Anda di halaman 1dari 11

PRAKTIKUM 4 FISIOLOGI TUMBUHAN

FOTOSINTESIS
(Pengukuran Kadar Klorofil Daun Pada Daun Puring (Puring sp.) )

Disusun Oleh:

Joko Samudra (20030204026)

Indana Zulfa (20030204035)

Ni Wayan Virendra Agustini (2013041003)

Pendidikan Biologi A 2020

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


JURUSAN BIOLOGI
2021
A. Judul Praktikum
Pengukuran Kadar Klorofil Daun pada Daun Puring (Puring sp.)
B. Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh umur daun yang berbeda-beda terhadap kadar klorofil pada daun
Puring sp. ?
C. Tujuan Percobaan

Untuk mengetahui pengaruh umur daun yang berbeda-beda terhadap kadar klorofil
pada daun Puring sp.
D. Hipotesis

H0 : Tidak ada pengaruh umur daun puring (Puring Sp.) terhadap jumlah kadar
klorofilnya
H1 : Ada pengaruh umur daun puring (Puring Sp.) terhadap jumlah kadar
klorofilnya
E. Kajian Pustaka

a. Tanaman Puring (Puring Sp.)

Tanaman puring (Puring Sp.) merupakan tanaman perdu atau pohon kecil
dengan tinggi mencapai 1,5 hingga 3 meter. Puring merupakan salah satu tanaman
hiasyang popular di Amerika Serikat dan Eropa. Warna daun beragam yang
dihasilkan olehmutase tersebut tidak bepengaruh pada penyerapan polutan.
Beberapa parameter penyerapan polutan adalah kepadatan stomata, konduktor
stomata, tekanan air daun danevapotranspirasi (semakin tinggi semakin baik).
Selain itu tanaman ini juga digunakan sebagai tanaman hias karena warna dan
coraknya yang beragam. Umumunya, jika semakin tua umur tanaman puring
maka warna daun akan semakin menonjol, bahkan dalam satutanaman akan
memiliki lebih dari satu varian warna. Bentuk dari tanaman puring juga berbeda –
beda (Sulistiana, 2015)
b. Klorofil

Istilah klorofil berasal dari bahasa Yunani yaitu Chloros artinya hijau dan
Phyloss artinya daun. Klorofil adalah pigmen pemberi warna hijau pada
tumbuhan, alga, dan bakteri fotosintetik. Senyawa ini berperan dalam proses
fotosintesis tumbuhan dengan menyerap dan mengubah tenaga cahaya matahari
menjadi tenaga kimia. Proses fotosintesis, terdapat 3 fungsi utama dari klorofil
yaitu yang pertama memanfaatkan energi matahari, kedua memicu fiksasi CO2
menjadi karbohidrat dan yang ketiga menyediakan dasar energetik bagi ekosistem
secaar keseluruhan. Karbohidrat yang dihasilkan fotosintesis melalui proses
anabolisme diubah menjadi protein, lemak, asam nukleat, dan molekul organik
lainnya (Muthalib, 2009).
Klorofil terdiri dari berbagai jenis antara lain klorofil a, b, c, d dan tipe e.
pembagian tersebut berdasarkan rantai samping yang mengingat inti porfitinnya.
Jenis klorofil yang paling banyak ditemukan pada tumbuhan tingkat tinggi adalah
jenis a dan b. Klorofil lain (jenis c, d, e) ditemukan hanya pada alga dan
dikombinasikan dengan klorofil a (Yuliani, 2018).
Pada tumbuhan tingkat tinggi terdapat dua jenis klorofil yaitu klorofil-a dan
klorofil-b. Pada keadaan normal, proporsi klorofil-a jauh lebih banyak daripada
klorofil-b. Klorofil a biasanya berwarna hijau muda, sedangkan klorofil b
berwarna hijau tua. Klorofil berperan dalam transfer elektron berenergi tinggi, dan
pusat dari reaksi fotosintesis berada pada klorofil a. (Huda, 2011).
Di dalam daun terdapat jaringan pagar dan jaringan bunga karang, pada
keduanya mengandung kloroplas yang mengandung klorofil/pigmen hijau yang
merupakan salah satu pigmen fotosintetik yang mampu menyerap energi cahaya
matahari. (Yuliani,2018).
c. Faktor yang mempengaruhi kadar klorofil

Menurut Dwidjoseputro (1994), faktor-faktor yang mempengaruhi


pembentukan klorofil:
1. Faktor gen atau bawaan
2. Cahaya
3. Oksigen

4. Karbohidrat
5. Nitrogen dan magnesium
6. Air
7. Temperatur
d. Spektrofomoter

Untuk mengetahui kadar klorofil dalam suatu tanaman dilakukan uji kadar
klorofil dengan menggunakan alat spectrofotometer. Spektrofotometri sesuai
dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer.
Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang gelombang
tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan
atau diabsorbsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi relatif
jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi
panjang gelombang. Pada fotometer filter dari berbagai warna yang mempunyai
spesifikasi melewatkan trayek pada panjang gelombang tertentu (Ganjar,2007).

Prinsip yang paling utama dari alat ini bahwa larutan yang berwarna akan
menyerap panjang gelombang sinar tertentu. Setiap larutanakan menyerap panjang
gelombang tertentu secara maksimal (Suyitno, 2010). Secara sederhana instrument
spektrofotometeri yang disebut spektrofotometer terdiri dari : Sumber cahaya –
monokromatis – sel sampel – detector- read out.

Dari semua radiasi matahari yang dipancarkan, hanya panjang gelombang


tertentu yang dimanfaatkan tumbuhan untuk proses fotosintesis, yaitu panjang
gelombang yang berada pada kisaran cahaya tampak (380-700 nm). Cahaya
tampak terbagi atas cahaya merah (610 - 700 nm), hijau kuning (510 - 600 nm),
biru (410 - 500 nm) dan violet (< 400 nm). Masing-masing jenis cahaya berbeda
pengaruhnya terhadap fotosintesis. Hal ini terkait pada sifat pigmen penangkap
cahaya yang bekerja dalam fotosintesis. Pigmen yang terdapat pada membran
grana menyerap cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. (Pratama,
2009).
e. Cara Menghitung Kadar Klorofil

Ada beberapa metode untuk meghitung jumlah klorofil a dan klorofil b, salah
satunya yakni dengan menggunakan metode Wintermans and De Mots (1965)
menggunakan palarut ethanol (ethyl alkohol) 96 % dan mengukur absorbansi (A)
larutan klorofil pada panjang gelombang (λ) = 649 dan 665 nm. Dengan sayarat
untuk mengukur klorofil, terlebih dahulu dilakukan dikalibrasi terhadap nilai
transmitansinya. Nilai transmitan pelarutnya harus dibuat atau diatur 100%,
sehingga nilai absorbansi yang dihasilkan saat pengukuran semata-mata
ditentukan oleh klorofil sebagai zat terlarutnya (bukan oleh pelarut) (Suyitno,
2010). Dengan rumus menghitung kadar klorofil:
Pelarut ethanol 96 % (Wintermans & de Mots: 1965)
 Klorofil. a = 13,7 D-665 - 5,76 D-649 (mg/L)

 Klorofil. b = 25,8 D-649 - 7,60 D-665 (mg/L)

 Klorofil total = 20,0 D-649 + 6,10 D-665 (mg/L)

F. Variabel Penelitian

1. Variabel Manipulasi : Umur daun puring (Puring Sp.)

2. Variabel Kontrol : Tanaman puring (Puring sp.), Konsentrasi cairan aseton,

volume larutan aseton, volume akhir filtrat, panjang

gelombang spektrofotometer

3. Variabel Respon : Kadar klorofil daun pada tanaman puring (Puring sp)

G. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel manipulasi pada praktikum ini yaitu umur daun puring (Puring Sp.)
yang meliputi daun muda dan daun tua.
2. Variabel kontrol pada praktikum ini yaitu jenis tanaman puring (Puring Sp.)
yang sama, volume alkohol 80 % sebesar 100 mL, volume akhir filtrat dari daun
puring (Puring Sp.) 100 mL, serta Panjang gelombang pada spektrofotometer
sebesar 649 nm dan 665 nm.
3. Variabel respon pada praktikum ini yaitu kadar klorofil daun pada tanaman
puring
H. Alat dan Bahan

1. Alat

- Mortar dan alu 1 buah

- Corong 1 buah

- Kertas saring 1 buah

- Tabung erlenmeyer 1 buah

- Pipet 1 buah

- Kuvet 3 buah

- Spektrofotometer 1 buah
2. Bahan
- Daun Puring (Puring Sp.) Muda 1 gr

- Daun Puring (Puring Sp.) Tua 1 gr


- Aseton 80% Secukupnya
I. Langkah Kerja
1. Menimbang 1gram daun puring (Puring sp.) yang masih dalam keadaan segar baik
yang masih muda maupun sudah tua.
2. Mengahluskan daun puring dengan menggunakan mortar samapi halus.
3. Menambahkan cairan aseton 80% ke dalam hasil tumbukkan daun sebelumnya.
4. Menyaring ekstrak daun puring menggunakan kertas saring dan corong
5. Menyiapkan spektrofotometer dengan mengkalbrasi dengan menggunakan aseton
80%
6. Meletakkan filtrat ke dalam spektrofotometer kemudian ukur kadar klorofil dengan
menggunakan Panjang gelombang 663 nm dan 645 nm, dengan rumus
 Klorofil a : (12,7 + A663 – 2,69 × A645) × (20 ml /(1000×1 gr))
 Klorofil b : (22,9 + A645 – 4,68 × A663) × (20 ml /(1000×1 gr))
 Klorofil total : (20,2 × A645 + 8,02 ×A663) × (20 ml /(1000×1 gr))

7. Mencatat Hasil Pengamatan

J. Hasil Pengamatan (Data hasil percobaan)

Tabel 1. Data hasil absorbansi klorofil filtrat daun puring (Puring Sp.) pada umur yang
berbeda dan Tabel 2. Data kadar klorofil a, b, dan total filtrat daun Puring (Puring Sp.)
pada umur yang berbeda.
Tabel 1. Hasil absorbansi klorofil filtrat daun Puring (Puring sp.) pada umur yang
berbeda.
Umur Daun Hasil Absorbansi
 645  663
Tua 0.672 1.605
Muda 0.577 1.551

Tabel 2. Kadar Klorofil a, b, dan total filtrat daun Puring (Puring Sp.) pada umur yang

berbeda.
Umur Kadar Klorofil
Daun a (13,7 x OD 663 – b (25,8 x OD 645 – 7,7 Total (20,0 x OD 645

5,76 x OD 645 mg/l) x OD 663 mg/l) + 6,1 x OD 663 mg/l)


Tua 18.117 4.979 23.230
Muda 17.925 2.944 21,1905
Perhitungan :

Umur Daun Tua

- Klorofil A : 13,7 x OD 663 – 5,76 x OD 645 mg/l

: 13,7 x 1.605 – 5,76 x 0.672 mg/l

: 21.988,5 – 3.870,72

:18.117,78

- Klorofil B : 25,8 x OD 645 – 7,7 x OD 663 mg/l

: 25,8 x 0.672 – 7,7 x 1.605 mg/l

: 17.337,6 – 12.358,5

: 4.979,1
- Klorofil Total : 20,0 x OD 645 + 6,1 x OD 663 mg/l

: 20,0 x 0.672 + 6,1 x 1.605 mg/l

: 13,44 + 9.790,5

: 23,2305
Umur Daun Muda

- Klorofil A : 13,7 x OD 663 – 5,76 x OD 645 mg/l

: 13,7 x 1.551 – 5,76 x 0.577 mg/l

: 21.248,7 – 3.323,52

: 17.925,18

- Klorofil B : 25,8 x OD 645 – 7,7 x OD 663 mg/l

: 25,8 x 0.577 – 7,7 x 1.551 mg/l

: 14.8866 – 11.942,

: 2.944

- Klorofil Total : 20,0 x OD 645 + 6,1 x OD 663 mg/l

: 20,0 x 0.557 + 6,1 x 1.605 mg/l

: 11,4 + 9,7905

:21,190
K. Analisis Data
1. Buatlah tabel data dari hasil pengamatan.
Hasil Absorbansi
Umur Daun
λ 645 λ 663
Muda 0,672 1,605
Tua 0,557 1,551

Umur Kadar Klorofil


Daun a (13,7 x OD 663 – b (25,8 x OD 645 – 7,7 Total (20,0 x OD 645

5,76 x OD 645 mg/l) x OD 663 mg/l) + 6,1 x OD 663 mg/l)


Tua 18.117 4.979 23.230
Muda 17.925 2.944 21,1905

2. Buatlah grafik kadar klorofil a, b, dan total.

Gambar 1. Grafik kadar klorofil

Dari data yang ada dapat dibuat sebuah grafik yang menunjukkan kandungan
klorofil pada daun muda dan tua. Pada grafik tersebut juga menunjukkan bahwa
pada daun tua, kandungan klorofilnya lebih tinggi dibandingkan dengan daun
muda.

Banyak sedikitnya jumlah klorofil di daun selain dipengaruhi oleh umur daun,
faktor cahaya matahari juga mempengaruhinya. Daerah tumbuh tumbuhan dibagi
menjadi dua yaitu terdedah dan ternaung , daerah terdedah merupakan daerah
yang mendapatkan sinar matahari secara bebas sehingga pesaingan untuk
mendapatkan sinar matahari hampir tidak ada. Sedangkan daerah ternaung
merupakan daerah yang sinar mataharinya jarang bisa sampai ke permukaan
tanah karena terhalang oleh tumbuhan yang berkanopi. Berdasarkan hal tersebut
pada tumbuhan yang spesiesnya sama dan memiliki keadaan sebagai tumbuhan
terdedah atau ternaung maka tumbuhan yang memiliki kadar klorofil terbesar
adalah tumbuhan terdedah, hal ini karena klorofil akan terbetuk jika proses
fotosintesis sering terjadi dan hal ini sangat membutuhkan bantuan dari sinar
matahari.
3. Jelaskan mengapa kadar klorofil daun pada berbagai umur berbeda. Kemukakan
pendapat saudara dengan memberikan teori-teori yang mendukung.
Jawaban:
Karena pada tanaman yang lebih tua pembentukan klorofilnya telah maksimal,
sedangkan pada tumbuhan muda pembentukan klorofilnya masih belum optimal.
Klorofil terdapat pada organel yang bernama kloroplas yakni organel plastida.
Kloropas sendiri berasal dari organel yang bernama proplastida, Propastida berasal
dari sel telur yang tidak terbuahi oleh spermatozoid. Proplastida akan berkembang
menjadi kloroplas ketika daun dewasa terbentuk. Sehingga ketika umur daun
semakin dewasa atau tua, maka semakin banyak pula plastida yang berkembang
menjadi kloroplas.
4. Jelaskan fungsi klorofil di dalam proses fotosintesis.
Jawaban :
Klorofil berfungsi dalam menangkap energi cahaya yang mana energi ini akan
digunakan untuk membentuk karbohidrat. Energi cahaya ini diubah menjadi energi
kimia berupa ATP dan NADPH. Energi kimia ini akan digunakan dalam reaksi
gelap atau reaksi pembentukan karbohidrat dari Karbondioksida (CO 2).
5. Manakah di antara tumbuhan terdedah dan ternaung (pada spesies yang sama) yang
memiliki jumlah klorofil terbesar? Mengapa demikian?
Jawaban:
Jumlah klorofil terbesar terdapat pada daun yang terdedah. Karena cahaya akan
memicu proses pembentukan klorofil sehingga daun tampak lebih hijau. Hal ini
disebabkan oleh adanya organel plastida yang tidak berwarna yang terkena sinar
matahari. Ketika cahaya mengenai organel ini, maka proses terbentuknya klorofil
akan terjadi. Sebaliknya pada tumbuhan ternaung,organel kloroplasnya (plastida
yang mengandung klorofil) akan berbuah menjadi plastida lain yang tidak memiliki
pigmen warna. Sehingga warna daun pada tumbuhan ternaungi akan tampak lebih
pucat.
L. Kesimpulan

Istilah klorofil berasal dari bahasa Yunani yaitu Chloros artinya hijau dan Phyloss
artinya daun. Klorofil merupakan pigmen pemberi warna hijau yang terdapat pada
tumbuhan, alga, dan bakteri fotosintetik. Proses fotosintesis, terdapat 3 fungsi utama
dari klorofil yaitu memanfaatkan energi matahari, memicu fiksasi CO2 menjadi
karbohidrat dan menyediakan dasar energi bagi tumbuhan secara keseluruhan. Klorofil
terdiri dari berbagai jenis antara lain klorofil a, b, c, d dan tipe e.
Berdasarkan pengamatan dan perhitungan total klorofil pada kelompok kami
dapat diketahui klorofil yang terkandung didalam klorofil daun tua cenderung lebih
banyak dibandingkan dengan kandungan didalam daun muda. Hal tersebut bisa
disebabkan karena daun yang tua cenderung lebih banyak menangkap cahaya
dibandingkan dengan penangkapan cahaya pada daun muda.

M. Daftar Pustaka

Hasnunidah, Neni. 2012. Buku Ajar Fisiologi Tumbuhan. Lampung : Universitas Lampung

Huda, Syamsul. 2011. Fotosintesis. Surabaya: Universitas Airlangga

Marzuki, Asnah. 2012. Prinsip Kerja Spektrum Elektromagnetik. Jakarta: Penerbit


Erlangga

Widyaningsih, Risafani. 2015. Keanekaragaman Morfologi Puring Di Kampus


Institur Pertanian Bogor, Dramag. Departemen Biologi. Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam. Bogor : Institur Pertanian Bogor
Yahya. 2013. Instrumen Spektrofotometer. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta
Yuliani. 2018. Metabolisme Tumbuhan. Surabaya: Unesa University Press

Anda mungkin juga menyukai