Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

ACARA IV

ALAT REPRODUKSI SEKSUAL PADA TUMBUHAN DAN HEWAN

Dosen Pembimbing :

Teguh Julianto, S.Pd., M.Si

Disusun Oleh :

Hani Rahmawati (1901070006)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2019/2020
A. TUJUAN

1. Untuk mengetahui alat reproduksi seksual pada hewan

2. Untuk mengetahui alat reproduksi seksual pada tumbuhan

3. Untuk mengetahui mikropis dan makropis pada tumbuhan

B. DASAR TEORI

Sebagai makhluk hidup, tumbuhan dah hewan memiliki kemampuan


berkembangbiak sebagai suatu mekanisme untuk mempertahankan eksistensi
dirinya di alam ini. Reproduksi atau perkembangbiakan dapat dilakukan baik
secara aseksual maupun seksual, tetapi di dalam praktikum ini hanya akan
difokuskan pada reproduksi seksual, yaitu perkembangbiakan yang melibatkan
organ seks (Dini, 2019).

Tumbuhan dapat diperoleh tumbuhan baru dari suatu tumbuhan,


dengan kata lain tumbuhan dapat memperbanyak diri atau berkembang biak.
Bagian tumbuhan yang dapat tumbuh menjadi individu baru disebut alat
perkembangbiakan. Bagian tumbuhan yang dapat berkembang biakan sangat
bervariasi, oleh sebab itu alat perkembangbakan dibedakan menjadi dua macam
yaitu alat perkembangbiakan vegetatif dan generatif (Tjitrosoepomo, 1996).

Tumbuhan yang dikembangbiakan dengan biji (generatif), alat


perkembangbiakannya adalah bunga. Bunga merupakan alat bantu dalam
perkembang biakan secara seksual dan merupakan bagian dari tanaman. Bunga
menjadikan tanaman tetap berkembang biak menjadi berbagai macam bentuk
dengan jenis atau spesies yang berbeda-beda. Bunga merupakan organ atau
bagian terpenting dari tumbuhan agar selalu dapat berkembang biak. Bunga
merupakan salah satu alat perkembangbiakan generatif tanaman yang melibatkan
organ tanaman sebagai alat penyerbukan (Sunarto,1997).
Menurut Darjanto (1990) dari penelitian lebih lanjut menunjukan bahwa
bunga dapat terletak di ujung batang atau cabang dan ketiak daun, yang letaknya
sama dengan tempat tunas yang akan tumbuh menjadi cabang. Bunga menurut
bagian-bagian yang dimilikinya terbagi menjadi bunga lengkap dan bunga
sempurna. Berdasarkan kelengkapan alat kelaminnya dibedakan menjadi bunga
sempurna dan bunga tidak sempurna (Tjitrosoepomo, 1996).

Bunga sempurna adalah bunga yang memiliki putik dan benang sari, atau
dengan kata lain memiliki kedua alat kelamin bunga. Sedangkan bunga tidak
sempurna adalah bunga yang hanya memiliki satu alat kelamin saja antara jantan
atau betina, dengan kata lain memiliki benang sari saja atau putik saja (Soenarto,
1994).

Penyerbukan adalah proses perpindahan tepung sari atau kepala sari ke


kepala putik. Apabila perpindahan tersebut terjadi pada satu bunga atau bunga lain
pada satu tanaman, maka disebut dengan penyerbukan sendiri (self
pollination). Bila serbuk sari berasal dari bunga tanamn lain disebut dengan
penyerbukan silang (cross pollination). Baik tanaman yang menyerbuk sendiri
maupun tanaman yang menyerbuk silang memiliki kemungkinan yang sama untuk
terjadinnya penyerbukan yang berkebalikan. Tanamna yang menyerbuk silang
memiliki kemungkinan terjadinnya penyerbukan sendiri sebesar 5%. Begitu juga
tanaman yang menyerbuk sendiri memiliki peluang terjadinya penyerbukan silang
sebesar 5%. Terjadinnya penyerbukan silang akan meningkatkan keragaman sifat
dan genotip dari tanaman. Sedangkan penyerbukan sendiri akan meningkatkan
kehomogenitasan dari suatu tanaman (Sunarto, 1997).

Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komoditas air


tawar yang memperoleh perhatian cukup besar dari pemerintah dan pemerhati
masalah perikanan dunia, teritama berkaitan dengan usaha peningkatan gizi
masyarakat di negara-negara yang sedang berlembang. Ikan nila dikenal dengan
tilapia yang merupakan ikan bukan asli perairan Indonesia tetapi jenis ikan
pendatang yang diintroduksikan ke Indonesia dalam beberapa tahap. Meskipun
demikian, ikan ini ternyata dengan cepat berhasil menyebar keseluruh pelosok
tanah air dan menjadi ikan konsumsi yang cukup popular. Begitu popularnya ikan
nila sehingga saat ini dapat dengan mudah ditemukan. Secara resmi ikan nila
didatangkan oleh Balai Air Tawar pada tahun 1969. Setelah melalui masa
penelitian dan adaptasi, barulah ikan ini disebarluaskan kepada ptani Indonesia
(Suyanto, 2003).

Ikan Nila memiliki bagian tubuh yang memanjang ramping dan relative
pipih. Sisinya besar dan kasar, bentuknya ctenoid, gurat sisi terputus-putus di
bagian tengah badan ikan. Warna sisik abu-abu kecoklatan (nila hitam) dan putih
atau merah (nila merah). Posisi mulut terletak di ujung mulut dan terminal. Pada
sirip punggung terdapat jari-jari sirip punggung yang keras dan garis-garis vertical
yang bulat dan berwarna kemerahan. Ikan nila memiliki ciri pada tubuh secara
fisik perbandingannya adalah 2:1 antara panjang dan tinggi. Sirip punggung
dengan 16-17 duri tajam dan 11-15 duri lunak dan pada bagian anal terdapat 3
duri dan 8-11 jari-jari. Tubuh berwarna kehitaman atau keabuan dengan beberapa
pita hitam belang yang semakin memudar atau samar-samar kelihatan pada saat
ikan dewasa. (Satyani, 2001).

Untuk membedakan antara jantan dan betina dapat dilihat melalui bentuk
dan alat kelamin yang ada pada bagian tubuh ikan. Ikan jantan memiliki sebuah
lubang kelamin yang bentuknya memanjang dan menonjol. Berfungsi sebagai alat
pengeluaran sperma dan air seni. Warna sirip memerah, terutama pada saat
matang gonad. Ikan betina memiliki dua lubang kelamin di dekat anus, berbentuk
seperti bulan sabit dan berfungsi untuk keluarnya telur. Lubang yang kedua
berada di belakang saluran telur dan berbentuk bulat dan berfungsi sebagai tempat
keluarnya air seni (Hasni, 2008).

Perkembangan gonad merupakan bagian dari reproduksi ikan sebelum


terjadi pemijahan. Umumnya pertambahan gonad pada ikan betina sebesar 10-
25% dari berat tubuh dan pada ikan jantan sebesar 5–10%, dalam biologi
perikanan pencatatan perubahan atau tahap-tahap kematangan gonad diperlukan
untuk mengetahui perbandingan ikan-ikan yang melakukan reproduksi atau tidak,
dari pengetahuan tingkat kematangan gonad (TKG) akan didapatkan informasi,
kapan satu jenis ikan memijah, baru memijah atau sudah selesai memijah. Tiap-
tiap spesies ikan pada waktu pertama kali gonadnya menjadi masak tidak sama
ukuranya, demikian pula ikan yang sama spesiesnya, apalagi spesies tersebut
tersebar pada lintang yang perbedaanya lebih dari 5 derajat (Asep, 2010).

Pematangan kematangan gonad dilakukan dengan kedua cara, yang


pertama cara histologi dilakukan dilaboratorium, yang kedua cara pengamatan
morfologi yang dapat dilakukan dilaboratorium dan dapat pula dilakukan di
lapangan, dari penelitian secara histologi akan diketahui anatomi perkembangan
gonad tadi lebih jelas dan mendetail, sedangkan hasil pengamatan secara
morfologi tidak akan sedetail cara histologi, namun cara morfologi ini banyak
dilakukan para peneliti. Dasar yang dipakai untuk menentukan tingkat
kematangan gonad dengan cara morfologi ialah bentuk, ukuran panjang dan berat,
warna dan perkembangan gonad ikan betina lebih banyak diperhatikan dari pada
ikan jantan karena perkembangan diameter telur yang terdapat dalam gonad lebih
mudah dilihat dari pada sperma yang terdapat di dalam testes. (Uma, 2009).

Tingkat kematangan gonad ialah tahap tertentu perkembangan gonad


sebelum dan sesudah ikan itu berpijah. Tingkat kematangan gonad tertinggi akan
didapatkan pada saat pemijahan akan tiba. Tingkat kematangan gonad secara
kuantitatif dapat dinyatakan dengan suatu indeks kematangan gonad atau disebut
juga indeks gonad somatik. Mahluk hidup melakukan reproduksi untuk
mempertahankan kelangsungan spesiesnya, begitu pula ikan. Sistem reproduksi
mahluk hidup terbagi menjadi beberapa bagian, ikan khususnya ikan nila memiliki
sistem reproduksi biseksual yang artinya pembuahan terjadi dengan bertemunya
sel sperma dan sel ovum dari individu yang berbeda. Individu yang memiliki sel
sperma bersifat jantan sedangkan yang memiliki sel ovum bersifat betina. (Elvyra,
2004).
C. ALAT DAN BAHAN

a). Alat :

1. Pisau bedah

2. Gunting bedah

3. Jarum pentul

4. Pinset

5. Lup (kaca pembesar)

6. Steroform

7. Lateks

8. Baki

b). Bahan :

1. Bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis)

2. Bunga papaya jantan dan betina (Carica papaya)

3. Bunga jagung (Zea mays)

4. Ikan nila jantan dan betina (Oreochromis niloticus)

5. Preparat awetan ovarium (Rattus sp)

6. Preparat awetan spermatozoa (sel sperma)

7. Bunga padi (Oryza sativa)


D. CARA KERJA

a. Struktur Alat Reproduksi Tumbuhan

1. Memotong bagian luar tumbuhan agar dapat terlihat bagian dalamnya

2. Menggambar struktur alat reproduksi tumbuhan

3. Mengamati dan menggambar bagian-bagian penting dari gambar yang sudah


dibuat

b. Mikrospora dan Makrospora Tumbuhan

1. Menggambar mikrospora dan makrospora dari tumbuhan

2. Menggambar bagian-bagian yag penting

3. Memperhatikan perbedaan masing-masing

c. Struktur Alat Reproduksi Hewan

1. Memotong seperti huruf U pada bagian perut ikan

2. Mengamati bentuk dan struktur hewan

3. Menggambar struktur alat reproduksi hewan, yaitu gonad ikan jantan dan
ikan betina

4. Memberikan keterangan pada gambar

d. Sel Spema dan Sel Telur Hewan

1. Meletakkan contoh sel sperma dan sel telur pada gelas objek

2. Mengamati dibawah mikroskop

3. Menggambar bagian-bagiannya

4. Memberikan keterangan pada gambar tersebut


E. HASIL PENGAMATAN

No Gambar Keterangan
1. Bunga Sepatu (Hibiscus rosasinensis) a. Mahkota bunga
b. Tangkai putik
A B C D E F c. Benang sari
d. Kepala putik
e. Tangkai sari
f. Pendukung benang sari
dan putik

2. Bunga Pepaya Betina (Carica papaya) a. Kepala putik


b. Kelopak bunga
A B C c. Tangkai bunga
3. Bunga Pepaya Jantan (Carica papaya) a. Benang sari
A B b. Tangkai sari

4. Bunga Jagung (Zea mays) a. Tangkai bunga


b. Bulir
A B
5. Bunga Padi (Oryza sativa) a. Tangkai sari
A B b. Malai

6. Preparat Awetan Ovarium (Rattus sp) a. Folikel sekunder


A B C D b. Medulla
c. Folikel De Graff
d. Folikel Primer
7. Preparat Awetan Spermatozoa a. Kepala spermatozoa
(Sel sperma) b. Ekor spermatozoa
A B

8. Ikan Nila Jantan (Oreochromis niloticus) a. Anus (lubang


urogenital)
A B C D E F b. Gelembung renang
c. Lambung bawah
d. Lambung atas
e. Hati
f. Jantung
9. Ika Nila Betina (Oreochromis niloticus) a. Empedu
b. Hati
c. Lambung
d. Sel telur
A B C D E e. Anus
F. PEMBAHASAN

Bunga merupakan alat bantu dalam perkembangbiakan secara seksual dan


merupakan bagian dari tanaman. Bunga menjadikan tanaman tetap berkembang
biak menjadi berbagai macam bentuk dengan jenis atau spesies yang berbeda-
beda. Bunga merupakan organ atau bagian terpenting dari tumbuhan agar selalu
dapat berkembang biak. Bunga merupakan salah satu alat perkembangbiakan
generatif tanaman yang melibatkan organ tanaman sebagai alat penyerbukan.
Bunga mempunyai fungsi sebagai alat perkembangbiakan atau
perkawinan, perbedaan bentuk dan susunan benang sari dan putik bunga
menunjukan perbedaan golongannya, alat pemikat untuk kelestariannya yaitu
bentuknya yang indah beragam, warnanya yang permai beragam, baunya harum
dan sedap wangi, dan menghasilkan madu manis dan cawan madunya yang bagus.

Dari hasil pengamatan, bunga kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis) ini


merupakan bunga tunggal. Bunga ini memiliki bagian-bagian yang kompleks
seperti kelopak, mahkota, benang sari, dan putik, sehingga disebut dengan bunga
lengkap. Bunga kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis) tumbuh pada ketiak
daun. Bunga ini disebut juga dengan bunga sempurna karen memiliki benang sari
dan putik. Mahkota bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis) memiliki
fungsi untuk menarik perhatian serangga agar datang untuk membantu proses
penyerbukan. Bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis) memiliki fungsi
sebagai tanaman obat yang memiliki khasiat anti inflamasi, diuretic, analgesic,
sedative dan ekspetoran.
Kembang sepatu memiliki lima buah putik dan benang sari yang berwarna
kuning berjumlah lebih dari sepuluh. Putik dan benang sari pada bunga sepatu
memiliki struktur yang sangat berbeda. Yang secara umum benang sari terdiri atas
kepala sari dan tangkai sari. Tangkai sari tersusun oleh jaringan dasar berupa
banyak sel Parenkimatis yang memiliki vakuola yang tak beruang antar sel. Pada
epidermis tangkai sari terdapat trikomata, kutila dan stomata. Kepala sari
memiliki struktur yang kompleks terdiri atas dinding yang berlapis dan di bagian
paling dalam terdapat ruang sari “lokulus” yang berisi butir-butir serbuk sari.
Untuk jumlah lapisan dinding kepala ssari untuk setiap jenis tubuhan berbeda.
Dari hasil pengamatan, bunga betina jagung (Zea mays) merupakan bunga
majemuk yaitu bunga majemuk tak terbats. Bunga betina jagung ini juga
merupakan bunga tidak lengkap dan merupakan bunga sempurna karen memiliki
benang sari dan putik.. Susunan bunga majemuknya adalah tongkol (apadix).

Mahkota pada bunga betina jagung (Zea mays L.) mempunyai fingsi untuk
menarik perhatian serangga agar datang untuk membantu proses penyerbukan.
Bunga betina jagung memiliki fumgsi sebagai berikut : untuk mencegah penyakit
jantung, menurunkan hipertensi, mencegah penyakit wasir dan penyakit sembelit.
Bunga padi (Oryza sativa L.) merupakan jenis bunga telanjang, karena
mempunyai perhiasan. Bagian yang bisa dimakan adalah lembaga endosperm.
Biji sebagian besar ditempati oleh endosperm yang mengandung zat tepung dan
sebagian ditempati oleh embrio (lembaga) yang terletak dibagian sentral yakni
dibagian lemma.
Bunga padi adalah bunga telanjang artinya tidak mempunyai perhiasan
bunga. Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang diatas. Jumlah benang sari
ada enam buah. Tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar serta
mempunyai dua kandungan serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik dengan
dua kepala putik yang berbentuk malai dengan warna pada umumnya putih atau
ungu. Bunga padi mempunyai tipe persilangan menyerbuk sendiri. bunga padi
berkelamin dua, pada tiap bunga terdapat dua buah daun berkelopak kecil dan dua
buah mahkota yang disebut palea dan lemna.
Bunga pepaya berwarna putih, terdapat putik dan benang sari. Berdasarkan
kandungan putik dan benang sari, pohon pepaya bisa dibedakan menjadi 3 jenis
yaitu :

1. Pepaya Jantan :bunga majemuk bertangkai panjang dan bercabang-cabang.Bunga


pertama terletak pada pangkal tangkai.Bunga jantan memiliki ciri yaitu putik/
bakal buah rundimeter yg tidak berkepala dan benang sari tersusun sempurna.
2. Pepaya Betina :bunga majemuk dengan tangkai bunga sangat pendek dan terdapat
bunga betina kecil dan besar. Bunga yg besar akan menjadi buah. Pepaya betina
memiliki bakal buah sempurna, tapi tidak terdapat benang sari. Pepaya jenis ini
umumnya terus berbunga sepanjang tahun.
Bunga jantan adalah bunga yang hanya memiliki benang sari saja. Pada
pepaya mengalami penyerbukan yang sebagian penyerbukannya dibantu oleh
angin dan serangga. Dan mahkota adalah bagian dari bunga yang digunakan
sebagai wadah utuk menyatukan gamet jantan dan gamet betina. Bunga pepaya
jantan berbentuk tabung rampung dengan panjang kira-kira 2,5 cm. Corolla
(mahkota bunga) terdiri dari lima helai dan berukuran kecil-kecil. Stamen (benang
sari) berjumlah sepuluh yang tersusun menjadi dua lapis dan melekat pada leher
tabung. Lapis sebelah dalam terdiri dari lima benang sari yang melekat antara
daun mahkota. Ovairum (bakal buah) menalami rudimenter sehingga tidak akan
menghasilkan buah. Pada pohon pepayajantan, yaitu pohon pepaya yang berbunga
jantan dan bertankai panjang, namun diujung rangkaian bunga terdapat beberapa
bunga sempurna yang dapat menghasilkan buah pepaya gandul (gantung).

Gonad perempuan, ovarium (ovary), berada di dalam rongga abdomen,


manggantung, dan bertaut melalui mesentrium ke uterus. Masingpmasing ovarium
terbungkus dalam kapsul pelindung yang keras dan mengandung banyak folikel.
Folikel terdiri atas satu sel telur yang dikelilingi oleh satu atau lebih lapisan sel-
sel folikel, yang memberikan makanan dan melindungi sel telur yang
berkembang. Keseluruhan dari 400.000 folikel yang dimiliki oleh seorang
perempuan sudah terbentuk sebelum kelahirannya. Dari jumlah tersebut, hanya
beberapa ratus folikel yang membebaskan sel telur selama tahun-tahun reproduksi
perempuan. Mulai pada masa pubertas dan terus berlangsung sampai menopause,
umumnya sebuah folikel matang dan membebaskan sel telurnya setiap satu siklus
menstruasi. Sel-sel folikel juga menghasilkan hormone seks utama perempuan,
yaitu estrogen. Sel telur itu didorong dari folikel dalam proses ovulasi. Jairngan
folikel sisanya kemudiantmbuh di dalam ovarium untuk membentuk massa padat
yang disebut sebagai korpus luteum (corpus luteum). Korpus luteum
mensekresikan tambahan estrogen dan progesterone, yaitu hormone yang
mempertahanakan dinding uterus selama kehamilan. Jika sel telur tidak dibuahi,
korpus luteum akan lisis, dan sebuah folikel baru akan mengalami pematangan
selama siklus berikutnya.

Sperma umumnya bersifat motil. Ekor dan bagian tengah atau leher
mengandung mikrotubul. Pada sekeliling mikrotubul bagian tengah mengandung
mitokondria dan pada bagian kepala terdapat nucleus yang dilindungi oleh tudung
kromosom.
Pada praktikum pengamatan sel sperma dapat diketahui bahwa sel sperma
pada berbagai hewan mempunyai bentuk yang berbeda-beda. Betuk sel sperma
tersebut berhubungan dengan fungsinya.

Pada percobaan ikan nila setelah dibedah tampak bagian dalamnya yaitu
insang, hati, lambung, usus, pancreas dan gelombang renang. Gelombang renang
berfungsi untuk mengatur naik turunnya ikan saat berenang.
Selain organ dalamnya terdapat juga organ bagian ikan yaitu sirip dan
sisik. Pada ikan nila adalah catenoid, bentuknya sedikit bergerigi dan fungsi sisik
yaitu untuk mengklarifikasi ikan. Fungsi sirip yaitu menyeimbangkan tubuh ikan
dan mempermudah gerakan pada saat berenang. Insang terletak di samping kepala
ikan dan pada insang, oksigen dalam air ditangkap oleh darah lalu ke pembuluh
darah. System pencernaan dari mulut kerongkongan, lambung, usus, dan berakhir
ke anus. Ikan nila memiliki sisik yang berjenis stenoid.
Fungsi dari sisik ikan Nila sendiri adalah untuk melindungi tubuh ikan. Bentuk
dari sisik ikan nila yang terbentuk stenoid seperti cycloid bundar, tetapi tekstur
tajam di permukaan.
G. KESIMPULAN

1. Bunga mempunyai struktur yaitu kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari
dan putik.

2. Persilangan tanaman terdiri dari dua tipe yaitu tipe menyerbuk sendiri dan
menyerbuk silang.

3. Bunga merupakan alat perkembangbiakan tumbuhan

4. Bunga adalah bagian tanaman yang mengandung struktur alat perbanyakkan


generatif. Pada umumnya bunga majemuk memiliki 4 organ utama, yaitu
kelopak (sepal), mahkota (petal), benang sari (stamen) dan putik (pistil).

5. Berdasarkan kelengkapan bagian bunganya, bunga dapat digolongkan ke dalam


bunga lengkap, yaitu bunga yang memiliki kelopak, mahkota, benang sari, dan
putik dan bunga tidak lengkap, yaitu bunga yang tidak memiliki ssalah satu
organ tersebut.

6. Dilihat dari alat generatifnya, ada bunga sempurna dan bunga tidak sempurna.
Bunga sempurna adalah bunga yang memiliki benag sari dan putik. Sedangkan
bunga tidak sempurna tidak memiliki salah satu organ generatif tersebut.

7. Ikan Nila (Oreochromis niloticus) merupakan hewan air jenis vertebrata.

8. Seluruh badan ikan memiliki sisikkan nila termasuk ke dalam fillum chordate
yang berarti tulang atau kerangka tubuh.

9. Sistem Ikan Nila dalam ekskresi adalah : Ginjal, Uregenital, insang, kulit

10. Bagian tubuh ikan terdiri dari :

1. Kepala (caput)
2. Trunchus (Badan)
3. Ekor (Caudal)
11. Bunga betina adalah bunga yang memiliki putik saja. Jenis bunga ini
mempunyai lima buah pistillum (putik). Adanya putik ini membentuk alur
atau garis pada buah.
12. Bagian-bagian dari bunga pepaya betina yaitu : putik dan mahkota
13. Spermatozoa atau sel sperma adalah sel dari sistem reproduksi laki-laki. Sel
sperma manusia adalah sel sistem reproduksi utama dari laki-laki. Sel sperma
manusia terdiri atas kepala yang berukuran 5 µm × 3µm dan ekor sepanjang
50 µm.
DAFTAR PUSTAKA

Nurfalah, Dena. 2017. Laporan Praktikum Pemuliaan Tanaman.


https://www.academia.edu/33616151/LAPORAN_PRAKTIKUM_PEMU
LIAAN_TANAMAN (Diakses pada tanggal 17 November 2019)

Loebis, Maju. 2013. LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI BUNGA DAN BUAH.


https://www.academia.edu/9030968/LAPORAN_PRAKTIKUM_BIOLO
GI_TENTANG_BUNGA_DAN_BUAH (Diakses pada tanggal 17
November 2019)
Muliani, Rini. 2013. SISTEM REPRODUKSI MENCIT JANTAN DAN BETINA
SERTA SIKLUS ESTRUS (APUSAN VAGINA).
https://www.academia.edu/5309901/SISTEM_REPRODUKSI_HEWAN_
JANTAN_DAN_BETINA_SERTA_SIKLUS_ESTRUS (Diakses pada
tanggal 17 November 2019)

Syaiful, Muhamad. 2016. Identifikasi Ikan Nila.


https://www.academia.edu/34545225/IKHTIOLOGI_-
_Laporan_Praktikum_Ikan_Nila (Diakses pada tanggal 17 November
2019)
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai