Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

STRUKTUR HEWAN
JARINGAN SARAF

OLEH :

NAMA : NADIA IZATUNISA


NIM : 08041382025088
KELOMPOK : 5 (LIMA)
ASISTEN : RIO WAHYU HIDAYAT

LABORATORIUM BIOSISTEMATIKA
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Mempelajari jaringan merupakan salah satu penerapan dari pembelajaran
histologi jaringan. Histologi merupakan salah satu ilmu biologi yang secara
khusus mempelajari tentang jaringan, struktur jaringan dan juga penyusun
jaringan yang dapat dipelajari melalui metode analitik secara mikroskopik.
Metode analitik secara mikroskopik dan secara kimia memudahkan dalam
melakukan penelitian terhadap senyawa-senyawa kimia yang terdapat dalam
jaringan dan penampakan sel yang menyusun jaringan itu sendiri (Harjana, 2011).
Organisme bersel terdiri dari banyak bermacam-macam sel. Kemudian sel
tersebut dikelompokkan berdasarkan struktur, bentuk, dan fungsi yang sama. Sel-
sel yang telah dikelompokkan berdasarkan persamaannya disebut dengan jaringan.
Jaringan adalah kumpulan sel sejenis yang memiliki struktur dan fungsi yang
sama untuk membentuk suatu organ. Jenis jaringan yang umumnya dimiliki oleh
vertebrata dan manusia ada empat macam, yaitu jarinan epitel, jaringan ikat,
jaringan otot, dan jaringan saraf. (Irianto, 2014).
Jaringan (tissue) adalah kumpulan sel-sel dengan struktur dan fungsi yang
sama yang sama. Jenis jaringan yang berbeda memiliki struktur berbeda yang
sesuai dengan sesuai dengan fungsinya. Suatu jaringan disatukan oleh suatu
matriks ekstraseluler lengket yang melapisi sel-sel itu atau menenun mereka
bersama-sama menjadi suatu anyaman serat. Sesungguhnya, istilah jaringan
berasal dari bahasa Latin yang berarti “tenunan”. Jaringan dapat dikelompokkan
ke dalam empat kategori utama yaitu jaringan epitelium, jaringan ikat, jaringan
saraf, dan jaringan otot (Fried dan Hademeno, 2005)

1.2. Tujuan Praktikum


Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui letak dan saraf penyusun jaringan
saraf.

Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Jaringan Saraf


Saraf adalah bagian dari sistem saraf periferal. Saraf aferen membawa sinyal
sensorik ke sistem saraf pusat, sedangkan saraf eferen membawa sinyal dari
sistem saraf pusat ke otot-otot dan kelenjar-kelanjar. Sinyal tersebut seringkali
disebut impuls saraf, atau disebut potensial akson. Sel saraf yang dinamakan pula
sel neron berbeda dengan sel-sel dari jaringan dasar lainnya karena adanya
tonjolan-tonjolan yang panjang dari badan selnya. Semua jaringan mencerminkan
sejarahnya dengan memeperlihatkan berbagai kemampuannya untuk penyesuaian
dri pada keadaan baru selama hidup mereka. Jaringan saraf juga
menspesialisasikan diri dalam kemampuan sepeti ini, menuju kearah fungsi
belajar dan ingat yang tidak begitu banyak dipahami (Gerrit, 1988).
Jaringan saraf merasakan adanya stimulus atau rangsangan dan
menghantarkan sinyal dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya. Unit
fungsional jaringan saraf adalah neuron, atau sel saraf, yang secara unik
dikhususkan untuk menghantarkan sinyal yang disebut impuls saraf. Neuron
terdiri atas sebuah badan sel dan dua atau lebih penjuluran, atau proses yang
disebut dendrite dan akson, yang panjangnya bisa mencapai satu meter pada
manusia. Dendrit menghantarkan impuls dari ujungnya menuju bagian neuron
yang lainnya. Akson menghantarkan impuls menuju neuron lainnya atau menuju
efektor (Campbell, 2004).
Menurut Zakiyyah (2018), Jaringan saraf tersusun atas sel saraf yang
disebut neuron. Setiap neuron akan saling berhubungan satu sama lain dan
membentuk sistem yang sangat kompleks untuk menghantarkan sinyal yang
disebut impuls saraf. Neuron terdiri atas badan sel, dendrit, dan akson. Badan sel
mengandung inti sel, dendrit berfungsi membawa rangsangan menuju badan sel,
dan akson berfungsi membawa rangsangan dari badan sel menuju sel saraf lain.
Neuron berdasarkan cara mengirimkan rangsang dibagi menjadi tiga, yaitu
neuron aferen, neuron intermedier, dan neuron eferen.
1) Neuron Aferen

Universitas Sriwijaya
Neuron aferen disebut juga neuron sensorik, berfungsi menerima impuls dari
reseptor. Neuron aferen akan menyampaikan rangsangan dari organ-organ
penerima rangsang untuk kemudian menyampaikannya ke sistem saraf pusat (otak
atau sumsum tulang belakang).
2) Neuron Intermedier
Neuron intermedier merupakan neuron penghubung yang akan meneruskan
rangsangan dari neuron aferen ke neuron eferen atau ke neuron intermedier yang
lain.
3) Neuron Eferen
Neuron eferen disebut juga neuron sensoris, sebagai pembawa impuls ke efektor,
yaitu otot dan kelenjar.

2.2. Macam-Macam Sel Saraf


Menurut Yulmi (2018), Sel saraf dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sel
saraf motorik, sel saraf sensorik dan sel saraf penghubung (konektor).
2.2.1. Sel Saraf Sensorik
Sel saraf sensorik bertugas untuk menyampaikan pesan dari organ ke saraf
pusat, baik sumsum tulang belakang atau otak.
2.2.2. Sel Saraf Motorik
Sel saraf motorik bertugas untuk mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke
otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan.
2.2.3. Sel saraf konektor (penghubung)
Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi
menghubungkan sel saraf motorik dengan sel saraf sensorik atau berhubungan
dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat.
Sel saraf mempunyai beberapa fungsi seperti berikut:
1. Merespons perubahan lingkungan.
2. Membawa impuls-impuls saraf (pesan) ke pusat saraf maupun sebaliknya
3.Bereaksi aktif terhadap rangsang yang datang berupa gerakan pindah atau
menghindar.

Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 26 Febuari 2021 pukul
15.00 WIB sampai dengan selesai. Bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan,
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Sriwijaya, Indralaya.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis, buku gambar,
mikroskop. Sedangkan bahan yang digunakan berupa preparat awetan.
3.3. Cara Kerja
Preparat awetan diletakan di bawah mikroskop, lalu atur mikroskop
berdasarkan aturan dasar penggunaan mikroskop. Preparat awetan diamati lalu di
berikan keterangan.

Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN DESKRIPSI

4.1. Cerebrum Capra aegagrus

Klasifikasi
1 Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Artiodactyla
Famili : Bovidae
Genus : Capra
Spesies : Capra aegagrus

Keterangan:
1. Neurons

Deskripsi:

Neuron adalah unit struktural sistem saraf. Dalam satu neuron terdapat
bagian-bagian yaitu badan sel, sebuah taju atau dendrit yang menghantarkan
rangsang ke badan sel, sebuah taju atau akson yang menghantarkan rangsang dari
badan sel. Keseluruhan neuron mungkin berukuran mikroskopik, disisi lain
sebuah taju mungkin mencapai panjang satu meter (misalnya, serabut n.
iskiadikus) (Basmajian dan Charles, 1993).

Universitas Sriwijaya
4.2. Embrio Mus musculus

Klasifikasi
1 Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Genus : Mus
Spesies : Mus musculus

Keterangan:
1. Jaringan Saraf

Deskripsi:

Embrio adalah sebuah eukariota diploid multisel dalam tahap paling awal
dari perkembangan. Dalam organisme yang berkembang biak secara seksual,
ketika sebuah sperma membuahi sebuah ovum, hasilnya adalah sebuah sel yang
disebut zigot yang memiliki seluruh DNA dari kedua orang tuanya. Dalam
tumbuhan, hewan dan beberapa protista, zigot akan mulai membelah oleh mitosis
untuk menghasilkan organisme multisel. Hasil dari proses ini disebut embrio.
Dalam hewan, perkembangan zigot menjadi embrio terjadi melalui tahapan yang
dikenal sebagai blastula, gastrula dan organogenesis (Kusumawati, 1993).

Universitas Sriwijaya
4.3. Medulla spinalis Rattus rattus

Klasifikasi
1 Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Genus : Rattus
Spesies : Rattus rattus

Keterangan:
1. Axon
2. Anterior Horn
2

Deskripsi:

Medula spinalis memanjang dari foramen magnum hingga vertebra lumbalis


pertama atau kedua. Panjang medula spinalis sekitar 40-50 cm dan diameternya 1-
1,5 cm. Dua baris berturut-turut akar saraf muncul di masing-masing sisinya.
Akar-akar saraf bergabung di distal untuk membentuk 31 pasang saraf tulang
belakang. Medula spinalis dibagi menjadi empat wilayah: servikal, torakal, lumbal
dan sakral, yang masing-masing terdiri dari beberapa segmen. Saraf tulang
belakang mengandung serabut saraf sensorik motorik dan dari seluruh bagian
tubuh. Anterior horns terdapat sel-sel motorik yang merupakan lanjutan dari
serabut saraf motoris akar saraf anterior (Basmajian dan Charles, 1993).

Universitas Sriwijaya
4.4. Thymus Felis catus

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Carnivora
Famili : Felidae
Genus : Felis
Spesies : Felis catus

Keterangan:
1. Axon

Deskripsi:
Timus merupakan organ yang sangat penting pada hewan yang masih muda.
Perkembangan timus dimulai dari sebelum pubertas sampai dengan dewasa.
Ukuran pada timus akan semakin mengecil dengan bertambahnya umur pada
hewan. Pada permukaan timus terdapat lapisan lemak, elemen fibrosa dan
jaringan timus (Dyce dkk., 2002).
Secara histologis timus terdiri dari kortek dan medula, kortek terdiri dari
limfosit T, sebaran sel retikuler epithelial, dan sedikit makrofag bewarna lebih
gelap, sedangkan medula mengandung badan Hassal yang khas, struktur ini
merupakan sel-sel retikuler epithelial gepeng yang tersusun secara konsentris dan
dipenuhi filament keratin dan bewarna lebih terang (Junqueira dan jose, 2007).

Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan, maka didapatkan


beberapa kesimpulan, antara lain:
1. Jaringan saraf adalah jaringan yang berfungsi menerima dan menghantarkan
impuls sensorik dan motorik.
2. Jaringan saraf tersusun atas sel saraf yang disebut neuron. Neuron terbagi
menjadi tiga yaitu neuron aferen, neuron intermedier, dan neuron eferen.
3. Sel saraf ada tiga macam yaitu sel saraf motorik, sel saraf sensorik dan sel saraf
penghubung (konektor).
4. Medula spinalis terbagi 4 wilayah yaitu servikal, torakal, lumbal dan sakral,
yang masing-masing terdiri dari beberapa segmen.
5. Perkembangan timus, timus akan semakin mengecil dengan bertambahnya
umur pada hewan.

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Abdian, M., Cut, D, I., dan Hamdani, B. 2017. Gambaran Histologis Timus Ayam
Kampung (Gallus gallus domesticus) Pada Umur Berbeda. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Veteriner. 1(3): 593.
Basmajian, J, V., dan Charles, E, S. 1995. Grant Metode Anatomi Berorientasi
Pada Klinik. Jakarta : Binarupa Aksara.
Harjana, Tri. 2011. Histologi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Natsir, M. 2016. Pengembangan Modul Berbasis Inquiri Pada Materi Jaringan
Hewan Kelas XI Madrasah Aliyah (MA) Syekh Yusuf Kec.Sombaopu
Kab.Gowa. Skripsi. Makassar:Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri (Uin) Alauddin.
Samsinar. 2018. Pengaruh Pemberian Tuak Terhadap Morfologi Fetus Mencit
(Mus musculus) ICR. Skripsi. Makassar: Fakultas Sains Dan Teknologi UIN
Alauddin.
Yani, W, H. 2019. Pengaruh Media Ular Tangga Terhadap Aktivitas dan Hasil
Belajar Siswa di SMA Negeri 2 Banda Aceh. Skripsi. Banda Aceh:Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam.
Yulmi. 2018. Pengembangan Buku Saku Bergambar Sebagai Media Belajar
Mandiri Pada Materi Struktur dan Fungsi Jaringan Pada Tumbuhan dan
Hewan. Skripsi. Lampung: Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Raden Intan.

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

(Cerebrum Capra aegragus) ( Embrio Mus musculus)

(Medulla spinalis Rattus rattus) (Thymus Felis catus)

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai