JUDUL
PERCOBAAN IV
STOIKIOMETRI:PENENTUAN RUMUS KIMIA
KELOMPOK II A :
Tri Hartati Dukomalamo (09412311013)
Ririn Sabrina Muhammad (09412311023)
Alyssa R. Husen (09412311019)
Sitriyani Muhammad (09412311015)
Ananda Pratiwi (09412311017)
Hikmah M.Oce (09412311021)
Yamuna Isni Puji (09412311025)
Dosen Pengampuh:
Apt. Eri, Marwati, S.Farm, M.Si
B. DASAR TEORI
Perubahan materi ada dua bentuk yaitu perubahan fisika dan perubahan
kimia. Secara sederhana, peribahan fisika diartikan sebagai perubahan yang
bersifat sementara dan perubahan kimia bersifat kekal. Pada perubahan ini
berlaku hukum kekekalan massa, yaitu massa zat sebelum dan sesudah reaksi
selalu sama. Melalui logika yang benar dapat disimpulkan, pada reaksi kimia
zat pereaksi berubah semua menjadi zat hasil reaksi. Menurut kenyataan,
dalam banyak reaksi, zat pereakis atau zat hasil reaksi masih tersisa. Hal ini
dapat disebabkan ada zat yang bertindak sebagai pereaksi pembatas atau
terjadi reaksi kesetimbangan (reversible). Perubahan zat karea suatu peristiwa
kimia dinytaakan dengan persamaan reaksi (kimia). Persamaan reaksi
merupakan gambaran zat-zat yang terlibat sebelum dan sesudah reaksi
berlangsung (Sidauruk, 2005).
Stoikiometri (stoichiometry) adalah ilmu yang mempelajari kuantitas dari
reaktan dan produkdalam reaksi. Stoikiometri melibatkan hubungan kuantitatif
dalam reaksi kimia. Faktor stoikiometri atau dikenal dengan rasio mol
didasarkan pada koefisien dalam persamaan setara dan digunakan untuk
menghubungkanreaktan atau produk. Massa molar dan factor stoikiometrik
digunakan untuk mengetahui informasi tentang salah satu reaktan atau produk
dalam reaksi kimia.
Reaksi stoikiometri adalah suatu reaksi kimia dimana pereaksi dalam reaksi
tersebur habis bereaksi, sehingga tidak ada mol sisa dalam pereaksi atau tidak
ada pereaksi pembatas.Dalam suatu reaksi tidak semua reaktan habis.
Terkadang dijumpai salah satu reaktan habis bereaksi duluan sehingga
membatasi berlanjutnya reaksi, pereaksi ini disebut pereaksi pembatas. Dari
adanya pereaksi pembatas maka terdapat reaksi yang belum bereaksi karena
pereaksi yang hin sudah habis duluan, pereaksi yang bersisa ini disebut
pereaksi sisa.Stoikiometri reaksi adalah penentuan perbandingan massa unsur-
unsur dalam senyawa dalam pembentukan senyawanya. Pada perhitungan
kimia secara stoikiometri biasanya diperkukan hukum-hukum dasar ilmu
kimia
ALAT DAN BAHAN
a. Alat yang digunakan
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Gelas Kimia 100 mL
4. Batang pengaduk
5. Termometer,
b. Bahan yang digunakan
1. Pb(NO3)2 1%
2. KI 1%
3. Akuades
4. CuSO4 1 M, NaOH 2 M
5. NaOH 1 M
6. HCL 1 M
C. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Penetapan Perbandingan Molar
1. Diambil larutan Pb(NO3)2 menggunakan pipet ukur sebanyak 9 mL,
dimasukkan ke dalam 5 tabung reaksi.
2. Diambil larutan KI 1% menggunakan pipet ukur (Tabel 1), ditambahkan
ke dalam 5 tabung reaks (dilakukan dengan hati-hati). Pastikan volume
larutan yang diambil sudah sesuai.
3. Dicampurkan akuades dengan campuran larutan KI dan Pb(NO3)2.
Volume larutan ditambahkan sesuai tabel 1.
4. Sisa campuran larutan KI dan Pb(NO3)2 pada tabung reaksi dibilas
dengan akuades.
5. Diambil menggunakan pipet tetes campuran larutan pada gelas beaker I.
6. Dimasukkan masing-masing sebanyak 3 tetes ke dalam gelas beaker A
dan B.Ke dalam gelas A ditambah 2 tetes larutan KI.
7. Ke dalam tabung B ditambahkan beberapa tetes larutan Pb(NO3)2.
8. Diamati perbedaan.
9. Percobaan diulangi dari gelas beaker II, III, IV, dan V dengan perlakuan
yang sama dan tetes filtrat berbeda.
10. Ditentukan jumlah ion yang berlebihan
b. Stoikiometri Larutan
1. Diambil larutan NaOH menggunakan gelas ukur sebanyak 5 mL,
dimasukkan ke dalam gelas piala.
2. Diukur temperature larutan NaOH dengan termometer.
3. Diambil larutan CuSO4 menggunakan gelas ukur sebanyak 45 mL,
diambil larutan menggunakan pipet tetes jika volumenya berlebih.
4. Diukur temperatur larutan CuSO4 menggunakan termometer.
5. Campurkan larutan CuSO4 ke dalam larutan NaOH.
6. Aduk campuran hingga terbentuk campuran hingga homogen.
7. Kemudian diukur temperatur campuran dengan termometer.
8. Percobaan diulangi dengan volume NaOH 10 mL, 20 mL, dan 30 mL.30
9. Kemudian larutan CuSO4 digunakan sebanyak 20 mL, 30 mL, dan 40
mL.
10. Kemudian larutan dicampurkan dan diaduk lagi.
11. Kemudian diukur temperatur campuran dengan termometer.
12. Selisih nilai temperatur yang diperoleh digunakan untuk menentukan
stoikiometri reaksi kedua larutan.
c. Stoikiometri Asam-Basa
1. Diambil berturut-turut 5 mL, 10 mL, 15 mL, 20 mL, dan 25 mL larutan
NaOH menggunakan pipet ukur.
2. Dimasukkan ke dalam sebuah tabung reaksi dan dicatat temperaturnya.
3. Diambil larutan HCl berturut-turut sebanyak 5 mL, 10 mL, 15 mL, 20 mL,
dan 25 mL menggunakan pipet ukur.
4. Dimasukkan ke dalam 5 buah tabung reaksi dan dicatat temperaturnya.
5. Kedua larutan dicampurkan sedemikian rupa sehingga volumenya tetap
yaitu 30 mL
6. Diaduk campuran tersebut dan dicatat temperatur yang terukur.
7. Dibuat grafik ∆T (sumbu Y) dengan volume asam (sumbu X)
D. HASIL PENGAMATAN
a. Perbandingan molar
Tabel 1. DATA PENGAMATAN
Tabel 1 Penetapan Perbandingan Molar
Pereaksi I II III IV V
Pb(NO3)2 9 9 9 9 9
KI 3 4,5 9 18 27
Akuades 28 26,5 22 13 4
HASIL DOKUMENTASI
PEREAKSI
1
PEREAKSI
2
PEREAKSI
3
PEREAKSI
4
PEREAKSI
5
b. Stoikiometri larutan
Tabel 2. Stoikiometri larutan
20ml 30ml
30ml 20ml
c. Stoikiometri asam-basa
Tabel 3. Stoikiometri asam-basa
a. Stoikiometri asam-basa
15 ml 15 ml
20 ml 10 ml
25 ml 5 ml
E. Reaksi-Reaksi
Pb(NO3)2 + 2KI → PbI2 + 2KNO3
Reaksi CuSO4+NaOH
CuSO, (aq) + 2NaOH (aq) Na₂SO, (aq) + Cu(OH)2(aq)
Reaksi Asam-basa NaOH+HCI
NaoH (aq) + HCl (aq) NaCL (aq) + H₂O
F. Pembahasan
a. Perbandingan molar
1.
Percobaan I (9 mL Pb(NO3)2 + 3 mL KI)
Mol Pb(NO3)2 =MxV
= 0,01 x 9
= 0,09 mmol
Mol KI =MxV
= 0,01 x 3
= 0,03 mmol
2.
Percobaan II (9 mL Pb(NO3)2 + 4,5 mL KI)
Mol Pb(NO3)2 = M xV
= 0,01 x 9
= 0,09 mmol
Mol KI =MxV
= 0,01 x 4,5
= 0,045 mmol
Pb(NO3)2 + 2KI → PbI2 + 2KNO3
m 0,09 0,045 - -
r -0,0225 -0,045 +0,0225 +0,045
s 0,0675 0 0,0225 0,045
3.
Percobaan III (9 mL Pb(NO3)2 + 9 mL KI)
Mol Pb(NO3)2 =MxV
= 0,01 x 9
= 0,09 mmol
Mol KI =MxV
= 0,01 x 9
= 0,009 mmol
b. Stoikiometri Larutan
1. 45 ml CuSO4 + 5ml NaOH
Suhu campuran
45 ml CuSO4+ 5 ml NaOH= Tcampuran°C = 29°C
45 ml CuSO, T°Cawal= 28°C
5 ml NaOH= T°Cawal = 28°C
c. Stoikiometri asam-basa
1. Percobaan I (5 mL NaOH + 25 mL HCL)
∆T NaOH = (TCampuran – TAwal)
= 30° - 29°
= 1°C
∆T HCL = (TCampuran – TAwal)
= 30° - 29°
= 1°C
Keterangan :
Percobaan I yaitu 5 mL NaOH dan 25 mL HCL . Suhu awal NaOH
dan HCL yaitu 29°C, dan suhu campurannya 30°C. Selisih suhu
campuran dan suhu awal NaOH dan HCL yaitu 1°C. Setelah larutan
NaOH yang berwarna bening dicampurkan dengan HCL yang
berwarna kuning bening, larutan yang dihasilkan tidak berwarna,
memiliki endapan putih dibawahnya dan larutan mengeluarkan asap.
Keterangan :
Percobaan II yaitu 10 mL NaOH dan 20 mL HCL. Suhu awal NaOH
dan HCL yaitu 29°C, dan suhu campurannya yaitu 33°C. Selisih
suhu campuran dan suhu awal NaOH dan HCL yaitu 4°C. Setelah
larutan NaOH yang berwarna bening dicampurkan dengan HCL
yang berwarna kuning bening, larutan yang dihasilkan tidak
berwarna, memiliki endapan putih dibawahnya dan larutan
mengeluarkan asap.
DAFTAR PUSTAKA
Alfian, Z. 2009.Kimia Dasar . Medan: USU Press.
Ariyanti, Nova Dwi., Haryono., dan Masykuri, Mohammad. (2017).
Penigkatan kemampuan Berpikir Kritis Dan Prestasi Belajar Siswa Pada
Materi Stoikiometri Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem
Solving Berbantuan Modul Di Kelas X MIA 2 SMA Negeri 1 Banyudono
Tahun Pelajaran 2015/2016.Jurnal Pendidikan Kimia,6 (1): 62-68.
Ernawati, D. (2015). Upaya Peningkatan Prestasi Belajar dan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Kelas X MIA 7 Dengan Menggunakan Metode
Pembelajaran Problem Solving pada Materi Stoikiometri di SMA Negeri
1 SukoharjoTahun Pelajaran 2014/2015.Jurnal Pendidikan Kimia,4(4):
17-26.
Kencanawati, Cok Istri Putri Kusuma. (2012).Diktat Mata Kuliah Kimia Dasar
.Universitas Udayana, Badung.
Purba, M. (2007).Kimia untuk SMA Kelas XII.Jakarta: Erlangga.