MODUL I
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK : IV (EMPAT)
OKTOBER, 2019
BAB I
PENDAHULUAN
Mikroskop dalam bahasa Yunani: micros artinya kecil dan scopein artinya
melihat. Jadi secara umum mikroskop dapat diartikan sebagai alat untuk
melihat objek berukuran sangat kecil yang tidak bisa dilihat dengan mata
telanjang. Mikroskop pertama kali ditemukan pada tahun 1590 oleh
Zacharias Jansen. Seiring dengan kemajuan ilmu teknologi, pada tahun 1665
seorang ilmuwan dari Inggris bernama Robert Hooke merancang mikroskop
majemuk dan memiliki sumber cahaya sendiri. Pada waktu yang hampir
bersamaan, yaitu tahun 1668 sampai tahun 1677, seorang ilmuan Belanda
bernama Antonie Van Leeuwenhoek mengembangkan mikroskop lensa
tunggal dengan kekuatan perbesaran objek hingga 270 kali lebih besar dari
ukuran sebenarnya. Manfaat mikroskop di bidang pertanian adalah untuk
melihat jaringan-jaringan yang ada pada tumbuhan. Juga bisa
mengidentifikasikan penyakit yang menyerang tanaman dengan cara meneliti
tanaman tersebut menggunakan mikroskop (Clark, 2008).
1.1 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroskop dalam bahasa yunani: micros = kecil dan scopein = melihat, adalah
sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata
kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut
mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh
mata (Pramudita, 2012).
Dua nilai penting dalam mikroskop ialah daya perbesaran dan penguraiannya,
atau resolisi. Pembesaran mencerminkan berapa kali lebih besar objeknya terlihat
dibandingkan dengan ukuran sebenarya. Daya urai merupakan ukuran kejelasan
citra; yaitu jarak minimum dua titik yang dapat dipisahkan dan masih dapat
dibedakan sebagai dua titik terpisah (Campbell, 2000).
Pada dasarnya mikroskop cahaya bekerja sebagai suatu alat pembesar dua tingkat,
satu lensa objektif melakukan pembesaran awal, dan satu lensa okuler
ditempatkan sedemikian rupa sihingga memperbesar banyangan benda untuk
kedua kalinya (Mariyana, 2012).
Pada mikroskop cahaya, bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti
bayangan sementara, semu, terbalik, dan lebih lagi diperbesar, pada mikroskop
elektron bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti benda nyata , sejajar
dan diperbesar (Pramudita, 2012).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop, gelas obyek,
gelas penutup, silet, pipet tetes, cawan petri, jarum pentul, kamera
handphonem, dan tisu. Bahan yang digunakan adalah kentang, kertas, dan
air.
Adapun langkah dalam prosedur kerja dalam pengamatan sari pati kentang
sebelum di teteskan yodium, sebagai berikut :
Adapun langkah dalam prosedur kerja dalam pengamatan sari pati kentang
sesudah di teteskan yodium, sebagai berikut :
Hasil pengamatan pada huruf ‘d’, pati kentang yang ditetesi air, pati kentang
yang ditetesi yodium adalah.
b. Huruf “p”
a b
2.
b a. Gelembung
udara
b. Amilum
(bersama
hilum dan
lamella)
4.2 Pembahasan
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Saran yang diberikan yaitu perbanyak lagi alatnya agar praktikum berjalan
efektif dengan semua praktikkan dapat mencoba masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Hestty P. Utami. 2007. Mengenal Cahaya dan Optik. Ganecha Exact: Jakarta
Safru, (2008). Laporan Praktikum Fisika Dasar I. Universitas Islam Oki Fakultas
Teknik Sipil: Kayu Agung.
KELOMPOK : IV (EMPAT)
.
Kamis Perbaiki
1. 14/11/2019
2.
3.
4.