PENDAHULUAN
Setiap kepala keluarga memiliki pohon cengkeh dan cokelat dari ratusan
pohon hingga beribu-ribu pohon.seperti salah satu warga yang bernama Hj.Nani
berdasarkan wawancara yang telah kami lakukan.ibu Hj.Nani memiliki pohon
cengkeh hingga 2000 pohon,cokelat 300 pohon,dan pala 380 pohon.stuktur tanah di
Desa Tolongano memiliki potensi alam yang sangat memugkinkan berbagai jenis
tumbuhan untuk tumbuh.
1
Agroekosistem adalah terjadinya hubungan timbal balik atau saling
berhubungan dari satu kesatuan suatu lingkungan dan sudah terjadi campur tangan
manusia yang berperan dalam pengoptimalan hasil produksi.
Lingkungan adalah suatu sistem, seperti sistem abiotik dan biotik serta
berlangsungnya proses alih rupa( transformation ) dan alih tempat oleh pertukaran
energi dan bahan. Pertukaran dan alih rupa lingkungan pertanian secara umum biasa
terlihat diantaranya adalah :
2
pemahaman yang mendasar tentang iklim beserta faktor yang bekerja, karena sangat
berperan menentukan keberhasilan tanaman pada setiap fase pertumbuhan.
Kondisi saat ini dengan iklim yang tidak lagi dapat diprediksi (anomali
cuaca), membuat para pelaku bidang pertanian berpikir keras untuk mengantisipasi
melalui berbagai penelitian tentang seberapa besar tingkat toleransi tanaman terhadap
kondisi tersebut.Bagi para mahasiswa, hal itu dijadikan dasar acuan untuk
menganalisis seberapa jauh hubungan beberapa faktor iklim dengan pertumbuhan
tanaman.Faktor-faktor iklim tersebut terdiri atas cahaya matahari, temperatur, curah
hujan, kelembapan udara dan angin.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
memenuhi kebutuhan penduduk yang makin bertambah jumlahnya dan meningkatnya
tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik.
Semula fungsi utama lahan ialah untuk bercocok tanam padi, palawija, atau
hortikultura.Kini dengan gencarnya industrialisasi, lahan-lahan produktif pertanian
berubah menjadi pabrik-pabrik, jalan tol, permukiman, perkantoran, dan lain
sebagainya.Jika dalam setahun alih fungsi lahan terdata sekitar 4.000 hektar, dalam
lima tahun kedepan lahan produktif yang beralih fungsi mencapai 20.000 hektar
(Suwandi, 2008).
Secara empiris menurut Winoto (2005), lahan pertanian yang paling rentan
terhadap alih fungsi adalah sawah. Hal tersebut disebabkan oleh :
1 Kepadatan penduduk di pedesaan yang mempunyai agroekosistem
dominan sawah pada umumnya jauh lebih tinggi dibandingkan
agroekosistem lahan kering, sehingga tekanan penduduk atas lahan juga
lebih tinggi.
2 Daerah persawahan banyak yang lokasinya berdekatan dengan daerah
perkotaan.
3 Akibat pola pembangunan di masa sebelumnya, infrastruktur wilayah
persawahan pada umumnya lebih baik dari pada wilayah lahan kering.
4 Pembangunan sarana dan prasarana pemukiman, kawasan industri, dan
sebagainya cenderung berlangsung cepat di wilayah bertopografi datar.
Model klasik dari alokasi lahan adalah model Ricardo (Ricardian Rent).
Menurut model ini, alokasi lahan akan mengarah pada penggunaan yang
menghasilkan surplus ekonomi (land rent) yang lebih tinggi, yang tergantung pada
derajat kualitas lahan yang ditentukan oleh kesuburannya serta kelangkaan lahan.
Menurut von Thunen nilai land rent bukan hanya ditentukan oleh kesuburannya tetapi
merupakan fungsi dari lokasinya. Pendekatan von Thunen mengibaratkan pusat
perekonomian adalah suatu kota yang dikelilingi oleh lahan yang kualitasnya
homogen. Tataguna lahan yang dihasilkan dapat dipresentasikan Universitas
5
Sumatera Utara sebagi cincin-cincin lingkaran yang bentuknya konsentris yang
mengelilingi kota tersebut. Teori von Thunen mencoba untuk menerangkan berbagai
jenis pertanian dalam arti luas yang berkembang disekeliling daerah perkotaan yang
merupakan pasar komoditi pertanian tersebut (Suwandi,2008).
Pelestarian kerap kali dianggap sebagai suatu perlindungan yang menutup
kemungkinan pemanfaatan sumber daya.Padahal apabila kawasan yang dilindungi
dirancang dan dikelola secara tepat, diakui dapat memberi keuntungan yang lestari
bagi masyarakat.Pelestarian memegang peranan penting dalam pembangunan social
dan ekonomi di lingkungan pedesaan, turut menyumbangkan peningkatan kualitas
hidup penghuninya (Wind, dkk., 1992).
6
BAB III
METODOLOGI
3.3 Prosedurkerja
Adapun prosedur kerja yang di lakukan pada percobaan ini,yaitu :
1 Mengamati macam-macam jenis tumbuhan yang produktif dan non produktif
yang terdapat di sekitar daerah pengamatan
2 Mengamati jenis hewan dan tumbuhan yang terdapat di sekitar daerah
pengamatan
3 Melakukan wawancara dengan masyarakat mengenai keadaan ekosistem yang ada
di lokasi pengamatan
4 mencatat data dan informasi yang di perolah
5 memasukkan informasi yang di peroleh kedalam tabel hasil pengamatan
7
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
8
dapat dikatakan sebagai suatu kesatuan dari sistem pertanian, sosial,ekonomi, dan
ekologi, yang dibatasi oleh faktor biofisik dan sosial ekonomi (Conway,1987)
Analisis Data
Tumbuhan
1. Cengkeh
∑ produktif
Produktif = ∑ jumlah seluruh produktifitas x 100%
2000
= 2000 X 100%
=100%
∑ non produktif
Non Produktif = x 100%
∑ jumlah seluruh produktifitas
0
= 2000 x 100%
= 0%
2. Coklat
∑ produktif
Produktif =∑ x 100%
jumlah seluruh produktifitas
120
= 300 x 100%
= 0,4%
∑ non produktif
Non produktif =
∑ jumlah produktifitas
x 100%
180
= x 100%
300
= 0,6%
3. Pala
∑ non produktif
Produktif = ∑ x 100%
jumlah produktifitas
9
80
= x 100%
380
=0,267%
∑ non produktif
Non produktif = ∑ x 100%
jumlah produktifitas
300
= x 100%
300
= 0,78%
4. Merica
∑ produktif
Produktif =∑ x 100%
jumlah produktifitas
25
= x 100%
75
=0,33 %
∑ non produktif
Non produktif =∑ x 100%
jumlah produktifitas
50
= x 100%
75
=0,67 %
Hewan
1. Ayam
∑ produktif
Produktif =∑ x 100%
jumlah produktifitas
4
= x 100%
5
=0,8 %
∑ non produktif
Non produktif = ∑ x 100%
jumlah produktifitas
1
= x 100%
5
=0,2 %
10
2. Burung kenari
∑ produktif
Produktif =∑ x 100%
jumlah produktifitas
5
= x 100%
5
=100%
∑ non produktif
Non produktif =∑ x 100%
jumlahproduktifitas
0
= x 100%
5
=0%
11
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Untuk praktikum selanjutnya lebih di koordinir lebih baik lagi agar tidak
saling bertukar data.
12
DAFTAR PUSTAKA
Conway, R.G.; J.A. Mc Cracken, J.N. Pretty.( 1987). Training Notes for
Agroecosystem Analysis and Rapid Rural Appraisal. 2nd.London : IIED.
13