PRAKTIKUM 1
AMYLUM
Disusun Oleh:
Sellygani Budi Vaelani 10060318162
Wardah Nurul ‘Izza 10060318163
Syafanisa Alifia Rahma 10060318164
Salsabilla Permana Putri 10060318165
Shift/Kelompok : A/5
Tanggal Praktikum : 18 November 2019
Tanggal Laporan : 25 November 2019
Nama Asisten : Aldi Egiawan, S.Farm.
I. TUJUAN PENGAMATAN
Menganalisa fragmen-fragmen seperti hilus dan lamella secara miskroskopis
pada berbagai preparat serbuk amylum yang diuji.
III. PROSEDUR
Preparat pada percobaan dibuat dari larutan I2KI yang diencerkan terlebih
dahulu dengan ditambahkan aquadest di dalam beaker glass. Larutan I2KI yang
sudah diencerkan diteteskan sebanyak 1-2 tetes ke permukaan kaca objek. Lalu
diambil sedikit simplisia amylum yang di uji menggunakan jarum dan
ditambahkan pada permukaan kaca objek dengan sedikit diaduk agar simplisia
tidak menumpuk. Kemudian kaca objek ditutup menggunakan kaca penutup.
Lamela konsentris
VI. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan mikroskopis yang dilakukan dapat disimpulkan:
VI.1 Pada simplisia Amylum Manihot atau pati singkong, bentuk mikroskopisnya
yaitu butir tunggal bulat atau persegi banyak, terdapat hilus ditengah dan
lamela tidak teramati dengan jelas.
VI.2 Pada simplisia Amylum Maydis atau pati jagung, bentuk mikroskopisnya
yaitu butir bersegi banyak atau tidak beraturan, hilus ditengah dan berupa
rongga, dan tidak teramati adanya lamela.
VI.3 Pada simplisia Amylum Oryzae atau pati beras, bentuk mikroskopisnya
yaitu butir persegi, hilus ditengah, dan tidak teramati adanya lamela.
VI.4 Pada simplisia Amylum Solani atau pati kentang, bentuk mikroskopisnya
yaitu butir tunggal besar berbentuk bulat telur dan terdapat garis-garis yang
menyerupai garis luar seperti kerang, hilus berupa titik yang terletak di
ujung dan lamela terlihat jelas pada bagian konsentris.
VI.5 Pada simplisia Amylum Tritici atau pati gandum, bentuk mikroskopisnya
yaitu butir berbentuk bulat, dan tidak dapat teramati adanya hilus dan lamela
(sukar terlihat).
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, E., dkk. (2004). Pemanfaatan Maltodekstrin Pati Terigu Sebagai Eksipien
dalam Formula Sediaan Tablet dan Niosom. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen
Kesehatan Rakyat Indonesia.
Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan Rakyat Indonesia.
Gunawan, D., dan Mulyani, S. (2004). Ilmu Obat Alam Farmakognosi Jilid 1.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Poedjiadi. (2009). Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Syamsuni, H.A. (2007). Ilmu Resep. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.