Anda di halaman 1dari 24

Bunga

Kelompok 4
TBIO-3C
Histologi Bunga

AGENDA
INFOGRAPHIC Histologi Sepala, Petala, dan Karpela

Perkembangan Bunga

Jaringan Pembuluh pada Bunga

Pembentukan Mikrosporogenesis dan


Makrosporogenesis
Histologi Bunga Bunga
1. Struktur dan Fungsi Bunga
2. Induksi Perbungaan
3. Meristem Bunga
HISTOLOGI BUNGA
HISTOLOGI BUNGA
Stamen atau benang sari terdiri atas:
• filamen atau tangkai sari
• anthera atau kotak sari (di bagian distalnya)
Ginoesium tersusun dari karpela bebas
(apokarpus) atau berlekatan (sinarkapus), terdiri
atas 3 bagian:
1. Ovarium (bakal buah)
2. stilus (tangkai putik)
3. stigma (kepala putik)

a. Bunga Hipogin : karpela lebih tinggi dari pada


sumbu bunga, ovariumnya disebut superior.
b. Bunga Perigin : Apabila periantum dan stamen
terdapat pada tepi perluasan diskus ke arah
lateral, terdapat di atas ovarium, ovariumnya
disebut intermediete atau pseudo-inferior.
c. Bunga Epigin : Apabila diskus yang cekung
Gambar (A) penampang melintang bunga dapat menutup ovarium seluruhnya sehingga
fagopyrum, (B) kuncup bunga Eucelyptus ovarium terletak di bawah organ bunga lain,
globolus ovariumnya inferior.
Struktur dan Fungsi Bunga

Pada masa reproduktif terjadi perubahan pada


bagian meristem apeks yang terlibat dalam
pembentukan organ reproduktif. Apeks
reproduktif, yang akan membentuk bunga secara
bertahap akan menggantikan fungsi dari apeks
vegetatif. Perubahan aktivitas meristem vegetatif menjadi
meristem reproduktif (A) : Pembentukan organ
Kemudian, akan terbentuk beberapa primordia yang berbeda pada meristem vegetatif dan
(bakal organ bunga) yang terbentuk karena reproduktif. Pada pembentukan organ vegetatif
adanya pembelahan sel secara periklinal (sejajar tampak primordia tumbuh secara bersamaan,
permukaan) pada lapisan sel terluar dari sedangkan pada organ reproduktif
pembentukan primordia terjadi secara
meristem apeks bunga, serta akibat pembelahan berurutan. (B) : beberapa primordia organ
periklinal dan antiklinal (tegak lurus permukaan) penyusun bunga tampak terbentuk secara
atau ke segala arah pada lapisan sel di bersamaan dan bertahap.
bawahnya.
Induksi Perbungaan
Inisiasi perbungaan dikendalikan Biji tumbuhan bila diberi perlakuan Menurut studi ultrastruktural
oleh faktor-faktor eksternal. Banyak vernalisasi saat sedang berkecambah a. terjadinya perubahan vakuola
tumbuhan memiliki respons khusus akan mengalami perlambatan proses berukuran besar dari apeks vegetatif
terhadap panjang hari (fotoperiod) dan perbungaan. menjadi vakuola berukuran kecil.
suhu, dan memasuki stadium Berdasarkan penelitian–penelitian b. Mitokondria meningkat sejalan
reproduktif di bawah pengaruh dari yang telah dilakukan, stimulus tersebut dengan peningkatan aktivitas
kombinasi ke dua faktor ini. dibentuk di daun termasuk kotiledon suksinat hidrogenase saat
dan ditransportasikan ke meristem peningkatan aktivitas respirasi.
Berdasarkan responsnya terhadap apeks, kemudian akan menginduksi c. Peningkatan ukuran inti:
panjang hari: perubahan-perubahan yang meningkatnya derajat penyebaran
a. tumbuhan hari panjang (long-day mengarahkan tumbuhan untuk kromatin dalam inti yang membesar,
plant, LDP) membentuk perbungaan. meristem reproduktif terinduksi lebih
b. tumbuhan hari pendek (short-day Selama tahapan induksi besar dibanding pada meristem
plant, SDP) pembungaan, terjadi peningkatan vegetative, sehingga lebih aktif dalam
c. tumbuhan netral (neutral-day plant, sintesis RNA, protein, dan mendukung berlangsungnya
NDP). pembentukan ribosom serta transkripsi informasi genetik dari
Banyak tumbuhan memerlukan peningkatan indeks mitosis di meristem DNA.
pendedahan suhu rendah sebelum apeks. d. Setelah tahapan induksi, sintesis
mereka dapat mulai membentuk bunga. DNA distimulasi, demikian pula
aktivitas mitosis.
Masing-masing bunga dapat
dianggap sebagai struktur yang spesifik
Meristem Bunga bagi spesies tumbuhan untuk
membantu dan mengelola reproduksi
Saat meristem apeks memasuki seksual. Konstruksi atau susunan Meningkatnya spesialisasi suatu bunga:
stadium reproduktif, meristem apeks bunga menunjukkan gejala karakter a. bagian bunga tersusun secara
akan mengalami perubahan morfologis adaptif yang dibutuhkan untuk melingkar dan tidak secara spiral
yang ada hubungannya dengan pemindahan polen. atau heliks;
perubahan dari pembentukan organ Pucuk vegetatif memiliki b. adanya kohesi dari bagian-bagian
lateral setelah pertumbuhan tidak karakteristik tumbuh yang bunga, yaitu perlekatan bagian
terbatas (indeterminate) dari meristem indeterminate. Bunga sebaliknya bunga yang sama seperti kelopak
apeks berhenti. memiliki tumbuh yang terbatas bunga atau sepal dengan sepal
Meristem apeks akan tumbuh (determinate). Hal ini disebabkan atau benang sari (stamen) dengan
meninggi dan melebar sebelum bakal meristem apeks menjadi tidak aktif lagi stamen,
bunga dibentuk. Hal yang sebaliknya setelah pucuk membentuk bagian c. adnasi, yaitu perlekatan bagian
terjadi saat perkembangan bunga. bagian bunga. bunga yang tidak sama, seperti
Meristem apeks akan mengecil secara Biasanya bunga yang semakin sepal dengan mahkota bunga.
perlahan sejalan dengan munculnya maju (terspesialisasi) akan memiliki (petal) atau petal dengan stamen,
bagian-bagian bunga. periode tumbuh yang lebih pendek dan lain-lain;
serta menghasilkan sumbu yang d. bilateral simetri (zigomorf) dan
pendek dan jumlah bagian-bagian bukan radial simetri (aktinomorf);
bunga yang lebih sedikit bila e. ovarium inferior (epyginy) dan
dibandingkan dengan bunga yang lebih bukan superior (hypogyny).
primitif.
Histologi Sepala,
Petala, dan Karpela Bunga
1. Histologi Sepala dan Petala
2. Histologi Karpela
Histologi Sepala dan Petala
Sepala dan petala dimulai dengan pembelahan Banyak papilla terdapat pada epidermis abaksial dan
periklin dalam lapisan kedua dan ketiga, dan tidak berkembang pada dasar petala
primordia stamen dalam lapisan ketiga dan keempat.
Stomata apabila ada, jarang dan tidak berfungsi.
Sepala dan petala mengalami pertumbuhan ujung,
tepi, dan interkalar. Trikoma seringkalio ada pada sepala dan petala
Pada periantium, perkembangan sistem pembuluh
Ruang antar sel dituitupi oleh kutikula
biasanya hanya sedikit dan tulamg daun tidak
mempunyai sklerenkim. Petala umumnya memiliki struktur dalam yang mirip
Mesofil terdiri atas parenkim spons saja dan selnya helai daun, yaitu tulang daun dan mesofilnya
berisi kromoplas atau pigmen dalam cairan sel berkembang lebih baik, memiliki jaringan palisade,
epidermis tidak mempunyai papilla, dan memiliki
Dinding sel epidermis tipis, mempunyai papilla yang banyak stomata
membuat petala tampak mengkilap. Bermacam
pigmen ditemukan dalam sel epidermis sepala dan Sepala dan petala dapat berlektan membentuk suatu
petala tutup atau operkulum yand dapat terbuaka
sekelilingnya seperti pada kelompok Eucalyptus
Dinding antiklin pada kebanyakan bunga terlipat atau
berombak Sepala dan petala dapat memebentuk dua operculum
yang terpuisah, atau mungkin berlekatan, dan
memebentuk operculum biasa. Pada kelompok lain,
eucalyptus, perkembangan seluruh operculum
tampak menjadi struktur tunggal yang dibentuk oleh
petala saja
Stigma dan Stillus
Stigma dan stilus mempunyai struktur khusus dan sifat
01
Histologi fisisologi yang dapat membuat butir serbuk sari
mengadakan pemantakan ke ovulum. Protoderm stigma
menjadi epidermis berkelenjar dengan sel yang kaya

Karpela protoplasma. Stigma kebanyakan tumbuhan


mengeluarkan cairan yang terdiri atas minyak, gula dan
asam amino.

Pada waktu anthesis, yaitu Epidermis


terjadinya pemasakan antera dan
ovulum, hanya sedikit perbedaan
02 Epidermis biasanya mempunyai papilla dan dilapisi
kutikula. Seringkali lapisan sel dibawah epidermis
histologi yang fapat diamati pada membentuk jaringan kelenjar yang fungsinya sama
dinding ovarium. dengan epidemis. Pada tumbuhan ( misalnya phaseolus,
hibiscus, lilium, dan lupinus) sel epidermis stigma
Dinding ovarium terdiri atas berkembang menjadi rambut pendek yang banyak atau
berkembang memanjang berbentuk serabut yang
jaringan parenkim dan pembuluh
bercabang
yang ditutupi oleh epidermis yang
ada kutikulanya.
03 Jaringan Transmiting (pemindah)
03 Antara jaringan stigama dan ovarium terdapat jaringan
khusus, tempat pemantakan butir sari yang sedang
berkecambah. Jaringan ini memberi makanan pada buluh
serbuk sari untuk tumbuh selam melalui stilus ke ovarium.
Histologi Karpela
Tumbuhan dikotil yang paling primitif
Karpela tidak berkembang, stilus dan Dinding samping yang tebal terdiri
serbuk sari dapat mencapai ovulum dengan atas bebrapa lapisan sebagai berikut.
pertumbuhan melalui rambut pada bagian 1. Lapisan paling dalam tersusun atas
tepi karpela yang tidak berlekatan. senyawa pectin dan hemiselulosa. Di
Tumbuhan dikotil lebih maju sebelah luarnya terdapat lapisan yang
Tepi karpela berlekatan, stilus tampak lebih galap, lebih tipis, dan
berkembang dan jaringan stigma kaya hemiselulosa.
mengecil ke bagian atas stilus. Jaringan 2. Di sebelah luarnya terdapat dinding
ini tetap berhubungan dengan plasenta tebal dengan tekstur yang longgar,
dan jaringan pemindah, yang menujukkan cincin terpusan dari
mempunyain sifat sama dengan stigma. bahan serabut relative miskin
Stilus mungkin kosong atau padat, hemiselulosa tetapi kaya pectin,
tergantung pada tingkat penutupan serta berisi selulosa dan polisakarida
perlekatan. Stilus kosong dari ginoesium non selulosa.
sinkarpi terdiri atas saluran tunggal atau 3. Lamella tengah tebal, terutama terdiri
beberapa saluran yang jumlahnya sama atas senyawa pectin, lamella tengah
dengan jumlah karpela. dan lapisan dinding paling luar berisi
protein, pada dinding lapisan terlihat
Pada sebagian besar angiospermae terdapat massa gelembung kecil,
Memiliki stilus padat dan jaringan buluh serbuk sari tumbuh melalui
pemindah merupakan untaian sel lapisan dinding paling luar.
memanjang yang kaya sitoplasma. Sel ini
menunjukkan dinding samping yang tebal
dan dinding mendatar yang relative tipis. Angiospermae
Perkembangan Bunga Bunga
1. Pembentukan pada Bunga
2. Proses Perkembangan pada Bunga
PEMBENTUKAN
B U N G A
Pembungaan dimulai dengan
perubahan biokimia tertentu yang terjadi di
dalam tubuh tumbuhan yang mengubah
primordia vegetatif menjadi primordia rep
roduktif. Perubahan itu terjadi sebagai
akibat dari perubahan pengaturan
metabolisme terkait dengan adanya sintesis
enzim atau aktivasi enzim yang semula tidak
aktif. Proses ini diikuti dengan sintesis DNA
dan RNA yang diperlukan untuk mitosis
cepat pada meristem. Juga mungkin
menghilangkan hambatan aktivitas DNA
Pembentukan bunga yang diperlukan untuk sintesis enzim
merupakan transisi dari fase pembungaan.
vegetatif ke fase reproduktif
Tahap-Tahap Pembentukan Bunga
Induksi Buanga :
suatu tahap ketika meristem vegetatif deprogram
Penyerbukan (polinasi) dan Pembuahan untuk mulai berubah menjadi meristem reproduktif. Induksi
(fertilisasi : pembentukan bunga berkaitan dengan faktor genetik, nutrisi dan
lingkungan. Terjadi peningkatan sintesis asam nkleat dan protein, yang
Proses transfer polen dari anter ke kepala putik (stig dibutuhkan dalam pembelahan dan diferiensasi sel.
ma). Dapat terjadi dengan secara fisik (melalui angin), 01
atau dengan bantuan hewan seperti serangga, burung, Inisiasi Bunga :
kelelawar atau manusia. perubahan morfologis menjadi bentuk kuncup
Setelah pollen melekat di kepala putik (stigma) reproduktif mulai dapat terdeteksi secara
akan berkecambah membentuk buluh sari. Buluh sari makroskopis. Transisi dari tunas vegetatif menjadi
ini berisi sel vegetative di depan dan sel generative akan 05 02 kuncup reproduktif ini dapat dideteksi dari perubahan
menghasilkan dua sel sperma yang akan melakukan bentuk maupun ukuran kuncup, serta proses-
pembuahan ganda. proses selanjutnya yang mulai membentuk organ-
organ reproduktif.

Perkembangan Kuncup Bunga Menuju Anthesis :


Anthesis (Pemekaran Bunga) : terjadinya diferensiasi bagian-bagian bunga. Pada tahap ini
tahap ketika terjadi pemekaran bunga. Biasanya anthesis terjadi 04 03 terjadi proses mikrosporogenesis (perkembangan polen) dan
bersamaan dengan masaknya organ reproduksi jantan megasporogenesis (perkembangan kantung embrio dan
dan betina, walaupun dalam kenyataannya tidak selalu demikian. ovulum) dan untuk penyempurnaan dan pematangan organ-
Ada kalanya organ reproduksi, baik jantan maupun betina, masak organ reproduksi jantan dan betina.
sebelum terjadi anthesis, atau bahkan jauh setelah terjadinya
anthesis.
Pembuahan (fertilisasi)
Pembuahan akan terjadi apabila buluh sari
mampu mencapai mikrofil. Satu sel sperma
membuahi sel telur membentuk zigot yang
bersifat diploid (2n), sedangkan sel sperma
lainnya membuahi 2 ini kutub sehingga
terbentuk sel triploid (3n). Sel ini akan
membelah membentuk jaringan penyimpan
cadangan makanan yang disebut endosperm.
Selanjutnya endosperm akan
menyediakan makanana bagi embrio yang
berkembang dari zigot. Perkembangan embrio
(embryogenesis) melibatkan sejumlah
perubahan morfologi menghasilkan struktur
embrio dewasa yang tersusun atas aksis
embrionik akar dan pucuk kotiledon.
Proses Perkembangan Pada Bunga
• Saat tumbuhan mencapai stadium
reproduktif dari tahap perkembangannya,
meristem apeks akan berhenti membentuk
daun dan mulai membentuk bagian-bagian
bunga sesuai dengan sifat dari spesies
yang bersangkutan.
• Bunga dapat muncul dari apeks tunas
ujung atau dari apeks cabang lateral atau
dari keduanya.
• Ciri ketia stadium reproduktif adalah
pemanjangan sumbu tubuh yang sangat
cepat dan tiba-tiba.
• Perkembangan bunga dimulai dari dari
SAM (Shoot Apical Meristem) atau tunas
samping yang masuk ke fase reproduktif
dan membentuk meristem karangan bunga
(inflorence meristem). yang pada akhirnya
membentuk bunga terminal atau
interminate.
Jaringan Pembuluh
pada Bunga Bunga
1. Sepal dan Petal
2. Ginesium
Sepal dan Petal Ginesium

• Baik sepal maupun petal menyerupai • Jika karpelnya terlipat, bakal buahnya
daun.. beruang dua atau banyak, dan

Jaringan • Sepal biasanya berwarna hijau dan


berfotosintesis
plasentanya aksiler.
• Jika sekat pemisah hilang, maka
• Warna petal adalah akibat kromoplas plasenta di tengah, bebas dari sekat
Pembuluh yang mengandung karotenoid dan cairan dan dinamakan plasenta sentral
vakuola bebas.
Pada Bunga • Dinding antiklinal dari epidermis petal • sehelai karpel memiliki tiga berkas
pembuluh
dapat bergelombang atau beralur
internal. • bagian floem dari berkas pembuluh
• Dinding luar dapat berbentuk konveks ada di sisi abaksial dan xylem di sisi
atau berupa papila. adaksial.
Pembentukan Mikrosporogenesis
dan Makrosporogenesis
Bunga
1. Mikrosporogenesis
2. Makrosporogenesis
Sepal dan Petal Ginesium

• Baik sepal maupun petal menyerupai • Jika karpelnya terlipat, bakal buahnya
daun.. beruang dua atau banyak, dan

Jaringan • Sepal biasanya berwarna hijau dan


berfotosintesis
plasentanya aksiler.
• Jika sekat pemisah hilang, maka
• Warna petal adalah akibat kromoplas plasenta di tengah, bebas dari sekat
Pembuluh yang mengandung karotenoid dan cairan dan dinamakan plasenta sentral
vakuola bebas.
Pada Bunga • Dinding antiklinal dari epidermis petal • sehelai karpel memiliki tiga berkas
pembuluh
dapat bergelombang atau beralur
internal. • bagian floem dari berkas pembuluh
• Dinding luar dapat berbentuk konveks ada di sisi abaksial dan xylem di sisi
atau berupa papila. adaksial.
Di dalam satu ovari (bakal
dilingkupi oleh kulit dan
buah) terdapat sel induk
bagian ujungnya terdapat
megaspora (megasporosit).
sebuah lubang kecil yang
Sel induk megaspora yang
disebut mikrofil.
bersifat diploid akan
bermeiosis menghasilkan
empat sel haploid (tetrad
Tiga nukleus terletakdi dekat
mikrofil dan dua diantaranya
Dari keempat sel tersebut sinergid(mati).
Pembentukan hanya satu yang hidup
menjadi sel megaspora.
Nukleus yang mengalami
pertumbuhan dan
Makrosporogene Dari keempat sel tersebut
hanya satu yang hidup
perkembangan menjadi
ovum (sel telur
sis menjadi sel megaspora.

Tiga nukleus yang lain terletak


diseberang mikrofil (antipoda) ,
selanjutnya akan mati pula
mengalami mitosis karena degradasi. Dua nukleus
menghasilkan delapan inti yang terletak di tengah akan
haploid di dalam kantung bersatu di tengah kandung
embrio (kandung lembaga lembaga menjadi satu nukleus
muda) diploid (2n) atau inti kandung
lembaga sekunder.
Bunga

Thank You
Anatomi dan Morfologi Tumbuhan

Anda mungkin juga menyukai