Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

IDENTIFIKASI AMILUM SECARA KIMIAWI


DAN MIKROSKOPI

OLEH :
NAMA : TRI HARTATI DUKOMALAMO
KELAS : 1A
KELOMPOK : II
TGL PRAKTIKUM : 23 OKTOBER 2023
ASISTEN : PUTRI SALWA MARSAOLY

LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI


PRAKTIKUM BOTANI FARMASI
PRODI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNKHAIR 2023
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Amilum merupakan karbohidrat polisakarida yang memiliki sifat inert,
sehingga banyak digunakan sebagai bahan tambahan dalam sediaan pada
industri farmasi. Amilum banyak ditemukan pada beberapa organ pada
tanaman yang berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan, salah
satunya tanaman talas kimpul (Xanthosoma sagittifolium) yang pada umbinya
mengandung sekitar 36% amilum dengan kandungan amilosa dan amilopektin
yang cukup tinggi, yaitu 15,4% dan 81,5%. (Luh Ayu Putri 2022)
Amilum juga disebut dengan pati. Pati yang diperdagangkan diperoleh dari
berbagai bagian tanaman, misalnya endosperma biji tanaman gandum, jagung
dan padi ; dari umbi kentang ; umbi akar Manihot esculenta (pati tapioka);
batang Metroxylon sagu (pati sagu); dan rhizom umbi tumbuhan bersitaminodia
yang meliputi Canna edulis, Maranta arundinacea, dan Curcuma angustifolia
(pati umbi larut) (Fahn, 2016).
Amilum merupakan kelebihan karbohidrat yang disimpan oleh tanaman
sebagai cadangan makanan yang memiliki warna putih tidak berasa serta
berbentuk serbuk amorf lunak (Sakinah dan Kurniawansyah, 2018).
Amilum mengandung dua komponen, yakni amilosa dan amilopektin.
Amilosa merupakan komponen dalam amilum yang memiliki struktur linier tanpa
cabang dengan 200 – 300 satuan D-glukosa yang terhubung melalui ikatan α-
(1,4)-glikosida. Sementara itu, amilopektin merupakan komponen dalam
amilum yang memiliki struktur linier bercabang dengan 1.000 bahkan lebih
satuan D-glukosa yang terhubung melalui ikatan α-(1,4)-glikosida pada rantai
lurusnya dan ikatan α-(1,6)-glikosida pada rantai cabangnya (Pramesti dkk.,
2015).
Karbohidrat adalah kelompoksenyawa yang mengandung unsure C,H, dan
O. senyawa-senyawa karbohidrat memiliki sifat pereduksi karena adanya
gugus karbonil dalam bentuk aldehid atau keton. Senyawa ini juga memiliki
banyak gugus hidroksil. Karena itu, korbohidrat merupakan suatu
polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton, atau turunan senyawa-senyawa
tersebut. Senyawa karbohidrat yang memiliki tiga sampai Sembilan atom
karbon disebut monosakarida. Gabungan senyawa-senyawa monosakarida
akan membentuk senyawa karbohidrat yang lebih besar. Ikatan penghubung
antara dua buah monosakarida disebut ikatan giloksida. Dalam disakarida,
terdapat satu ikatan glikosida yang menghubungkan dua monosakarida.
Adapun dalam trisakarida terdapat dua ikatan glikosida yang
menghubungkan tiga buah monosakarida (Ngili, 2013).
Kali ini kita menggunakan uji iodium untuk mendeteksi adanya kandungan
amilum atau pati (polisakarida). Larutan amilum apabila diberi larutan iodium
akan berwarna biru akibat molekul amilosa yang membentuk senyawa
amilopektin. (Sri Wahyuni, 2022).

l.2 Maksud dan Tujuan


1. Maksud
Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk bisa membedakan jenis dan
macam-macam amilum.
2. Tujuan
1. Memahami dan mampu membedakan macam-macam amilum
2. Mahasiswa mampu menyebutkan klasifikasi tanaman
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ll.1 Teori Umum
1. Pengertian
Amilum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu
sebagian besar tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian
(Poedjiadi, A. 2020).
Amilum merupakan campuran dua macam stuktur polisakarida yang
berbeda yaitu amilosa dan amilopektin . Amilum juga didefinisikan sebagai
karbohidrat yang berasal dari tanaman, sebagai hasilfotosintesis, yang
disimpan dalam bagian tertentu tanaman sebagai cadangan. Sifatnya yang
inert dan dapat tercampurkan dengan Sebagian besar bahan obat
merupakan kelebihan dari amilum sebagai eksipien (Priyanta, dkk, 2014).
Amilosa memiliki sifat yang keras dan mudah menyerap air, sedangkan
amilopektin memiliki sifat yang lengket dan sulit menyerap air (Rosmawati,
2013).
Umbi suweg seperti jenis umbi-umbi lainnya, juga mengandung amilum
dan amilopektin. Amilum merupakam polimer dalam gllukosa dalam bentuk
anhidrat. Amilum mempunyai dua ikatan glikoidik yang merupakan
golongan daro dua polisakarida yaitu amilosa dan amilopektin (Suryani, dkk
2013).
Amilum merupakan hmopolimer glukosan dengan ikatan α-glikosidik.
Amilum terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas.
Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi tidsk larut disebut amilopektin.
Amilosa mempunyai sturktur lurus sedangkan amilopektin mempunyai
cabang (Pramesti, dkk, 2015).
Umbi-umbian merupakan salah satu sumber karbohidrat yang disimpan
dalam bentuk polisakarida seperti pati/amilum. Amilum dapat diisolasi
dengan mengekstrak ubi dengan air. Selanjutnya endapan yang diperoleh
diekstrak dengan etanol. Secara umum, amilum terdiri dari 20% bagian
yang larut air (amilosa) dan 80% bagian yag tidak larut air (amilopektin).
Hidrolisis amilum oleh asama mineral menghasilkan glukosa sebagai
produk akhir secara hampir kuantitatif (Gunawan, 2014).
Amilum juga disebut dengan pati. Pati yang diperdagangkan diperoleh
dari berbagai bagian tanaman, misalnya endosperma biji tanaman gandum,
jagung dan padi ; dari umbi kentang ; umbi akar Manihot esculenta (pati
tapioka). (Fahn, 2016).
• Amilum Oryzae (Pati Beras) merupakan Rumput semusim, tingginya 50-
130 cm. Akar berserabut, batang tegak, tersusun dari deretan buku-buku
dan ruas, jumlahnya tergantung pada kultivar dan musim
pertumbuhannya; masing-masing buku dengan daun tunggal, kadang-
kadang juga dengan akar, ruas biasanya pendek pada pangkal tanaman.
Daun dalam 2 peringkat; pelepah saling menutupi satu sama lain
membentuk batang semu, terakhir membungkus ruas; helaian daun
memita.
• Amilum Manihot (Singkong), Tanaman singkong tidak memiliki bunga,
termasuk tanaman berkormus karena memiliki akar, batang, daun sejati,
tinggi tanaman 235 cm, berumur 2 bulan. Tanaman saingkong
mempunyai system perakaran serabut, akar berwarna putih kekuningan,
panjang akar 30 cm, panjang rambut akar 50 cm, termasuk tumbuhan
dikotil, akar menggembung berisi cadangan makanan.
• Amilum Solani (Kentang), Tumbuhan terna dengan banyak cabang,
tegak, umbi berbentuk membulat hingga menjorong, warnanya sangat
beragam, kulit umbi bersisik atau halus, biasanya terdapat beberapa
mata tunas.Batang biasanya berongga, bersayap. Daun berseling,
bertangkai, majemuk menyirip gasal, dengan atau tanpa banyak pinak
daun, pinak daun samping berhadapan atau berseling, membundar telur
hingga menjorong-membundar telur, pinak daun yang terkecil agak
duduk, berbentuk membundar telur hingga agak membundar, pinak daun
ujung biasanya yang terbesar. Semua pinak daun berbulu padat,
berwarna hijau gelap, berurat daun menyirip.
• Amilum Tritici (Gandum), gandum memiliki tekstur yang keras. Biji
gandum terdiri dari tiga bagian yaitu bagian kulit (bran), bagian
endosperma, dan bagian lembaga (germ). Bagian kulit dari biji gandum
sebenarnya tidak mudah dipisahkan karena merupakan satu kesatuan
dari biji gandum tetapi bagian kulit ini biasanya dapat dipisahkan melalui
proses penggilingan.
• Amilum Maydis (Jagung), deskripsi Jagung merupakan tanaman
semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari.
Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan
paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung
sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian
antara 1 m sampai 3 m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6 m.
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8
m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m.
lI.2 Uraian Bahan
a. Amilum
Nama resmi : AMYLUM
Nama lain : Amilum
Rumus Molekul : C6H20O10.H2O
Pemerian : Serbuk halus kadang – kadang berupa gumpalan
kecil, tidak berbau, tidak berasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol
Kegunaan : Sebagai sampel
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
b. Iodium
Nama resmi : IODIUM
Rumus molekul : I2
Berat molekul : 126,91 gr/mol
Kandungan : Mengandung tidak kurang dari 99,5%
Pemerian : Keping atau butir, berat, mengkilat.
Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 3500 bagian air.
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan :Sebagai zat tambahan.
c. Betadine Povidon Iodum
Nama Resmi : Povidoni Iodum
Nama Lain : Povidon Iodum
Pemerian : Serbuk amorf, coklat kekuningan, sedikit berbau khas.
Larutanbereaksiasam terhadap kertas lakmus.
Kelarutan : Larut dalam air dan dalam etanol, praktis tidak larut
Pemerian : Serbuk amorf, coklat kekuningan, sedikit berbau khas.
Kelarutan : Larut dalam air dan dalam etanol.
ll.3 Klasifikasi Tanaman
a. Padi/Beras ( Amilum Oryzae)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Poales
Famili : Polaceae
Genus : Oryza
Spesies : Oryza Sativa
b. Kentang (Amilum Solani)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum Tuberosum
c. Buah Jagung (Amilum Maydis)
Kingdom : Plantae
Divisi : Angiospermae
Subdivisi : Magnoliophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays
d. Ubi kayu/Ketela Pohon (Amilum Manihot)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Euphhorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot esculenta
e. Gandum (Amilum Tritici)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Triticum
Spesies : Triticum aestivum L
BAB III
METODE KERJA

lll.1 Alat dan Bahan


Alat :
1. Serbet
2. Kantong Plasti
3. Tabung Reaksi
4. Rak Tabung Reaks
5. Gelas Beker
6. Lumpang & Alu
7. Pipet tetes
8. Lampu Spiritus
9. Penjepit Tabung reaksi
10.Mikroskop
Bahan :
1. Pensil
2. Pensil Warna/Krayon
3. Penggaris
4. Penghapus
5. Aquadest
6. Iodium
7. Betadin Tetes
8. Amilum Oryzae
9. Amilum Manihot
10.Amilum Solani
11.Amilum Tritici
12.Amilum Maydis
lll.2 Prosedur Kerja
1. Pemeriksaan amilum dengan larutan iodium Masukkan sampel yang
diperiksa dan aquades secukupnya ke dalam tabung reaksi. Tambahkan
beberapa tetes larutan iodium dan panaskan. Catat perubahan warna yang
terjadi untuk masing-masing jenis amilum yang diperiksa.
2. Pemeriksaan amilum secara mikroskopi Ambil sedikit amilum secukupnya.
Letakkan di atas gelas objek, tetesi dengan sedikit akuades dan tutup
dengan gelas penutup. Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran
lemah (12.5x10) dan perbesaran kuat (12.5x40).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan


a. Identifikasi amilum secara kimiawi
Larutan Iodium

Amilum (1%) dalam Perubahan Warna


No.
aquadest
Sebelum di panaskan Setelah di panaskan

Biru kehitaman Bening endapan

1. Oryzae

Kuning muda Kuning mengeras

2. Manihot

Coklat bening
Coklat muda bening

3. Solani
Biru Kehitaman Bening

4. Tritici

Kuning muda Kuning

5. Mayds

Larutan Betadine

Amilum (1%) dalam Perubahan Warna


No.
aquadest Sebelum di panaskan Setelah di panaskan

Biru kehitaman Bening

1. Oryzae
Kuning muda Kuning muda

2. Manihot

Coklat bening Coklat muda keras

3. Solani

Biru kehitaman Bening

4. Tritici

Kuning muda Kuning

5. Mayds
b. Identifikasi amilum dengan mikroskop
No. Sampel Lensa Keterangan
Oryzae
1

2 1. Hilus
1. 12,5x40
2. Lamela

Manihot

1
2. 12,5x40 1. Hilus

Solani

1
1. Hilus
3. 12,5x40
2 2. Lamela

Tritici

1. Hilus
4. 1 12,5x40
2. Lamela
2

Maydis

1
1. Hilus
5. 12,5x40
2 2. Lamela
IV.2 Pembahasan
a. Identifikasi secara kimiawi
Identifikasi pertama yaitu secara kimiawi dengan menggunakan iodium
dan betadine, Identifikasi secara kimiawi kandungan amilum bertujuan
untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya amilum dalam sampel yakni
dengan cara uji iodine. Pada uji ini sampel yang mengandung amilum akan
berubah warna menjadi biru.
Pada identifikasi ini ada dua sampel yang berubah warna menjadi biru
hingga biru kehitaman yaitu padi/beras dan gandum ini dikarenakan warna
biru yang dihasilkan diperkirakan adalah hasil dari ikatan kompleks antara
amilum dengan iodin. Warna biru gelap ini menandakan jika sampel positif
mengandung amilum.
Saat kedua sampel kemudian dipanaskan akan Kembali ke warna
semula, dengan endapan dibawahnya. Perubahan tersebut disebabkan
oleh putusnya ikatan kompleks antara amilosa dan iodin ini membuat
ikatan-glikosidik pada amilosa dan amilokpektin yang saling terhubung
putus. Putusnya ikatan glikosidik ini membuat iodium akan mudah bereaksi
dengan amilum.
Kemudian ada sampel yang tidak berubah menjadi warna biru tetapi
warna lain, yaitu kentang sebelum di panaskan menghasilkan warna coklat
bening dan singkong sebelum di panaskan menghasilkan warna kuning
muda Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat amilum namun amilum
yang terkandung di dalamnya berada dalam keadaan rusak sehingga tidak
menunjukkan perubahan warna yang signifikan.
ada juga yang tidak berubah sama sekali yaitu Jagung, hal ini terjadi
karena adanya kesalahan dalam praktikum yaitu sampel sagu yang diambil
lebih banyak dibandingkan dengan pereaksi amilum yang diberikan
sehingga tidak terjadi perubahan warna.
b. Identifikasi secara mikroskop
Identifikasi amilum secara mikroskopis bertujuan agar kita lebih
mengetahui bentuk-bentuk yang khas dari masing-masing amilum pada
sampel sehingga kedepannya akan lebih memudahkan praktikan dalam
membuat sediaan farmasi.
• Amylum oryzae (pati beras) adalah amylum yang diperoleh dari biji Oryza
sativa L. (familia Poaceae) yang berupa serbuk sangat halus dan putih.
Secara mikroskopik yaitu berupa butir bersegi banyak ukuran 2 µm
sampai 5 µm, tunggal atau majemuk bentuk bulat telur ukuran 10 µm
sampai 20 µm. hilus di tengah terlihat jelas dan memiliki lamella.
• Amilum manihot (Singkong), Pati singkong adalah pati yang diperoleh
dari umbi akar Manihot. Secara Mikroskopik : butir tunggal, agak bulat
atau bersegi banyak, butir kecil diameter 5µm sampai 10µm, butir besar
bergaris tengah 20µm sampai 35µm, hilus di tengah berupa titik, garis
lurus atau bercabang tiga, tidak ada lamella.
• Amilum solani (kentang) Amylum solani (pati kentang) adalah pati yang
diperoleh dari umbi solanum tuberosum (familia Solanaceae).Secara
mikroskopik yaitu berupa butir tunggal, tidak beraturan, dan tidak jelas,
ada lamela berbentuk bulat telur ukuran 30 µm sampai 100 µm, atau
membulat ukuran 10 µm sampai 35 µm, butir majemuk jarang, terdiri dari
2 sampai 4, hilus berupa titik pada ujung tidak terlihat jelas.
• Amilum tritici (Gandum), memiliki butir tunggal besar,dilindungi oleh
butiran kecil .Bentuk serupa lensa bundar atau jorong,kadang-kadang
berbentuk ginjal. Hilus terletak ditengah tidak jelas, Berupa titik atau
celah.Lamela tidak jelas.
• Amylum maydis (jagung) adalah pati yang diperoleh dari biji zea mays L.
(familia Poaceae) yang berupa serbuk sangat halus dan putih. Secara
mikroskopik yaitu berupa butir bersegi banyak, bersudut, ukuran 2 µm
sampai 23 µm atau butir bulat dengan diameter 25 µm sampai 32 µm,
hilus ditengah berupa rongga yang nyata atau celah berjumlah 2 sampai
5, dan ada lamella.
BAB V
PENUTUP

V.1 Kesimpulan
Amilum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu
sebagian besar tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian.
Amilum pada setiap tumbuhan berbeda jenisnya
Keberadaan amilum dalam tumbuhan dapat dibuktikan dengan uji larutan
Iodium. Dengan adanya perubahan warna, maka membuktikan bahwa
sampel tumbuhan tersebut mengandung amilum
Amilum biasa digunakan sebagai bahan penyusun dalam serbuk dan
sebagai bahan pembantu dalam pembuatan sediaan farmasi yang meliputi
bahan pengisi tablet, bahan pengikat, dan bahan penghancur. Sementara
suspensi amilum dapat diberikan secara oral sebagai antidotum terhadap
keracunan iodium dan amilum gliserin biasa digunakan sebagai emolien dan
sebagai basis untuk supositoria.
Amilum merupakan campuran dua macam stuktur polisakarida yang
berbeda yaitu amilosa dan amilopektin Amilosa memiliki sifat yang keras dan
mudah menyerap air, sedangkan amilopektin memiliki sifat yang lengket dan
sulit menyerap air.

V.2 Saran
Saran saya, lab perlu menambah perlengkapan keselamatan agar pada saat
praktikum tidak ada hal yang tidak di inginkan terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Fahn, A. 2016. Anatomi Tumbuhan edisi ketiga.Yogyakarta: Gajah Mada


University Press.

Gunawan,D.,Mulyani,S. 2014. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) jilid 1. Jakarta


: Penebar Swadaya.

Poedjiadi. 2020. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta:Universitas Indonesia Press.

Pramesti, 2015 , Analisis Rasio Kadar Amilosa/Amilopektin dalam Amilum dari


Beberapa Jenis Umbi, Indonesia Journal of Chemical Science.

Priyanta, , 2014, Sifat Fisik Granul Amilum Jagung yang Dimodifikasi secara
Enzimatis dengan Lactobacilus acidophilus

Suryani, dkk , 2013, Penggunaan Amilum Umbi Suweg (Amorphophallus


campanulatus BI. Decne) Sebagai Pengikat Tablet Ibuprofen,
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi.

Rosmawati T, 2013, Isolasi Kapang Pendegradasi Amilum pada Ampas Sagu


(Metroxylon sago) Secara in Vitro. Jurnal Biology Science &
Education.

Sakinah, A. R., dan Kurniawansyah, I. S. 2018. Isolasi, Karakterisasi Sifat


Fisikokimia, dan Aplikasi Pati Jagung dalam Bidang Farmasetik.

Luh Ayu Putri Saraswati, 2022, Pengaruh Variasi Waktu Pengeringan Oven
Terhadap Karakteristik Fisik Amilum Talas Kimpul (Xanthosoma
Sagittifolium). Jurusan Farmasi; Universitas Udayana

Ngili, 2013 . Physicochemical Characterization of Cocoyam (Xanthosoma


sagittifolium) Starch from Banjarnegara Highland as a Local Source of
Carbohydrate.

Anda mungkin juga menyukai