KIMIA
STOIKIOMETRI REAKSI SEDERHANA
A. Tujuan Percobaan
1. Menentukan koefisien reaksi berdasarkan reaksi pembentukan endapan
dan perubahan temperatur.
2. Menentukan hasil reaksi berdasarkan konsep mol.
B. Dasar Teori
E. Cara Kerja
1. Stoikiometri reaksi pengendapan
a. Memasukan 5 mL NaOH 0,1 M pada gelas piala 50 mL, kemudian
tambahkan 25 mL larutan CuSO4 0,1 M. Aduk lalu diamkan hingga
terbentuk endapan.
b. Ukur tinggi endapan yang terbentuk menggunakan mistar (agar
akurat gunakan satuab millimeter).
c. Lakukan cara yang sama untuk:
- 10 ml NaOH 0,1 M dan 20 ml CuSO4 0,1 M
- 15 ml NaOH 0,1 M dan 15 ml CuSO4 0,1 M
- 20 ml NaOH 0,1 M dan 10 ml CuSo4 0,1 M
- 25 ml NaOH 0,1 M dan 5 ml CuSO4 0,1 M
d. Sering larutan yang endpannya paling tinggi menggunakan kertas
saring yang telah diketahui. Endapan yang diperoleh dikeringkan
kemudian ditimbang.
2. Stoikiometri reaksi asam-basa
a. Masukkan 5 mL NaOH 1,0 M ke dalam gelas piala 50 mL, kemudian
tambahkan 25 ml HCl 1,0 M. Sebelum dicampurkan, wadah larutan
direndam dalam penanggas agar temperaturnya sama.
b. Setelah tercampur, ukur temperatur campuran dan cacat temperatur
maksimum yang konstan.
c. Lakukanlah cara yang sama untuk:
- 10 ml NaOH 1,0 M dan 20 ml HCl 1,0 M
- 15 ml NaOH 1,0 M dan 15 ml HCl 1,0 M
- 20 ml NaOH 1,0 M dan 10 ml HCl 1,0 M
- 25 ml NaOH 1,0 M dan 5 ml HCl 1,0 M
F. Hasil Pengamatan
1. Stoikiometri reaksi pengendapan
No Jumlah NaOH 0,1 M Jumlah CuSO4 0,1 M Tinggi Endapan
(mL) (mL) (mm)
1 5 25 1
2 10 20 2
3 15 15 3
4 20 10 4
5 25 5 3
4.5
4
3.5
3
2.5
2 Series1
1.5
1
0.5
0
1 2 3 4 5
2. Stoikiometri reaksi asam-basa
No Jumlah NaOH 1,0 M Jumlah HCl 1,0 M Temperatur larutan
(mL) (mL) (ºC)
1 5 25 31 ºC
2 10 20 32 ºC
3 15 15 39 ºC
4 20 10 33 ºC
5 25 5 38 ºC
45
40
35
30
25
20 Series1
15
10
0
1 2 3 4 5
G. Pengolahan Data
1. perhitungan mol reaktan terhadap reaksi pengendapan
a. 5 NaOH + 25 CuSO 4
n=M XV
n = 5 X 0,1
n = 0,5 mmol
mol
𝑆𝐽𝑅 =
koefisien
0,5 𝑚𝑚𝑜𝑙
𝑆𝐽𝑅 =
2
SJR = 0,25 mmol
b. 10 NaOH + 20 CuSO4
n=MXV
n = 10 X 0,1
n = 1 mmol
mol
𝑆𝐽𝑅 =
koefisien
1 𝑚𝑚𝑜𝑙
𝑆𝐽𝑅 =
2
SJR = 0,5 mmol
c. 15 NaOH + 15 CuSO4
n=MXV
n = 15 X 0,1
n = 1,5 mmol
𝑚𝑜𝑙
𝑆𝐽𝑅 =
koefisien
1,5 mmol
𝑆𝐽𝑅 =
2
SJR = 0,75 mmol
d. 20 NaOH + 10 CuSO4
n=MXV
n = 20 X 0,1
n = 2 mmol
𝑚𝑚𝑜𝑙
𝑆𝐽𝑅 =
koefisien
2 𝑚𝑚𝑜𝑙
𝑆𝐽𝑅 =
2
SJR = 1 mmol
e. 25 NaOH + 5 CuSO4
n=MXV
n = 25 X 0,1
n = 2,5 mmol
mol
𝑆𝐽𝑅 =
koefisien
2,5 mmol
𝑆𝐽𝑅 =
2
𝑆𝐽𝑅 = 1,25 𝑚𝑚𝑜𝑙
2. Bandingkan koefisien tersebut dengan koefisien reaksi secara teori
berdasarkan persamaan reaksinya.
a. Sudah sesuai
b. Sudah sesuai
c. Sudah sesuai
d. Sudah sesuai
e. Sudah sesuai
H. Pembahasan
Dari hasil yang diperoleh maka dapat diketahui jika semakin banyak
volume NaOH yang dicampurkan maka akan menghasilkan warna yang
semakin gelap. Sebaliknya, jika volume NaOH yang dicampurkan semakin
sedikit warna endapannya/ larutan semakin bening atau cerah. Semakin
banyak volume NaOH yang dicampur, semakin tinggi endapannya. Namun
ketinggian tersebut terus naik sampai titik optimum.
Reaksi antara NaOH dan HCl merupakan reaksi penetralan. Reaksi
penetralan yaitu reaksi antara asam HCl dengan basa NaOH. Reaksi asam
basa dalam medium air biasanya menghasilkan garam dan air. Dalam reaksi
ini dihasilkan garam NaCl. Garam yang terbentuk merupakan senyawa
ionik yang terbentuk dari suatu kation selain H+ dan suatu anion selain OH-
atau O2-. Karena asam HCl dan basa NaOH senyawa ini terionisasi
sempurna dalam larutan.