Organogenesis terdiri dari dua periode, yaitu pertumbuhan antara dan pertumbuhan
akhir. Pada periode pertumbuhan antara atau transisi terjadi transformasi dan differensiasi
bagian-bagian tubuh embrio dari bentuk primitive sehingga menjadi bentuk definitif. Pada
periode ini embrio akan memiliki bentuk yang khusus bagi suatu spesies. Pada periode
pertumbuhan akhir, penyelesaian secara halus bentuk definitive sehingga menjadi ciri suatu
individu. Pada periode ini embrio mengalami penyelesaian pertumbuhan jenis kelamin, watak
(karakter fisik dan psikis) serta wajah yang khusus bagi setiap individu (Majumdar, 1985).
Pada embrio awal, saluran pencernaan merupakan suatu saluran sederhana, lebih ke
kaudal terbentuk usus, dan bagian tengah saluran pencernaan ini berhubungan dengan
kantung yolk. Pada ujung kaudal dari usus terbentuk suatu lekukan tempat pertemuan
endoderm dengan ektoderm yang disebut proctodeum. Kedua lapisan ini dibatasi oleh
membrane kloaka yang kemudian akan pecah untuk membentuk anus.
Di bagian kaudal lambung (masih wilayah usus depan) terbentuk tiga organ yang
merupakan turunan saluran pencernaan, yaitu hati, pancreas, dan duodenum. Perkembangan
awal hati di wilayah usus depan adalah berupa penggembungan atau disebut divertikulum
hati. Divertikulum hati (corda hepatic) merupakan tonjolan yang keluar dari usus depan,
masuk ke mesenkim (mesoderm hepatic) yang ada di sekeliling lambung. Mesenkim
menginduksi endoderm diverticulum hati untuk berproliferasi, bercabang, dan membentuk
sel-sel hati. Sebagian dari diverticulum hati (bagian yang terdekat dengan saluran
pencernaan) akan berfungsi sebagai saluran hati dan cabangnya akan membentuk kantung
empedu.
Awalnya, pancreas berkembang juga berupa diverticulum yang muncul pada bagian
dorsal dan vebtral usus depan. Kemudian, diverticulum yang berasal dari sebelah dorsal dan
vebtral saluran pencernaan tepat di sebelah kaudal kantung empedu berfusi membentuk
pancreas. Saluran pencernaan yang berasal dari usus depan adalah : farinks, oesofagus,
ventriculus, dan duodenum.
Dalam perkembangannya, usus tengah akan menjadi usus halus lanjutan duodenum,
yaitu jejunum dan ileum dan sebagian dari usus besar, yaitu colon ascenden. Selanjutnya,
usus belakang akan berkembang menjadi sebagian besar usus besar, yaitu colon transversum
dan colon descenden serta kantung alantois. Sebagian dari kantung alantois yaitu pangkalnya
kelak akan berkembang menjadi vesica urinaria (kantung kemih).
2. Pembentukan faring
Terdapat 4 pasang kantung faring yang masing kantung memiliki peran tersendiri, antara lain:
Tahap I: Perkembangan bersifat sementara. Tubulus ginjal awal berupa pronefros merupakan
hasil induksi sel duktus pronefros yang bermigrasi ke arah kaudal terhadap mesenkim
nefrogenik. Pronefros berdegenerasi dan terbentuk tubulus mesonefros .
Tahap II: Ginjal metanefros mamalia terbentuk dari induksi tunas ereter dengan cara
mesenkim metanefrogenik menginduksi pasangan duktus wolf. Tunas ereter yang terbentuk
akhirnya akan terpisah dari duktus wolf menjadi duktus pengumpuldan ureter.
Tahpan III: Tahap fungsional merupakan tahap dimana sinyal dari mesoderm paraksial akan
menginduksi mesoderm intermediet untuk membentuk metanefros.
Induksi resiprokal adalah suatu pembentukan jaringan ginjal terjadi interaksi timbal balik
antara mesenkim metanefrogrnik dengan tunas ureter.
2. Perkembangan gonad indeferen menjadi testis
BSK (Bakal Sel Kelamin) bermigrasi dari korteks gonad ke dalam pita-pita seks
primitif di medula lalu berkembang menjadi tubulus seminiferus. BSK berkembang menjadi
spermatogonia dan akhirnya menjadi spermatozoa. Tubulus seminiferus berhubungan dengan
rete berkembang di bagian dorsal gonad. Saluran rete testis berhubungan dengan tubulus
mesonefros dan melalui duktus mesonefros sperma dapat dikeluarkan. Bila bagian medula
testis menjadi bagian yang lebih berkembang dan fungsional maka bagian korteks mengalami
reduksi dan diubah menjadi lapisan epitel tipis yang membungkus testis.
Pada embrio betina, bagian medula gonad akan tereduksi, pita seks primitif disersobsi dan
bagian dalam gonad dewasa diisi dengan mesenkim yag dimasuki oleh pembuluh darah. BSK
tetap terdapat di korteks yang menebal dan membentuk kelompok sel ke bagian dalam yang
pada manusia disebut sebagai pita seks sekunder. Korteks dan sekelompok sel mengelilingi
satu atau beberapa BSK dan keseluruhannya akan membentuk folikel telur. BSK kemudian
menjadi oogonia yang memasuki tahap awal oogenesis dan sel lainnya menjadi sel folikel.
Sumber: Majumdar, N.N. 1985. Textbook of Vertebrate Embryology. Ed. 5. New Delhi: Tata
McGraw Hill.
RESUME
ORGANOGENESIS DERIVAT ENDODERM DAN MESODERM
Disusun oleh:
Rosita Andria Dewi
160341606004