Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

MODUL I
PENGENALAN DAN PENGGUNAAN MIKROSKOP

DI SUSUN OLEH
NAMA : ROHIS RACHMAN
STAMBUK : G 501 19 044
KELOMPOK : VI EMPAT)
ASISTEN : RAY RANDERS

LABORATORIUM BIOSISTEMATIKA TUMBUHAN


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

SEPTEMBER, 2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Biologi merupakan ilmu yang mengkaji tentang makhluk hidup dan interaksi
di dalamnya. Adapun makhluk hidup yang terdiri dari banyak organisme
baik yang kasat mata maupun yang tidak dapat dilihat langsung oleh mata.
Pengamatan mikroskopis seperti sel dan bakteri tidak dapat diamati melalui
mata telanjang. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu alat yang dapat melihat
objek-objek yang berukuran mikro menggunakan mikroskop
(Campbell,2008).

Mikroskop merupakan alat bamtu utama dalam melakukan pengamatan dan


penelitian dalam bidang biologi, karena dapat digunakan untuk mempelajari
struktur benda-benda yang kecil. Ada 2 macam micrometer yaitu
micrometer objektif dan micrometer okuler. Alat ini dapat berfungsi apabila
dipakai bersama-sama dengan mikroskop. Sedangkan mahasiswa sendiri
tidak semua nya mengerti tentang permasalahan diatas. Makalah ini dibuat
dengan tujuan agar mahasiswa mengetahui macam-macam mikroskop,
bagaian-bagain mikroskop dan fungsinya serta hal-hal lain yang
berhubungan dengan mikroskop itu sendiri. Hal dapat di dapat dicapai
dengan mengenali baik-baik bagian-bagiannya, fungsinya, serta cara
penggunaan dan pemulihannya. Semakin ahli kita dalam menggunakan
mikroskop maka akan semakin baik pula hasil pengamatan mikroskopis
yang kita lakukan dengan menggunakan mikroskop (Team Praktikum
Biologi,2011).

Pati kentang secara umum pati tersusun dari dua tipe polimer D-glukosa,
yaitu amilosa dan amilopektin. Pada amilosa ikatan glikosidik yang
terbentuk berupa ikatan α-1,4-glikosidik, sedangkan terdapat dua ikatan
glikosidik (α-1,4 glikosidik dan α-1,6-glikosidik). Amilopektin penyusun
pati relatif bervariasi. Hal ini disebabkan oleh jumlah rantai cabang
penyusunnya. Ada tiga jenis rantai cabang, yang sering dikenal dengan
istilah rantai A, B dan C. Ketiga rantai tersebut dibedakan berdasarkan
posisi percabangan. Rantai cabang paling luar dari struktur amilopektin
disebut rantai A. Rantai B merupakan rantai cabang dari amilopektin yang
masih terdapat percabangan, sedangkan rantai C merupakan rantai pokok
dari semua percabangan. Pada rantai C terdapat gugus gula pereduksi.
Perbandingan jumlah rantai A dan B menunjukkan derajat percabangan
(Buleon et al,1998).

Iodium berfungsi untuk sintesis hormon tiroid yang berlangsung didalam


kelenjar tiroid. Hormon tiroid memainkan peranan yang penting dalam
pengaturan metabolisme tubuh (Gybnei, 2009).

1.2 Tujuan

a. Memperkenalkan Komponen komponen mikroskop dan cara


menggunakanya.
b. Mempelajari cara menyiapkan bahan-bahan yang akan di amati dibawah
mikroskop
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Perkembangan instrumen yang berkemampuan melebihi indra manusia berjalan


seiring kemajuan sains. Penemuan dan penelitian awal tentang sel menjadi maju
berkat penciptaan mikroskop pada tahun 1590 dan peningkatan mutu alat tersebut
selama tahun 1600-an (Campbell, 2010).

Mikroskop (Bahasa Yunani : micros = kecil dan scopein = melihat) adalah sebuah
alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Ilmu
yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini di sebut mikroskopi,
dan kata mikroskopik berarti sangat kecil tidak mudah terlihat oleh mata
(campbell, 2012)

Mikroskop yang pertama kali digunakan oleh ilmuwan (saintis) zaman


Renaissans, dan mikroskop yang mungkin kita gunakan adalah mikroskop cahaya.
Dalam mikroskop cahaya (light microscope, LM), cahaya tampak diteruskan
melalui spesimen dan kemudian melalui lensa kaca (Campbell, 2010)

Mikroskop optik terdiri atas 2 yaitu,mikroskop biologi dan mikroskop stereo.


Mikroskop biologi digunakan untuk pengamatan benda tipis transparan.
Penyinaran diberikan dari bawah dengan sinar alam atau lampu. Sedangkan
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk
benda yang berukuran relative besar. Mikroskop stereo memiliki perbesasaran 7
hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat dilihat secara 3
dimensi (Tim pengajar, 2012)

Jenis paling umum dari mikroskop, dan yang pertama diciptakan adalah
mikroskop optis. Mikroskop ini merupakan alat optik yang terdiri dari satu atau
lebih lensa yang memproduksi gambar yang diperbesar dari sebuah benda yang
ditaruh di bidang fokal dari lensa tersebut. Berdasarkan sumber cahayanya,
mikroskop dibagi menjadi dua, yaitu, mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.
Mikroskop cahaya sendiri dibagi lagi menjadi dua kelompok besar, yaitu
berdasarkan kegiatan pengamatan dan kerumitan kegiatan pengamatan yang
dilakukan. Berdasarkan kegiatan pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan
menjadi mikroskop diseksi untuk mengamati bagian permukaan dan mikroskop
monokuler dan binokuler untuk mengamati bagian dalam sel. Mikroskop
monokuler merupakan mikroskop yang hanya memiliki 1 lensa okuler dan
binokuler memiliki 2 lensa okuler. Berdasarkan kerumitan kegiatan pengamatan
yang dilakukan, mikroskop dibagi menjadi 2 bagian, yaitu mikroskop sederhana
dan mikroskop riset. (Gybnei, 2009).

Cara pencahayaan terhadap benda objek pada mikroskop yang mempergunakan


dua lensa objektif (stereo) berbeda dengan cara pencahayaan pada mikroskop-
mikroskop yang mempergunakan satu lensa objektif. pada mikroskop yang
memprgunakan satu lensa objektif pencahayaan terhadap objek dilakukan dengan
cara tranmisi. (Nono Sutarno, 2001)

Menurut Nono Sutarno (2001) mikroskop biologi ini umumnya memiliki lensa
okuler dan lensa objektif dengan kekuatan perbesaran objektif sebagai berikut:
1. Objektif 4x dengan okuler 10x, perbesaran 40x1.
2. Objektif 10x dengan okuler 10x, perbesaran 40x2.
3. Objektif 40x dengan okuler 10x, perbesaran 400x3.
4. Objektif 100x dengan okuler 10x, perbesaran 1000x4.

Objektif yang paling kuat pada mikroskop optic 100x disebut objek imersi. Hal
ini karena penggunaannya harus dengan minyak emersi dan cara memakainya
dengan khusus pula.
Mikroskop binokuler atau stereo digunakan untuk pengamatan benda-benda yang
tidak terlalu besar, transparan atau tidak. Penyinaran dapat diatur dari atas maupun
dari bawah dengan sinar alam atau lampu. Memiliki dua buah objektif dan dua
buah okuler, sehingga diperoleh bayangan tiga dimensi dengan pengamatan kedua
belah mata. Kekuatan pembesaran lensa tidak terlalu kuat, umumnya sebagai
berikut : objektif 1x atau 2x dengan okuler 10x atau 15x. (Tim Pengajar, 2012)
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum dilakukan pada hari rabu, 21 September 2019, Pukul 13.00 wita
sampai dengan 15.00 wita, bertempat di Laboratorium Biosistematika
Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Tadulako.

3.2. Alat dan Bahan

Adapun alat-alat yang di gunakan, seperti Mikroskop, Gelas Objek, Kaca


Penutup. Kaca Preparat, Pipet Tetes dan Gunting. Sedangkan bahan yang di
gunakan seperti Koran,Air, dan Tissue
3.3 Prosedur Kerja

1. Di ambil koran, kemudian carilah huruf b yang tidak terdapat gambar


atau tulisan di belakangnya, kemudian gunting dengan hati hati.
2. Letakkan huruf b tadi di kaca preparat, kemudian teteskan air
menggunakan pipet tetes, kemudian tutup dengan menggunakan kaca
penutup.
3. Letakkan kaca preparat tadi, di meja mikroskop, kemudian jepit objek
menggunakan penjepit, agar tidak bergeser geser.
4. Atur pencahayaan yang masuk ke kondensor, untuk memperjelas
objek.
5. Sesuaikan letak objek, dengan memutar makrometer vertikal.
6. Putar Pengatur kasar (makrometer horizontal) untuk mendapatkan
gambaran kasar mengenai objek, kemudian putar pengatur halus, untuk
lebih memperjelas gambar objek.
BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Gambar Keterangan

1. Saklar, untuk menyalakan lampu


(cahaya) mikroskop.
2. Pengatur kecerahan
3. Lensa Objektif
4. Makrometer horizontal dan
mikrometer horizontal
5. Revolver
6. Makrometer vertikal, dan
mikrometer vertikal
7. Tabung mikroskop
8. Lensa okuler
9. Diafragma
10. Sumber cahaya

No Sebelum Sesudah Keterangan


1. A A. Sebelum diamati
Huruf “d”
B. Sesudah diamati lewat
Mikroskop Huruf “p”

B
2. A B A. Hasil pengamatan sari
pati kentang sebelum
di warnai: 1: Butir
Amilum, 2 : Hilus
B. Hasil pengamatan sari
a b c pati kentang setelah
di beri warna: a :
1 2 amilum, b : Lamela, c
: Hilus

4.2 Pembahasan

Bentuk bayangan objek pada mikroskop, menjadi terbalik dengan bentuk

aslinya. Hal ini terjadi karena Prinsip kerja atau cara kerja mikroskop adalah

lensa objektif akan membentuk bayangan benda yang bersifat nyata, terbalik, dan

diperbesar. Bayangan benda oleh lensa objektif akan ditangkap sebagai benda oleh

lensa okuler yang bersifat maya, terbalik, diperbesar. Bayangan inilah yang tampak

oleh mata.

Berdasarkan hasil pengamatan yang kami amati pada kentang ditemukan


butir-butir amillum atau pati seperti yang digambarkan secara jelas pada
hasil pengamatan kami, butir-butir amillum ini yang kami temukan
berwarna transfaran (bening) berukuran tidak sama besar artinya ada yang
berukuran kecil dan besar. Ditengah butiran-butiran tersebut kami juga
menemukan butiran besar dan terdapat sebuah titik inti tengah atau yang
disebut dengan hilum. Hilum tadi dikelilingi oleh lapisan-lapisan bundar
yang disebut dengan lamella, hal ini disebabkan karena terjadinya
perbedaan kandungan air yang terkandung di dalamnya.
Dari gambar yang kami dapatkan di dalam laboratorium, yang dibandingkan
dengan gambar literatur, perbedaanya sangatlah terlihat. Namun, pada
intinya setelah di warnai atau di berikan yodium, butir butir pati kentang
yang tadinya belum terlihat jelas, menjadi menyatu dan bentuknya semakin
jelas ketika di lihat menggunakan mikroskop.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang telah di laksanakan, saya dapat menyimpulkan bahwa


sebelum menggunakan sebuah alat, kita harus mengenal dan memahami cara
menggunakan alat tesebut terlebih dahulu. Bentuk bayangan yang dihasilkan
oleh mikroskop, berasal dari lensa okuler yang bersifat maya, terbalik, dan
diperbesar. Yodium, dapat mengikat amilum, lamella, dan hilum menjadi
satu, dan lebih jelas ketika dilihat menggunakan mikroskop

5.2 Saran
Diharapkan kepada praktikan selanjutnya agar Menguasai materi dan konsep
praktikum sebelum memasuki ruangan laboratorium. Memeriksa keadaan
mikroskop sebelum digunakan untuk memudahkan jalannya praktikum. Teliti
dan cermat saat menggunakan mikroskop dan mengamati preparat.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, A. Neil. (2010). Biologi. Penerbit Erlangga: Jakarta.


Sutarno, nono. 2011. Biologi Umum Lanjutan I. Universitas Terbuka: Jakarta
Tim Pengajar. 2012. Penuntun Biologi dasar. Jurusan Biologi FMIPA UNM:
Makassar.
LEMBAR ASISTENSI

NAMA : ROHIS RACHMAN


STAMBUK : G 501 19 044
KELOMPOK : 4 (EMPAT)
ASISTEN : RAY RANDERS

NO TANGGAL KOREKSI PARAF


1
2 Jumat/11-10-2019 Perbaiki
3
4
5
6
7
8
9

Anda mungkin juga menyukai