Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRATIKUM KIMIA

Disusun oleh:

Nama : LISTIANA

NPM :E1C020035

Prodi :PETERNAKAN

Kelompok :

Hari/tanggal :SENIN/23 NOVEMBER 2020

Dosen :1.Dra.Devi Silsia,M.Si

2.Drs.Syafnil,M.Si

Ko. As : Feri Abdi(E1G017032)

Objek praktikum : IDENTIFIKASI SENYAWA ORGANIK

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Identifikasi struktur senyawa organik merupakan masalah yang sering


dihadapi dalam laboratorium kimia organik. Senyawa organik tersebut dapat
diperoleh dari hasil suatu reaksi maupun isolasi bahan-bahan alam. Dalam
melakukan identifikasi senyawa organik yang belum diketahui perlu dilakukan
pemisahan dan pemurnian komponen-komponen penyusun campuran. Semua
metode pemisahan didasarkan pada perbedaan sifat fisika dari komponen-
komponen penyusun campuran. Teknik pemisahan seperti ekstraksi, yang
didasarkan pada perbedaan kelarutan, destilasi fraksinasi dan destilasi uap, yang
didasarkan pada perbedaan tekanan uap.

Kimia Organik adalah ilmu kimia tentang atom karbon dan senyawanya. Pada
awalnya, pembahasan bahan kimia organik hanya terbatas pada senyawa-senyawa
kimia yang ditemukan dalam makhluk hidup. Hal ini disebabkan oleh adanya
pemikiran bahwa senyawa karbon hanya terdapat dalam makhluk hidup atau
materi yang pernah hidup. Pada kenyataannya, makhluk hidup bukanlah satu-
satunya sumber senyawa karbon.

Senyawa organik yang hanya terdiri dari atom Karbon dan Hidrogen
disebut dengan senyawa hidro karbon. Selain hidrokarbon, terdapat senyawa
organik bergugus fungsi. Gugus fungsi adalah gugus yang memberikan
karakteristik senyawa. Oleh karena itu. Perubahan kimia terjadi pada gugus
fungsi, selebihnya cenderung tetap seperti struktur aslinya. Senyawa dengan
gugus fungsi yang sama cenderung mengalami reaksi kimia yang sama.
Secara umum senyawa bergugus fungsi dibagi ke dalam tiga kelompok.
Kelompok pertama terdiri dari alkohol, fenol dan eter. Kelompok kedua
meliputi aldehid dan keton, sedang kelompok ketiga merupakan senyawa
asam karboksilat dan turunannya.
1.2 TUJUAN
1.Mengenalkan sifat-sifat yang dimiliki oleh senyawa-senyawa karbon
melalui uji reaksi kimia
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kimia organik didefenisikan sebagai kimia dari senyawa yang datang dari
benda hidup sehingga timbul istilah organik. Suatu pengetahuan mengenai kimia
organik tak dapat diabaikan bagi kebanyakan ilmuwan. Misalnya, karena sistem
kehidupan terutama terdiri dari air dan senyawa organik, hampir semua bidang
yang berurusan dengan tanaman, hewan, atau mikroorganisme bergantung pada
prinsip kimia organik (Farsen, 2017).

Senyawa karbon atau yang biasa dikenal dengan senyawa organik adalah
suatu senyawa yang unsure-unsur penyusunnya terdiri dari atom karbon dan atom-
atom hydrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, halogen atau fosfor. Pada awalnya
karbon ini secara tidak langsung menunjukkan hubungannya dengan system
kehidupan. Namun dalam perkembangannya, ada senyawa organic yang tidak
mempunyai hubungan dengan system kehidupan. Hal ini terbukti pada abad ke-
19, senyawa organic dapat dibuat dari sumber-sumber yang tidak ada kaitannya
dengan system kehidupan. Sebagai contoh Fredric-Wohler pada tahun 1828 telah
berhasil membuat urea (urea adalah senyawa organic dari makhluk hidup yang
berasal dari urin) dengan jalan menguapkan garam ammonium sulfat yang
merupakan senyawa anorganik menjadi senyawa organic (Riswiyanto:2010)

Salah satu langkah untuk analisis kualitatif dari senyawa organik adalah
melalui identitas gugus fungsi. Dengan mengetahui gugus fungsi maka dapat
diketahui golongan dari senyawa organik tersebut karena setiap golongan senyawa
organik mempunyai sifat tertentu bergantung pada gugus fungsionil yang
dimilikinya. Secara umum senyawa organik yang mempunyai gugus fungsi yang
sama akan mempunyai sifat yang sama ( Anton,2014).

Langkah pertama dalam menentukan struktur suatu senyawa organic adalah


menentukan rumus molekulnya. Sebelum sampai pada rumus molekul, terlebih
dahulu di tentukan rumus empiris di mana rumus empiris yaitu perbandingan
relatif unsur-unsur penyusunnya. Untuk menentukan banyaknya karbon dan
hydrogen di lakukan dengan mengoksidasi senyawa organic tersebut, dan
kemudian zat hasil oksidasi tersebut di selediki. Alkana yaitu senyawa non polar
sehingga gaya tarik antara molekul lemah. Alkena mudah larut dalam pelarut zat-
zat organic non polar. Misalnya benzene, karbon tetra klorida, eter dan kloroform
tidak larut dalam air dan zat-zat pelarut polar (Respati, 2016).

Senyawa organik menunjukan sifat kimia dan fisika yang sangat berbeda
karena strukturnya berbeda. Beberapa diantaranya berwujud padat, sebagian
berwujud cair, dan ada pula gas. Ada yang rasanya manis dan ada pula yang asam.
Ada yang beracun, ada yang sangat penting untuk kehidupan. Untuk memahami
berbagai sifat molekul organik perlu diketahui strukturnya. Tiga prinsip sederhana
yang dapat memberikan pengertian dasar tentang struktur dan kimiawi molekul
organik adalah:

1.     Atom karbon dapat membentuk ikatan kovalen dengan ikatan hidrogen

2.     Atom karbon dapat membentuk ikatan  kovalen dengn atom karbon lain
untuk membangun rantai karbon,

3.     Atom karbon dapat membentuk ikatan kovalen dengan unsur lain, terutam
oksigen, nitrogen, belerang, dan halogen. (Antony C. Wilbraham & Michael S.
Matta,2010).
BAB III

METODOLOGI

3.1 ALAT DAN BAHAN

- botol semprot - larutan Br2 5%


- gelas piala - larutan 2% KMnO4
- gelas ukur - Fehling A
- pipet tetes - Fehling B
- erlemeyer - Minyak goreng
- tabung reaksi + rak
- penjepit tabung reaksi
- pipet volume 5 ml
- batang pengaduk
- sample
- 2,4-dinitrofenil hidrazin
- FeCl3
- Asam kromat
- Etanol 95 %
- NaOH 10 %
- Ammonium hidroksida encer
- Aseton
- Akuades

3.2 PROSEDUR KERJA

Uji kimia ketidak jenuhan

a. Reaksi dengan Brom


Memasukkan 4 tetes sampel masing-masing ke dalam 4 tabung reaksi
bersih dan kering. Menambahkan 2 ml Br2, mengocok campuran
perlahan-lahan sampai tidak terjadi perubaha warna.
b. Oksidasi dengan KMnO4
Memasukkan 4 tetes sampel masing-masing ke dalam 4 tabung reaksi
bersih dan kering. Menambahkan tetes demi tetes larutan KMnO 4
sampai terjadi endapan hitam (atau larutan menjadi keruh).

Test asam kromat (test karakteristik alkohol )

Menyiapkan tabung reaksi dan memasukkan 2 ml sampel yang yang akan


diuji kedalamnya. Menambahkan 1 ml aseton, kemudian menambahkan 1 tetes
asam kromat. Warna orange dari asam kromat akan berubah menjadi biru
kehijauan atau terbentuk endapan jika yang ditambahkan berupa alkohol primer
atau sekunder.

Test FeCl3 ( test karakteristik untuk fenol)

Menyiapkan tabung reaksi lalu masukkan sample yang akan diuji.


Menambahkan 5 tetes larutan FeCl3 dan dilakukan penggojokan. Jika tidak
terbentuk warna menunjukkan bahwa senyawa tersebut bukan senyawa fenol.

Test Karakteristik aldehid dan keton

a.Test 2,4-dinitrofenil hidrazin

Masukkan 2 ml etanol 95 %. Menambahkan 3 tetes sample yang akan diuji


kedalam tabung reaksi tersebut. Kedalam tabung reaksi ini masukkan 1 ml larutan
2,4- dinitrofenilhidrazin dan lakukan pengocokan kuat-kuat. Jika tidak
mengihasilkan endapan memanaskan larutan tersebut dengan pemanas air selama
1 menit dan selanjutnya menambah 5 tetes air. Jika terbentuk endapan kuning
sampai merah orange menunjukkan test positif untuk adanya gugus karbonil dari
keton atau aldehid.

b.Test pereaksi tollens

Didalam tabung reaksi masukkan 1 ml larutan perak nitrat 5% selanjutnya


menambahkan 1 tetes NaOH 10% dan dikocok. menambahkan kedalam campuran
tersebut larutan encer ammonium hidroksida hingga endapan perak hidroksida
melarut (hindari penggunaan larutan ammonium berlebihan). menambahkan 2
tetes larutan yang akan diuji. Kocok dan biarkan selama 10 menit, jika reaksi tidak
terjadi dalam 10 menit panaskan tabung reaksi diatas penengas air selama 5
menit.Reaksi positif akan ditunjukkan dengan terbentuknya cermin perak pada
dinding atau endapan metalik.

c.Tes Fehling

Fehling B: 65 g NaOH dan 173 g KNa tartarat dalam 500 ml larutan


memasukkan 1 ml sampel, 1 ml reagen Fehling A dan 1 ml reagen Fehling B ke
dalam tabung reaksi. memanaskan tabung reaksi di dalam penangas air mendidih
selama sekitar 5 menit. mengamati warna endapan yang terbentuk.
BAB IV

HASIL PENGAMATAN

No Sampel Percobaan Hasil pengamatan Keterangan


1 Heksana a. brom + a.Menghasilkan a. terjadi
heksana 1,2dibromoheksana perubaan warna
b. mengasilkan 1,2 dari kuning
b.KMnO4 + diol heksana mejadi bening
heksana dengan cepat.
b. tidak terjadi
perubahan
warna
2 Minyak a.brom+ minyak a.miyak goreng a. tidak terjadi
Goreng goreng tidak memiliki berubahan
b. KMnO4+ ikatan rangkap warna
minyak goreng b.minyak goreng b. terjadi
memiliki ikatan berubahan war
rangkap dan terdapat
endapan
3 metanol Tes asam kromat Mengalami Alkohol primer
perubahan warna
dan terdapat
endapan
4 etanol a.Test asam a.Mengalami a.Alkohol
kromat perubahan warna primer
b.test FeCl3 dan terdapat b. bukan
endapan merupakan
b.tidak terjadi senyawa fenol
perubahan warna
5 fenol Test FeCl3 Terjadi perubaan Merupakan
warna senyawa fenol
6 Asetaldehid a.test 2,4- a. Tes menunjukan a.terjadi
(etanal) dinitrofenil hasil positif perubahanwarna
hidrazin dan terdapat
b. test pereaksi b. tes menunjukan edapan
tollens hasil positif b.terbentuk
c.Tes Fehling c.warna larutan biru laisan perak.
bening c. tidak terdapat
endapan
7 Aseton a. tes 2,4- a.tes menunjukan a. terjadi
dinitrofenil hasil positif perubajan
hidrazin b. tes mrnunjukan warna dan
b. test pereaksi hasil positif terdapat
tollens c.warna larutan biru endapan
c. Tes Fehling kehijauan b.terbentuk
lapisan perak
pada dinding
c.terdapat
endapan
berwarna putih

BAB V
PEMBAHASAN

Pada uji pengaamatan kali ini di peroleh hasil sebagai berikut:

Pada uji ketidakjenuhan pada reaksi brom dan oksidasi KMnO4 dengan
sempel heksana dan minyak goreng bertujuan untuk menunjukan adanya
ikatan rangkap pada tersebut.dan pada saat uji ketidakjenuhan pada reaksi
brom, KMnO4 dengan heksana diperoleh hasil yang menunjukan bahwa
reaksi tersebut tersebut memiliki ikatan rangkap, namun terjadi perbedaan
pada saat perubahan warna dimana pada raksi brom terjadi perubahan
warna dengan cepat namun pada saat oksidasi KMnO4 tidak terjadi
perubahan warna, sedangkan pada saat uji ketidakjenuhan pada miyak
goreng kedua reaksi tersebut menunjukan bawa minyak goreng memilki
ikaytan rangkap.

Pada tes asam kromat dengan sempel pada metano dan etanol bertujuan
untuk menunjukan ada tidaknya karateristik alkohol pada suatu sempel.
Tes asam kromat yang dilakukan pada metanol dan etanol kedua
menunjukan bahwa terjadi perubahan warna dan merupakan akohol
primer.

Pada tes FeCl3 dengan sempel etanol dan fenol bertujuan untuk
menunjukan ada tidaknya karateristik fenol pada suatu sempel. Dari uji
coba pada sempel etanol hasil menunjukan bahwa tidak terjadi peubahan
warna pada sempel sehingga sempel tersebut bukan merupakan senyawa
fenol sedangkan pada sempel fenol menunjukan terjadinya perubahan
warna sehingga sempel tersebut merupakan senyawa fenol.
Pada uji karateristik aldehid dan kenton yang meliputi tes 2,4-dinitrofenil
hidrazin. test pereaksi tollens, Tes Fehling bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya karakteristik tersebut pada sempel yang diman sempel yang
digunakan adalah etenal dan aseton. Dimana pada saat uji tes 2,4-
dinitrofenil hidrazin pada etenal menunjukan hasil positif begitu pula pada
tes pereaksi tollens yang menunjukan hasil poitif sedangkan pada tes
fehling etenal menujukan perubahan warna dari biru pekat menjadi biru
bening, sedangkan pada saat uji 2,4-dinitrofenil hidrazin dan test pereaksi
tollens pada aseton juga menujukan hasil positif namun berbeda pada
hasil tes fehlingnya dimana terjadi perubahan warna dari biru pekat
menjadi biru kehijauan yang diikuti dengan timbulnya endapan berwarna
putih
BAB VI

PENUTUP

6.1 KESIMPULAN

Identifikasi struktur senyawa organik merupakan masalah yang sering


dihadapi dalam laboratorium kimia organik. Senyawa organik tersebut dapat
diperoleh dari hasil suatu reaksi maupun isolasi bahan-bahan alam. Senyawa
organik yang hanya terdiri dari atom Karbon dan Hidrogen disebut dengan
senyawa hidro karbon. Selain hidrokarbon, terdapat senyawa organik bergugus
fungsi. Gugus fungsi adalah gugus yang memberikan karakteristik senyawa.
Secara umum senyawa bergugus fungsi dibagi ke dalam tiga kelompok.
Kelompok pertama terdiri dari alkohol, fenol dan eter. Kelompok kedua meliputi
aldehid dan keton, sedang kelompok ketiga merupakan senyawa asam karboksilat
dan turunannya.

6.2 PENUTUP

Sebaiknya dalam melakukan percobaan tentang identifikasi senyawa organik ini


harus di perhatikan sungguh-sungguh saat ko ass menjelaskan tentang cara
melakukan percobaan tersebut, sehingga tidak terjadi kesalahan pada saat
praktikum berlangsung. Alat yang digunakan juga harus selalu dalam kondisi
steril agar tidak mempengaruhi larutan yang sedang diujikan.

DAFTAR PUSTAKA

Anton .2014. Kimia Organik I. Yogyakarta : Gajah Mada Press


Antony C. Wilbraham & Michael S. Matta,2010.Kimia Organik Suatu Kuliah
Singkat Edisi Keenam.Jakarta:Erlangga

Respati.2016..pengantar kimia organik.Jilid I.Jakarta:aksara baru

Riswiyanto. 2010. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga

Farsen.2017. Dasar-Dasar Kimia Organik. Jakarta: Bina aksara

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai