Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

Tanaman Hias Bunga Bougenville


Dosen Pengampu : Dr. Ir. Tuti Setyaningrum, M.Si

Disusun Oleh :
Ardha Syafitri Ritonga 134180068
Hani Prasetyo Kusumaninrum 134180069
Diyan Widi Aruminingsih 134180071
Diah Nopitasari 134180073
Nunik Firasih 134180074
Anggung Prayogo 134180078
Yessi Somi Pratiwi 134180084
Kelompok 3
Kelas Budidaya Florikultur PA-A

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena rahmat-


Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tanaman Hias Bunga
Bougenville. Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Budidaya Florikultur dengan dosen Pengampu Dr. Ir. Tuti Setyaningrum, M.Si.
Makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya apabila ada kekurangan atau kesalahan penulisan pada makalah ini.
Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kami tentang
materi ini menjadikan keterbatasan kami untuk menyusun makalah ini, untuk itu
kami meminta kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi
kesempurnaan karya tulis ini. Kami berharap, semoga makalah ini membawa
manfaat bagi kami dan pihak yang membaca. Atas perhatiannya penulis
sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
pembuatan makalah ini.

Yogyakarta, April 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3
A. Definisi dan Manfaat Tanaman Bougenville ................................................3
B. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Bougenville ........................................3
C. Syarat Tumbuh Tanaman Bougenville .........................................................5
D. Perbanyakan Tanaman Bougenville .............................................................6
E. Organisme Pengganggu Tanaman Bougenville ............................................8
F. Keragaman Tanaman Bougenville .............................................................10
BAB III PENUTUP ..............................................................................................16
A. Kesimpulan.................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................17

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bunga Bougenville ...............................................................................4


Gambar 2.2 Bougenville Afterglow ........................................................................11
Gambar 2.3 Bougenville California Gold ..............................................................11
Gambar 2.4 Bougenville Gold Rush .......................................................................11
Gambar 2.5 Bougenville Bambino Baby Allison ....................................................12
Gambar 2.6 Bougenville Bambino Baby Lauren ...................................................12
Gambar 2.7 Bougenville Baby Victoria .................................................................13
Gambar 2.8 Bougenville Cherry Blassom ..............................................................13
Gambar 2.9 Bougenville Baby Coconut Ice ............................................................13
Gambar 2.10 Bougenville Alexandra .......................................................................14
Gambar 2.11 Bougenville Barbara Karst ................................................................14
Gambar 2.12 Bougenville Bambino Majik ...............................................................15

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki hortikultura tropika berlimpah
karena keanekaragaman sumber daya lahan, iklim, dan cuaca yang
dimilikinya. Tanaman hias merupakan bagian dari hortikultur nonpangan
yang digolongkan dalam florikultur. Florikultur merupakan cabang ilmu
hortikultura yang mempelajari tanaman hias sebagai bunga potong, daun
potong, tanaman pot atau tanaman penghias taman. Komoditi ini
dibudidayakan dalam kehidupan sehari-hari untuk dinikmati keindahannya
(Lakitan, 1995). Tanaman hias salah satu komoditas holtikultura yang
mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi. Tingginya minat masyarakat
baik di tanah air maupun permintaan ekspor terhadap tanaman hias dapat
menjadi tolok ukur kesejahteraan petani.
Pengelompokkan jenis-jenis tanaman hias beraneka ragam, salah satunya
pada tanaman Bougenville atau bunga kertas berasal dari Amerika Latin dan
ditemukan oleh Antonie de Bougainveille pada tahun 1769-1776 di Brazil.
Bougenville atau bunga kertas banyak digunakan untuk penghias pagar,
dirambatkan atau pengisi taman sebagai tanaman pangkas yang dibentuk
bermacam-macam. Fasa pembungaan bunga kertas ini sedikit berbeda dengan
bunga pada umumnya. Bougenville dapat tumbuh dan berbunga di tempat
yang kurang subur dan kering. Dari 13 spesies bunga kertas ini, yang paling
banyak diminati adalah Bougenvilia spectabilis dan Bougenvillia glabra
(Risnawaty, M dan Milasari, A et al., 2016).
Bunga bougenville atau bunga kertas, merupakan bunga yang menarik
warna bunga yang indah dan beragam. Bunga ini cukup mudah dalam
perawatanya. Bougenville atau bunga kertas berbentuk pohon kecil yang
sukar tumbuh tegak. Keindahannya berasal dari segudang bunganya yang
berwarna cerah dan menarik perhatian, karena tumbuh dengan rimbunnya.

1
Bunga ini mempunyai karakteristik yang unik dan menarik, dimana akan
tumbuh bunga warna-warni yang indah dikala musim panas atau kemarau dan
kemudian bunga tersebut akan menggugurkan bunganya disaat musim hujan
datang, selanjutnya akan tumbuh tunas-tunas daun baru yang segar dan
indah. Budidaya bunga kertas ini dapat dilakukan dengan cara perbanyakan
vegetatif yakni dengan cara cangkok dan stek. Selain itu, perawatan tanaman
ini juga tidak sulit, hanya dengan penyiraman air dan pemupukan sempurna
mampu mengembalikan kesegaran tanaman bunga kertas ini dalam jangka
waktu kurang dua minggu (Risnawaty, M dan Milasari, A et al., 2016).

B. Tujuan
1. Mengetahui morfologi tanaman bougenville
2. Mengetahui syarat tumbuh tanaman bougenville
3. Mengetahui perbanyakan tanaman bougenville
4. Mengetahui organisme pengganggu tanaman bougenville
5. Mengetahui keragaman tanaman bougenville

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi dan Manfaat Tanaman Bougenville


Bunga Bougenville (bougainvillea) adalah tanaman asli Amerika Selatan.
Bougenville terhitung dalam keluarga Nyctaginaceae. Tanaman ini bisa
tumbuh sampai setinggi 4 meter. Tak hanya dibiarkan tumbuh dengan cara
alami, Bougenville juga adalah satu diantara tanaman yang dapat di buat
bonsai. Bougenville atau kembang kertas berbentuk pohon kecil yang sukar
tumbuh tegak. Keindahannya berasal dari segudang bunganya yang berwarna
cerah dan menarik perhatian, karena tumbuh dengan rimbunnya. Seludang
bunga ini kerap dianggap sebagai bagian dari bunga, walaupun bunga yang
sesungguhnya adalah bunga yang kecil yang terlindung oleh seludang.
Keanekaragaman warna pada tanaman hias bougenville memberikan
manfaat yang dapat membuat halaman menjadi hidup, seperti di halaman
rumah, kantor dan sekolah. Bunga bougenville ini juga berkhasiat untuk
menyembuhkan beberapa penyakit, seperti : mengobati bisul, menghilangkan
biang keringat dan gatal-gatal (pruritis), mengobati hepatitis dan melancarkan
haid tidak teratur (Yuni, 2016). Bunga kertas juga sering dimanfaatkan
sebagai tanaman penghias pagar maupun taman. Selain itu bunga kertas juga
digunakan sebagai pelengkap penghijauan kota, karena selain memiliki warna
yang cerah bunga kertas juga mudah dibentuk dengan dipangkas dan mampu
berbunga sepanjang tahun. Bahkan bunga yang memiliki duri ini juga mampu
berbunga di dimusim hujan maupun kemarau.

B. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Bougenville


Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
SubDivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Sub Kelas : Apetalae/Monochlamydeae

3
Ordo (bangsa) : Caryophyllales
Familia (suku) : Nyctaginaceae
Genus (marga) : Bougainvillea
Spesies (jenis) : Bougainvillea spectabilis (Tjitrosoepomo, 2007).

Gambar 2.1 Bunga Bougenville


Bunga bougenville berasal dari Amerika Selatan. Namun nama yang
dikenal saat ini merupakan penamaan dari bahasa Inggris,
yaitu bougainvillea. Kata ‘bougainvillea’ diambil dari nama seorang prajurit
Angkatan Laut asal Prancis, Sir Louis Antoine de Bougainville. Bunga ini
memiliki beberapa macam jenis, namun ada 5 jenis yang paling populer
seperti Lady Mary Baring, Bougainvillea Pultonii, Bougainvillea Elizabeth
Angus, Bougainvillea Easter Parade, dan Bougainvillea Red.
Bunga kertas merupakan tanaman yang terdiri dari daun, bunga, batang,
dan akar. Pada bagian akar memiliki cirinya tunggang, tumbuh secara
vertikal, berserabut dan melebar, akar ini bisa menembus media tanah
mencapai ke dalam sekitar 50-80 cm, pada bagian daun berupa bulat oval
memanjang dengan panjang 1-4 cm, bagian tepi permukaan daun rata,
pertulangan menyirip antara 3-5 bahkan lebih, daun berwarna kehijauan muda
hingga tua, daun tanaman ini juga memiliki pertangkaian pendek dengan
panjang 0,5-1 cm berwarna kecoklatan muda, pada bagian batang bunga
kertas perdu, tegak lurus mencapai ketinggian 2-3 m, dengan permukaan
batang halus hingga kasar, berwarna kecoklatan dan ada beberapa batang juga
berkayu, berbentuk bulat memanjang dan berduri kecil serta memiliki
percabangan banyak, pada bagian bunga kertas merupakan bunga yang tidak
lengkap, yang terdiri dari beberapa macam diantaranya tangkai, tenda bunga,

4
kepala putik, tangkai putik, benang sari dan tangkai sari. Bunga ini biasanya
muncul pada ketiak daun, dengan berbentuk majemuk atau payung yang
tersusun, bunga kertas ini juga tersusun dalam anakan payung yang
bertangkai dengan jumlah 1-7 anakan, setiap anakan memiliki 3 bunga. Pada
umumnya, bunga kertas ini memiliki warna yang sangat beragam mulai dari
putih, merah mudah dan tua, jingga, unggu dan lainnya (Van Steenis et al,
2005).

C. Syarat Tumbuh Tanaman Bougenville


Tanaman Bugenvil dapat hidup dengan baik di tempat – tempat yang
terbuka atau di tempat yang terlalu terlindungi oleh cahaya matahari, baik di
dataran rendah maupun dataran tinggi, yakni pada ketinggian 1–1000 mdpl.
Curah hujan bagi pertumbuhan bunga bugenvil yang baik adalah 1500 – 3000
mm/tahun dan di daerah cukup sinar matahari tanaman ini akan cepat
berbunga serta berbatang kokoh. Sinar matahari pagi lebih baik dari pada
sinar matahari sore, yang dapat menyebabkan kekeringan pada tanaman.
Tanaman ini mempunyai daya adaptasi sangat luas terhadap lingkungan
sekitarnya, dapat ditanam di daerah beriklim dingin/sub-tropis maupun di
daerah tropis/panas.
Pengaturan intensitas cahaya dapat dilakukan melalui pengaturan
intensitas naungan. Ruangan untuk penyetekan diusahakan memiliki
intensitas cahaya sekitar 5 – 12 %. Sungkup plastik umum digunakan untuk
meningkatkan kelembaban sehingga meminimumkan perbedaan tekanan uap
daun dan udara (Subiakto et al., 2005). Suhu udara yang tepat untuk
merangsang pembentukan akar primordial untuk setiap jenis tanaman
berbeda- beda. Kisaran suhu lingkungan yang baik untuk merangsang
pembentukan akar adalah 21-27°C. Pada umumnya suhu yang optimum
digunakan adalah 29°C, sedangkan suhu media sekitar 24°C, karena pada
kisaran suhu tersebut terjadi pembagian sel dalam daerah perakaran yang
distimulir. Suhu rendah mampu membantu terbentuknya jaringan kalus dan
suhu yang tinggi dapat membantu pertumbuhan akar.

5
Lingkungan perakaran atau media tumbuh ideal adalah media yang
dapat memberikan porositas yang cukup dengan kemampuan drainase yang
baik, serta bebas dari hama penyakit, sedangkan pH yang baik adalah berkisar
antara pH 7 (netral). Menurut Prastowo et al., (2006), syarat media tumbuh
yang baik adalah ringan, murah, mudah didapat, porus (gembur) dan subur
(kaya unsur hara). Media yang digunakan untuk penyetekan diusahakan
lembut, beraerasi baik dan steril. Media yang baik tersebut antara lain
vermikulite, perlite, gambut dan pasir.

D. Budidaya Tanaman Bougenville


Perbannyakan tanaman Bougenville pada umumnya secara vegetative,
yaitu dengan cara stek batang atau cabang, cangkok, dan sambungan.
Perbanyakan tanaman dengan stek merupakan perbanyakan tanaman yang
sederhana, cepat dan tidak memerlukan teknik khusus. Selain itu, bibit
tanaman akan seragam dalam ukuran tinggi, umur dan ketahanan terhadap
penyakit (Rukmana, 1995). Beberapa cara perbanyakan tanaman Bougenville
sebagai berikut:
1. Cangkok
a. Siapakan batang utama untuk bibit tanaman bunga Bougenville. Pilih
tangkai dengan ukuran yang tepat dari induknya yaitu yang berusia tua
atau matang. Indukan matang dapat dilihat dari batangnya yang
bersayat, berliuk dan memiliki bercak-bercak. Bersihkan tangkai yang
dipilih dari daun dan ranting yang terlalu rimbun.
b. Perhatikan bagian batang bawah, kupas tangkai sampai lapisan
cambium secara melingkar dengan ukuan panjang 10 cm untuk
membuat bibit cangkokan, lalu bungkus dengan humus lembab dan
bungkus kembali dengan plastik. Diamkan selama kurang lebih 3
minggu untuk memperoleh akar muda baru pada cangkokan tersebut.
c. Menggunakan ZPT untuk mempercepat pertumbuhan. Hasil cangkokan
dapat ditanam pada media tanam berupa tanah dan pupuk kandang
dengan perbandingan 1:1.

6
d. Tunggu sampai tangkai keluar tunas baru, kemudian jadikan tangkai
sebagai batang bawah utama dan cikal bakal tunas dan tangkai baru.
2. Stek
a. Potong tangkai secara miring dan tajam. Siapkan media tanam berupa
gabungan tanah gembur dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1.
Lalu masukkan kedalam pot.
b. Masukkan batang stek sedalam 1/3 pot ke media tanam dengan bagian
runcing menghadap kebawah.
c. Pakailah ZPT untuk mengoptimalkan pertumbuhan
d. Gunakan pagar bambu untuk menjaga posisis batang tetap tegak dan
lindungi dari sinar matahari di siang hari, pada pagi hari biarkan bibit
baru mencapat pancaran teduh dari sinar matahari pagi selama kurang
lebih 2 jam. Pada hari ke 10 akan muncul tunas dan akar muda.
3. Penyambungan tunas
Tunas-tunas bagian batang bawah dapat disambung dengan tangkai-
tangkai muda dari jenis Bougenville lain sehingga akan menghasilkan
aneka bunga yang berwarna-warni. Cara menyambung tunas Bougenville
sebagai berikut:
a. Memotong miring pucuk tunas muda dari salah satu pohon Bougenville
aneka warna, lalu sambungkan dengan tunas muda pada batang bawah,
pastikan sambungan cukup tepat dan tidak longgar.
b. Ikat dengan erat dan tutup dengan plastik basah atau sabut kulit kelapa.
Gantilah plastik setiap 4 hari sikitar 15 hari. Tunggu sambungan
menjadi kokoh dan mengeras, barulah dapat dilepas plastic pada
sambungan.
4. Perawatan tunas Bougenville
a. Perawatan pasca penyambungan, kurangi suplai air atau hentikan suplai
air selama beberapa hari agar daun-daun mudah mengering.
b. Daun mulai mengering dan rontok dalam waktu 3-4 hari. Sisa daun-
daun rontok inilah yang akan menjadi cikal bakal pembentukan bunga

7
baru. setelah daun rontok, siram kembali bibit Bougenville untuk
mempercepat tumbuhnya bunga.
c. Bunga Bougenville membutuhkan suplai sinar matahari dengan
intensitas cukup tinggi untuk memudahkan proses fotosintesis.
Sebaiknya letakkan tanaman ditempat terbuka yang mudah terkena
sinar matahari.
d. Menata tampilan rumpun bunga Bougenville dengan cara rutin
memangkasnya sesuai bentuk yang diinginkan. Pemangkasan secara
berkala sangat baik untuk memunculkan bunga hyang rimbun secara
optimal.pemangkasan bertujuan untuk pembentukan tajuk dan
pembungaan. Pemangkasan dilakukan pada cabang yang bertumpuk,
berhimpitan atau bersilangan. Jika dibiarkan, cabang tersebut akan
membuat bentuk tanaman menjadi kurang indah dan dapat digunakan
sebagai tempat serangga bersarang.
e. Pemupukan tidak terlalu penting, namun bunga Bougenville mudah
tumbuh merumpun jika diperoleh suplai pupuk yang cukup. Kecukupan
pupuk dapat membantu menutrisi tanaman sehingga mengaktifkan
tanaman untuk segera berbunga dengan lebat.

E. Organisme Pengganggu Tanaman Bougenville


1. Hama Aphids
Hama ini menyerang pucuk yang baru tumbuh dan menghisap
cairan sel tanaman. Kutu daun merupakan hama tanaman yang menyerang
pada musim kemarau. Bersamaan dengan proses pengisapan cairan
tanaman, aphids meninggalkan embun madu yang dapat menarik
tumbuhnya embun jelaga. Aphids merupakan vektor virus yang potensial.
Gejala yang ditimbulkan sebagai serangan kutu daun antara lain daun
menjadi keriput dan kerdil. Tingkat serangan yang parah yaitu tanaman
bisa layu bahkan mati. Selain itu kutu daun dikenal juga sebagai vector
bagi beberapa virus antara lain virus PVY dan PLRV.

8
Penanganan hama kutu daun dibagi menjadi dua yaitu secara teknis
dan kimiawi. Penanganan secara teknis yaitu dengan cara
menginfestasikan musuh alami seperti cresson, memotong bagian yang
terkena seranan jika serangan tidak terlalu parah, dan mencabut tanaman
yang terserang hama jika serangan sudah parah. Pengendalian secara
kimiawi, gunakan obat yang mengandung insektisida.
2. Hama Kutu Putih
Hama ini menyerang tanaman yang sudah tua, sehingga tanaman
mengering akhirnya mati. Kutu putih merupakan hama yang paling
banyak ditemui menyerang tanaman hias. Kehadirannya cukup mudah
dideteksi. Mereka bergerombol di batang, daun, ketiak daun, bawah daun
sampai pucuk daun. Disebut kutu putih karena warnanya yang terlihat
putih karena adanya semacam serbuk berwarna putih yang menyelimuti
tubuhnya. Kutu putih menghisap cairan daun, sehingga menyebabkan
daun menjadi kisut. Kutu putih juga mengeluarkan semacam cairan
“madu” yang lama kelamaan akan berubah menjadi jelaga berwarna hitam
di permukaan daun. Selain mengakibatkan kerusakan pada tanaman, kutu
putih juga bisa menularkan virus dari tanaman yang satu ke tanaman yang
lain.
Cara sederhana yang sering dilakukan adalah dengan
menyemprotkan larutan detergen cair dengan dosis satu sendok makan
detergen cair dengan satu liter air setelah itu disemprot dengan insektisida
yang berfungsi menumpas si kutu. Insektisida yang umum digunakan
seperti Decis, Curacron, Confidor, Rumba, dll dosis 2 ml/Liter.
Penyemprotan insektisida bisa diulang seminggu kemudian, sampai
serangan hilang.
3. Embun Jelaga
Embun jelaga tumbuh di atas daun muda dengan menggunakan
substrat ekskresi. Cendawan ini sebenarnya tidak berperan sebagai
patogen tanaman. Embun jelaga tersebar karena ada serangga
pembawanya (vektor). Ada dua serangga vektornya yaitu kutu putih dan

9
semut. Kadang kedua vektor ini berkumpul dan mempercepat tanaman
terkena embun jelaga. Meskipun demikian cendawan ini sangat
merugikan karena keberadaannya melekat di bagian atas daun dapat
mengurangi proses fotosintesis. Biasanya serangga mendatangi pangkal
daun atau pangkal buah. Serangga menghisap gula dari tanaman dan
bekas hisapan ini merupakan tempat tumbuhnya jamur. Jamur akan
tumbuh dan mengambil gula dari tanaman. Serangga tinggal menghisap
gula dari jamur. sehingga terjadi hubungan yang saling menguntungkan
antara jamur dan serangga.
Pengendalian embun jelaga dapat dilakukan dengan penyemprotan
dengan pestisida alami berbahan cabe dan bawang yang dilarutkan ke air
sabun. Dengan fungisida organik berbahan aktif jamur trichoderma,
Beauveria bassiana dan Metarisium. Mengurangi kerimbunan pohon.
Sinar matahari diusahakan dapat masuk kedalam sehingga suhu dan
kelembaban tidak sesuai dengan tumbuhnya jamur jelaga. Daun yang
terkena diambil dan dimusnahkan dengan pembakaran agar jamur tidak
menyebar. Dalam perempelan dahan dan daun yang terkena embung
tepung harus hati-hati karena bisa saja jamur justru lepas dan terbawa
angin menyerang tanaman lainnya.

F. Keragaman Tanaman Bougenville


1. Bunga Bougenville Afterglow
Jenis satu ini menjadi favorit karena bunganya bersemi berulang-
ulang kali sepanjang tahun. Bunga ini cocok ditanam di halaman rumah,
pekarangan, kebun di atap rumah, bahkan sebagai tanaman rambat di
dinding. Bunga afterglow umumnya memiliki warna kelopak bunga jingga,
merah, mudah muda, dan juga warna koral (Santoso, 2010).

10
Gambar 2.2 Bougenville Afterglow
2. Bunga Bougenville California Gold
Jenis bunga yang satu ini memiliki warna kelopak bunga yang
bergradasi dari emas ke jingga. Jenis bougenville satu ini juga memiliki
sifat menggugurkan bunganya dengan cepat tak lama setelah bunga-
bunganya bermekaran. Salah satu spesies dari genus bougainvillea ini juga
termasuk tipe bunga kertas kuning yang paling digemari.

Gambar 2.3 Bougenville California Gold


3. Bunga Bougenville Gold Rush
Jenis ini memiliki warna keemasan sama seperti California Gold,
tetapi kelopaknya berwarna kuning keemasan yang jauh lebih cerah dan
mencolok dibandingkan jenis sebelumnya sehingga cocok untuk
memberikan warna berbeda pada taman di halaman rumah.

Gambar 2.4 Bougenville Gold Rush

11
4. Bunga Bougenville Bambino Baby Allison
Kelopak bunga bougenville Bambino Baby Allison memiliki warna
merah muda yang lembut. Warnanya sangat cantik untuk dijadikan
tanaman dekorasi rumah.

Gambar 2.5 Bougenville Bambino Baby Allison


5. Bunga Bougenville Bambino Baby Lauren
Tanaman bougenville dengan jenis Bambino menghasilkan bunga
dengan warna yang lembut, tetapi jenis ini lebih keunguan. Jenis
bougenville ini tidak mekar sepanjang tahun, melainkan di akhir musim
semi, awal musim panas, dan akhir musim gugur.

Gambar 2.6 Bougenville Bambino Baby Lauren


6. Bunga Bougenville Baby Victoria
Jenis bougenville ini memiliki warna bunga magenta atau keunguan
yang mencolok. Bougenville Baby Victoria sangat cantik dijadikan
tanaman penghias pagar tembok berwarna putih karena akan terjadi
paduan warna yang sangat kontras. Baby Victoria termasuk bunga yang
mekar sepanjang tahun.

12
Gambar 2.7 Bougenville Baby Victoria
7. Bunga Bougenville Cherry Blossom
Kelopak bunga Bougenville Cherry Blossom berwarna merah muda
dan pada bagian tertentu berwarna sedikit putih. Terkadang warnanya juga
memudar menjadi mendekati putih secara keseluruhan. Jenis ini juga
mekar sepanjang tahun dan merupakan salah satu jenis bunga bougenville
yang paling populer.

Gambar 2.8 Bougenville Cherry Blossom


8. Bunga Bougenville Coconut Ice
Sesuai dengan namanya, Bougenville Coconut Ice memiliki bunga
berwarna putih. Akan tetapi, pada beberapa varietas jenis Coconut Ice juga
menghasilkan warna bunga lain. Jenis bougenville ini termasuk bunga
yang mekar sepanjang tahun.

Gambar 2.9 Bougenville Baby Coconut Ice

13
9. Bunga Bougenville Alexandra
Bunga Bougenville Alexandra memiliki warna yang menarik
perhatian. Bunganya pun dapat tumbuh hingga sangat rimbun. Bougenville
Alexandra adalah tipe bougenville yang akan menggugurkan daun pada
waktu tertentu. Tanaman bougenville ini dapat tumbuh mencapai 70
hingga 150 cm, dengan penyebaran 1 m pada tingkat 60 cm atau lebih.

Gambar 2.10 Bougenville Alexandra


10. Bunga Bougenville Barbara Karst
Jenis Bougenville Barbara Karst memiliki tone warna magenta, merah,
hingga warna scarlet. Daun bunga kertas tipe ini bertesktur halus dan mekar
sepanjang tahun. Selain itu, jenis bougenville barbara karst ini juga bisa
dijadikan sebagai tanaman rambat gantung.

Gambar 2.11 Bougenville Barbara Karst


11. Bunga Bougenville Bambino Majik
Bougenvile berjenis Bambino Majik memiliki ciri khas warna bunga
yang tidak terlalu mencolok namun tetap cantik. Warnanya merupakan
gradasi antara warna ungu dan putih. Jenis ini menghasilkan bunga yang

14
mekar sepanjang tahun. Oleh sebab itu sangat sesuai jika dijadikan
tanaman penghias karena tidak mengenal musim (Rukmana, 1995).

Gambar 2.12 Bougenville Bambino Majik

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa bunga
Bougenville (bougainvillea) adalah tanaman asli Amerika Selatan.
Bougenville terhitung dalam keluarga Nyctaginaceae. Bunga kertas juga
sering dimanfaatkan sebagai tanaman penghias pagar maupun taman.
Tanaman Bugenvil dapat hidup dengan baik di tempat – tempat yang terbuka
atau di tempat yang terlalu terlindungi oleh cahaya matahari, baik di dataran
rendah maupun dataran tinggi. Tanaman bunga bougenville dapat diperbanyak
dengan cara cangkok, stek dan penyambungan tunas. Adapun hama yang
menyerang tanaman bougenville yaitu hama kutu putih, hama aphids dan
embun jelaga.

16
DAFTAR PUSTAKA

Lakitan B. 1995. Hortilkultura : Teori, Budaya, dan Pasca Panen. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.

Prastowo, N. H., J. M. Roshetko dan G. E. S. Manurung. 2006. Teknik Pembibitan


dan Perbanyakan Vegetatif Tanaman Buah. World Agroforestry Centre
(ICRAF) dan Winrock International. Bogor.

Risnawaty, M dan Milasari, A et al., 2016. Pengaruh Tanaman Bunga


Bougenville Terhadap Kenyamanan Bagi Pengguna Jalan Di Kecamatan
Sungai Kunjang Kota Samarinda. J. Media Sains Vol 9, No 2. UNTAG.
Samarinda.

Rukmana, Rahmat. 1995. Bugenvil. Yogyakarta: Kanisius.

Santoso, B. B. 2010. Materi 1 Budidaya Tanaman Hias dan Bunga. Fakultas


Pertanian Universitas Mataram, Mataram

Subiakto, A, C Sakai, A Purnomo dan Taufiqurahman. 2005. Teknik Perbanyakan


Stek Beberapa Spesies Dipterokarp di P3HKA, PT. SBK dan PT.
ITCIKU. Prosiding Peran Konservasi Sumberdaya Genetik, Pemuliaan
dan Silvikultur dalam Mendukung Rehabilitasi Hutan; Yogyakarta 26 –
27 Mei 2005. Yogyakarta : Proyek ITTO Fakultas Kehutanan UGM.

Tjitrosoepomo, gembong. 2007. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta).


Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Yogyakarta.

Van Steenis, C.G.G.j. 2005. Flora. Jakarta. PT Pradnya Pramita

Yuniati, E. M., 2016, Tesis Pasca Sarjana, Pengaruh Faktor Sosial Budaya dan
Ekonomi Terhadap Keanekaragaman Jenis Tanaman Pekarangan Pada
Perkampungan Yang Dihuni Oleh Masyarakat Sunda dan Jawa Di
Kabupaten Brebes, IPB, Bogor.

17

Anda mungkin juga menyukai