Anda di halaman 1dari 18

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Biologi Dasar dengan judul “Pengenalan dan


Penggunaan Mikroskop” disusun oleh :
nama : Nurul Jihani
NIM : 1814041024
kelompok : I (Satu)
kelas : Pendidikan Biologi A
telah diperiksa oleh Asisten atau Kordinator Asisten maka laporan ini dinyatakan
diterima.

Makassar, November 2018


Koordinator Asisten Asisten

Djumarirmanto, S.Pd Fitri Anita Sari


NIM. 1414041003

Mengetahui
Dosen penanggung jawab

Drs. H. Hamka L, M. S
NIP. 196212311987021005
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam jenjang struktural makhluk hidup, tingkat organisasi biologisnya
tersusun dari bagian mikro dan makro. Bukan hanya pada makhluk hidup
namun juga semua bagian penyusun bima sakti ini tersusun atas unsur mikro
dan makro. Pengamatan pada bagian makro tidaklah terlalu sulit karena
dapat dilihat dengan mata kasar. Namun untuk mengamati bagian mikro
(kecil) atau 1 : 1 juta dari unsur makro tentu mustahil untuk dilihat tanpa alat
bantu.
Pada 1674 Antonie Van Leeuwenhoek menciptakan mikroskop dengan
kualitas lensa yang cukup baik, dengan menumpuk banyak lensa.
Leewenhoek telah membuat lebih dari 500 gambar mikroskop. Pada desain
dasar mikroskop Leewenhoek sebagian orang hanya menganggap itu
hanyalah kaca pembesar karena hanya terbuat dari satu lensa saja, bukan
mikroskop yang digunakan seperti sekarang (yang terdiri dari dua lensa).
Dibandingkan dengan mikroskop modern, mikroskop buatannya adalah
perangkat yang sangat sederhana, hanya menggunakan satu lensa, terpasang
dalam lubang kecil di piring kuningan yang membentuk tubuh
instrumen.Namun dengan keterampilan Leewenhoek dalam membuat
lensa,dia berhasil membuat mikroskop yang mampu memperbesra objek
sampai lebih dari 200 kali sehingga gambar yang dihasilkan lebih jelas dan
lebih terang.
Disiplin ilmu biologi merupakan salah satu disiplin ilmu yang sangat
memerlukan Mikroskop. Begitu banyak bagian penyusun makhluk hidup
bahkan makluk hidup kecil seperti virus dan bakteri yang tidak dapat di amati
tanpa mikroskop. Karena itu dilakukan praktikum dengan judul “Pengenalan
dan Penggunaan Mikroskop”, dengan tujuan agar mahasiswa terampil
menggunakan mikroskop biologi dengan cepat dan aman untuk melihat
sediaan sederhana.
Mikroskop terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian optik yang terdiri
dari kondensor, lensa objektif,dan lensa okuler serta bagian mekanik yang
terdiri dari kaki dan lengan mikroskop, diafragma, meja preparat, mikrometer
dan makrometer, penjepit preparat,dan reflektor dan memilki fungsi yang
berbeda-beda. Dalam melakukan pengamatan dengan mikroskop kita harus
mengetahui bagian-bagiannya sehingga mempermudah dalam penggunaanya.
Menggunakan mikroskop juga harus diperhatikan cara membersihkan dan
menyimpan agar tidak terjadi kerusakan pada mikroskop.

B. Tujuan Praktikum
Mahasiswa terampil menggunakan mikroskop biologi dengan cepat dan
aman untuk melihat sediaan sederhana.

C. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat yang dapat diperoleh melalui praktikikum ini yaitu:
1. Mahasiswa dapat terampil menggunakan mikroskop biologi.
2. Membantu mahasiswa untuk mempercepat penguasaan penggunaan
mikroskop biologi.
3. Mahasiswa dapat menggunkan mikroskop biologi dengan cepat dan aman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Mikroskop merupakan alat bantu yang digunakan untuk mengamati benda


dengan ukuran yang sangat kecil/mikro (seperti mikroorganisme, jaringan
tanaman, jaringan hewan, dll) setiap tipe mikroskop memiliki spesifikasi lensa
dan kekuatan pembesaran khusus kekuatan pembesaran suatu mikroskop dapat
diatur sesuatu keperluan. Pada saat ini, banyak sekali modifikasi yang telah
dilakukan pada alat mikroskop, misalnya penambahan camera, penambahan
lampu UV, dan sebagainya. Dimana pemanfaatannya dapat dipilih sesuai
kebutuhan pengguna ( Muftuchah dkk, 2014).
Mikroskop yang pertama kali di gunakan oleh ilmuwan (saintis) zaman
Renaise, dan mikroskop yang mungkin di gunakan di laboratorium, merupakan
mikroskop cahaya. Dalam mikroskop cahaya (light microscopa,LM), cahaya
tampak diteruskan melalui spesimen dan kemudian melalui lensa kaca. Lensa ini
merefraksi (membengkokkan) cahaya sedemikian rupa sehinnga citra specimen
diperbesar ketika diproyeksikan ke mata, ke film fotografi atau sensor digital, atau
kelyar video. Dua parameter penting dalam mikroskopi (teknik-teknik dalam
penggunaan mikroskopi) adalah perbesaran dan daya resolusi atau daya urai.
Perbesaran adalah perbandingan ukuran citra objek dengan ukuran sebenarnya.
Resolusi adalah ukuran kejelasan citra: jarak minimum yang dapat memisahkan
dua titik sehinnga masih bisa di bedakan sebagai dua titik. Misalnya, benda yang
tampak oleh mata telanjjang sebagai satu bintang dilangit mungkin diresolusi
sebagai bintang kembar oleh teleskop (Campbell, 2010).
Mikroskop stereo digunakan untuk pengamatan benda-benda yang tidak
terlalu besar, transparan atau tidak. Penyinarannya dapat diatur dari atas maupun
dari bawah dengan sinar alam atau lampu. Memiliki dua buah objektif dan dua
buah okuler, sehingga diperoleh bayangan tiga dimensi dengan pengamatan dua
belah mata. Kekuatan pembesaran tidak terlalu kuat umumnya yaitu objektif 1x
atau 2x dengan okuler 10x atau 15x (Tim Dosen Biologi, 2016).
Mikroskop (micros = kecil; scopien= memandang) yaitu suatu instrumen
yang dapat memperbesar ukuran bayangan suatu objek (benda) yang terlalu kecil
untuk dapat diamati dengan mata telanjang. Untuk memahami peranan
mikroskop, maka kita perlu menilai batas hakiki mata sebagai alat pembesar.
Ukuran benda yang dapat dilihat dengan mata telanjang manusia erbanding
langsung dengan sudut benda yangberlawaan dangan mata. Karena itu jaraknya
dari mata itu setengah, maka ukuran yang tampak adalah dua kalinya. Akan tetapi,
mata tidak dapat memusatkan pada benda yang jaraknya lebih kecil dari 25 cm.
Oleh sebab itu jarak tersebut merupakan jarak maksimum untuk pembesaran yang
efektif. Supaya semua dapat terlihat, maka suatu benda harus berlawanan dengan
mata pada sudut 1° atau lebih besar dari jarak 25 cm. hal ini sesuai untuk partikel
dengan diameter kira-kira 0,1 mm (Ali, 2005).
Mikroskop merupakan alat bantu yang dipergunaan untuk mengamati
benda dengan ukuran sangat kecil/mikro (seperti: mikroorganisme, jaringan
tanaman, jaringan hewan, dll). Setiap tipe mikroskop memiliki spesifikasi lensa
dan kekuatan pembesaran khusus. Kekuatan pembesaran suatu mikroskop dapat
diatur sesuai keperluan. Pada saat ini banyak sekali modifikasi yang telah
dilakukan pada alat mikroskop, misalnya: penambahan camera, penambahan
lampu UV, dan sebagainya, dimana pemanfaatannya dapat dipilih sesuai
kebutuhan pengguna ( Muftuchah dkk, 2014).
Mikroskop optik terdiri atas 2 yaitu, mikroskop biologi dan mikroskop
stereo. Mikroskop biologi digunakan untuk pengamtan benda tipis transparan.
Penyinaran dari bawah dengan sinar alam atau lampu. Mikroskop biologi ini
umunya memiliiki lensa okuler dan lensa objektif dengan kekuatan pembesaran
sebagai berikut:
1. Objektif 4x dengan okuler 10x, pembesaran 40x
2. Objektif 10x dengan okuler 10x, pembesaran 100x
3. Objektif 40x dengan okuler 10x, pembesaran 400x
4. Objektif 100x dengan okuler 10x, pembesaran 1000x
Objektif yang paling kuat pada mikroskop optic 1000x disebut objektif emersi,
karena penggunaannya harus dengan minyak emersi dan cara memakainya dengan
khusus pula (Tim Dosen Biologi, 2016).
Menurut Ali (2005), berbagai jenis mikroskop dapat digunakan dalam
mikrobiologi. Pemilihan mikroskop sangat bergantung pada ukuran benda yang
akan diamati. Beberapa mikroskop cahaya hanya di gunakan untuk mengamati
benda walau tanpa warna, sebaliknya yang lainnya dirancang untuk mengamati
benda walau tanpa di warnai, sebagai berikut :
1. Mikroskop Medan Terang
2. Mikroskop Fluorescens
3. Mikroskop Medan Gelap
4. Mikroskop Fase kontraks
5. Mikroskop Elektron
a. Mikroskop elektron transmisi (TEM)
b. Mikroskop elektron pemayaran (SEM)
Seperti daya resolusi mata manusia yang terbatas, mikroskop cahya tidak
dapat meresolusi detail yang lebih kecil dari 0,2 mikrometer, atau 200 nanometer,
seukuran dengan bakteri kecil, berapa pun faktor perbesarannya. Resolusi ini
dibatasi oleh panjang gelombang cahaya terpendek yang digunakan untuk
menyinari spesimen. Mikroskop cahaya dapat memperbesar secara efektif sekitar
1.000 kali dari ukuran asli spesimen. Pada perbesaran yang lebih tinggi, detail
tambahan tidak lagi dapat dilihat dengan jelas. Parameter terpenting ketiga dalam
mikroskopi adalah kontras, yang mempertajam perbedaan dalam bagian-bagian
dari sampel. Faktanya sebagian besar peningkatan mutu mikroskopi cahaya dalam
seratus tahun terakhir melibatlkan metode-metode terbaru dalam peningkatan
kontras, misalnya pewarnaan atau pelabelan komponen-komponen sel agar terlihat
menonjol (Campbell, 2010).
Melalui bantuan mikroskop, maka berbagal mikroba dapat diamati dari
berbagai sumber, antara lain tanah dan air. Sebagai contoh, setiap tetesan air
minum. mengandung ratusan bahkan ribuan bakteri yang tidak dapat diamati
tanpa menggunakan mikroskop. Ukuran mikroba atau struktur mikrobia
menentukan seberapa besar kekuatan pembesaran yang dibutuhkan untuk
mengamatinya. Pada pembesaran 1000x, bakteri dan mikroba berukuran bear
(fungi, algae dan protozoa) dapat diamati. Organisme tersebut dapat kelihatan
walau menggunakan mikroskop cahaya. Visualisasi mikrobia yang lebih kecil
seperti virus dan struktur intermal bakteri; memerlukan pembesaran dan resolusi
yang lebih tinggi (10.000 X sampai 100.000 X). Hal tersebut dapat dicapai dengan
menggunakan mikroskop elektron; yang dapat memperbesar bayangan benda
sampai 1.000.000 kali. (Ali, 2005).
untuk melakukan identifikasi fokus mikroskop digital dapat dilakukan
dengan melakukan perhitungan threshold dengan metode Otsu dari suatu citra
obyek mikroskop yang diambil dari jarak obyek mikroskop terjauh sampai
jarak terdekat terhadap lensa obyektif. Citra yang menunjukkan nilai threshold
terkecil merupakan citra fokus dari obyek mikroskop digital. Namun jumlah
intensitas sumber cahaya mikroskop dan luasan obyek yang akan teramati melalui
mikroskop sangat berpengaruh terhadap nilai threshold yang digunakan untuk
menentukan citra fokus. Identifikasi fokus dari obyek mikroskop intensitas latar
suatu citra digital mikroskop sangat dipengaruhi oleh sumber cahaya sehingga
jika luasan suatu citra digital mikroskop yang tertutup obyek yang tidak tembus
cahaya semakin banyak, maka jumlah total intensitas cahaya yang diterima oleh
kamera akan berkurang. Oleh karena itu, nilai threshold yang dihasilkan
menjadi tidak stabil dan sulit diprediksi (Bawono dkk, 2014).
Sel merupakan mikrokosmos yang mendemonstrasikan sebagian besar
tema yang diperkenalkan. Kehidupan pada tingkat selular muncul dari keteraturan
struktur, mencerminkan sifat emergen dan korelasi antara struktur dan fungsi.
Misalnya, gerakan sel hewan bergantung pada interaksi yang rumit antara
struktur-struktur yang menyusun rangka selular (serat-serat berwarna pada
mikrograf). Sel mengindra dan merespons fluktuasi lingkungan. Semua sel
berkerabat melalui garis keturunan dari sel-sel yang ada dahulu. Akan tetapi,se1
telah termodifikasi dalam berbagai cara yang berbeda selama sejarah evolusi
kehidupan yang panjang di Bumi) (Campbell, 2010)
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal : Jumat, 02 November 2018
Waktu : 09.10 – 10.50 WITA
Tempat : Laboraturium Lantai 3 Barat FMIPA UNM

B. Alat dan Bahan


1. Alat yang disediakan oleh labolatorium
a. Mikroskop Biologi
2. Alat yang disediakan oleh mahasiswa
a. Kotak alat.
b. Pisau silet.
c. Kain planel.
3. Bahan yang disediakan oleh labolatorium
a. Aquades.
4. Bahan yang disediakan oleh mahasiswa
a. Bawang merah (Allium cepa).
b. Kapuk (Ceiba Pentandra).

C. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan Mikroskop
a. Meletakkan mikroskop di atas meja kerja di tempat yang ada cahaya.
b. Membuka kotak peralatan, mengeluarkan cawan petri yang berisi kaca
benda dan kaca penutup.
c. Di atas meja kerja hanya ada mikroskop, kotak peralatan dengan isinya,
buku penuntun, catatan, dan bahan-bahan untuk praktikum.
2. Mengatur Cahaya ke Dalam Tubus
a. Memperhatikan keadaan ruangan, darimana arah datangnya cahaya
yang lebih terang. Mengarahkan cermin mikroskop ke sumber cahaya
tersebut. Membuka diafragma atau memutar lempeng pada posisi
lubang sedang. Mengatur posisi mikroskop yang memiliki kondensor
agar mendekati meja sediaan dan menggunakan cermin datar
b. Mengatur posisi revolver sehingga lensa objektif paling pendek
menghadap ke meja sediaan sampai bunyi klsik.
c. Menurunkan tubus sampai jarak ujung objektif dengan meja sediaan 5-
10 mm atau tubus turun maksimal.
d. Meneropong lewat okuler dengan mata kiri tanpa memicingkan mata
kanan akan nampak medan bundar putih.
e. Mikroskop siap di pakai mengamati sediaan.
3. Mengatur Jarak Lensa dengan Sediaan
a. Memutar pengatur kasar atau makrometer dengan tangan ke arah empu
jari, tubus turun, jarak objektif dengan meja sediaan mengecil,
kemudian melakukan yang sebaliknya.
b. Memasang kaca benda yang berisi sediaan diatas meja sediaan
sedemikian rupa sehingga bahan yang diamati berada di tengah lubang
meja, menjepit kaca benda dengan sengkeling sehingga tidak goyang.
c. Memperhatikan jarak objektif dengan kaca benda tidak lebih dari 10
mm. Jika jarak itu besar, maka memutar makrometer menurunkan tubus
sambil melihat dari samping ujung objektif mendekati kaca benda
sampai maksimum 5-10 mm.
d. Meneropong lewat okuler sambil tangan memutar makrometer
menaikkan tubus perlahan-lahan. Mengamati medan padang sampai
muncul bayangan. Mengulangi kembali mulai pada bagian c kalau
sudah ada bayangan tapi masih kabur, maka praktikan meneropong
terus sambil memutar mikrometer naik atau turun sampai bayangan
tersebut jelas garis atau batasan-batasannya.
e. Memeriksa okuler (jenis pembesaran) dan objektif (jenis pembesaran),
kemudian menghitung pembesaran bayangan yang dilihat.
f. Mengeluarkan preparat dari meja sediaan apabila sudah diamati.
4. Membuat Preparat Sederhana
Serat kapuk dan bawang merah
a. Mengambil kaca benda yang sudah dibersihkan, kemudian
memegangnya serata mungkin.
b. Menetesi aquades satu tetes di tengah-tengah.
c. Menyayat tipis bawang merah setipis mungkin dan ambil sedikit
kapuk kemudian letakkan pada tetesan air.
d. Tangan yang sebelah memegang kaca penutup antara antara empu jari
dengan telunjuk dengan sisi atau pinggir yang berlawanan.
e. Menyentuhkan sisi dengan kaca penutup pada kaca benda dekat
tetesan aqudes kemudian melepaskannya sehingga tepat menutupi
tetesan air.
f. Memasang preparat buatan pada meja sediaan dan diamati.
5. Mengamati Perbesaran
a. Apabila pengamatan telah berhasil, bayangan yang nampak akan
dibesarkan lagi. Posisi preparat atau tubus jangan disentuh.
b. Memutar sedemikian rupa sampai lensa objektif yang lebih panjang
tegak lurus pada meja sediaan dan bunyi klik.
c. Meneropong sambil memutar micrometer sampai muncul bayangan
d. Pada akhir kegiatan yang menggunakan mikroskop, perhatikan hal-
hal berikut :
1) Preparat tidak boleh tersimpan diatas meja sediaan, harus
dikeluarkan.
2) Menyimpan prepat dalam cawan petri dan memasukkan kedalam
kotak perlengkapan.
3)  Membersihkan semua peralatan yang telah dipakai dengan kain
katun dan menyimpannya.
4) Menyimpan peralatan sendiri untuk dipakai dalam kegiatan
berikutnya.
5) Membuang sisa bahan yang sudah tidak digunakan lagi ditempat
sampah yang tersedia.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Mikroskop Biologi
a. Gambar Pembanding
Gambar manual Gambar pembanding Keterangan

1. Lensa okuler
1 2. Tabung
.
Mikr
oskop
2
14 3. Revolver
.
3 4. Lensa
13
4 Obyektif
12
5. Meja Benda
11 5
.
6. Kondensor
6 7. Diafragma
10 7
8. Cermin
8
9. Kaki
9 Mikroskop
10. Sendi
Inklinasi
11. Penjepit
Kaca
12. Lengan
Mikroskop
13. Mikrometer
14. Makrometer
2. Gambar preparat
a. Bawang Merah (Allium cepa)
No Nama
Gambar Keterangan
Bahan
1. Bawang
Merah 1. Nukleus
(Allium 2. Dinding sel
Cepa) 3. Sitoplasma

Gambar di
Gambar manual
mikroskop

Gambar dari internet


2. Kapuk
(Ceiba 1. Dinding sel
Pantand 2.Gelembung
ra) udara
3.Ruang
Gambar dari kosong
Gambar manual mikroskop
4. Torsi

5. Ruang antar
sel
Ga

Gambar dari internet


B. Pembahasan
Mikroskop yaitu alat yang digunakan untuk melihat objek yang
berukuran sangat kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan,diperoleh hasil pengamatan berupa gambar.
Gambar ini kemudian diberi keterangan. Hasil ini didapat dengan
menggunakan semua bagian mikroskop sesuai fungsinya. Sebagaimana yang
kita ketahui bahwa komponen mikroskop terbagi atas dua yakni komponen
optik yang terdiri atas cermin, kondensor, lensa objektif dan lensa okuler, dan
komponen non optik atau komponen mekanis terdiri atas kaki dan tangkai
mikroskop, knop penggerak bagian optik yang terdiri atas knop penggerak
kasar (makrometer) dan knop penggerak halus (mikrometer), meja benda dan
revolver atau pembawa objektif.
Bagian-bagian mikroskop beserta fungsinya;
A. Bagian optik
1. Kondensor, lensa yang menghimpun berkas cahaya dari cermin
2. Lensa objektif, yang berfungsi adalah yang menghadap tegak lurus
pada meja sediaan, menerima bayangan kemudian membesarkannya.
3. Lensa okuler, yang diintip oleh mata pengamat, menerima bayangan
dari objektif dan membesarkannya.
B. Bagian non-optik
1. Kaki mikroskop, sebagai penunjang mikroskop agar berdiri kokoh.
2. Lengan atau pegangan mikroskop, yang dipegang bilamana diangkat.
3. Cermin, alat penangkap dan pamantul cahaya.
4. Pengatur kondensor, bila diputar akan menaikkan atau menurunkan
kondensor.
5. Diafragma, alat yang dapat ditutup dan dibuka, pengatur banyaknya
cahaya yang amasuk ke kondensor.
6. Meja sediaan, tempat meletakkan kaca benda (objek glass).
7. Sengkeling, penjepit atau pengatur letak sediaan (objek glass).
8. Penggerak Mekanis, alat pengatur letak kaca benda pada meja.
9. Lubang meja sediaan, lubang di tengah-tengah meja sediaan tempat
lewatnya cahaya dari kondensor masuk ke objek glass terus ke lensa
objektif.
10. Makrometer, pengatur kasar, alat penggerak tubus ke atas atau ke
bawah secara kasar atau secara cepat.
11. Mikrometer, pengatur halus, alat penggerak tubus ke atas atau ke
bawah secara halus.
12. Tubus atau tabung mikroskop, sebagai penghubung atau pengantar
bayangan objek dari lensa objektif ke lensa okuler.
13. Revolver atau pemutar objektif, cakram tempat melekatnya lensa
objektif berbagai ukuran.
C. Preparat/objek yang berhasil diamati adalah:
1. Bawang merah (Allium cepa)
Pengamatan bawang merah (Allium cepa) dilakukan dengan
mikroskop dengan pembesaran 10 x 10, dimana dengan perbesaran
tersebut, dapat diamati bahwa sel pada bawang merah itu berbentuk
seperti batu bata yang disebut sel kubus berlapis. Di dalam sel bawang
merah  terdapat cairan yaitu cairan inti (nukleoplasma) berupa gel dan
transparan  cairan ini disebut karyotin yang mengandung senyawa
kimia yang kompleks fungsinya yaitu untuk melindungi fakuola. Sel
bawang merah termasuk sel hidup, karena sel bawang merah
mempunyai inti sel, memiliki cairan didalamnya,dan ada aktifitas yang
terjadi didalamnya seperti pertukaran zat dalam sel.
2. Kapuk (Ceiba Pantandra)
Pengamatan Kapuk( Gossypium sp) dilakukan dengan mikroskop
dengan pembesaran 10 x 10, dimana dengan perbesaran tersebut, dapat
diamati bahwa sel pada kapas itu berbentuk seperti rambut dan
memanjang seperti pita. Sel tersebut memiliki puntiran (torsi) di
beberapa bagian, dan tidak memiliki organel-organel di dalam selnya,
sehingga sel kapas merupakan sel mati.Sel tersebut termasuk jenis sel
sklerenkim yang berfungsi jaringan  penguat  pada  tumbuhan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa mikroskop merupakan alat yang digunakan untuk
mengamati objek yang terlalu kecil, sehingga mudah untuk diteliti. Dengan
dilaksanakannya praktikum ini, mahasiswa sudah mengetahui komponen atau
bagian-bagian mikroskop beserta fungsinya masing-masing dan mahasiswa
telah mampu dan terampil menggunakan mikroskop biologi dengan cepat dan
aman untuk melihat sediaan sederhana.
Mikroskop terbagi atas dua bagian yaitu bagian optik dan bagian non-
optik, dimana bagian-bagian tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda. Dari
hasil pengamatan objek/ preparat, kenampakan sel terlihat berbeda dari tiap
jenis tumbuhan (objek/ preparat) yang berbeda. Perbedaan ini terlihat pada
letak inti sel dan bentuk sel.

B. Saran
1. Untuk praktikan:
Memperlakukan mikroskop secara hati-hati karena terdapat komponen-
komponen mikroskop yang mudah pecah sehingga memerlukan perlakuan
khusus. Serta kerjasama antar sesama anggota kelompok sehingga hasil
pengamatan yang optimal akan didapatkan. Tidak melanggar peraturan
yang telah di tetapkan.
2. Untuk asisten:
Agar kiranya memberikan arahan dan batasan yang jelas dalam setiap
kegiatan praktikum demi meminimalisir kesalahan-kesalahan selama
praktikum berlangsung.
3. Untuk Laboratorium:
Memaksimalkan kesedian alat dan bahan agar tidak mengganggu proses
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Alimuddin. 2005. Mikrobiologi Dasar. Makassar : Jurusan Biologi FMIPA


UNM.

Bawono, A., Adi, K., Gerwono, R. 2014. Identifikasi fokus mikroskop digital
menggunakan metode otsu. Jurnal Berkala Fisika, vol. 17 No. 2.

Campbell, A Nell. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Maftuchah., Aris, A., Agus, A. 2014. Teknik dasar analisis biologi molekuler.
Yogyakarta: DEEPUBLISH.

Tim Dosen Biologi. 2016. Penuntun Praktikum Biologi Dasar. Makassar: Jurusan
Biologi FMIPA UNM.
LAMPIRAN

Pertanyaan
1. Tulis nama bagian optik dari mikroskop?
2. Tulis nama bagian mekanik dari mikroskop?
3. Kalau bayangan dalam medan pandang digeser ke kiri depan, ke arah
manakah kaca benda/ sediaan harus digeser? Mengapa demikian?
4. Tulis pengaruh negatif terhadap mikroskop kalau lensa digosok dengan
kain atau kertas biasa/ kasar?

Jawaban :
1. Bagian optik dari mikroskop:
a. Kondensor
b. lensa objektif
c. lensa okuler
d. cermin
2. Bagian mekanik dari mikroskop :
a. Kaki mikroskop
b. Lengan atau pegangan mikroskop
c. Tiang mikroskop
d. Pengatur kondensor
e. Diafragma
f. Meja objek
g. Sengkeling
h. Penggerak mekanis
i. Lubang meja sediaan
j. makrometer
k. Pemutar halus (mikrometer) dan kasar (makrometer)
l. Penjepit kaca objek
m. Sumber cahaya
3. Apabila bayangan dalam medan pandangan akan digeser ke kiri – depan
maka kaca benda harus digeser ke arah kanan-belakang begitupun
sebaliknya karena sifat dari lensa ialah selalu terbalik (berlawanan arah).
Bayangan yang dihasilkan adalah diperbesar dan terbalik.
4. Pengaruh negatif terhadap mikroskop yang dapat ditimbulkan apabila
lensa digosok dengan kain kasar atau kertas biasa yaitu lensa mudah rusak
atau tergores sehingga objek yang kita amati kurang jelas garis dan
batasnya.

Anda mungkin juga menyukai