Disusun Oleh :
Partner 6B
Nama NIM
Windy Shafitri 180805015
Silvia Khairunnisa Syafriani 190805016
Muhammad faldhy Maliki 190805079
Anisyah Nasution 200805003
Devi Putricia Br. Purba 200805010
Lamriati Siringo-Ringo 200805017
Shafrida Hanim 200805032
Fernandes Antonius Simangunsong 200805062
Sevenris Tunggul Palentino Silaban 200805083
Siti Rahmayuni 200805085
Rafiqah Fitria Nasution 200805111
Laila Wulandari 200805115
Disusun Oleh :
Partner 6B
Nama NIM
Windy Shafitri 180805015
Silvia Khairunnisa Syafriani 190805016
Muhammad faldhy Maliki 190805079
Anisyah Nasution 200805003
Devi Putricia Br. Purba 200805010
Lamriati Siringo-Ringo 200805017
Shafrida Hanim 200805032
Fernandes Antonius Simangunsong 200805062
Sevenris Tunggul Palentino Silaban 200805083
Siti Rahmayuni 200805085
Rafiqah Fitria Nasution 200805111
Laila Wulandari 200805115
( Rinaldi Aripin )
BAB 1
PENDAHULUAN
Tentukanlah :
a. Hitunglah nilai pindah silang
b. Buatlah peta jarak gen T,U,B
BAB 4
4.2 Perhitungan Nilai Pindah Silang (NPS) dan Peta Jarak Gen
Tanaman kacang kapri (Pisum sativa) dipengaruhi oleh beberapa gen antara
lain gen T (batang tinggi) dengan alelnya t (batang pendek), gen U (bunga ungu)
dengan alelnya u (bunga putih) dan gen B (biji bulat) dengan alelnya b (biji keriput).
Testcross antara kapri dengan genotip TtUuBb x ttuubb menghasilkan keturunan
sebagai berikut :
TUB = 235 individu tUB = 7 individu
TUb = 40 individu tUb = 62 individu
TuB = 60 individu tuB = 48 individu
Tub = 4 individu tub = 270 individu
Tentukanlah :
a. Hitunglah nilai pindah silangnya
b. Buatlah peta jarak gen diantara gen T, U, dan B.
Jawaban:
= 4+7 x 100 %
726
= 1,5 %
b. Peta jarak gen diantara gen T, U dan B
Testcross antara kacang kapri dengan Genotipe TtUuBb x ttuubb Akan
menghasilkan keturunan sebagai berikut :
Tub : 62 individu
TuB : 60 individu
tuB : 48 individu
TUb : 40 individu
TuB :7 individu
Tub :4 individu +
= 726 individu
Jarak pada gen dengan nilai NPS
U T B
u t b
u t B : 48
U t b : 62
u T B : 60
u T b : 40
= (62+7+60+40)
726
= 10,53 %
u T B
u t b
U t B : 48
U t B : 7
U T b : 40
u T b 48
= 48+7+4+40
726
= 13,5 %
U 10,53% T 13,5 % B
Berdasarkan skema 4.2 didapatkan nilai pindah silang 1,5% dan peta jarak
gen didapatkan hasil bahwa jarak antara gen U T = 10,53 % dan jarak antara gen
B T = 13,5 %.
Menurut Reflinur ( 2015) Peta genetik (linkage maps) menunjukkan posisi
dan jarak genetik relatif antara marka-marka DNA di sepanjang kromosom suatu
spesies. Pada prinsipnya, susunan atau urutan marka dalam suatu peta keterpautan
dihitung berdasarkan konsep segregasi dan rekombinasi, seperti yang dipaparkan
dalam teori pewarisan pada hukum Mendel. Ketersediaan peta genetik dengan
tingkat resolusi tinggi akan mempermudah penentuan lokus suatu gen dalam
kromosom, jumlah gen, dan kekuatan gen yang bertanggung jawab terhadap
karakter tertentu. Gen yang bertanggung jawab terhadap karakter kualitatif
maupun kuantitatif dikenal sebagai quantitative trait loci Makin banyak jumlah
marka DNA yang digunakan dalam analisis segregasi, peluang untuk mendapatkan
peta genetik yang lebih lengkap akan makin tinggi. Peta genetik juga dapat
memfasilitasi pemulia tanaman dalam mengintrogresikan gen atau QTLs yang
diinginkan melalui program MAS dan membantu para peneliti dalam studi
komparatif kemiripan susunan dan fungsi suatu gen dalam mengekspresikan
fenotipe dari spesies spesies yang berbeda Bahkan, ketersediaan peta genetik
menjadi dasar dalam kloning suatu gen yang bertanggung jawab terhadap karakter
yang memiliki nilai ekonomis tinggi atau yang dikenal sebagai positional or map-
based cloning. Dalam pembentukan peta genetik, metode dan teknik yang
digunakan harus sederhana, tetapi tingkat akurasinya tinggi, mudah diadopsi oleh
pengguna, cepat dalam pengerjaannya, dan efektif dalam biayanya. Pada dasarnya
pemetaan genetik didasarkan pada prinsip bahwa gen (marka atau lokus)
bersegregasi melalui rekombinasi kromosom selama proses meiosis sehingga
memungkinkan para pemulia melakukan analisis segregasi gen tersebut pada
individu-individu Gen atau marka DNA yang saling berdekatan (tightly-linked
markers) diwariskan secara bersama-sama dari tetua kepada progeninya dengan
frekuensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan gen atau marka yang letaknya
berjauhan satu dengan lainnya ada suatu populasi yang bersegregasi, genotipe
tetua maupun genotipe heterozigot (rekombinan) akan diwariskan pada generasi
berikutnya sebagai hasil persilangan dari kedua tetua. Dengan demikian dapat
dihitung fraksi rekombinasi yang menjadi dasar dalam menghitung jarak
genetik diantara marka DNA yang dipetakan. Selanjutnya, nilai fraksi
rekombinasi tersebut dikonversi menggunakan suatu fungsi (mapping function)
ke dalam satuan peta map yang dikenal dengan istilah centi Morgan (cM).
Menurut Efendi (2020) Pemetaan genetik (genetik mapping) berguna untuk
menunjukkan posisi gen dan fitur urutan lain pada genom. Pautan genetik (genetik
linkage) yaitu kecenderungan alel-alel pada dua atau lebih lokus suatu berkas
kromosom yang sama (kromatin) untuk bersegregasi bersama. Pautan genetik dapat
dideteksi secara statistik dengan analisis asosiasi antara dua atau lebih sifat yang
menjadi ekspresi gen pada lokus yang terlibat. ada dua fase yang terjadi antara dua
lokus yang terpaut Pemetaan fisik (physical mapping) yaitu teknik biologi molekuler
untuk memeriksa molekul DNA secara langsung dengan rangka untuk mengontruksi
peta yang menunjukan posisi urutan termasuk gen. pemetaan genetik biasa memiliki
resolusi yang relatif buruk dan cenderung tidak akurat. untuk menyempurnakannya
dibutuhkan pemetaan fisik jika peta tersebut akan digunakan dalam pengurutan
genom. pemetaan fisik dihasilkan oleh metode yang menemukan posisi urutan
tertentu pada molekul DNA kromosom
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah:
a. Pindah silang merupakan peristiwa bertukarnya bagian kromatid dengan
bagian berkas kromatid lain yang menyebabkan pergantian alel diantara
kromosom yang homolog. Pindah silang meningkatkan keanekaragaman hayati
genetik selain yang dihasilkan oleh pengelompokkan gen secara bebas.
Pristiwa pindah silang diikuti oleh patah dan melekatnya kromatid pada waktu
profase dalam pembelahan meiosis.
b. Pada simulasi peniruan brbagai bentuk kromosom hendak memisah maka
kromatid yang bersilang itu melekat dan putus dibagian khiasma sehingga titik
temu persilangan antara dua kromatid akan menghasilkan kombinasi yang
berbeda yaitu kombinasi parental dan rekombinasi pada fenotipenya.
5.2 Saran
Saran dari praktikum ini adalah:
a. Sebaiknya praktikan lebih menguasai materi yang diberikan
b. Sebaiknya praktikan lebih semangat dalam praktikum
c. Sebaiknya lebih aktif bertanya dan ceria dalam menjalani praktikum
DAFTAR PUSTAKA
Pulpen Warna
Kawat berwarna
Kertas HVS
Lampiran 2. Foto Kerja