Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

’’FOTOSINTESIS (UJI SACHS)’’

Oleh:

NURJAYA
NIM. D1B117186

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan


sebagai kebutuhan pokoknya harus melakukan suatu proses yang dinamakan
proses sintesis karbohidrat yang terjadi dibagian daun satu tumbuhan yang
memiliki klorofil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari
merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut.
Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses
fotosintesis, hal ini disebabkan kloropil yang berada didalam daun tidak dapat
menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya akan berfungsi bila ada
cahaya matahari.
Fotosintesis merupakan rangkaian reaksi kimia yang memerlukan cahaya.
Jadi fotosintesis dapat diartikan suatu penyusunan senyawa kimia kompleks yang
memerlukan energi matahari (cahaya). Cahaya terdiri atas beberapa spectrum,
masing-masing memiliki panjang gelombang yang berbeda, sehingga
pengaruhnya terhadap fotosintesis juga berbeda. Peristiwa penggunaan
fotosintesis energi cahaya untuk membentuk senyawa dasar karbohidrat dari
karbon dioksida (CO2) dan air ( H2O). Hampir semua mahluk hidup bergantung
secara langsung pada energy yang dihasilkan dari proses fotosintesis. Akibatnya
fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi.
Proses fotosintesis dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor yang dapat
mempengaruhi secara langsung seperti kondisi lingkungan maupun faktor yang
tidak mempengaruhi secara langsung seperti terganggunya beberapa fungsiorgan
yang penting bagi proses fotosintesis. Fotosintesis sebenarnya peka terhadap
beberapa kondisi lingkungan meliputi kehadiran cahaya matahari, suhu
lingkungan, konsentrasi karbondioksida (CO2). Faktor lingkungan tersebut
dikenal juga sebagai faktor pembatas dan berpengaruh secara langsung bagi laju
fotosintesi.
Fotosintesis terjadi di dalam kloroplas struktur selaput didalam sel mesofil
daun. Kloroplas memiliki struktur halus di dalamnya kantung-kantung selaput
lempeng yang disebut tilakoid. Di selaput tilakoid, klorofil dan pigmen aksesoris
disusun menjadi kelompok-kelompok fungsi yang disebut fotosistem. Masing-
masing fotosistem mengandung sekitar 300 molekul pigmen yang terlibat
langsung atau tidak langsung dalam proses fotosintesis.
Amilum merupakan suatu senyawa organik yang tersebar luas pada
kandungan tanaman. Amilum dihasilkan dari dalam daun-daun hijau sebagai
wujud penyimpanan sementara dari produk fotosintesis. Amilum juga tersimpan
dalam bahan makanan cadangan yang permanen untuk tanaman,dalam biji, jari-
jari teras, kulit batang, akar tanaman menahun, dan umbi.
Pada uji Sachs ini bertujuan melakukan uji apakah tanpa cahaya daun
tidak berfotosintesis. Percobaan ini berdasar pada ciri hidup yang hanya dimiliki
oleh tumbuhan hijau yaitu kemampuan dalam menggunakan karbon dioksida dari
udara untuk diubah menjadi bahan organik serta direspirasikan /dessimilasi bahan
organik dalam tubuhnya sehingga zat organik itu bisa digunakan untuk aktivitas
makhluk hidup.
Berdasarkan uraian diatasa dapat dikatakan bahwa mahasiswa dapat
melakukan perlakuan terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju
fotosintesis, sehingga dalam membudidayakan tanaman dapat dilakukan dengan
baik.

1.2. Tujuan dan Kegunaan


Tujuan pelaksanaan kegiatan praktiukum ini yaitu untuk menguji hasil
sintesis fotosintesis berupa karbohidrat.
Kegunaan pelaksanaan kegiatan praktikum ini yaitu agar mahasiswa
mengetahui cara menguji hasil sintesis fotosintesis berupa karbohidrat.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Fotosintesis adalah proses pembentukan zat makanan (glukosa) pada


tumbuhan yang menggunakan zat hara, air dan karbondioksida dengan bantuan
sinar matahari. Fotosintesis sangat penting bagi kehidupan. Selain menghasilkan
zat makanan pada tumbuhan, proses ini juga menghasilkan oksigen yang
dibutuhkan bagi pernafasan manusia. Proses fotosintesis terjadi pada daun
tumbuhan. Proses fotosintesis ini tidak berlangsung pada semua sel tetapi hanya
pada sel yang mengandung pigmen fotosintetik. Disamping itu proses fotosintesis
juga dipengaruhi oleh kemampuan daun menyerap spektrum cahaya, perbedaan
ini disebabkan oleh adanya perbedaan pigmen pada jaringan daun. Kloroplas
adalah salah satu pigmen fotosintetik yang berperan penting dalam proses
fotosintesis dengan menyerap energi matahari (Damayanti et al., 2010).
Fotosintesis atau asimilasi karbon merupakan proses konversi energi
cahaya menjadi energi kimia. Daun merupakan organ utama dalam tubuh
tumbuhan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis. Pada kloroplas terjadi
transformasi energi, yaitu energi cahaya (foton) sebagai energi kinetik berubah
menjadi energi kimia sebagai energi potensial berupa ikatan senyawa organik
pada glukosa (Setiowati, 2008).
Fotosintesis terjadi dalam kloroplas dengan bantuan energi cahaya
matahari foton dan berlansung dalam 2 tahap reaksi, yaitu reaksi terang dan reaksi
gelap, adapun percobaan yang membuktikan fotosintesis adalah sebagai berikut :
Percobaan Engelmann, dengan bakteri thermo dan Spirogyra, Fotosintesis
menghasilkan oksigen, Percobaan Ingenhouse, dengan hydrilla, Fotosintesis
menghasilkan oksigen, Percobaan Sach’s, dengan daun yang ditutup dan terbuka,
fotosintesis menghasilkan karbohidrat (Maniam, 2014).
Kloroplas adalah zat hijau daun yang terdapat pada semua tumbuhan yang
berwarna hijau. Di dalam kloroplas terdapat klorofil. Pigmen fotosintesis ini
terdapat pada membran tilakoid. Pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia
berlangsung dalam tilakoid dengan produk akhir berupa glukosa yang dibentuk di
dalam stroma.Klorofil sendiri sebenarnya hanya merupakan sebagian dari
perangkat dalam fotosintesis yang dikenal sebagai fotosistem. Fotosistem adalah
unit dari tumbuhan yang menangkap energi matahari (klorofil) (Mulyani, 2011).
Cahaya matahari berperan sebagai sumber energi dalam proses
Fotosintesis untuk menghasilkan pertumbuhan vegetatif maupun generatif
tanaman, misalnya pertumbuhan batang, cabang, dan daun pembentukan bunga,
buah, dan biji serta pembentukan zat-zat gizi dalam buah cabai dan bagian-bagian
tanaman yang lain (Cahyono, 2008).
Tumbuhan memerlukan cahaya sebagai syarat terjadinya fotosintesis.
Tanpa fotosintesis, tumbuhan tidak dapat menyintesis makanannya. Hal ini
berakibat terganggunya pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Bukti yang
sangat jelas terlihat pada tumbuhan yang hidup di tempat gelap. Tumbuhan
tersebut tumbuh cepat dengan batang yang lebih panjang, ramping, dan rapuh
serta daun yang tidak lebar dan pucat, sedangkan tumbuhan yang tumbuh di
tempat terang, tumbuh lebih pendek, batang kokoh, dan daun hijau, lebar, serta
lebih tebal (Firmansyah et al., 2010).
Percobaan sachs merupakan percobaan tentang fotosintesis yang bertujuan
untuk membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum (zat tepung) dan
berlangsung pada bagian tanaman yang berklorofil. Seperti pada percobaan
pertama, hasil fotosintesis adalah glukosa dan oksigen. Untuk menguji adanya
amilum digunakan reagen lugol, sebab dengan lugol amilum akan tampak biru
kehitaman, gejala ini mudah untuk diamati (Susilowarno et al., 2011).
Amilum atau dalam kehidupan sehar-hari disebut pati merupakan
polisakarida yanb terdapat banyak di alam terutama pada sebagian besar
tumbuhan. Amilum terdapat pada umbi, batang, daun, dan biji-bijian. Amilum
terdiri atas dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari
glukosa, yaitu amilosa (anta 20–28 %) dan sisanya amliopektin. Amilum dapat
dihidrolisis sempurna dengan bantuan enzim amilase (Marzuki et al., 2010).
Amilum (pati) dalam kehidupan sehari-hari disebut zat tepung yang
merupakan gudang energi karbohidrat yang utama dalam tanaman. Zat ini
terbentuk pada proses fotosintesis dalam klorofil daun dengan bantuan energi
matahari (Parning et al., 2012).
Pada selembar daun terdapat bagian yang dibiarkan terkena sinar matahari
dan ada bagian yang ditutupi dengan karbon. Selembar daun yang lain dibiarkan
terkena sinar matahari seluruhnya. Setelah diuji dengan larutan yodium, bagian
daun yang terkena sinar matahari berwarna biru tua, sedangkan bagian daun yang
ditutup dengan karbon berwarna terang . bagian daun yang diuji dengan larutan
yodium berwarna biru tua karena mengandung amilum yang merupakan hasil
fotosintesis (Damayanti et al., 2010).
Stomata yaitu celah yang dibatasi oleh dua sel penutup. Sel penutup
mempunyai kloroplas. Fungsi stomata adalah tempat pertukaran gas dan
penguapan pada tumbuhan, letak stomata ada yang diatas daun dan ada yang di
bawah permukaan daun. Tumbuhan yang daunnya mengapung diatas permukaan
air, misalnya teratai, stomatanya banyak terdapat dipermukaan atas daun, adapun
pada tumbuhan darat, stomata banyak terdapat di permukaan bawah daun
(Arisworo et al., 2015).
Stomata merupakan modifikasi sel-sel epidermis yang berfungsi sebagai
tempat keluar masuknya gas-gas ke dalam tumbuhan. O2 dan CO2 berdifusi
melalui stomata. Pada tumbuhan, stomata membuka pada siang hari dan menutup
pada malam hari, sebaliknya dengan tanaman crasulaceae (tumbuhan gurun).
Stomata umumnya ditemukan pada organ daun, terutama permukaan bawah, suatu
stomata terdiri atas lubang (porus) yang dikelilingi oleh 2 sel penutup (Prasodjo et
al., 2008).
Sel-sel pada jaringan epidermis dapat berkembang menjadi alat-alat
tambahan lain yang berbeda bentuk dan fungsi, contoh bentuk lain dari epidermis,
yaitu mulut daun (stomata) dan trikoma. Stomata (tunggal stomata) adalah tempat
pertukaran gas antara jaringan dan lingkungan, stomata terdiri atas sepasang sel
penjaga dan penutup. Sel-sel tersebut dapat membesar dan memipih sebagai
akibat perubahan kandungan air didalamnya (Furqonita, 2009).

BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1. Tempat dan Waktu

Kegiatan praktikum ini dilaksanakan pada di Laboratorium Agroteknologi


Unit Agronomi Fakultas Pertanian Uniersitas Haluoleo, pada hari Senin 29
Oktober 2018 pukul 13.00 sampai 14.40 WITA.
3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah daun tanaman lada (4
daun), lugol, aluminium foil ukuran 3×3 cm, kertas, perekat, kertas saring,
aquades dan etanol 96%.
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah hot plate, baker gelas 250
ml, pipet tetes, pingset, cawan petri, erlemeyer, mortal, gunting, stopwatch, alat
tulis dan kamera.

3.3. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah mencari tanaman yang mudah
terpapar cahaya matahri dan tidak terpapar cahaya matahari. Mengambil potongan
aluminium foil sebesar 3×3 cm, kemudian ditempelkan pada permukaan daun
merica selama 5 hari, potongan daun selanjutnya dilapisi dengan kertas saring,
lalu dimemarkan menggunakan mortal secara berlahan, merebus daun hingga
berwarna putih (bagian yang berwarna hijau menghilang total), mengangkat dan
ditiriskan, lalu ditetesi dengan larutan lugol dan mengamati perubahan warna
yang terjadi.

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil pengamatan

Hasil pengamatan praktikum kali ini dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:
4.1.1. Tabel pengamatan pada daun jeruk (Citrus aurantiifolia)
No Daun Perlakuan Kondisi setelah Keterangan
ditetesi lugol
1. Daun jeruk Menggunakan
ternaungi alumenium foil A. Daun jeruk
ternaungi
menggunakan
1. Daun jeruk Tanpa alumenium alumenium
ternaungi foil foil

B. Daun jeruk
ternaungi
tanpa
alumenium
foil
A B

3. Daun jeruk Menggunakan A. Daun jeruk


tidak alumenium foil tidak ternaungi
ternaungi menggunakan
alumenium foil

4. Daun Tanpa alumenium B. Daun jeruk


jeruk foil tidak ternaungi
tidak tanpa
ternaungi alumenium
foil

A B

4.1.2. Tabel pengamatan pada daun lada (Piper nigrum)

No Daun Perlakuan Kondisi setelah Keterangan


ditetesi lugol
1. Daun lada Menggunakan
ternaungi alumenium foil A. Daun lada
ternaungi
menggunaka
n
alumenium
2. Daun lada Tanpa alumenium foil
ternaungi foil
B. Daun lada
ternaungi
tanpa
alumenium
foil
A B
3. Daun lada Menggunakan
tidak alumenium foil
A. Daun lada
ternaungi
tidak
ternaungi
menggunaka
n alumenium
foil
4. Daun lada Tanpa alumenium
tidak foil B. Daun lada
ternaungi tidak
ternaungi
tanpa
alumenium
A B
foil

4.1.3. Tabel pengamatan pada daun mangkokan (Polyscias scutellaria)

No Daun Perlakuan Kondisi setelah Keterangan


ditetesi lugol
1. Daun Menggunakan A. Daun mangk
mangkokan alumenium foil okan ternaun
ternaungi gi mengguna
kan alumeniu
m foil
B. B. Daun
mangkokan
ternaungi
3. Daun Tanpa alumenium tanpa
mangkokan foil alumenium
ternaungi foil

A B

3. Daun Menggunakan
mangkokan alumenium foil
A. Daun
tidak
mangkokan
ternaungi
tidak
ternaungi
menggunaka
n alumenium
4. Daun Tanpa alumenium foil
mangkokan foil
tidak B. Daun
ternaungi mangkokan
tidak
ternaungi
tanpa
alumenium
foil

A B

4.1.4. Tabel pengamatan pada daun okra (Abelmoschus manihot L.)

No Daun Perlakuan Kondisi setelah Keterangan


ditetesi lugol
1. Daun okra Menggunakan
ternaungi alumenium foil A. Daun okra
ternaungi
menggunaka
n
alumenium
foil
4. Daun okra Tanpa alumenium
ternaungi foil B. Daun okra
ternaungi
A B tanpa
alumenium
foil

3. Daun okra Menggunakan


tidak alumenium foil
A. Daun okra
ternaungi
tidak
ternaungi
menggunaka
n alumenium
4. Daun okra Tanpa alumenium foil
tidak foil
ternaungi B. Daun okra
tidak
ternaungi
tanpa
alumenium
foil

A B

4.2. Pembahasan

Fotosintesis adalah proses pembentukan zat makanan (glukosa) pada


tumbuhan yang menggunakan zat hara, air dan karbondioksida dengan bantuan
sinar matahari. Fotosintesis sangat penting bagi kehidupan. Selain menghasilkan
zat makanan pada tumbuhan, proses ini juga menghasilkan oksigen yang
dibutuhkan bagi pernafasan manusia. Proses fotosintesis terjadi pada daun
tumbuhan. Proses fotosintesis ini tidak berlangsung pada semua sel tetapi hanya
pada sel yang mengandung pigmen fotosintetik.
Pada pengamatan daun jeruk dimulai dengan membungkus sebagian
permukaan daun tersebut dengan aluminium foil. Tujuan membungkus daun
tersebut dengan aluminium foil adalah agar daun yang tertutup tidak terkena sinar
matahari sehingga proses fotosintesis tidak dapat berlangsung. Daun jeruk yang
ternaungi tanpa aluminium foil mengalami perubahan warna putih kehijauan dan
agak kehitaman. Pada daun jeruk ternaungi menggunakan aluminium foil
perubahan warnananya sama dengan daun jeruk yang ternaungi tanpa aluminium
foil. Sedangakan daun jeruk yang tidak ternaungi tanpa aluminium foil dan tidak
ternaungi menggunakan aluminium foil perubahan warnanaya sama yaitu putih
kehijauan kehitaman. Selanjutnya pengamatan pada daun lada warnannya yaitu
putih kehijauan agak hitam.
Kemudian daun tersebut dipetik dan dimasukkan kedalam beker gelas
yang berisi alkohol lalu memanaskannya di dalam watebath yang berisi air. Hal
ini bertujuan agar klorofil pada daun dapat larut. Adapun perubahan warna pada
daun setelah diangkat yaitu daun lada (Piper nigrum) setelah dipanaskana menjadi
pucat. Selanjutnya daun kemudian dimasukkan ke dalam cawan petri dan
ditiriskan lalu diberi larutan mortal dengan menetesi permukaan daun dengan
pipet tetes. Pada daun yang ditutup dengan aluminium foil menunjukan perubahan
warna hijau tua dan berbintik-bintik hitam, karena tidak melakukan fotosintesis
(cahaya tidak dapat ditangkap klorofil karena tertutup oleh aluminium foil)
sehingga tidak menghasilkan amilum.
Proses fotosintesis menghasilkan amilum. Ini bisa diketahui ketika
permukaan daun yang terkena cahaya ditetesi larutan iodium warnyanya berubah
menjadi biru kehitaman (iodium + amilum ----->biru kehitaman). Bagian daun
yang tidak terkena cahaya tidak melakukan fotosintesis, sehingga tidak
membentuk amilum. Ketika ditetesi iodium warnyanya pucat.
Hal ini membuktikan bahwa dalam proses fotosintesis membutuhkan
cahaya matahari, dan semakin banyak cahaya matahari atau semakin terang, maka
makin banyak gelembung udara yang dihasilkan atau O2.

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang
berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik
H2O dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya.
Daun yang terkena sinar matahari setelah di celupkan pada iodium berubah
menjadi berwarna coklat kehitaman. Sedangkan yang tertutup oleh alumunium,
warnanya pucat. Hal ini menunjukan bahwa pada daun yang terkena sinar
matahari terjadi proses fotosintesis dan menghasilkan amilum. Pada daun yang
tidak terkena sinar matahari tidak terjadi proses fotosintesis. Proses fotosintesis
menghasilkan amilum. Ini bisa diketahui ketika permukaan daun yang terkena
cahaya ditetesi larutan iodium warnyanya berubah menjadi biru kehitaman
(iodium + amilum ----->biru kehitaman). Bagian daun yang tidak terkena cahaya
tidak melakukan fotosintesis, sehingga tidak membentuk amilum. Ketika ditetesi
iodium warnyanya pucat.

5.2. Saran

Saran saya pada praktikum kali ini yaitu agar praktikum- praktikum
selanjutnya lebih baik lagi sehingga mahasiswa dapat memahami setiap praktikum
yang dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Arisworo, D. Yusa. dan Sutresna, Y., 2015. Ilmu Pengetahuan Alam. Grafindo
Media Pratama : Bandung.

Cahyono, B., 2008. Perbedaan fotosintesis cahaya terhadap tumbuhan yang


berbeda tempat. Jurnal Biology Education, 50(20) : 65-80.
Damayanti, D. Sukandar, A. Juangsih, M. dan Kartini, L., 2010. Ringkasan
Materi Dan Latihan Soal-Soal Ujian Nasional SMP 2011. Cmedia :
Jakarta.
Firmansyah, R. Mawardi, A. dan Riandi, U., 2007. Mudah Dan Aktif Belajar
Biologi. PT. Setia Purna Inves : Bandung.
Furqonita, D dan Biomed, M. 2009. Evolusi fotosintesis pada tumbuhan. Jurnal
Ilmiah Sains , 43(23) : 20-45.
Maniam, 2014. Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Produksi hijauan dan benih
kalopo. Jurnal Inovasi Pertanian, 6 (1): 44-51.

Mulyani, S., 2011. Karakteristik fotosintetik dan serapan fosfor hijauan alfalfa
(medicago sativa) pada tinggi pemotongan dan pemupukan nitrogen
yang berbeda. Jurnal Animal Agriculture, 2 (1) : 86-96.

Marzuki, I. Amirullah. dan Fitriana., 2010. Response of soybean canopy


photosinthesis and transpiration to whole-day temperature changes in
different CO2 environment. Agronomy Journal, 77 (25): 242-249.

Parning. Horale. dan Tiopan., 2012. Pengaruh fotosintesis terhadap pertumbuhan


tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) Dalam lingkungan
fotoautotrof secara invitro. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia, 12
(1) : 31-37.
Prasodjo, B. Naryoko. Djannah, P. Tampubulon, R. dan Damayanti, E., 2008.
Aktivitas beberapa proses fisiologis tanaman kakao muda di lapang
pada berbagai naungan buatan. Jurnal Agrisistem, 2(1): 26-32.

Setiowati, 2008. Perbandingan kecepatan fotosintesis pada tanaman sawi


hijau(Brassica juncea) yang diberi pupuk organikdan anorganik. Jurnal
Biogenesis, 15 (20) : 45-50.

Susilowarno, G. Hartono, S. Mulyadi. Mutiarsih, E. Murtiningsih. dan Umiyati.,


2011. Pertumbuhan dan laju fotosintesis bibittanaman jarak pada
tingkat perendaman air danpemupukan nitrogen berbeda. Jurnal
fotosintesis, 50 (14) : 85-95.
LAMPIRAN

Daun merica ternaungi daun merica tidak ternaungi mememarkan daun

etanol Daun merica dimasukan merebus daun


Kedalam etanol

Merebus daun daun yang sudah direbus Memberikan larutan lugol

Anda mungkin juga menyukai