4.1.1 Hasil
penggunaan mikroskop yang baik dan benar serta mengetahui gambar dari mikroskop
Keterangan :
1. Lensa okuler
2. Gagang mikroskop
3. Meja mikroskop
4. Pengatur keras
5. Pengatur halus
6. Kaki mikroskop
7. Cermin
8. Penjepit objek
9. Kondensor
10. Lensa objektif
11. Revolver
30
4.1.2 Pembahasan
diperoleh hasil bahwa lensa objektif adalah lensa yang terdekat dengan spesimen
(objek yang diamati) berfungsi untuk memperbesar bayangan objek yang diamati,
sedangkan lensa okuler adalah lensa yang terletak diujung atas mikroskop yang
terdekat dengan mata dan berfungsi memperbesar bayangan yang dihasilkan lensa
objektif. Tabung mikroskop untuk mengatur fokus dengan cara dinaikan dan
diturunkan. Pengatur kasar terletak disamping lengan mikroskop dan pengatur halus
terletak dibawah pengatur kasar. Pengatur kasar untuk menaikan atau menurunkan
tabung mikroskop untuk membuat fokus pada mikroskop secara cepat. Pengatur halus
untuk memfokuskan bayangan objek secara lambat sehingga tabung mikroskop turun
atau naik secara lambat. Revolver untuk memilih lensa objektif yang akan digunakan
dengan cara diputar. Meja mikroskop sebagai tempat meletakan objek yang akan
diamati. Penjepit untuk menjepit preparat atau objek agar kedudukannya stabil.
Cermin untuk memantulkan cahaya kedalam lubang diafragma pada meja mikroskop.
31
4.2 Morfologi Tumbuhan
4.2.1. Hasil
pada tanaman jagung (Zea mays), mangga (Magnifera indica), dan tanaman cabe
Keterangan :
1. Pelepah daun
2. Helai daun
3. Pertulangan daun
Keterangan :
1. Ruas batang
2. Batang
3. Tunas
32
Keterangan :
1. Pangkal akar
2. Rambut akar
3. Batang akar
4. Tudung akar
5. Ujung akar
Keterangan :
1. Pelepah daun
2. Helai daun
3. Pertulangan daun
33
Keterangan :
1.Cabang batang
2.Ranting batang
3.Batang
Keterangan :
1. Pangkal akar
2. Rambut akar
3. Batang akar
4. Tudung akar
5. Ujung akar
Gambar 7. Pengamatan morfologi akar (Radix) pada tumbuhan dikotil pada tanaman
mangga (Mangifera indica).
34
Keterangan :
1. Radikula
2. Bakal akar
3. Cotyledone
Keterangan :
1. Epikotil
2. Kulit biji
3. Cotyledone
4. Radikula
5. Hipokotil
35
Keterangan :
1. Radikula
2. Kulit biji
3. Kotiledon
Keterangan :
1. Epikotil
2. Hipokotil
3. Kotiledon
4. Radikula
36
Keterangan :
1. Ujung daun
2. Ibu daun
3. Cabang tingkat satu
4. Cabang tingkat dua
Gambar 15. Pengamatan daun majemuk pada daun kapuk (Ceiba petandra gaertn)
Gambar 12. Pengamatan daun majemuk menyirip ganda tiga tidak sempurna pada
daun kelor (Moringaoleifera L)
Keterangan :
1. Helai daun
2. Tulang rusuk daun
3. Ibu daun
4. Tangkai daun
Gambar 13. Pengamatan daun majemuk menyirip beranak daun tiga pada daun dadap
(Erythrine variegate)
37
Keterangan :
1. Helai daun
2. Tepi daun
Gambar 14. Pengamatan daun majemuk menyirip ganda dua pada daun kembang
merak (Caesalpinia Pulcherrina)
Keterangan :
1. Tangkai daun
2. Helai daun
3. Ibu daun
Gambar 15. Pengamatan daun majemuk ,menyirip ganda genap pada daun johar
(Cassia siamea)
38
Keterangan :
1. Anak daun
2. Tangkai anak daun
3. Ibu tangkai daun
Gambar 16. Pengamatan daun majemuk menjari pada daun kapuk (Ceiba pentandra)
Keterangan :
1. Tangkai daun
2. Helai daun
3. Ibu daun
Gambar 17. Pengamatan daun majemuk menyirip ganda ganjil pada daun gamal
(Gliricidia maculate L)
39
Keterangan :
1. Ibu tangkai daun
2. Tangkai anak daun
3. Anak daun
Gambar 18. Pengamatan daun majemuk dan menjari pada daun putri malu (Mimosa
pudica)
Keterangan :
1. Ibu tangkai daun
2. Anak daun
Gambar 19. Pengamatan daun majemuk menyirip beranak satu pada daun jeruk nipis
(aurantiifolia)
40
Keterangan :
1. Helai daun
2. Tulang rusuk daun
3. Tepi daun
4. Tulang daun
5. Ujung daun
Gambar 20. Pengamatan daun tunggal tidak lengkap pada daun biduri (Calotropis
gigantea)
Keterangan :
1. Ujung daun
2. Tepi daun
3. Tulang daun
4. Helai daun
5. Tangkai daun
6. Pelepah
Gambar 21. Pengamatan daun tunggal lengkap pada daun talas (Colocasia esculenta
L)
41
4.2.2. Pembahasan
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa tanaman monokotil dan tanaman
dikotil memiliki struktur morfologi yang berbeda, mulai dari morfologi, akar, batang ,
serabut, Bentuk morfologi batang tanaman monokotil yaitu, batangnya tidak dapat
tumbuh besar dan tidak dapat bercabang, contohnya pada tanaman jagung, tanaman
jagung memiliki struktur batang yang tumbuh terbatas dan tidak bercabang. Batang
tanaman monokotil lebih halus. Daun pada tumbuhan monokotil memiliki bentuk
sumsum atau pola tulang daun Melengkung atau sejajar, daun tanaman monokotil
juga paling banya merupakan dau lengkap, karena dau tanman monokotil memiliki ;
embrio saat berkecambah, bagian plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang,
perkecambahan di atas tanah (Epigeal) Tipe ini terjadi, jika plumula dan kotiledon
radiata). Tipe perkecambahan di bawah tanah (Hipogeal) Tipe ini terjadi, jika
tanah Contoh: perkecambahan kacang kapri (Pisum sativum), Jagung (Zea mays).
42
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya
tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Daun berbentuk tipis melebar
berwarna hijau dan menghadap ke atas. Daun sangat berperan penting dalam proses
fotositesis. Jumlah daun pada setiap tumbuhan berbeda sesuai dengan lingkungan dan
jenis tumbuhan tersebut.Daun yang hidup di daerah panas (kering) tentu berbeda
jumlah daunnya dengan daun yang hidup di daerah berair (Champbell A.N, 2003).
Daun merupakan suatu organ tubuh tumbuhan yang amat penting dan pada
umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat
pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada
tumbuhan.Umumnya ada dua tipe daun,yaitu daun dorsivental atau bifasial dan daun
mempunyai batang yang bagian bawahnyalebih besar dan ke ujung semakin mengecil
Bentuk morfologi akar tumbuhan dikotil yaitu akar tunggang. batang tanaman
dikotil, batang tanaman monokotil juga ada yang berbulu halus. Sedangkan batang
tanaman dikotil, ciri morfologi batangnya yaitu, lebih kasar, kebanyakan berkayu dan
bercabanng sehingga dapat tumbuh tinggi dan membesar, Contohnya pada batang
tanaman mangga. Sedangkan daun tumbuhan dikotil bentuk sumsum atau pola
43
pertulanga daun menyirip atau menjari, daun tumbuhan dikotil kebanyakan termasuk
kedalam gologan dau tidak lengkap. Pada kebanyakan dikotil, helaian daun
menempel pada batang dengan tangkai daun (petiola). Sistem pembuluh pada batang
meluas sampai ke tangkai daun, dan sebagai tulang daun ke dalam helaian daun itu
Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau
tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-bentuk
daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips
dan memanjang. Bentuk ekstremnya bias meruncing panjang.Seperti pada akar dan
batang,daun terdiri atas sistem jaringan dermal ( yaitu epidermis ) (Sudjino, 2009).
4.3.1 Hasil
jagung (Zea mays), cabe (Capsicum anum), Rhoe discolour, kentang (Solanum
Keteramgan:
1. Korteks
2. Epidemis
3. Floem
4. Perisikel
5. Xylem
6. Endodermis
44
Keteramgan:
1. Epidermis
2. Endodermis
3. Xylem
4. Floem
5. Rambut akar
6. Parenkim korteks
7. Empulur
Gambar 23. Pengamatanan anatomi akar tumbuhan monokotil pada jagung (Zea mays)
Keteramgan:
1. Epidermis
2. Korteks
3. Floem
4. Xilem
5. Empulur
Keterangan:
1. Korteks
2. Epidermis
3. Floem
4. Xilem
5. Vaskuler bundel
Gambar 25. Pengamatan anatomi batang tumbuhan monokotil pada jagung (Zea mays)
45
Keterangan:
1. Pigmen antosianin
2. Sel tetangga
3. Sel penutup
4. Celah stomata
5. Kloroplas
Keterangan:
1. Dinding sel
2. Plastida
3. Sitoplasma
Keterangan:
1. Butir-butir amilum
46
Keterangan:
1. Inti sel
2. Dinding sel
3. Cairana
4.3.2 Pembahasan
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa pada anatomi akar tumbuhan
monokotil , batas ujung kar dan laipatra jelas persikel terdiri dari beberapa lapis sel ,
pada akar dikotil persikel terdiri dari satu lapis saja, dengan susunan jaringan
epidermis, korteks, endodermis, persikel, kambium, floem, xilem dan empelur. Pada
tidak memiliki kambium, tidak mempunyai empelur. Pada batang tumbuhan dikotil,
karakter yang lain, oleh karena itu data ini dapat digunakan untuk menguatkan
morfologi yang masih meragukan. Umumnya karakter anatomi merupakan basis yang
dapat diandalkan muntuk membedakan jenis, tetapi biasanya karakter anatomi ini
47
memiliki kegunaan yang besar pada takson infragenerik. Karakter-karakter ini cukup
konstan dan dapat bersifat diagnostik. Karakter anatomi digunakan baik untuk
(Jimmy W, 2009).
(Alium cepa) maka diperoleh bayangan yang teratur berbentuk susunan kotak-kotak
menyerupai susunan batu bata yang menggambarkan sel tumbuhan. Pada tengah-
tengah terdapat bulatan kecil yang disebut sebagai inti sel dari tumbuhan, dan juga
Daun Rhoe discolour mempunyai struktur berwarna ungu dengan lapisan berbentuk
segienam. Setelah dilakukan pengamatan terhadap struktur sel yang terdapat pada
tumbuhan. Pada bagian tengah sel terdapat bulatan kecil yang disebut sebagai inti sel
dari tumbuhan dan juga terdapat ruang antar sel, stomata dan dinding
sel(Azhari.y,2013).
48
4.4 Fotosintesis
4.4.1 Hasil
singkong (Manihot esculenta), dengan pembeda satu daun dibungkus aluminium foil
dan satu daun lagi tidak dibungkus aluminium foil, dan diperoleh hasil sebagai
berikut:
Keteramgan:
1. Amilum yang terbentuk
Gambar 30. Daun singkong (Manihotesculenta) setelah direndam alcohol panas yang
tidak ditutupi aluminium foil
Keteramgan:
1.Amilum yang terbentuk
Gambar 31. Daun singkong (Manihot esculenta) setelah direndam alcohol panas
yang ditutupi aluminium foil
49
4.4.2 Pembahasan
cahaya dan konsentrasi CO2 .semakin besar factor tersebut membawa akibat hanya
petik di sore hari,setelah terkena sinar matahari sejak pagi hari.daun tersebut direbus
untuk mematikan sel selnya. Selanjutnya daun tersebut di masukkan kedalam al-
kohol,agar klorofilnya larut sehinnga daun tersebut menjadi pucat.jika daun itu di
deteksi dengan yodium,maka bagian yang tertutup oleh kertas timah tetap
pucat,sedang yang tidak tertutup warnanya menjadi biru kehitaman warna biru
Pada percobaan teori sach,yaitu pada daun yang di tutupi oleh aluminium
tersebutu menandakan bahwa adanya amilum pada saat daun berfotosintesis,hal ini
sesuai dengan peryataan Esiti (2007) dalam bukunya yang berjudul botani yang
menyatakan akan terbukti bahwa bagian yang tidak ditutupi menunjukkan adanya zat
50
4.5 Transpirasi
4.5.1 Hasil
Tomat
0.35
0.3
0.25
volume air
0.2
0.15 diluar
didalam
0.1
0.05
0
10 20 30 40 50 60
waktu
51
Cabai
0.35
0.3
0.25
volume air
0.2
0.15 diluar
didalam
0.1
0.05
0
10 20 30 40 50 60
waktu
Kontrol
1
0.9
0.8
0.7
volume air
0.6
0.5
diluar
0.4
didalam
0.3
0.2
0.1
0
10 20 30 40 50 60
waktu
52
4.5.2 Pembahasan
atmosfer dalam bentuk uap air. Air diserap dari akar serabut tumbuhan dan air itu
Air yang berlebihan akan disingkirkan melalui proses transpirasi. Jika kadar
kehilangan air melalui transpirasi melebihi kadar pengambilan air tumbuhan tersebut,
pernanaman secara besar – besaran mungkin mengalami kerugian yang tinggi sekira
53