Anda di halaman 1dari 15

Tanggal Percobaan :

Tanggal Pengumpulan :

PRAKTIKUM FISIKA DASAR I SEMESTER 117


MIKROSKOP

NAMA : Ghazi Pradipta Arya


NIM : 1304622033
DOSEN PENGAMPU : Dr. Hadi Nasbey, S.Pd., M.Si

ASISTEN LABORATORIUM :
Annete Gabriella Nuraliya (1306620066)
Annisa Feby Nur Rahmasari (1306620065)
Elsa Regita Hutami (1306620053)
Irsya Luthfiah Ramadhyagita (1306620010)

Laporan Awal Laporan Akhir Total

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2022

A. TUJUAN
1. Mengenal mikroskop dari segi praktis.
2. Memahami prinsip kerja mikroskop.
3. Terampil menggunakan mikroskop.

B. ALAT DAN BAHAN


1. Mikroskop
3. Penggaris
2. Mikrometer
4. Rambut atau benda kecil lainnya

C. TEORI DASAR
Kita semua tahu bahwa mikroskop merupakan alat yang dirancang untuk melihat bendabenda
kecil. Mikroskop dibangun dari susunan lensa yaitu lensa obyektif dan lensa okuler.
Benda yang diamati diletakkan pada jarak sedemikian rupa dari lensa obyektif (biasanya
lebih jauh sedikit dari titik api lensa obyektif) sehingga bayangan yang dibentuk lensa
obyektif akan jatuh tepat di titik api lensa okuler.

Menentukan Perbesaran Mikroskop


Berdasarkan analisis diagram pembentukan bayangan pada mikroskop, maka :
h h
tan❑= =
d 25
h'
tan'=
f2
dengan  adalah sudut yang terbentang pada mata oleh bayangan terakhir yang terlihat
melalui mikroskop. Sedangkan  adalah sudut yang terbentang pada mata tanpa alat oleh
benda pada jarak titik dekat d = 25 cm. Sedangkan h : tinggi benda, h: tinggi bayangan oleh
lensa obyektif, dan f2 : jarak titik api lensa okuler. Sehingga perbesaran total mikroskop
adalah:
h' d
M= x
h f2
'
h
dimana =m₁ adalah perbesaran lateral oleh lensa obyektif,
h
d 25
sedangkan x =m² adalah perbesaran sudut oleh lensa okuler.
f 2 f2

Menentukan Perbesaran Total secara Langsung


Perbesaran total dihitung menurut persamaan:
tan ' 25
M= =tan α ' x
tan h
dimana h adalah panjang benda. Jika bendanya adalah rambut, maka h dapat diperoleh dengan
mengukur diameter rambut dengan menggunakan mikrometer. Sementara itu h’ dapat diukur
dengan menggunakan dua mata. Satu mata melihat rambut dengan mikroskop sedang mata
yang lain melihat garis skala mistar yang ada di luar mikroskop. Dengan demikian diameter
rambut yang terukur dengan mikroskop dapat diukur dengan mistar. Jika a adalah jarak
rambut sampai mata, maka tan  = h/a dapat diketahui. Perlu diketahui, untuk mikroskop
yang lebih canggih, kita tidak perlu menggunakan cara ini karena kaca telah dilengkapi
dengan skala. Tetapi cara manual seperti yang kita lalukan tetep perlu untuk menekankan
pada kita semua akan pentingnya suatu proses pengukuran.

Daya Pisah dan Apertur Numerik


Daya pisah menurut Rayleigh.
Bayangan dari benda titik pada sebuah lensa tidak berupa titik, melainkan berupa bundaran
dikelilingi cincin gelap terang yang dinamakan pola difraksi. Hal ini disebabkan adanya
difraksi oleh lubang (aperture). Pola difraksi ini praktis dianggap bundaran karena 85%
cahaya terkumpul pada bundaran ini. Dua titik cahaya yang sangat berdekatan
bayangannya berupa dua bundaran yang berpotongan. Dua bundaran ini dianggap terpisah
jika jaraknya minimal sama dengan jari-jarinya. Hal ini terpenuhi jika jarak dua benda
(titik cahaya):
0,61 λ o
R=
n sin β

Dimana:
R = jarak dua benda yang mulai dapat dipisahkan oleh lensa (= jarak minimal),
λ o = panjang gelombang cahaya yang dipakai untuk ruang hampa,
n = indeks bias antara dimana benda berada,
β = ½ sudut puncak kerucut cahaya yang masuk lensa obyektif.
n sin β dinamakan apertur numerik (AN). Lihat gambar berikut:
Suatu alat optik dikatakan mempunyai daya pisah yang besar bila jarak dua benda yang mulai
dapat dipisahkan oleh alat tadi sangat pendek. Atau daya pisah makin besar jika R makin
kecil.
Teori tambahan
Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat secara kasat
mata. Kata mikoskop berasal dari bahasa Yunani yaitu micros yang artinya kecil. dan scopein
yang artinya melihat. Mikroskop merupakan alat bantu yang dapat ditemukan hampir
diseluruh laboratorium untuk dapat mengamati organisme berukuran kecil (mikroskopis)'
Mikroskop ditemukan oleh Antonie Van Leeuwenhoek, dimana sebelumnya sudah ada Robert
Hook dan Marcello Malphigi yang mengadakan penelitian melalui lensa yang sederhana
(Mahartini, 2018).

Berdasarkan sumber cahayanya, mikrosokop terbagi menjadi mikroskop cahaya dan


mikroskop elektron. Mikroskop cahaya adalah mikroskop yang menggunakan cahaya
matahari atau lampu sebagai sumber pencahayaannya. Cahaya dipantulkan dan diatur
intensitasnya dengan diafragma dan kondensor untuk memperjelas bayangan spesimen
percobaan. Lensa pada mikroskop cahaya dapat diperbesar secara selektif sampai 1000 kali
(Manisa, 2014).

Terdapat dua bagian utama dari mikroskop, yaitu: Bagian optik, yang terdiri dari lensa
objektifdan lensa okuler dengan kekuatan pembesaran sebagai berikut:
1.Objektif 4x dengan okuler 10x, pembesaran 40x
2.Objektif 10 dengan okuler 10x, pembesaran 100x
3.Objektif 40x dengan okuler 10x, Pembesaran 400x
4.Objektif 100x dengan okuler 10x, pembesaran 1000x
dan bagian non-optik, yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop, diafragma, meja
objek/meja preparat, pemutar halus dan kasar, penjepit kaca objek (preparat), cermin,
kondenser, dan sumber cahaya (Rahman, 2015).

Dalam perkembangannya, mikroskop terbagi menjadi beberapa jenis yaitu:


1. Mikroskop Cahaya
kroskop Cahaya Mikroskop cahaya memiliki perbesaran maksimal 1000 kali. Mikroskop
memeiliki kaki yang berat dan kokoh agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya
memiliki tiga dimensi lensa yaitu lensa objektif, lensa okuler dan lensa kondensor.

2. Mikroskop Stereo
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk benda yang
berukuran relative besar. Mikroskop stereo memiliki perbesasran 7 hingga 30 kali. Benda
yang diamati dengan mikroskop ini dapat dilihat secara 3 dimensi. Komponen utama
mikroskop stereo hamper sama dengan mikroskop cahaya. Lensa terdiri atas lensa okuler dan
lensa objektif.

3. Mikroskop Elektron
Adalah sebuah mikroskop yang mampu melakuakan peambesaran obyek sampai duajuta kali,
yang menggunakan elektro statik dan elektro maknetik untuk mengontrol pencahayaan dan
tampilan gambar serta memiliki kemampuan p[embesaran objek serta resolusi yang jauh lebih
bagus dari pada mikroskop cahaya. Mikroskop electron ini menggunakan jauh lebih banyak
energi dan radiasi elektro maknetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya.

4. Mikroskop Ultraviolet
Suatu variasi dari mikroskop cahaya biasa adalah mikroskop ultraviolet. Karena cahaaya
ultraviolet memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dari pada cahaya yang dapat
dilihat, penggunaan cahaya ultra violet untuk pecahayaan dapat meningkatkan daya pisah
menjadi 2 kali lipat daripada mikroskop biasa.

5. Mikroskop Pender (Flourenscence Microscope)


Mikroskop pender ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing atau Antigen (seperti
bakteri, ricketsia, atau virus) dalam jaringan. Dalam teknk ini protein anttibodi yang khas
mula-mula dipisahkan dari serum tempat terjadinya rangkaian atau dikonjungsi dengan
pewarna pendar.

6. Mikroskop medan-gelap
Mikroskop medan gelapdigunakan untuk mengamati bakteri hidup khususnya bakteri yang
begitu tipis yang hamper mendekai batas daya mikrskop majemuk. Mikroskop medan-Gelap
berbeda dengan mikroskop cahaya majemuk biasa hanya dalam hal adanya kondensor khusus
yang dapat membentuk kerucut hampa berkas cahaya yang dapat dilihat.

7. Mikroskop Fase kontras


Cara ideal untuk mengamati benda hidup adalah dalam kadaan alamiahnya : tidak diberi
warna dalam keadan hidup, namun pada galibnya fragma bend hidup yang mikroskopik
(jaringan hewan atau bakteri) ttembus chaya sehingga pada masing-masing tincram tak akan
teramati, kesulitan ini dapat diatasi dengan menggunakan mikroskop fasekontras.
(Ramadhani, 2020).

Mikroskop terdiri dari 2 lensa. Lensa pertama dinamakan lensa obyektif yang diletakkan sekat
dengan benda yang akan diamati. Sedangkan lensa kedua yang diletakkan dekat dengan mata
pengamat dinamakan lensa okuler. Lensa okuler bertindak sebagai lup. Ada dua cara dalam
menggunakan mikroskop, yaitu dengan mata berakomodasi maksimum dan dengan mata tak
berakomodasi. Pembesaran mikroskop adalah hasil kali pembesaran lensa objektif dan
pembesaran lensa okuler sehingga dirumuskan :
Mmik =Mob x Mok
Pembesaran mikroskop pada saat mata berakomodasi maksimum:

( )( )( )
'
Sn S ob Sn
Mmik =Mob x +1 = x +1
Fok Sob Fok

Agar mata berakomodasi maksimumm jarak lensa objektif dan lensa okuler dirumuskan:
' Sn x Fok
d=S ob+ Sok =S ' ob+
Sn+ Fok
Pembesaran !ikroskop pada saat mata tidak berakomodasi:

( )( )( )
'
Sn S ob Sn
Mmik =Mob x = x
Fok Sob Fok
Agar mata berakomodasi maksimumm jarak lensa objektif dan lensa okuler dirumuskan:
d=S ' ob+ Fok
Mob = perbesaran lensa objektif
Mmik = perbesaran mikroskop
s’ob = jarak bayangan bagi lensa objektif
sob = jarak benda bagi lensa objektif
Fok = jarak fokus lensa ke okuler tinggi
Sn = titik dekat mata
d = jarak lensa objektif dan lensa okuler
(Sukarno, 2020)

D. CARA KERJA
1. Menyiapkan seperangkat mikroskop dan benda kecil yang akan diamati
2. Meletakkan mikroskop dekat dengan sumber cahaya dan mengatur arah cermin di bawah
mikroskop sehingga mikroskop mendapat cahaya yang cukup.
3. Meletakkan sehelai rambut atau benda kecil lain di atas meja obyek, menumpangi dengan
kaca agar kedudukannya tidak berubah. Memutar pengatur lensa obyektif hingga
posisi lensa hampir menyinggung meja obyek. Hati-hati jangan sampai menumbuk
kaca.
4. Melihat obyek dengan mikroskop menggunakan mata, memutar-mutar pemutar lensa
obyektif dengan perlahan-lahan untuk mendapat fokus hingga bayangan rambut
tampak jelas dan tajam.
5. Meletakkan mistar pada meja disamping miroskop.

E. PERHITUNGAN
Hitunglah perbesaran total mikroskop yang anda gunakan!

F. PERTANYAAN
1. Gambarkan pembentukan bayangan pada mikroskop!
2. Terangkan langkah-langkah secara lengkap bagaimana mendapatkan perbesaran
total mikroskop pada persamaan (1) dengan menganalisis diagram pembentukan
bayangan!
- Menjaga jarak mata dengan lensa okuler
- Memulai dengan perbesaran lemah
- Menggunakan makrometer untuk mengatur tinggi meja preparat
- Mengamati objek dengan lensa objektif lemah lalu menggunakan lensa objektif kuat
- Menghitung perbesaran bayangan
Secara umum, perbesaran total yang dihasilkan pada mikroskop dinyatakan melalui hasil kali
perbesaran lensa objektif (Mob) dan perbesaran lensa okuler (Mok). Sehingga, perbesaran total
yang dihasilkan oleh mikroskop dapat ditulis dalam persamaan Mtotal = Mob × Mok.
Perbesaran sudut total (M) adalah hasil kali antara perbesaran linear lensa obyektif (m ob)
dengan perbesaran sudut lensa okuler (Mok).
Mtotal=Mob x Mok

M= ( 1−Sok
Sob )( N
f
+1 )

Jarak antara lensa obyektif dan lensa okuler (l) – jarak bayangan nyata dari lensa okuler (s ok)=
jarak bayangan nyata dari lensa obyektif (sob’). Benda diletakkan sangat dekat dengan titik
fokus lensa obyektif karenanya jarak benda dari lensa obyektif (s ob) hampir sama dengan
panjang fokus lensa obyektif (fob). Dengan demikian, rumus di atas bisa diubah menjadi :
So b'
M=
Sok
1−Sok
M=
Sob
Sok '
M=
1−Sob '

3. Mengapa tidak terjadi perbesaran lateral untuk lensa okuler pada waktu mata
melihat tanpa berakomodasi?
Karena bayangan lensa objektif terletak pada lensa fokus okuler dimana bayangan berada di
titik tak terhingga. Maka tak akan berakomodasi jika bayangan tak terletak di titik terhingga.

4. Mana yang lebih menguntungkan, melihat dengan mikroskop tanpa berakomodasi


atau berakomodasi sekuat-kuatnya? Mengapa!
Melihat dengan mata berakomodasi maksimal akan lebih menguntungkan karena bayangan
yang dihasilkan fokus dari lensa dapat diamati lebih jelas dengan mata berakomodasi
maksimal.
G. PENGOLAHAN DATA
A. Data tunggal
Tebal Benda (h)
Nama Benda h Δh KSR (h±Δh)
1 Δh
¿ ×nst ¿ × 100 %
2 h
1
Serabut kok 0,047 ¿ ×1 ×10-3 5× 10−4 (0,047 ± 0,0005)
2 ¿ ×100 %
=5× 10−4 cm 0,047
¿ 1,06 % (3 AP)
1 Δh
¿ ×nst ¿ × 100 %
2 h
1
Kawat 0 , 025 ¿ ×1 ×10-3 5× 10
−4
(0,025 ± 0,0005)
2 ¿ ×100 %
=5× 10−4 cm 0,025
¿ 2 , 00 %(3 AP)

Jarak Fokus Lensa ke Objek


Nama Benda f2 Δf 2 KSR ( f 2±Δ f 2)
1 Δf 2
¿ ×nst ¿ ×100 %
2 f2
1
Serabut kok ¿ ×1 ×10-1 5× 10
−2
(17 , 5 ±0,05)
17,5 2 ¿ ×100 %
=5× 10-2 cm 17 , 5
¿ 0,2857 % (4 AP)
1 Δf 2
¿ ×nst ¿ ×100 %
2 f2
1
Kawat 17 ¿ ×1 ×10-1 5× 10−2 (17 ± 0,05)
2 ¿ ×100 %
=5× 10-2 cm 17
¿ 0,2941 %(4 AP)

B. Data Majemuk
Tebal Bayangan Benda (h' )
Nama Benda h' Δh' KSR (h' ±Δh' )
Serabut kok 3 1 Δ h' (3 ± 0,05)
¿ ×nst ¿ ×100 %
2 h'
1 5× 10−2
¿ ×1 ×10-1 ¿ ×100 %
2 3
=5× 10-2 cm
¿ 1 ,6 %(1 AP)
1 Δ h'
¿ ×nst ¿ ×100 %
2 h'
2 ,7 1 ¿
¿ ×1 ×10-1 5× 10
−2
2 ¿ ×100 %=1 , 85 % (3 AP )
=5× 10-2 cm 2 ,7
1 Δ h'
¿ ×nst ¿ ×100 %
2 h'
2,8 1 ¿
¿ ×1 ×10-1 5× 10
−2
2 ¿ ×100 %=1 , 78 %(4 AP)
=5× 10-2 cm 2,8
1 Δh
'
¿ ×nst ¿ ×100 %
2 h'
Kawat 0,4 1 (0,4 ± 0,05)
¿ ×1 ×10-1 5× 10−2
2 ¿ ×100 %=1 , 25 % (2 AP)
=5× 10-2 cm 0,4
1 Δ h'
¿ ×nst ¿ ×100 %
2 h'
0,5 1 (0,5 ± 0,05)
¿ ×1 ×10-1 5× 10
−2
2 ¿ ×100 %=1 , 0 % (3 AP)
=5× 10-2 cm 0,5
1 Δh
'
¿ ×nst ¿ ×100 %
2 h
'

0,7 1 (0,7 ± 0,05)


¿ ×1 ×10-1 5× 10−2
2 ¿ ×100 %=7 ,1 % (3 AP)
=5× 10-2 cm 0,7

H. PERHITUNGAN
Rumus perbesaran mikroskop:
'
h d
M= x
h f2
d= 25 cm

Nama h h' f2 M
Benda
Serabut kok 0,04 7 3 17,5 h d
'
M= ×f
h 2
3 25
¿ ×
0,04 7 17 , 5
¿ 91 , 18 cm
2,7 17,5 h d
'
M= ×
h f2
2,7 25
¿ ×
0,0 4 7 17 ,5
¿ 82 , 06 cm
2,8 17,5 h d
'
M= ×f
h 2
2,8 25
¿ ×
0,04 7 17 , 5
¿ 85,106 cm
17 h d
'
M= ×
h f2
0,4 0,4 25
¿ ×
0,025 17
¿ 23 , 52cm
17 h' d
M= ×f
h 2
Kawat 0 , 025 0,5 0,5 25
¿ ×
0,025 17
29 , 41 cm
17 h d
'
M= ×
h f2
0,7 0,7 25
¿ ×
0,025 17
¿ 41 , 17 cm

I. ANALISIS
Mikroskop cahaya, seperti namanya, menggunakan cahaya sebagai media untuk
mengirimkan gambar ke mata, yang berfungsi untuk mengamati bagian-bagian mikroskopis
dan transparan. Sumber cahaya pada mikroskop cahaya bisa didapat dari berbagai sumber
seperti cahaya matahari ataupun cahaya lampu penerang. Mikroskop cahaya memerlukan
lensa untuk membantu menangkap dan memusatkan cahaya pada objek yang akan diamati.
Biasanya mikroskop cahaya memiliki tiga lensa objektif dengan perbesaran lemah (4-10 kali),
sedang (40 kali), kuat (100 kali). Sedangkan untuk lensa okuler yang dimiliki oleh mikroskop
cahaya memiliki perbesaran 10 kali. Jadi, perbesaran minimum yang dimiliki mikroskop
cahaya sebesar 40-100 kali dan perbesaran maksimumnya sebesar 1000 kali.

Rumus yang digunakan untuk menghitung perbesaran yang dihasilkan mikroskop


(M) adalah perkalian perbesaran yang dihasilkan oleh lensa okuler (M ok) dan obyektif (Mob).
Lensa okuler pada mikroskop adalah bagian lensa yang dekat dengan pengamat. Sementara
lensa obyektif pada mikroskop adalah bagian lensa yang dekat dengan benda. Lensa obyektif
pada mikroskop pada umumnya memiliki fokus lensa objektif yang lebih kecil dari fokus
lensa okuler (fob < fok). Keberadaan dua lensa tersebut memungkinkan mikroskop mampu
menghasilkan bayangan benda berkali-kali lipat lebih besar.

Pada percobaan kali ini objek percobaan yang digunakan adalah sehelai bulu kok dan
seutas kawat, bulu kok dan kawat tersebut akan diamati dan diukur perbesaran bayangannya
dengan mengunakan mikroskop. Pengukuran tebal benda, tebal bayangannya, serta jarak
fokus bulu kok dan kawat ini diperlukan untuk melakukan perhitungan.

Pada objek bulu kok, dengan ketebalan objek 0,047 cm didapatkan tebal bayangan
benda (h’) berkisar 2,83 cm. Pada objek, dengan ketebalan 0,025 cm didapatkan bayang
benda (h’) berkisar 0,53 cm. Data-data tersebut didapat dengan jarak fokus ke lensa (f 2)
sebesar 25 cm. Hal ini membuktikan bahwa mikroskop dapat memperbesar bayangan benda
dengan bantuan lensa seusai dengan jarak dan perbesaran lensa yang digunakan. Semakin
kecil ukuran sebuah benda maka perbesaran lensa mikroskop yang dibutuhkan untuk
mengamati benda tersebut akan semakin besar.

J. PERTANYAAN AKHIR
Tidak ada pertanyaan akhir
K. KESIMPULAN
1. Mikroskop adalah alat bantu untuk melihat objek mikroskopis atau objek yang sangat kecil
sehingga sulit bahkan tidak bisa dilihat oleh mata telanjang manusia. Mikroskop dapat
digunakan dengan cahaya dan perbesaran lensa yang sesuai dengan kebutuhan pengamat.
2. Mikroskop cahaya akan menangkap dan mengumpulkan cahaya yang didapat dari sumber
cahaya, lalu intensitas cahaya dapat diatur dengan diafragma dan kondensor. Perbesaran
bayangan dapat diatur menggunakan lensa objektif dan lensa okuler dan dengan mengatur
mikrometer dan makometer sekrup.
3. Mikroskop cahaya cukup mudah digunakan dengan sesuai prosedur, karena bagian-bagian
yang terdapat pada mikroskop cahaya tidak rumit untuk dipelajari.

DAFTAR PUSTAKA
Sulistyani (2020). PENGELOLAAN LABORATORIUM. Jawa Barat, Indonesia: Yayasan
Riesa Rich. MODUL

Rahman, A. (2015). Peralatan Optik. Surabaya: Politeknik Negeri Surabaya.

Mahartini, Ni Nyoman. (2018). MIKROSKOP. Denpasar: Universitas Udayana.

Sukarno, Bagus Bintang. (2020). Modul Pembelajaran Fisika. Direktorat SMA, Direktorat
Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN. Prabumulih: SMAN 3 Prabumulih.

Manisa, Tesa. (2014). Praktikum Teknik Laboratorium. Mikroskop: Penggunaan dan


Perawatan. Pontianak, Universitas Tanjungpura.

Tim Dosen Fisika.2018. Panduan Praktikum Fisika Dasar 2. Jakarta : Universitas Negeri
Jakarta.

Hidayat, Wahyu Noor. 2016. Skripsi : Analisis Pemahaman Konsep Mahasiswa Fisika
Terhadap Pembentukan Bayangan Pada Lensa. Semarang : Universitas Negeri Semarang.

Anda mungkin juga menyukai