Anda di halaman 1dari 9

RESPIRASI BAKTERI

LAPORAN PRAKTIKUM

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi yang diampu oleh


Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M. Pd. dan Kennis Rozana, S. Pd., M. Si.

Disusun Oleh:
Kelompok 3/Offering I
1. Dea Audina (190342621264)
2. Dipta Septiya Rena Ningtiyas (190342621306)
3. Hanif Amirusdi Puteno (170342615586)
4. Luthfi Angely Pinandhita R. (190342621238)
5. Yulia Dewi Wulandari (190342621201)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI S1 BIOLOGI
Maret 2021
A. Topik
Respirasi Bakteri

B. Tanggal
Senin, 8 Maret 2021

C. Tujuan
- Untuk memperoleh keterampilan membuat medium cair
- Untuk mengetahui sifat repirasi bakteri

D. Dasar Teori
Respirasi bakteri merupakan penguraian bahan makanan yang
menghasilkan energi (Syamsuri, 1980). Respirasi bakteri didefinisikan sebagai
penggunaan rantai angkut elektron untuk mengantarkan elektron ke penerima
elektron anorganik akhir. Energi diperoleh melalui fosforilasi oksidatif tetapi
prosesnya dapat menggunakan oksigen sebagai penerima elektron terakhir atau
senyawa anargonik lainnya (Pelczar, 1986). Jika dilihat dari perbedaan kebutuhan
oksigen bebas dari udara untuk respirasi bakteri maka dikenal adanya respirasi
aerob dan anaerob. Menurut Utami (2004), Respirasi aerob adalah respirasi yang
menggunakan oksigen bebas sebagai penerima elektron. Sedangkan repirasi
anaerob adalah respirasi yang menggunakan senyawa anorganik sebagai penerima
elektron.
Pertumbuhan bakteri diartikan sebagai penambahan jumlah atau total massa
sel yang melebihi inoculum asalnya. Menurut (Dwidjoseputro, 1994), faktor-
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri yaitu:
1. Temperatur, pada umumnya bakteri bertumbuh baik pada kisaran suhu 25-
35oC. Keadaan lingkungan yang lembab dan kadar air yang tinggi akan
menjadi keuntungan bagi bakteri.
2. Cahaya matahari, kandungan sinar ultraviolet dapat membuat bakteri mati.
3. Zat kimia, antibiotik, logam berat dan senyawa-senyawa kimia tertentu
dapat menghambat bahkan mematikan bakteri.
Menurut Darmawan (2010) dalam pemanfaatan Oksigen (O2) untuk
respirasinya, bakteri dibagi menjadi empat kelompok yaitu sebagai berikut:
1. Aerob obligat, yaitu kelompok bakteri yang membutuhkan (O2) yang sangat
banyak sebagai akseptor akhir dalam oksidasi biologis atau respirasi aerob.
2. Anaerob obligat yaitu kelompok bakteri yang tidak membutuhkan O2 bebas,
bahkan jika kontak dengan oksigen akan mematikan organisme tersebut.
3. Fakultatif aerob atau fakultatif anaerob, dapat menggunakan O2 sebagai
akseptor elektron, atau sebagai penggantinya, diambil oksigen dari garam-
garam seperti NaNO3 Penggunaan pengganti ini kadang-kadang disebut
jugarespirasi anaerob.
Mikroaerofil, bakteri kelompok ini akan terhambat pertumbuhnya
olehoksigen yang jenuh. Pertumbuhan terbaik baik bagi kelompok organisme
iniadalah konsentrasi oksigen terbatas

E. Alat dan Bahan


1. Alat
- Timbangan
- Sendok
- Jarum inokulasi berkolong
- Kaca pengaduk
- Labu Erlenmeyer
- Inkubator
- Gelas ukur 10 ml
- Otoklaf
- Kompor gas
- Rak tabung reaksi
- Gunting
- Tabung reaksi

2. Bahan
- Beef extract
- Bacto peptone
- Aquades
- Kapas
- Kain kassa
- Alcohol 70%
- Lisol
- Vaseline
- Sabun cuci
- Lap
- Benang kasur
- Biakan bakteri

F. Prosedur Kerja
1. Medium cair dibuat dengan formula seperti medium Nutrient Agar (NA),
tetapi tanpa ditambahkan agar powder.
2. Tabung reaksi diisi untuk tiap kelompok kerja. Masing-masing tabung diisi 5
ml medium.
3. Semua medium dan aquades disterilkan dengan menggunakan otoklaf.
4. Ditunggu selama 1 X 24 jam, jika medium tetap jernih berarti medium ini
steril dan siap digunakan.
5. Dipilih 2 macam koloni bakteri yang akan diperiksa.
6. Kedua macam suspensi bakteri diinokulasikan secara aseptik ke dalam
medium cair. Tiap macam suspensi bakteri diinokulasikan ke dalam tabung
medium cair sebanyak 1 kolong jarum inokulasi berkolong. Tabung reaksi
diputar-putar diantara kedua belah tangan sehingga diperoleh suspensi yang
merata.
7. Biakan bakteri diinkubasikan pada suhu 370C.
8. Pertumbuhan bakteri diamati setelah 1 X 24 jam atau 2 X 24 jam.

G. Data
Tabel 1 Hasil Pengamatan dan Penentuan Tipe Respirasi Bakteri

Kode Kultur Cair Lokasi Kekeruhan Tipe Respirasi


A Di bawah permukaan Mikroaerofil
B Di atas Aerob
C Merata Anaerob fakultatif
D Di dasar Anaerob obligat

Gambar Kultur Cair Pengamatan Respirasi Bakteri


Sumber: PPT Mikrobiologi, 2021
H. Analisis Data
Berdasarkan hasil pengamatan diatas diperoleh 4 kultur cair untuk pengamatan
respirasi bakteri. Dimana gambar A adalah koloni bakteri dengan tipe respirasi
mikroaerofil karena setelah bakteri diinokulasikan dan diinkubasi selama 1 X 24
jam sampai 2 X 24 jam, terdapat bagian keruh pada medium cair yang terletak
dibawah permukaan. Gambar B adalah tipe respirasi aerob karena bagian keruh
berada di atas dari medium cair. Gambar C merupakan tipe respirasi anaerob
fakultatif sebab pada medium cair kekeruhannya merata ke semua bagian. Pada
gambar D tipe respirasinya adalah anaerob obligat karena lokasi kekeruhan pada
medium cair terletak pada bagian dasar.

I. Pembahasan
Pengamatan tipe respirasi bakteri biasanya menggunakan media cair karena
pertumbuhan bakteri tersebut dapat diamati dengan lebih jelas dengan cara
mengamati akumulasi dari koloni sel yang tumbuh. Respirasi yang menggunakan
oksigen bebas sebagai penerima elektron disebut respirasi aerob, sehingga yang
menggunakan senyawa anorganik sebagai penerima elektron disebut respirasi
anaerob (Utami et al., 2018).
Hasil pengamatan tabung A merupakan bakteri mikroaerofil. Koloni bakteri
ini merupakan jenis yang membutuhkan oksigen dalam konsentrasi rendah untuk
bertahan hidup, tapi hanya dalam konsentrasi rendah. Bakteri jenis ini
memerlukan oksigen karena tidak mampu melakukan fermentasi ataupun respirasi
anaerobik. Tapi, jenis ini akan teracuni jika terpapar konsentrasi oksigen yang
tinggi. Bakteri mikroaerofil lebih suka tumbuh dalam konsentrasi oksigen 2–10%
daripada konsentrasi oksigen 20% (Alfred E Brown; Harold J Benson, 2011).
Bakteri aerobik adalah bakteri yang memerlukan oksigen untuk proses
metabolisme dan respirasi seluler. Bakteri yang berada ditabung B merupakan
bakteri aerob yang menggunakan oksigen untuk melakukan metabolisme senyawa
seperti karbohidrat dan lemak untuk menghasilkan energi. Maka dari itu koloni
bakteri berada di permukaan media. Jenis ini juga dapat menghasilkan lebih
banyak energi ATP daripada respirasi anaerobik atau fermentasi, tapi ia rawan
terkena stres oksidatif.
Tabung C terisi oleh bakteri anaerob fakultatif. Bakteri ini tumbuh sangat
baik secara aerob tetapi juga memiliki kemampuan untuk tumbuh secara anaerob
jika oksigen ada. Metabolisme mereka fleksibel karena dalam kondisi aerobik
mereka bisa melakukan respirasi untuk menghasilkan energi, tetapi jika oksigen
tidak ada, mereka dapat beralih ke fermentasi yang tidak membutuhkan oksigen
untuk produksi energy (Alfred E Brown; Harold J Benson, 2011). Bakteri yang
berkembang dibagian bawah dasar medium cair seperti pada tabung D merupakan
bakteri anaerob, lebih tepatnya bakteri anaerob obligat. Bakteri ini tidak dapat
mentolerir oksigen dan harus dibudidayakan dalam kondisi di mana oksigen
benar-benar tidak ada, jika tidak bakteri akan mati. Organisme ini melakukan
fermentasi atau anaerobik respirasi, di mana senyawa anorganik, seperti nitrat dan
sulfat, pengganti oksigen dalam transpor elektron sebagai elektron terminal
akseptor (Alfred E Brown; Harold J Benson, 2011).

J. Kesimpulan
Pengamatan respirasi bakteri ini memberikan keterampilan membuat medium cair
yang berupa NA (Natrium Agar).
Pengamatan respirasi bakteri menunjukkan bahwa koloni bakteri A bersifat
mikroaerofil dengan titandai dengan bakteri tumbuh sedikit dibawah permukaan
medium NC pada medium cair. Sedangkan pada respirasi koloni bakteri B bersifat
aerob dengan ditandai bakteri tumbuh dipermukaan medium NC. Pengamatan
respirasi bakteri pada koloni bakteri C bersifat anaerob dimana kekeruhan
menyebar secara menyeluruh di medium NC. Pada pengamatan respirasi koloni
bakteri D bersifat anaerob obligat dimana kekeruhan berada di dasar medium NC.

K. Diskusi
1. Mengapa ada variasi tipe respirasi bakteri?
Jawab: Respirasi merupakan penggunaan rantai angkut elektron untuk
mengantarkan elektron ke penerima elektron anorganik akhir. Energi
diperoleh melalui fosforilatif oksdatif tetapi prosesnya dapat
menggunakan oksigen sebagai penerima elektron terakhir (respirasi
aerob) atau senyawa anorganik lainnya (respirasi anaerob). Gas-gas
utama yang memengaruhi pertumbuhan bakteri adalah oksigen dan
karbondioksida. Bakteri memperlihatkan keragaman yang luas dalam
respon terhadap oksigen bebas dan atas dasar tersebut maka bakteri
dapat dibedakan menjadi bakteri aerobic, anaerob, anaerob fakultatif,
dan mikroanaerob. Mikroorganisme menunjukkan keragaman yang
besar dalam kemampuannya menggunakan oksigen bebas (O2) untuk
respirasi sel. Variasi dalam penggunaan O2 mencerminkan keragaman
dalam sistem biooksidatif yang ada di berbagai spesies (Cappucino &
Sherman, 2014).

2. Mengapa bakteri yang mempunyai tipe respirasi aerob berada pada


permukaan medium NC? Jelaskan!
Jawab: Aerob membutuhkan keberadaan atmosfer oksigen untuk
pertumbuhan. Sistem enzim mereka memerlukan penggunaan O 2,
sebagian akseptor hydrogen (elektron) akhir dalam degradasi oksidatif
lengkap dari molekul berenergi tinggi seperti glukosa. Semua
organisme yang dapat hidup di lingkungan O2, memiliki enzim
superoksida dismutase yang dihasilkan oleh sistem metabolisme.
Selain itu, organisme ini juga memiliki enzim katalase yang
menguraikan H2O2 (Cappucino & Sherman, 2014).

3. Mengapa bakteri mempunyai tipe respirasi anaerob fakultatif tersebar di


seluruh medium NC? Jelaskan!
Jawab: Anaerob fakultatif dapat tumbuh jika ada maupun tidak adanya
oksigen bebas. Mereka lebih suka menggunakan oksigen untuk
respirasi aerobic. Namun, dalam lingkungan yang kekurangan oksigen,
respirasi sel dapat terjadi secara anaerob, menggunakan senyawa
seperti nitrat (NO3-) atau sulfat (SO4-2) sebagai penerima hydrogen
akhir atau melalui jalur fermentatif (Cappucino & Sherman, 2014).

4. Mengapa bakteri mempunyai tipe respirasi anaerob obligat berada di bagian


dasar medium NC? Jelaskan!
Jawab: Anaerob obligat tidak membutuhkan oksigen bebas untuk
pertumbuhan karena sistem enzim oksidatifnya membutuhkan
keberadaan molekul selain O2 untuk bertindak sebagai akseptor
hydrogen (elektron) akhir. Pada organisme seperti ini, dalam
keaadaan aerob, atmosfir yang menghasilkan oksigen menyebabkan
pembentukan akhir produk metabolik yang beracun, seperti
superoksida, radikal bebas oksigen. Ketidaktahanan mikroba anaerob
obligat disebabkan tidak adanya enzim superoksida dismutase dan
katalase yang akan mengubah superoksida yang terbentuk dalam sel
mereka karena adanya oksigen (Cappucino & Sherman, 2014).

5. Mengapa digunakan medium cair untuk pengamatan sifat respirasi bakteri?


Jawab: Pada prosedur pengamatan respirasi mikroba menggunakan medium
cair dengan tujuan untuk memudahkan dalam mengamati titik kumpul
atau persebaran mikroba. Setelah mikroba (inoculum) dimasukkan ke
dalam media cair, tabung reaksi dikocok untuk menyebarkan
mikroorganisme ke seluruh agar (Cappucino & Sherman, 2014).

6. Mengapa terjadi perbedaan tempat akumulasi sel-sel bakteri?


Jawab: Gas-gas utama yang memengaruhi pertumbuhan bakteri adalah
oksigen dan karbondioksida. Bakteri memperlihatkan keragaman
yang luas dalam respon terhadap oksigen bebas dan atas dasar tersebut
maka bakteri dapat dibedakan menjadi bakteri aerobic, anaerob,
anaerob fakultatif, dan mikroanaerob. Mikroorganisme menunjukkan
keragaman yang besar dalam kemampuannya menggunakan oksigen
bebas (O2) untuk respirasi sel. Variasi dalam penggunaan O2
mencerminkan keragaman dalam sistem biooksidatif yang ada di
berbagai spesies. Bakteri aerob akan menunjukkan pertumbuhan di
permukaan, mikroorganisme anaerobik obligat pertumbuhannya
terletak di dasar tabung, dan mikroorganisme anaerobic fakultatif
pertumbuhannya menyebar di medium (Cappucino & Sherman, 2014).
L. Daftar Rujukan
Alfred E Brown; Harold J Benson. 2011. Pure Culture Techniques. In Benson’s
microbiological applications : laboratory manual in general microbiology (pp.
73–78). https://umb.umassonline.net/bbcswebdav/pid-2845728-dt-content-
rid-20860196_1/courses/B2810-4676/Pure Culture
Technique_Benson_2011.pdf
Cappuccino, J. G. dan N. Sherman. 2014. Microbiology a Laboratory Manual (10th
Ed). San Francisco: Pearson Education, Inc: Publishing as Benjamin
Cummings.
Darmawan, Ericka. 2010. Pertumbuhan Bakteri pada Medium Cair. JavAurora

Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.


Pelczar, Michael, dkk. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas
Indonesia

Syamsuri, Istamar. 1980. Biologi SMA. Erlangga: Jakarta


Utami, U., Harianie, L., Kusmiyati, N., & Fitriasari, P. D. 2018. BUKU PETUNJUK
PRAKTIKUM Mikrobiologi Umum. UIN MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG, 1–49.

Utami, Ulfa. 2004. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: Universitas Islam


Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai