Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Agroekosistem ialah ekosistem yang diubah sebagian oleh orang


untuk m enghasi l kan pangan,ser at dan h asi l pert ani an l ai nn ya . Dal am
s uat u agroekosistem terdapat sistem kehidupan antara komponen-komponen
biotik dan abiotik yang saling berinteraksi satu sama lain.Salah satu
komponen abiotik yang penting dalam suatu agroekosistem yaitu tanah.

Agroekosistem dapat dibedakan menjadi agroekosistem sehat dan tidak


sehat.Dilihat dari aspek tanah maka terdapat tanah yang sehat dan tanah yang
tidak sehat yang memiliki indikator/criteria bagaimana suatu tanah tersebut
dikatakan seha tataupun tidak sehat bagi suatu agroekosistem.

Desa Tolongano Kecamatan Banawa selatan Kabupaten Donggala yaitu salah


satu Desa yang hampir seluruh penduduknya bermata pencarian sebagai seorang
petani.kebanyakan kebun yang mereka miliki di Tanami cengkeh,pala dan
cokelat.dipekarangan rumah mereka juga banyak yang menanam rempah yang sehari-
hari di gunakan untuk memasak seperti halnya merica,kunyit,dan serai.

Setiap kepala keluarga memiliki pohon cengkeh dan cokelat dari ratusan
pohon hingga beribu-ribu pohon.seperti salah satu warga yang bernama Hj.Nani
berdasarkan wawancara yang telah kami lakukan.ibu Hj.Nani memiliki pohon
cengkeh hingga 2000 pohon,cokelat 300 pohon,dan pala 380 pohon.stuktur tanah di
Desa Tolongano memiliki potensi alam yang sangat memugkinkan berbagai jenis
tumbuhan untuk tumbuh.

1
Agroekosistem adalah terjadinya hubungan timbal balik atau saling
berhubungan dari satu kesatuan suatu lingkungan dan sudah terjadi campur tangan
manusia yang berperan dalam pengoptimalan hasil produksi.

Kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi serta pertambahan penduduk


menuntut perlunya penyediaan sumber daya untuk memenuhi konsumsi pangan dan
areal pemukiman. Untuk merealisasikannya perlu tindakan yang bijaksana agar tidak
menimbulkan dampak perubahan terhadap lingkungan. Masalah lingkungan yang
terjadi seperti erosi tanah, longsor, banjir dan kekeringan merupakan tanda-tanda
terancamnya keseimbangan ekosistem. Agroekosistem terbentuk sebagai hasil
interaksi antara sistem sosial dengan sistem alam, dalam bentuk aktivitas manusia
yang berlangsung untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Agroekosistem kebanyakan dipakai oleh negara atau masyarakat yang


berperadaban agraris. Kata agro atau pertanian menunjukan adanya aktifitas atau
campur tangan masyarakat pertanian terhadap alam atau ekosistem. Istilah pertanian
dapat diberi makna sebagai kegiatan masyarakat yang mengambil manfaat dari alam
atau tanah untuk mendapatkan bahan pangan, energi dan bahan lain yang dapat
digunakan untuk kelangsungan hidupnya

Lingkungan adalah suatu sistem, seperti sistem abiotik dan biotik serta
berlangsungnya proses alih rupa( transformation ) dan alih tempat oleh pertukaran
energi dan bahan. Pertukaran dan alih rupa lingkungan pertanian secara umum biasa
terlihat diantaranya adalah :

1. Sistem abiotik( tidak hidup misalnya matahari, cuaca , iklim,tanah, air )

2. Sistem biotik ( hidup misalnya kompetisi , predasi, simbiosis )

Iklim merupakan komponen lingkungan terpenting yang mempengaruhi


pertumbuhan tanaman.Sejak awal perkecambahan biji hingga panen dibutuhkan

2
pemahaman yang mendasar tentang iklim beserta faktor yang bekerja, karena sangat
berperan menentukan keberhasilan tanaman pada setiap fase pertumbuhan.

Kondisi saat ini dengan iklim yang tidak lagi dapat diprediksi (anomali
cuaca), membuat para pelaku bidang pertanian berpikir keras untuk mengantisipasi
melalui berbagai penelitian tentang seberapa besar tingkat toleransi tanaman terhadap
kondisi tersebut.Bagi para mahasiswa, hal itu dijadikan dasar acuan untuk
menganalisis seberapa jauh hubungan beberapa faktor iklim dengan pertumbuhan
tanaman.Faktor-faktor iklim tersebut terdiri atas cahaya matahari, temperatur, curah
hujan, kelembapan udara dan angin.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun masalah yang ingin diketahui pada percobaan ini adalah faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi terjadinya agroekosistem.

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun yang menjadi tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya agroekosistem.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Agroekosistem adalah sistem ekologis hasil rekayasa manusia untuk


menghasilkan makanan, serat, atau produk agrikultur lainnya.Dalam agroekosistem
ini, peranan manusia sangat dominan karena sistem ini merupakan hasil rekayasa
manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.Oleh karena itu,agroekosistem
dapat dikatakan sebagai suatu kesatuan dari sistem pertanian, sosial,ekonomi, dan
ekologi, yang dibatasi oleh factor biofisik dan sosial ekonomi (Conway,1987)
Praktek agrikultur dengan intensitas rendah seperti perladangan
berpindah,pekarangan tradisional, talun, rotasi lahan, menyisakan banyak proses
ekosistem alami dan komposisi tumbuhan, hewan dan mikroorganisme. Sistem
dengan intensitas tinggi,termasuk perkebunan modern yang seragam dan peternakan
besar, mungkin merubah ekosistem secara keseluruhan sehingga sedikit sekali biota
dan keistimewaan bentang alam sebelumnya yang tersisa (Karyono, 2000)
Tanaman yang baik diperoleh melalui perlakuan yang tepat pada
tanaman.Untuk mendapatkan pertumbuhan dan produktivitas yang baik diperlukan
adanya usaha-usaha perbaikan budi daya antara lain dengan mengatur intensitas
cahaya yang tepat bagi tanaman karena intensitas cahaya berhubungan erat dengan
aktifitas fotosintesis tanaman.(Widiastutiet.all, 2004).
Lestari (2009) mendefinisikan alih fungsi lahan atau lazimnya disebut sebagai
konversi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari
fungsinya semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi lain yang menjadi
dampak negatif (masalah) terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri. Alih
fungsi lahan dalam artian perubahan/penyesuaian peruntukan penggunaan,
disebabkan oleh faktor-faktor yang secara garis besar meliputi keperluan untuk

4
memenuhi kebutuhan penduduk yang makin bertambah jumlahnya dan meningkatnya
tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik.
Semula fungsi utama lahan ialah untuk bercocok tanam padi, palawija, atau
hortikultura.Kini dengan gencarnya industrialisasi, lahan-lahan produktif pertanian
berubah menjadi pabrik-pabrik, jalan tol, permukiman, perkantoran, dan lain
sebagainya.Jika dalam setahun alih fungsi lahan terdata sekitar 4.000 hektar, dalam
lima tahun kedepan lahan produktif yang beralih fungsi mencapai 20.000 hektar
(Suwandi, 2008).
Secara empiris menurut Winoto (2005), lahan pertanian yang paling rentan
terhadap alih fungsi adalah sawah. Hal tersebut disebabkan oleh :
1 Kepadatan penduduk di pedesaan yang mempunyai agroekosistem
dominan sawah pada umumnya jauh lebih tinggi dibandingkan
agroekosistem lahan kering, sehingga tekanan penduduk atas lahan juga
lebih tinggi.
2 Daerah persawahan banyak yang lokasinya berdekatan dengan daerah
perkotaan.
3 Akibat pola pembangunan di masa sebelumnya, infrastruktur wilayah
persawahan pada umumnya lebih baik dari pada wilayah lahan kering.
4 Pembangunan sarana dan prasarana pemukiman, kawasan industri, dan
sebagainya cenderung berlangsung cepat di wilayah bertopografi datar.

Model klasik dari alokasi lahan adalah model Ricardo (Ricardian Rent).
Menurut model ini, alokasi lahan akan mengarah pada penggunaan yang
menghasilkan surplus ekonomi (land rent) yang lebih tinggi, yang tergantung pada
derajat kualitas lahan yang ditentukan oleh kesuburannya serta kelangkaan lahan.
Menurut von Thunen nilai land rent bukan hanya ditentukan oleh kesuburannya tetapi
merupakan fungsi dari lokasinya. Pendekatan von Thunen mengibaratkan pusat
perekonomian adalah suatu kota yang dikelilingi oleh lahan yang kualitasnya
homogen. Tataguna lahan yang dihasilkan dapat dipresentasikan Universitas

5
Sumatera Utara sebagi cincin-cincin lingkaran yang bentuknya konsentris yang
mengelilingi kota tersebut. Teori von Thunen mencoba untuk menerangkan berbagai
jenis pertanian dalam arti luas yang berkembang disekeliling daerah perkotaan yang
merupakan pasar komoditi pertanian tersebut (Suwandi,2008).
Pelestarian kerap kali dianggap sebagai suatu perlindungan yang menutup
kemungkinan pemanfaatan sumber daya.Padahal apabila kawasan yang dilindungi
dirancang dan dikelola secara tepat, diakui dapat memberi keuntungan yang lestari
bagi masyarakat.Pelestarian memegang peranan penting dalam pembangunan social
dan ekonomi di lingkungan pedesaan, turut menyumbangkan peningkatan kualitas
hidup penghuninya (Wind, dkk., 1992).

6
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat pelaksanaan percobaan ini yaitu :
Waktu : 09.30-selesai
Tempat : Desa Tolongano Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten Donggala

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang di gunakan dalam percobaan iniyaitu :
1 Handphone
2 Alat tulis menulis
3 Lembar kerja

3.3 Prosedurkerja
Adapun prosedur kerja yang di lakukan pada percobaan ini,yaitu :
1 Mengamati macam-macam jenis tumbuhan yang produktif dan non produktif
yang terdapat di sekitar daerah pengamatan
2 Mengamati jenis hewan dan tumbuhan yang terdapat di sekitar daerah
pengamatan
3 Melakukan wawancara dengan masyarakat mengenai keadaan ekosistem yang ada
di lokasi pengamatan
4 mencatat data dan informasi yang di perolah
5 memasukkan informasi yang di peroleh kedalam tabel hasil pengamatan

7
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Pada hasil wawancara yang kami lakukan pada ibu Hj.Nani warga Desa
Tolongano Kec.Banawa Selatan Kab.Donggala didapatka data sebagai berikut :

Tabel Hasil Pengamatan


No. Jenis Produktif Non Jumlah(%)
Produkttif
1. Tumbuhan
 Cengkeh 2.000 0 100%
 Coklat 120 180 0,4%
 Pala 80 300 0,267%
 Merica 25 50 0,33%
2. Hewan
 Ayam 4 1 0,8%
 Burung Kenari 5 0 100%
Mn

4.2 Pembahasan

Agroekosistem adalah sistem ekologis hasil rekayasa manusia untuk


menghasilkan makanan, serat, atau produk agrikultur lainnya.Dalam agroekosistem
ini, peranan manusia sangat dominan karena sistem ini merupakan hasil rekayasa
manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.Oleh karena itu,agroekosistem

8
dapat dikatakan sebagai suatu kesatuan dari sistem pertanian, sosial,ekonomi, dan
ekologi, yang dibatasi oleh faktor biofisik dan sosial ekonomi (Conway,1987)

Analisis Data

Tumbuhan

1. Cengkeh
∑ produktif
 Produktif = ∑ jumlah seluruh produktifitas x 100%
2000
= 2000 X 100%
=100%

∑ non produktif
 Non Produktif = x 100%
∑ jumlah seluruh produktifitas
0
= 2000 x 100%
= 0%
2. Coklat
∑ produktif
 Produktif =∑ x 100%
jumlah seluruh produktifitas
120
= 300 x 100%
= 0,4%
∑ non produktif
 Non produktif =
∑ jumlah produktifitas
x 100%
180
= x 100%
300

= 0,6%
3. Pala
∑ non produktif
 Produktif = ∑ x 100%
jumlah produktifitas

9
80
= x 100%
380

=0,267%
∑ non produktif
 Non produktif = ∑ x 100%
jumlah produktifitas
300
= x 100%
300

= 0,78%
4. Merica
∑ produktif
 Produktif =∑ x 100%
jumlah produktifitas
25
= x 100%
75

=0,33 %
∑ non produktif
 Non produktif =∑ x 100%
jumlah produktifitas
50
= x 100%
75

=0,67 %
Hewan
1. Ayam
∑ produktif
 Produktif =∑ x 100%
jumlah produktifitas
4
= x 100%
5

=0,8 %
∑ non produktif
 Non produktif = ∑ x 100%
jumlah produktifitas
1
= x 100%
5

=0,2 %

10
2. Burung kenari
∑ produktif
 Produktif =∑ x 100%
jumlah produktifitas
5
= x 100%
5

=100%
∑ non produktif
 Non produktif =∑ x 100%
jumlahproduktifitas
0
= x 100%
5

=0%

Faktor-faktor lingkungan dapat digolongkan menjadi faktor biotik dan abiotik.


Faktor abiotik terdiri atas tanah,air,udara,,kelembaban udara, angin, cahaya matahari,
dan suhu. Sedangkan lingkungan biotik terdiri dari organisme-organisme hidup di
luar lingkungan abiotik (manusia, tumbuhan, hewan dan mikroorganisme).

Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan merupakan hasil interaksi


kompleks dua faktor yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern adalah faktor yang
berasal dari dalam tubuh tumbuhan sendiri yang berpengaruh terhadap pertumbuhan.
Faktor ini dibedakan menjadi dua yakni faktor intrasel dan intersel. Yang termasuk
faktor intrasel adalah sifat yang menurun atau faktor hereditas, sedangkan yang
termasuk faktor intersel adalah hormon. Faktor luar atau ekstern yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan adalah air tanah dan mineral, kelambaban, suhu,
cahaya dan lain lain.

11
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Agroekosistem adalah sistem ekologis hasil rekayasa manusia untuk


menghasilkan makanan, serat, atau produk agrikultur lainnya.Dalam
agroekosistemini, peranan manusia sangat dominan karena system ini merupakan
hasil rekayasa manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.Oleh karena
itu,agroekosistem dapat dikatakan sebagai suatu kesatuan dari system pertanian,
sosial,ekonomi, dan ekologi, yang dibatasi oleh factor biofisik dan social ekonomi
(Conway,1987)
Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman dibedakan menjadi dua yaitu faktor abiotik dan faktor biotik. Faktor abiotik
terdiri dari tanah, air, udara, kelembaban udara, angin, cahaya matahari dan suhu,
sedangkan faktor biotik terdiri dari organisme-organisme hidup di luar lingkungan
abiotik yaitu manusia, tumbuhan, hewan dan mikroorganisme. Suhu merupakan
faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Pertumbuhan tanaman akan baik pada suhu antara 15oC sampai 40oC. Suhu
akan mengaktifkan proses fisik dan kimia pada tanaman. Energi panas akan
menggiatkan reaksi biokimia pada tanaman atau reaksi fisiologis dikontrol oleh
selang suhu tertentu

5.2 Saran

Untuk praktikum selanjutnya lebih di koordinir lebih baik lagi agar tidak
saling bertukar data.

12
DAFTAR PUSTAKA

Conway, R.G.; J.A. Mc Cracken, J.N. Pretty.( 1987). Training Notes for
Agroecosystem Analysis and Rapid Rural Appraisal. 2nd.London : IIED.

Karyono(2000).Conflict Between Agricultural Development and Biological


Diversity.Bionatura2 (2) : 53-59. Bandung :Lembaga Penelitian Unpad

Koestoer, R. H.(1997). Perspektif Lingkungan Desa-Kota.Jakarta:Universitas Indonesia

Suwandi.(2008), Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rineka Cipta.

Lestari, T. (2009).Dampak Konversi Lahan Pertanian Bagi Taraf Hidup Petani.


Skripsi.Bogor:Institut Pertanian Bogor.

Widyastuti, Y.E. (2004)Meningkatkan Produksi Jagung di Lahan Kering, Sawah, dan


Pasang Surut. Penebar Swadaya. Jakarta.

Winoto.(2005). Fakta Alih Fungsi Lahan.Sumatera Utara:Universitas Sumatera Utara

13

Anda mungkin juga menyukai