga hitam.
c. Amilum Manihot (Pati Tapioca)
Tanaman perdu, bisa mencapai 7 meter tinggi, dengan cabang agak
jarang. Akar tunggang dengan umlah akar cabang yang kemudian membesar
menjadi umbi akar yang dapat dimakan. Ukuran umbi rata-rata bergaris tengah
2-3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari klon/kultivar. Bagian dalam
umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan. Umbi singkong tidak tahan
simpan meskipun ditempatkan di lemari pendingin. Gejala kerusakan
ditandai dengan keluarnya warna biru gelap akibat terbentuknya asam sianida
yang bersifat meracun bagi manusia. Umbi ketela pohon merupakan sumber
energi yang kaya karbohidrat namun sangat miskin protein. Sumber protein
yang bagus justru terdapat pada daunsingkong karena mengandung asam amino
metionina.
d. Amilum Solani (Pati Kentang)
Tumbuhan terna dengan banyak cabang, tegak, umbi berbentuk
membulat hingga menjorong, warnanya sangat beragam, kulit umbi bersisik atau
halus, biasanya terdapat beberapa mata tunas. Perbungaan, unga putih atau putih
ditutupi dengan merah jambu; kelopak menggenta, bagian luar berbulu; mahkota
bagian luar berbulu. Buah buni agak membulat, berwarna hijau-kuning, berbiji
banyak, beracun. Biji pipih, berbentuk agak membundar hingga membundar
telur, berwarna kuning pucat kecoklatan.
e. Amilum Sagu (Pati Sagu)
Sagu tumbuh dalam bentuk rumpun.Setiap rumpun terdiri dari 1-8
batang sagu, pada setiap pangkal tumbuh 5-7 batang anakan. Tajuk pohon terbentuk
dari pelepah yang berdaun sirip dengan tinggi pohon dewasa berkisar antara 8-17
meter tergantung dari jenis, bunga muncul dari percabangan berwarna coklat pada
waktu masih muda, gelap dan lebih merah pada waktu dewasa; bunga
berpasangan tersusun secara spiral, masing-masing pasangan berisi 1 bunga jantan
dan 1 bunga hermafrodit. Buah pelok membulat-merapat turun sampai mengerucut
sungsang, tertutup dengan sisik, mengetupat, kuning kehijauan, berubah menjadi
bewarna kuning jerami atau sesudah buah jatuh; bagian dalamnya dengan suatu
lapisan bunga karang berwarna putih.Biji setengah membulat, selaput biji merah tua.
(Harsanto, 1986).

2.1 Sifat-sifat Amilum


Dalam air dingin amilum tidak akan larut tetapi apabila suspensi dalam air
dipanaskan akan terjadi suatu larutan koloid yang kental, memberikan warna ungu
pekat pada tes iodin dan dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam sehingga
menghasilkan glukosa. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan
untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang
penting. Kandungan pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan
amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda.
Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin menyebabkan
sifat lengket. Pati digunakan sebagai bahan untuk memekatkan makanan cair seperti
sup dan sebagainya. Dalam industri, pati dipakai sebagai komponen perekat,
campuran kertas dan tekstil, dan pada industri kosmetika.

2.3 Kegunaan amilum dalam farmasi


Amilum secara luas digunakan pada industri farmasi dengan alasan mudah
didapat, murah dan inert. Amilum bisa berfungsi sebagai bahan pengisi, pengikat dan
penghancur pada tablet dan kapsul. Fungsinya tergantung pada bagaimana amilum
diinkorporasi ke dalam formulasi. Amilum juga digunakan sebagai bahan pengisi,
bahan pengikat, dan bahan penghancur.
Sementara suspensi amilum dapat diberikan secara oral sebagai antidotum
terhadap keracunan iodium dam amilum gliserin biasa digunakan sebagai emolien dan
sebagai basis untuk supositoria
Sebagai amilum normal, penggunaanya terbatas dalam industri farmasi. Hal
ini disebabkan karakteristiknya yang tidak mendukung seperti daya alir yang kurang
baik, tidak mempunyai sifat pengikat sehingga hanya digunakan sebagai pengisi tablet
bagi bahan obat yang mempunyai daya alir baik atau sebagai musilago, bahan
pengikat dalam pembuatan tablet cara granulasi basah.
Amilum hidroksi-etil adalah bahan yang semisintetik yang digunakan sebagai
pengencer plasma (dalam larutan 6%). Ini merupakan pengibatan tasmbahan untuk
kejutan yang disebabkan oleh pendarahan, luka terbakar, pembedahan, sepsis, dan
trauma lain. Sediaan amilum yang terdapat dalam pasaran adalah Volex. (Ayu, 2015)
DAFTAR PUSTAKA

Ayu, Henny, dkk. 2015. Analisa Kadar Amilosa/Amilopektin dalam Amilum dari Beberapa
Jenis Umbi. Jurnal Teknik Kimia. Universitas Negeri Semarang.Semarang.

Dalimartha, Setiawan. (1999). Atlas Tumbuhan Obat Jilid 1. Jakarta: Trubus Agriwidya.

Harsanto, PB. (1986). Budidaya dan Pengolahan Sagu. Penerbit Kanisius. Jakarta.Hal 91.

Gunawan, D, Mulyani, (2004) Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) jilid I ; Jakarta: Penerbit
Penebar Sriwijaya

Poedjiadi, A. (2009) Dasar-dasar Tumbuhan Edisi Revisi Jakarta :UI-Press.

Wati, Karmila, (2014) Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopis. Kendari :
Jurusan Farmasi Universitas Haluoleo.

Anda mungkin juga menyukai