Poliembrioni
Poliembrioni adalah terdapatnya lebih dari satu embrio dalam satu biji. Orang
yang melaporkan pertama kali, terjadinya poliembrioni adalah Antoni van
Leeuwenhoek pada tahun 1719, pada biji jeruk.
Poliembrioni pada Angiospermae kemungkinan terjadi karena:
1. pembelah embrio yang sudah ada (cleavage pro-embryo)
2. embrio berasal dari sel-sel dalam kandung lembaga salain sel telur yang dibuahi.
3. terbentuknya kandung lembaga yang banyak, dalam satu ovulum.
4. aktivitas sel-sel sporofilik (sel-sel sama) pada ovium.
Klasifikasi poliembrioni
Ada 2 : 1. Spontan
2. Induksi
Ernst (1901;1910) membedakan poliembrioni spontan menjadi
1. Poliembrioni sejati
Dua atau lebih embrio terdapat dalam kantong lembaga. Embrio berasal dari
zigot/embrio yang sudah ada (Eulophia, Vanda), dan sinergid (Sagittaria) dari sel
antipoda (Ulmus) atau dan nuselus/integumen (Citrus, Spiranthes).
2. Poliembrioni palsu
Embrio terdapat dalam kantong
kant embrio satu ovulum yang sama
a (Fragaria) atau
pada plasenta (Loranthaceae).
(Loranthaceae)
Yakolev (1967) membagii poliembrioni berdasar pada sifat genetik. Ada 2 tipe
poliembrioni spontan yaitu:
1. Gametogitik
Embrio berasal dari sel gamet
gam et dan kandung lembaga setelah atau tanpa
pembuahan.
2. Sporofitik
Embrio berasal dari zigot, pro-embrio
pro atau sel sporofitik inisial ovulurn
urn (nuselus
atau integumen).
Apomiksis
Apomiksis adalah reproduksi aseksual yaitu proses reproduksi
duksi tanpa terjadinya
fusi gamet betina dan gamet
et jantan.
Pada reproduksi aseksual terdapat adanya 2 proses yang selalu berkesinambungan
(tak terputuskan), yaitu:
1. meiosis
eiosis : suatu proses pernbelahan sel-sel
sel sel sporofitik yang diploid menjadi sel-sel
gametik yang haploid.
Misalnya : pada mikrosporogenesis (terjadinya mikrospora). Mikrospora
Mikrospora akan
menghasilkan gamet
et jantan (n).
Megasporogenesis (terjadinya megaspora) megaspore yang berfungs
berfungsi akan
menghasilkan kantong embrio
embri dengan bagian-bagiannya,
bagiannya, yaitu sel telur, sinergid
dan antipoda (semuanya haploid (n).
2. pembuahan adalah fusi dari sel-sel
sel gametik (sperma dan sel telur) menghasilkan
zigot (2n). Zigot merupakan generasi awal fase sporofitik yang diploid.
Menurut Maheswari (1950) apomiksis pada tumbuhan Angiospermae dibedakan
menjadi yaitu:
1. apomiksis yang tidak berulang
Pada tipe ini sel induk megaspora mengalami pembelahan meiosis secara
normal, terbentuk kantong embrio yang haploid.
haploid. Embrio mungkin berasal dari
sel telur yang tidakk dibuahi (parthenogenesis
(parthenogenesis haploid) atau berasal dari sel lain
pada gametofit
2. apomiksis berulang
Kantong embrio berasal dari arkesporium (apospori generatif) atau bagian lain
dan nuselus (apospori somatik). Semua inti sel yang menyusun kantong
embnio bersifat
fat diploid. Embnio berasal dan sel telur yang tidak dibuahi
(parthenogenesis diploid) atau dan sel lain pada gametofit (apogami diploid).
Menurut Bhojwani & Bhatnagar (1999) apomiksis dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. reproduksi vegetatif, yaitu tanaman diperbanyak
diperbanyak melalui bagian tubuhnya (seperti
akar, daun atau batang) selain menggunakan biji.
2. agamospermi
Ada 2 tipe agamospermi, yaitu:
1. embrio berkembang dari suatu sel gametofit betina yang tidak mengalami
meiosis, atau
2. berasal langsung dari sel-sel somatik yang menyusun ovulum (bakal biji),
seperti
erti nuselus dan integumen. Embrio yang berasal dari sel somatik (2 n)
disebut embrio adventif.
Pada agamospermi dimana kantong embrio berasal dari sel induk megaspora yang
tidak mengalami meiosis disebut diplospori,
diplospor dan yang berasal dari sell soma (nuselus)
disebut apospori.
i. Jadi apomiksis berulang adalah agamospermi.
Skema agamospermi dan proses reproduksi seksual dapat dilihat pada gambar
berikut.
Gambar 45. Embrionik adventif pada Mangifera indica
A. Sel-sel nuselus diluar kandung lembaga mempunyai ukuran yang
besar dengan inti yang jelas, merupakan inisial embrio adventif B. sel-sel
embriogenik telah membelah-belah
me belah menjadi embrio adventif (stadium
bulat)