Anda di halaman 1dari 59

MEGASPOROGENESIS

Gambar bagian putik (pistillum)


(www.csu.edu.au)
Gambar penampang lintang pada gynoecium lilium
(www.skidmore.edu)
Lilium ovary with ovule

ovule
Location of ovules inside a Helleborus foetidus flower
MEGASPORANGIUM

Gambar 58. Penampang membujur ovulum Limnocharis emarginata


(Bhojwani dan Bhatnagar 1974)

Ovulum megasporangium + integumen


Ovulum melekat pada plasenta di dinding paling dalam ovarium
Tipe ovulum pada Angiospermae berdasarkan posisi mikropil
terhadap funikulus
1. Orthotropus =mikropil menghadap ke atas,mikropil terletak
segaris dengan funikulus (ex. Piper, Polygonum, Cycas)
2. Anatropus =mikropil dan funikulus letaknya sangat berdekatan
(sebagian besar Angiospermae)
3. Kampilotropus= ovulum berbentuk kurva
(ex. Leguminosae, Cruciferae)
4. Hemianatropus = nuselus dan integumen terletak ± di sudut
funikulus (ex. Ranunsulus)
5. Amphitropus = ovulum berbentuk seperti sepatu kuda
(ex. Lemna, Poppy, Alisma)
6. Circinotropous = ovulum membelok lebih dari 360°, funikulus
bergelung di sekeliling ovule
(ex. Cactaceae (opuntia), Plumbaginaceae)
Ovule Types
Types of ovules.
a)Anatropous; b) orthotropous, c) hemi anatropous,
d) campylotropous, e) amphitropous.

•m-micropyle; ii-inner integument; oi-outer integument;


•n-nucellus; es-embryo sac; and f-funiculus.
A. Orthotropous, B. Anatropous, C. Hemianatropous
D. Campylotropous, E. Amphitropous, F. Circinotropous
Ovule Position
Umumnya familia-familia dalam Angiospermae (82%)
mempunyai tipe ovulum anatropus.
• Integumen
Biasanya ovulum mempunyai satu atau dua
integumen
- Sympetalae umumnya unitegmig
- Polypetalae dan monokotil
bitegmig
- Olacaceae ategmig
Ovule Integument Types
• Gambar 60. Tahap perkembangan ovulum Aquilegia
vulgaris. Panah menunjukkan titik pada primordia
integumen (Bhojwani dan Bhatnagar, 1974).
Endothelium

Pada Compositae, Lentibulariaceae,


Orobanchaceae unitegmig, ovulum
tenuinuselat, nuselus degenerasi saat awal
perkembangan ovulum lapisan integumen
terdalam berfungsi nutritif bagi kantung embrio
terspesialisasi
• Gambar 61. Endotelium pada Compositae.
A. Volutarella, pada stadium tetrad megaspora.
B.Glossocardia bosvallia, pada saat ferlilisasi (Bhojwani
dan Bhatnagar, 1974).
Mikropil lubang untuk masuknya tabung
polen ke dalam kantung embrio

• Pada ovulum bitegmig mikropil dibentuk 2


integumen atau salah satu
Yang dibentuk integumen luar eksostome
Yang dibentuk integumen dalam endostome
Ovule Micropyle Types
Obturator
penunjuk jalan/pemandu tabung polen
ke arah mikropil
memberi nutrisi pada tabung polen

• Bentuk :
- Pembengkakan funikulus (Acanthaceae,
Anacardiaceae, Labiatae, Magnoliaceae)
- Funikulus seperti lutut (Crinum)
- Kumpulan sel-sel rambut rambut
epidermis glandular pada funikulus
• Gambar 62. Tetragonia tetragonioides. A. Penampang memanjang
ovulum pada stadium kantung embrio masak. Terdapat obturator
pada kedua sisi funikulus. B. Menunjukkan multiseluler, rambut-
rambut obturator (Bhojwani dan Bhatnagar, 1974).
Nuselus
dinding megasporangium
• Masing-masing ovulum hanya mempunyai 1
nuselus
• Berdasarkan perkembangan nuselus
1. Tenuinuselus
sel induk megaspora terletak langsung
di bawah epidermis nuselus.
2. Krasinuselus
sel induk megaspora dipisahkan dari sel
epidermis nuselus oleh 1 atau beberapa lapis
sel
Ovule Nucellus (Megasporangium) Type
• Gambar 63. Megasporogenesis pada ovulum tenuinuselat Elytraria
acaulis. A.B. Stadium sel induk megaspora C. Stadium tetrad D.
Megaspora fungsional di bagian kalaza yang memanjang dan 3
megaspora yang degenerasi. (Bhojwani dan Bhatnagar, 1974).
• Gambar 64. Megasporogenesis pada ovulum krasinuselat
Myriophyllum intermedium. A. Setelah pembelahan sel arkesporium,
terbentuk sel parietal primer dan sel sporogen primer. B.sel parietal
primer membelah periklinal, sel sporogen primer memanjang. C.
Stadium diad. D. Stadium tetrad (Bhojwani dan Bhatnagar, 1974).
PEMBENTUKAN OVUM PD OVULE
Megasporogenesis & Megagametogenesis
Megasporogenesis & Megagametogenesis
• Megasporogenesis dan Megagametogenesis

tergantung jumlah inti megaspora yang


memegang peranan dalam perkembangan, maka
gametofit betina Angiospermae digolongkan menjadi 3
tipe :
1. Monosporik satu dari 4 inti megaspora yang
berperanan dalam perkembangan gametofit
2. Bisporik dua inti megaspora yang
berperan
3. Tetrasporik empat inti megaspora yang
berperan
Megasporogenesis & Megagametogenesis
Megasporogenesis & Megagametogenesis
Polygonum
Oenothera Monosporik
Allium
Endymion Bisporik
Adoxa
Penaea
Plumbago
Peperomia
Drusa Tetrasporik
Fritillaria
Plumbagella
1. Monosporik
a. Tipe normal / Polygonum
Pembelahan I 2 inti 1 di ujung mikropil
1 di ujung khalaza
Pembelahan II masing-masing 1 ps 1 ps di mikropil
1 ps di khalaza
Pembelahan III 2 kelompol inti masing-masing 4 inti
Bagian mikropil 2 sinergid
1 sel telur
1 ke tengah jadi inti kutub atas
Bagian khalaza 3 antipoda
1 ke tengah jadi inti kutub
bawah
• Ditemukan pertama kali pada Polygonum divaricatum
• Gambar 66. Perkembangan ovulum Angiospermae, diawali dengan
pembentukan integumen dan satu megasporosit (A, B), dilanjutkan dengan
pembentukan megaspora-megaspora (C-E), dan diakhiri dengan stadium
suksesif pada perkembangan kantung embrio (F-J) (Gifford dan Foster, 1987).
Lilium ovule l.s. after first meiotic division Lilium ovule l.s. after second meiotic division
Lilium ovule l.s. after mitosis of megaspore Lilium ovule l.s. after second
mitosis of gametophyte
Lilium megagametophyte just at syngamy
b. Tipe Oenothera
hanya terjadi 2x pembelahan inti megaspora
jadi ada 4 inti (1 kwartet) pada mikropil
2 sinergid
1 sel telur
1 inti kutub
• Pada familia Onagraceae
2. Bisporik
a. Tipe Allium
sel induk megaspora melakukan pembelahan
meiosis I membentuk 2 sel megaspora. Sel
megaspora di bagian mikropil degenerasi.
Inti megaspora bagian khalaza meiosis II
menghasilkan 2 mitosis jadi 4 dan akhirnya
8 inti tersusun seperti tipe Polygonum
b. Tipe Endymion
hampir sama dengan tipe Allium, hanya inti
megaspora khalaza yang degenerasi

3. Tipe Tetrasporik
a. Tipe Adoxa
4 inti megaspora membelah 1 kali jadi 8 inti
8 inti 1 sel telur
2 sel sinergid
3 sel antipoda
2 inti kutub
b. Tipe Penaea
Dihasilkan 16 inti, terletak dalam 4 kwartet
yang berbeda dalam jarak yang sama,
masing-masing di ujung-ujung kantung
embrio dan yang lain di samping.
4 kwartet 3 inti tetap di tempat
1 inti ke tengah jadi inti
sekunder
c. Tipe Plumbago
Pada stadium 2 inti dan 4 inti normal
stadium 4 inti terjadi pemisahan pada jarak
yang sama membelah jadi 8 inti
(4 pasang)
8 inti 1 inti di mikropil sel telur
4 inti fusi inti sekunder
3 inti degenerasi/tetap di perifer
mirip sel telur tanpa sinergid
d. Tipe Peperomia
4 inti megaspora (tanpa dinding sekat) membelah
2x jadi 16 inti hampir sama besar, terletak
dalam suatu lapisan tipis dari sitoplasma, di tepi
dari kantung embrio.
16 inti 2 inti di ujung mikropil 1 sel telur
1 sinergid
8 inti fusi inti sekunder
6 inti di bagian perifer kantung embrio
e. Tipe Drusa
setelah meiosis 1 inti di mikropil
3 inti di khalaza
diikuti stadium 2 + 6 ; 4 + 12
4+12 4 inti di mikropil 1 sel telur
2 sinergid
1 ke tengah
bertemu inti
dari khalaza
inti sekunder
12 sel antipoda
f. Tipe Fritillaria
4 inti megaspora memisah 3 inti di khalaza
1 inti di mikropil
3 inti di khalaza fusi
inti di khalaza dan mikropil membelah
4 inti 2 di mikropil haploid
2 di khalaza triploid
4 inti membelah 1 sel telur (n)
2 sinergid (n)
3 sel antipoda (3n)
inti sekunder (4n)
g. Tipe Plumbagella
4 inti 1 inti di mikropil
3 inti di khalaza (fusi) 1 inti (3n)
2 inti 4 inti inti mikropil (n)
2 inti khalaza (3n)
1 sel telur mikropil
1 sel antipoda khalaza
2 inti fusi inti sekunder (4n)
Kantung embrio lengkap

Gambar 67. Diagram kantung embrio (Bhojwani dan Bhatnagar, 1974).


• Struktur dan fungsi
- Sinergid
• Terdapat aparat filiform yaitu suatu massa yang
bentuknya seperti jari, timbul dari dinding ke
dalam sitoplasma
kaya polisakarida
disebut juga sel transfer
• Untuk lewatnya nutrisi
• Membantu masuknya tabung polen pada waktu
fertilisasi
– Telur
• Vakuola dekat mikropil
• Dinding sel tidak lengkap (dekat khalaza),
dinding sel lengkap (dekat arah mikropil)
• Kalau sinergid tidak ada timbul aparat filiform
– Antipoda
• Dapat terjadi tonjolan-tonjolan tapi tidak sepanjang
pada sinergid
• Membantu menyerap nutrisi yang diterima nuselus
(dari berkas pengangkut) untuk digunakan embrio
• Biasanya degenerasi sebelum atau segera setelah
fertilisasi
– Sel sentral
• Besar, terdiri dari vakuola besar, sitoplasma, inti
• Berbatasan dengan nuselus, antipoda, sinergid,
telur
• Dengan nuselus tidak terjadi hubungan, terdapat
kutin mengisolasi diri
• Mempunyai 2 inti polar/inti kutub
2 inti polar yang sudah berfusi inti sekunder

Anda mungkin juga menyukai