Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

PENETAPAN POTENSIAL AIR JARINGAN TUMBUHAN

Disusun Oleh :

Rizki Ramadhani (D1A016128)

Dosen Pengampu

Prof. Dr.Ir. MAPEGAU, M.S


Dr. Ir. IRIANTO, M.P
Ir. Dede martino, M.P

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air berperan sangat penting dalam keberlangsungan semua sistem kehidupan


secara umum. Air bagi tanaman mutlak diperlukan, tanpa air tidak aka nada
perumbuhan tanaman. Status air dalam tubuh atau jaringan tanaman ditentukan oleh
laju penyerapan air dan proses kehilangan air melalui proses transpirasi. Pertumbuhan
pada tumbuhan umumnya diukur berdasarkan perubahan panjang, tinggi, atau massa
per unit waktu. Alur perubahan yang terjadi saat pertumbuhan suatu tumbuhan dapat
dilihat melalui kurva pertumbuhan. Secara umum kurva pertumbuhan berupa kurva S
(sigmoid). Pada kurva tersebut terdapat beberapa fase, yaitu fase lag, fase logaritmik,
fase pertumbuhan linear dan fase stasioner (Darmawan 1983).
Semua proses fisiologi di dalam jaringan tanaman tidak akan terjadi tanpa
adanya air yang berperan penting dalam proses tersebut. Selama pertumbuhan
tanaman air memiliki peranan penting di antaranya berperan sebagai pelarut bahan-
bahan organik, bahan utama proses fotosintesis dan lain-lain. Jika tanaman
mengalami stress air, maka pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut tidak
akan berjalan normal. Air masuk ke dalam sel tanaman melalui proses difusi, yang
mana proses difusi ini terjadi karena perbedaan konsentrasi, yaitu konsentrasi di
ruang yang dalam sel lebih rendah di bandingkan konsentrasi di luar sel. Sel
tumbuhan dapat mengalami kehilangan air yang besar jika potensial air di luar sel
lebih rendah dibandingkan dengan potensial air di dalam sel, sehingga akan
mengakibatkan volume isi sel akan menurun dan tidak akan mampu mengisi seluruh
telah dibentuk oleh sel tersebut (Anonim, 2009).
Potensial kimia adalah energi bebas per mol substansi di dalam suatu sistem
kimia. Oleh karena itu, potensial kimia suatu senyawa di bawah kondisi tekanan dan
temperatur konstan tergantung kepada jumlah mol substansi yang ada. Dalam hal
hubungan air dan tanaman, potensial kimia dari air sering dinyatakan dengan istilah “
potensial air ”. Selanjutnya, bila potensial kimia dapat dinyatakan sebagai ukuran
energi dari suatu substansi yang akan bereaksi atau bergerak, maka potensial air
merupakan ukuran dari energi yang tersedia di dalam air untuk bereaksi atau
bergerak. Dengan kata lain, potensial air merupakan tingkat kemampuan molekul-
molekul air untuk molekul difusi (Cambpell 1999).
Potensial air murni adalah nol (0), adanya beberapa substansi yang terlarut di
dalam air tersebut akan menurunkan potensial airnya, sehingga potensial air dari
suatu larutan adalah kurang dari nol. Definisi ini hanya berlaku pada tekanan
atmosfir. Apabila tekanan di sekitar sistem di tingkatkan atau di turunkan, maka

©Copyright by Rizki Ramdhani, 2018


secara otomatis potensial air akan naik atau turun sesuai dengan perubahan tekanan
tersebut. Di dalam suatu sel, potensial air memiliki dua komponen, yaitu potensial
tekanan dan potensial osmosis. Potensial tekanan dapat menambah atau mengurangi
potensial air, sedangkan potensial osmosis menujukkan status larutan di dalam sel
tersebut. Dengan memasukkan suatu jaringan tersebut ke dalam seri larutan yang
telah di ketahui potensial airnya, maka potensial air jaringan tunbuhan tersebut dapat
diketahui (Cambpell 1999).

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum ini adalah untuk mengukur nilai potensial air larutan umbi
kentang.

©Copyright by Rizki Ramdhani, 2018


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah tanaman semusim yang berbentuk


semak, termasuk dalam kerajaan Plantae, divisi Magnoliophyta, kelas
Magnoliopsida, sub kelas asteridae, ordo solanales, famili solanaceae, genus solanum
dan spesies solanum tubero L. (Nurmayulisun 2009).
Tanaman kentang memiliki bunga yang majemuk, bercabang dan berbentuk
garpu di ujung serta di ketiak daun, memiliki kelopak dengan panjang 8.5-15 mm,
bunga berwarna hijau keputih-putihan. Mahkota bunga pendek, berbentuk lonjong
dan berwarna putih. Benang sari melekat pada tabung mahkota, memiliki bakal buah
dengan 2-6 ruang di dalam mahkota bunga yang mengandung banyak bakal biji.
Tangkai putik berbentuk jarum dengan kepala putik yang kecil dan berwarna putih.
Buah dari tanaman kentang berbentuk bulat lonjong dan berwarna coklat. Memiliki
biji dengan bentuk pipih atau berbentuk ginjal dan berwarna kuning (Nurmayulisun
2009).
Potensial air merupakan ukuran dari energi bebas air yang dipengaruhi oleh zat
terlarut, tekanan dan partikel matriks. Kontribusi dari potensial air oleh solute terlarut
disebut dengan potensial osmotik, yang selalu bernilai negatif. Di lain pihak, zat
terlarut menurunkan potensial air. Potensial tekanan air dapat bernilai positif, negatif,
bahkan nol. Tetapi secara umum nilai potensial tekanan ini bernilai positif, karena
setiap sel tumbuhan memiliki tekanan turgor. Terkait dengan kemampuan air untuk
berasosiasi dengan partikel koloid, maka munculah istilah potensial matriks. Potensial
matriks bernilai cukup kecil, sehingga seringkali diabaikan. Namun, potensial matrik
sangatlah penting ketika membahas mengenai hubungannya dengan air tanah.
Potensial air dapat diwakilkan dengan perhitungan sebagai berikut :

Ѱw = Ѱs + Ѱp + Ѱg

Dengan Ѱs adalah potensial osmotik, Ѱp merupakan tekanan hidrostatik larutan dan


Ѱg adalah gravitasi (Lakitan 1995).

Didalam tubuh tanaman, lebih dari 90% air yang diserap oleh akar
dikeluarkan lagi ke udara sebagai uap air. Penyerapan air oleh tanaman sebagian
besar melalui rambut-rambut akar, yang menyediakan permukaan untuk penyerapan
yang amat luas. Pada beberapa tanaman, ketika akar menyerap air dari tanah dan
mengangkutnya ke dalam xylem akar, air dalam xylem akan membentuk tekanan
positif atau tekanan akar. Intensitas transpirasi sangat dipengaruhi oleh kadar
karbondioksida di dalam ruangan interseluler, cahaya, suhu, kelembaban udara,
kecepatan angin, dan keadaan air dalam tanah (Harso 2010).

©Copyright by Rizki Ramdhani, 2018


Sekitar 99 persen, yang masuk kedalam tumbuhan meninggalkan daun dan
batang sebagai uap air. Proses tersebut dinamakan transpirasi. Kemungkinan
kehilangan air dari jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja
terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibanding dengan yang hilang
melalui stomata. Sebagian besar dari jaringan yang terdapat dalam daun secara
langsung terlibat dalam transpirasi. Pada waktu transpirasi, air menguap dari
permukaan sel palisade dan mesofil bunga kurang ke dalam ruang antar sel. Dari
ruang tersebut uap air berdifusi melalui stomata ke udara Sebatang tumbuhan yang
tumbuh di tanah dapat dibayangkan sebagai dua buah sistem percabangan, satu di
bawah dan satu lagi di atas permukaan tanah. Kedua sistem ini dihubungkan oleh
sebuah sumbu utama yang sebagian besar terdapat di atas tanah. Sistem yang ada
dalam tanah terdiri atas akar yang bercabang-cabang menempati hemisfer tanah yang
besar (Kimball 1992).

©Copyright by Rizki Ramdhani, 2018


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Waktu dan tempat pelaksanaan praktikum adalah sebagai berikut :
Hari / tanggal :Kamis,12April 2018
Pukul : 13:00 WIB - selesai
Tempat : Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian
Universitas Jambi

3.2 Alat dan Bahan


Alat
 Pisau silet
 Timbangan analitik
 12 buah gelas piala
Bahan
 Umbi kentang (Solanum tuberosum) secukupnya
 Larutan sukrosa

3.3 Cara Kerja


 Siapkan 12 buah tabung reaksi/gelas piala (150 atau 250 ml), masing-
masing diisi 100 ml dari larutan berikut ini : air destilata; 0,05; 0,10;
0,15; 0,20; 0,25; 0,30; 0,35; 0,40; 0,45; 0,50; 0,55; 0,60 molar larutan
sukrosa.
 Taha-tahap berikut ini harus dilakukan dengan cepat. Buatlah 12 balok
ubi kentang dengan pisau silet dengan panjang 4 cm, hilangka bagian
kulitnya. Letakkan di sebuah wadah tertutup.
 Dengan pisau silet, potonglah setiap balok kentang menjadi irisan-
irisan tipis dengan tebal 1-2 mm.

©Copyright by Rizki Ramdhani, 2018


 Bilas irisan kentang dengan air destilata dengan cepat, keringkan
dengan kertas handuk dan kemudian ditimbang. Selanjutnya masukkan
ke dalam salah satu larutan sukrosa yang telah disiapkan. Lakukan ini
pada tiap-tiap silinder kentang untuk masing-masing larutan sukrosa
berikutnya.
 Setelah tepat 2 jam direndam, keluarkan irisan-irisan tersebut dari
masing-masing tabung, lalu keringkan dengan kertas handuk dan
timbang. Lakukan ini untuk semua contoh percobaan.
 Untuk menghitung perubahan berat, gunakan rumus :
berat akhir−berat awal
% perubahan berat = × 100%
berat awal
 Kemudian buat grafik dan plotkan persen perubahan berat pada ordinat
dan konsentrasi larutan sukrosa pada absis.
 Dari grafik diatas didapat konsentrasi larutan sukrosa dimana tidak
terjadi perubahan berat pada umbi kentang. Konsentrasi ini digunakan
untuk menghitung potensial osmotik umbi kentang dengan rumus :
˗ψs=MiRT
Dimana : M = molaritas dari larutan sukrosa
i = konstanta ionisasi, untuk sukrosa = 1
R = konstanta gas (0,0831 bar/derajat mol)
T = suhu absolut (= °C + 273)
Nilai potensial osmotik (ψ s) tersebut sebanding dengan nilai
potensial air (ψ w) jaringan umbi kentang.

©Copyright by Rizki Ramdhani, 2018


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

N Konsentrasi Berat % Perubahan


Awal Akhir
O Sukrosa Berat (gr)
(gr) (gr)
1 Air - - -
2 0,05 M - - -
3 0,10 M - - -
4 0,15 M - - -
5 0,20 M - - -
6 0,25 M - - -
7 0,30 M - - -
8 0,35 M - - -
9 0,40 M - - -
10 0,50 M - - -
11 0,60 M - - -

4.2 Pembahasan

Dari praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil yaitu semua


potongan kentang yang dimasukkan ke dalam tabung piala yang berisi 11 larutan
sukrosa yang berbeda molarnya tidak ada yang mengapung. Hal ini disebabkan
karena konsentrasi air yang terdapat di potongan kentang lebih tinggi daripada
konsentrasi yang terdapat di larutan sukrosa tersebut.
Dikarenakan tidak tersedianya timbangan analitik untuk praktikum sehingga
proses penimbangan berat potongan kentang sebelum dan sesudah dimasukan ke
dalam larutan tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu pengukuran potensial air pada
potongan kentang tidak dapat dilakukan.
Untuk melakukan pengukuran potensial air pada tumbuhan perlu melakukan
penimbangan berat awal potongan kentang sebelum dimasukkan ke dalam larutan
sukrosa dan berat sesudah potongan kentang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa.
Lalu lakukan perhitungan perubahan berat menggunakan rumus :

©Copyright by Rizki Ramdhani, 2018


berat akhir−berat awal
% perubahan berat = × 100%
berat awal
Lalu membuat grafik dan plotkan persen perubahan berat pada ordinat dan
konsentrasi larutan sukrosa pada absis. Dan dari grafik tersebut didapat konsentrasi
larutan sukrosa dimana tidak terjadi perubahan berat pada umbi kentang. Konsentrasi
ini digunakan untuk menghitung potensial osmotik umbi kentang dengan rumus :
˗ψs=MiRT

©Copyright by Rizki Ramdhani, 2018


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa praktikum


yang dilakukan gagal, karena tidak dilakukannya pengukuran perubahan berat
potongan kentang sesudah dan sebelum dimasukkan ke dalam larutan sukrosa.
Menyababkan tidak bisa melakukan pengukuran potensial air yang terdapat pada
potongan kentang tersebut.

5.2 Saran

Sebelum melaksanakan praktikum ada baiknya praktikan sudah membaca


penuntun praktikum agar praktikum dapat berjalan dengan lancar dan meningkatkan
kerjasama antara sesama anggota kelompok dan sebaiknya alat-alat praktikum harus
lengkap dan dalam keadaan baik guna kelancaran kegiatan praktikum.

©Copyright by Rizki Ramdhani, 2018


DAFTAR PUSTAKA

Salisbury, Frank B. dan Clean W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. ITB, Bandung.

Sasmitamihardja, Dardjat, dan Arbayah Siregar. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Jurusan


Biologi ITB, Bandung.

Basahona, Sumanto. 2011. Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan Pengukuran


Potensial Air Jaringan Tumbuhan. http://basahona.blogspot.com/2010
/12 /laporan-praktikum-fisiologi-tumbuhan.html.

Deragon, F. 2005. An Investigation to Find the Water Potential of Plant Tissue.


Gramedia pustaka. Yogyakarta.

Toboali, Boni. 2013. Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan Pengukuran Potensial


Air Jaringan Tumbuhan. Fakultas Pertanian, Perikanan, dan Biologi
Universitas Bangka Belitung. Bangka Belitung. [https://plus.google.com/1
01648869527288228591/posts/2VifDgxVHiu] diakses pada hari Selasa, 17
April 2018. Pada pukul 00.09 WIB.

©Copyright by Rizki Ramdhani, 2018


LAMPIRAN

Bahan yang Kentang


digunakan tersebut
adalah dipotong dan
kentang yang dibentuk
bentuk dan menjadi
ukurannya persegi
sama

Pembuatan
Larutan
Sukrosa pada
Gelas Piala
dengan
konsentrasi
berbeda

Setelah diiris,potongan kentang


dimasukan kedalam Gelas Piala dengan
ketebalan 0,2 mm dan ditutup

©Copyright by Rizki Ramdhani, 2018


Setelah semua kentang diiris dan
ditutup, bersikan kentang dengan
aqudes dan larutkan kedalam setiap
konsentrasi Sukrosa

Larutkan kedalam setiap


konsentrasi Sukrosa mulai dari 0,05
mm sampai 0,60 mm

Setelah dibersikan dengan aquades


keringkan dengan tissue agar
kandungan air pada aquades
berkurang

Amati setiap kentang yang


dimasukan dalam larutan
Sukrosa dan tidak terdapat
irisan kentang yang mengapung

©Copyright by Rizki Ramdhani, 2018

Anda mungkin juga menyukai