Anda di halaman 1dari 11

ANOMALI PADA BATANG

Kebanyakan tumbuhan mempunyai struktur stele yang normal tetapi beberapa


tumbuhan mempunyai struktur yang menyimpang. Penyimpangan struktuktur ini dinamakan
anomali. Pasda tumbuhan tertutup banyak ditemukan berbagai macam anomali. Anomali
berasal dari peristiwa seperti berikut.
1. Pertumbuhan sekunder yang tidak normal pada dikotil.
a. Posisi kambium yang abnormal.
b. Aktivitas abnormal dari kambium yang posisinya normal.
c. Pembentukan kambium asesoris dan aktivitasnya.
d. Kambium diluar stele.
e. Floem diatara Xilem.
2. Xilem yang tidak mempunyai trakea.
3. Berkas vaskular tersebar pada tumbuhan dikotil.
4. Kehadiran berkas floem dan xilem yang khusus.
5. Kehadiran berkas vaskular dan modular.
6. Berkas vaskular yang terdapat pada korteks.
7. Kehadiran floem intraxilar.
8. Berkas vaskular tersusun sebagai lingkaran pada tumbuhan monokotil.
9. Pertumbuhan sekunder pada tumbuhan monokotil.
1. Pertumbuhan sekunder yang tidak normal pada tumbuhan dikotil
Beberapa tumbuhan dikotil menampilkan pertumbuahn sekunder yang menyimpang
jauh dari pertumbuahan sekunder yang normal.
a. Posisi kambium yang abnormal
Beberapa batang mempunyai struktur menyimpang karena posisi kambium yang tidak
normal.
· Pada batang waktu masih muda dari Thinouia scanden, kambium terpisah kedalam
lekukan atau rigi. Setelah stele kerkembang ujung rigi terangkat.
· Pada Sarjania icthyoctona kambium aslinya muncul dalam beberapa pita yang terpisah,
yang masing-masing mengelilingi bagian-bagian xilem dan floem primer, tipe batang ini
tampak terbentuk dari beberapa batang yang melebur. Pada batang yang tua, kondisi
majemuk ini menjadi lebih jelas karena bagian-bagian dipisahkan antara yang satu dengan
yang lain karena lapisan luar setiap berkas mati dengan hasil perkembangan lapisan periderm.
Dengan cara ini terbentuklah batang yang tersusun dari berkas-berkas yang terletak bersama
kurang lebih menyerupai tali-tali pilinan.
· Pada Bauhinia langesdorffiana, kambium menjadi beberapa bagian. Parenkim xilem dan
floem berkembang pesat, sehingga berkas pengangkut pecah.

b. Aktivitas abnormal dari kambium yang posisinya normal


Apabila kambium normal melepaskan sel pada beberapa tempat secara tidak teratur, dan pada
tempat-tempat tertentu membentuk xilem lebih banyak dibanding floem, dan di tempat
lainnya memebentuk floem lebih banyak dibanding xilem, maka akan terbentuk silinder
xilem yang beralur. Misalnya pada Bignonia.
· Adanya pasak floem pada xilem
Batang muda yang memamerka/menampilkan tipe struktur seperti ini pada waktu dewasa
memperlihatkan lingkaran berkas vaskular yang normal. Trakea batang muda diameternya
sempit. Kayu yang terbentuk pada tingkat-tingkat selanjutnya mengandung trakea yang lebih
lebar. Segera setelah ini tercapai, terjadilah empat alur dengan jarak sama pada xilem yang
meluas hampir mendekati empulur. Kambium terletak pada dasar alur, namun kambium tidak
ada pada permukaan radial alur itu. Berkas floem terbentuk dalam alur. Kemudian akibat
perkembangan maka alur menjadi tertutup lagi (Bignonia).
· Ada xilem bercelah
Xilem bercelah hanya dapat diamati pada batang yang cuakup tua. Perata-tama pasak folem
terbentuk dan kemudian berkas xilem menjadi bercelah akibat dialtasi dan pembelahan sel
pada parenkim kayu dan empulur (misal Bignonia).
Pada Aristolochia (tumbuahn liana) beberapa penggal (segemen) kambium hanya
menghasilkan sel-sel parenkima baik ke arah sisi luar maupun kedalam sehingga parenkima
di hasilkan parenkima seperti jejari . segmen kamnium baru itu terus menerus membentuk
jejari parenkima karena itu menambah diameter.
Dengan demikian silinder vaskular (yang terpecah-pecah oleh jejari lebar) bertambah
kelilingnya maka silinder sklerenkima yang mengelilingi berkas-berkas itu menjdi rusak dan
parenkima yang berdekatan tumbuh masuk kedalam celah.
Pada Bauhinia rubiginosa ada pembatas aktivitas kambium pada daerah-daerah tertentu yang
mengakibatkan pembentukan batang perpematang. Pada jenis Bauhinia, batang seperti sabuk
terbentuk karena aktivitas terbatas kambiumpada tempat-tempat tertentu. Dalam hal ini
kambium lebih aktif pada dua sisi yang bersebrangan.
Pada beberapa tumbuahan memanjat (misal Vitis, Clematis) kambium interfasikuler
membentuk hanya parenkima, sehingga berkas vaskular terpisah sepanjang pertumbuhan
sekunder.
c. Permbentuka kambium asesoris dan aktivitasnya
Pada batang Bougainvillea, dan anggota Nyctaginaceae lainnya (misal Mirabilis)
beberapa kambium muncul berturut-turut dengan arah sentrisfugal. Setiap kambium ini
menghasilkan xilem dan jaringan penghubung (konjungtif) ke arah dalam, dan floem dan
serta jaringan penghubung kearah luar. Jaringan yang di hasilkan enimbulkan tampilan
lingkaran-lingkaran berkas vaskular konsentris yang terbenam dalam jaringan penghubung.
Anggota Nyctaginaceae yang berupa herba seperti Mirabilis dan Bougainvillea yang
berkayu mempunyai struktur anatomis yang menarik karean tumbuhan ini menunjukan
pertumbuahn sekunder yang menyimpang dalam penebalan sumbu. Tipe pertumbuhan
sekunder dalam penebalanyang anomal terjadi oleh perkembangan lingkaran-linkaran berkas
vaskular kolateral secara berturut-turut.pada tumbuhan suku ini beraksa-berkas vaskular tetap
tenggelam dalam jaringan dasar parenkimatis sedangkan pada jenis berkayu (misal
Bougainvillea) jaringan dasar sedikit prosenkimatis dan berlignin. Kedua tipe jaringan dasar
itu
Bekembang dari kambium yang berurutan. Pada jenis yang berkayu tidak terjadi
diferensiasi yang jelas antara xilem dan jaringan konjugatif sehingga kadang-kadang pada
irisan melintang sumbu, floem tampak dalam bentuk pulau-pulau. Pada kasus tertentu
lainnya, pita-pita mirip jejari empulur juga terdapat dalam jaringan konjuktif.
d. Adaya kambium ekstrastelar
Kambium ekstrastelar muncul pada perisikel terdapat misalnya pada Amaranthus dan
Achiranthes. Pada Amaranthus kambium dalam bentuk lingkaran penuh sedangkan pada
Achiranthes sebagai pita putus-putus.
Batang Amaranthus menampilkan struktur sekunder anomal. Pada irisan
melintangnya menunjukan pola garis besar yang melingkar dengan epidermis satu lapis.
Segera di bawah epidermis terapat zona kolenkima berlapis yang biasanya terpotong-potong
disana-sini oleh klorenkima. Berkas vaskular di empilur banyak dan tersebar, berkas vaskular
ini kolateral terbuka; aktivitas kambium hanya terdapat masing-masing berkas itu , dan
segera terhenti. Pertumbuhan sekunder anomal terjadi akibat perkembangan meristem
ekstrastelar yang baru, yaitu kambium di luar stele didaerah perisikel. Kambium ini
menghasilkan berkas vaskular sekunder dan jaringan konjungtif parenkimatisyang
interfaskular, di tempat tertentu sel-sel hasil pembelahan kambium berkembang menjadi
berkas vaskularsekunder dan ditempat lain membentuk jaringan konjungtif parenkimatis dan
interfasikular. Berkas-berkas vaskular tetap tenggelam didalam jaringan konjungtif.
e. Adanya floem intersilar
Perkembangan floem intersilar terjadi karena ada variasi aktivitas kambium. Floem
intersiar selalu sekunder dan terdapat sebagai pulau-pulau yang tenggelam di dalam xilem
sekunder. Floem inersiliar terdapat misal pada Combretum, Entada, Salvadora.
Dan Leptadenia. Pada tumbuhan ini , segmen-segmen kecil tertentu dari kambium
menghasilkan sel-sel floem kearah dalam periode waktu pendek itu, kambium kembali
lagiberfungsi normal yaitu menghasilkan sel-sel xilem ke arah dalam. Dengan demikian ke
arah dalam kambium membentuk floem sekunder yang terbenam didalam xilem sekunder.
Proses demikian itu terjadi berulang beberapa kali, dan terjailah pulau-pulau floem sekunder
didalam xilem sekunder.
2. Ketidak adaan trakean pada xilem
Umumnya trakea di temukan pada xilem tumbuhan biji tertutup. Tetapi pada beberapa
tumbuhan ternyata trakea tidak ada dalam xilemnya. Hal semacam itu semisalnya terdapat
pada Drimys, Trochodendron, hydrilla, Cerathophyllum.
3. Kehadiran berkas floem dan xilem yang eksklusif
Berkas vaskular dalam bentuk lingkaran adalah tampilan normal pada tumbuhan
dikotil. Namun pada tumbuhan dikotil tertentu, berkas vaskular pada batang tersebar; hal
seperti ini anomal, misalnya Peperomia, Piper Nymphaea.
4. Kehadiran berkas floem dan xilem yang eksklusif
Pada tumbuahn tertentu ditenmukan berkas floem saja yang berada di antara berkas
vaskular lainnya yang kolateral, misalnya Cuscuta. Selain itu juga ada tumbuhan yang
mempunyai berkas xilem saja selain berkas vaskular kolateral yang normal, misalnya
Paeenia.
5. Kehadiran berkas vaskular medular
Pada banyak tumbuaha dikotil, selama berkas vaskular normal yang teratur dalam
lingkaran, juga terdapat berkas medular. Berkas medular ini mungkin tersebar atau teratur
dalam lingkaran. Pada umumnya berkas medular ialah primer dan terbentuk secara normal.
Pada Piper betle, berkas medular banyak dan tersebar didalam empulur. Pada Piper
excelsum, berkas medular teratur dalam lingkaran. Pada Bougainvillea dan Mirabilis terdapat
dua berkas medular besar di pusat yang dikelilingi oleh berkas-berkas yang lebih kecil.
6. Kehadiran berkas vaskular korteks
Pada beberapa tumbuhan dikotil, lingkaran berkas vaskular terdapat didaerah korteks,
berkas-berkas ini di sebut sebagai berkas korteks atau di interprestasikan sebagai lacak daun.
Kehadiran berkas vaskular korteks telah banyak di pelajari, misalnya pada tumbuahan suku
Begoniaceae, Cactaceae, Casuarinaceae, Cucutbitaceae, Proteaceae, Oleaceae.
Pada batang Nyctanthes arbortristis (Oleaceae) disamping berkas vaskular yang
berorientasi terbalik, yaitu xilem terletak lebih luar dibanding floem di empat rusuk
batangnya. Berkas korteks ini kolateral terbuka.
7. Kehadiran floem intersilar
Floem intersilar disebut juga sebagai floem dalam, tampil dalam bentuk benag-benag,
atau sabuk bersimambungan disekeliling empulur. Asal-usul floem dalam (intersilar) pada
sebagian besar tumbuhan adalah primer. Sel-sel floem dalam seperti terdapat dalam floem
luar kecuali bahwa serabut sedikit atau kerdil, dan buluh tapis serta sel pengiring muncul
dalam kelompok kecil dikelilingi parenkima.
Floem dalam berkembang setelah perkembangan primer luar. Berkas vaskular di sebut
bikolateral, karena kehadiran floem dalam (intersilar). Floem dalam terdapat 28 suku
tumbuhan dikotil, nama suku penting diantaranya ialah Ascepindaceae, Convolvulaceae,
Punicaceae, Loganiaceae, Solanaceae, Apocynaceae, Cucubitaceae, Lythraceae.
8. Berkas vaskular tersusun sebagai lingkaran pada tumbuahan monokotil.
Umumnya irisan melintang batang tumbuahan monokotil memperlihatkan banyak berkas
vaskular yang tersebar. Namun pada Tammus communis (Dioscoreaceae), berkas vaskular
teratur dalam lingkarang yang mengelilingi empulur luar, pada beberapa tumbuhan monokotil
yang bagian pusat batangnya berlubang, berkas-berkas juga teratur dalam lingkaran
(misalnya Oryza, Avena).
9. Pertumbuhan sekunder pada tumbuahan monokotil.
Pertumbuahan sekunder terjadi pada tumbuhan berbagai Liliflorae (misalnya Agave,
Aloe, Sanseiviera, Yucca, Dracaena) dan tumbuhan monokotil lainnya (misalnya Palem).
Kambium berfungsi pada bagian sumbu yang telah selesai pertumbuhan memanjangnya.
Kambium ini muncul dalam parenkima yang berada diluar berkas-berkas vaskular. Bagian
sumbu tempat pemunculan kambium ini kandang-kadang disebut korteks dan kadang-kadang
disebut perisikel.
Pada Dracaena, kambium muncul diparenkima yang berada disebelah luar berkas-
berkas pengankut terluar, yaitu didaerah yang kadang-kadang disebut korteks atau sebagai
perisikel. Kambium kearah adalam membentuk jaringan yang biasanya berdiferensiasi
menjadi berkas-berkas vaskular yang tetap terpisahkan antara yang satu sengan yang lainnya
oleh jaringan yang berlignin, kadang-kadang jaringan ini tetap tidak berlignin dan berdinding
tipis. Kambium tersebut kearah luar menghasilkan sel-sel yang berkembang menjadi
parenkima.
Pada Paelm, batangnya mengalami penambahan ukuran keliling bukan oleh aktivitas
kambium, melainkan penebalan ukuran tersebut sebagai akibat sel;sel parenkima pusat dan
serabut luar pada selubung berkas vaskular yang belum terdiferensiasi penuh melanjutkan
pembelahan, dan penambahan secara berangsur ukuran sel-sel dan ruang antar sel dasar
(pareankima) serabut. Tipe penebalan sekunder ini disebut penebalan sekunder pencar
(Diffuse. Secondary thickening).

ANOMALI PADA BATANG

Kebanyakan tumbuhan mempunyai struktur stele yang normal, tetapi beberapa tumbuhan
mempunyai struktur yang menyimpang. Penyimpangan struktur ini dinamakan anomali. Pada
tumbuhan berbiji tertutup banyak ditemukan berbagai macm anomali. Anomali berasal dari
peristiwa seperti berikut:
1. Pertumbuhan sekunder yang tidak normal pada tumbuhan monokotil.
a. Posisi kambium yang abnormal.
b. Aktivitas abnormal dari kambium yang posisinya normal.
c. Pembentukan kambium asesoris dan aktivitasnya.
d. Floem di antara xilem.
2. Xilem yang tidak mempunyai trakea.
3. Berkas vaskular tersebar pada tumbuhan dikotil.
4. Kehadiran berkas floem dan xilem yang khusus.
5. Kehadiran berkas vaskular medular.
6. Berkas vaskular yang terdapat pada korteks.
7. Kehadiran floem intraxilar.
8. Berkas vaskular tersusun sebagai lingkaran pada tumbuhan monokotil.
9. Pertumbuhan sekunder pada tumbuhan monokotil.

Gambar 2.8 Struktur Anomali Batang a. Bigonia B. Securidaca lacelota C. Bauchina rubignosa d.
Sarjonia icthyoctona E. Bauthinia F. Thinouia scandens G. Aristolochia H. Bauhinia langdorffiana
(Setjo, 2004).
1. Pertumbuhan Sekunder yang Tidak Normal pada Tumbuhan Monokotil
Beberapa tumbuhan dikotil menampilkan pertumbuhan sekunder yang menyimpang karena posisi
kambium yang tidak normal.
a) Posisi Kambium yang Abnormal
Beberapa batang mempunyai struktur menyimpang karena posisi kambium yang tidak normal.
• Pada waktu batang masih muda dari Thinouia scanden, kambium terpisah ke dalam lekukan atau
rigi. Setelah stele berkembang, ujung rigi terangkat.
• Pada Sarjania ichthyoctona, kambium aslinya muncul dalam beberapa pita yang terpisah, masing-
masing mengelilingi bagian-bagian xilem dan floem primer, tipe batang ini tampak terbentuk dari
beberapa batang yang melebur. Pada batang yang tua, kondisi majemuk ini menjadi lebih jelas
karena lapisan luar setiap berkas mati dengan hasil perkembangan lapisan epiderm. Dengan cara ini
terbentuklah batang yang tersusun dari berkas-berkas yang terletak bersama kurang lebih
menyerupai tali-tali pilinan.
• Pada Bauhinia langsdorffiana, kambium menjadi beberapa bagian. Parenkima xilem dan floem
berkembang pesat, sehingga berkas pengangkut pecah.

Gambar Struktur Anomali pada Batang

b) Aktivitas Abnormal dari Kambium yang Posisinya Normal


Apabila kambium normal melepaskan sel pada beberapa tempat secara tidak teratur, dan pada
tempat-tempat tertentu membentuk xilem lebih banyak dibanding floem, dan di tempat lainnya
membentuk floem lebih banyak dibanding xilem, maka akan terbentuk silinder xilem yang teratur.
Misalnya pada Bignonia.
• Adanya paPasak Floem pada Xilem
Batang muda yang menampilkan tipe struktur ini pada waktu dewasa memperlihatkan lingkaran
berkas vascular yang normal. Trakea batang muda diameternya sempit. Kayu yang terbentuk tingkat
selanjutnya mengandung trakea yang lebih lebar. Segera setelah ini tercapai, terjadilah empat alur
dengan jarak sama pada xylem yang meluas hamper mendekati empulur. Kambium terletak pada
dasar alur, tetapi cambium tidak ada pada permukaan radial alur itu. Berkas floem terbentuk dalam
alur. Kemudian akibat perkembangan maka menjadi tertutup lagi pada Bignonia.
• Adanya Xilem Bercelah
Xilem bercelah hanya diamati pada batang yang cukup tua. Pertama-tama pasak floem terbentuk
dan kemudian berkas xilem bercelah akibat dilatasi dan pembelahan sel pada parenkima kayu dan
empulur.
Pada Aristolochia (tumbuhan liana) beberapa segmen kambium hanya menghasilkan sel-sel
parenkima baik kea rah sisi luar maupun ke dalam sehingga dihasilkan parenkima seperti jejari.
Segmen kambium baru it uterus-menerus membentuk jejari parenkima karena itu menambah
diameter. Dengan demikian silinder vaskuler bertambah kelilingnya maka silinder sklerenkim yang
mengelilingi berkas-berkas itu menjadi rusak dan parenkima yang berdekatan tumbuh masuk ke
dalam celah.
Pada Bauhinia rubiginosa ada pembatasan aktifitas kambium pada daerah-daearah tertentu yang
mengakibatkan pembentukan batan berpematang. Pada jenis ini, batang seperti sabuk terbentuk
karena aktifitas kambium pada tempat-tempat tertentu. Dalam hal ini kambium lebih aktif pada
kedua sisi yang berseberangan.

c) Pembentukan Kambium Asesoris dan Aktifitasnya


Pada batang Bougainvillea, dan anggota Nyctaginaceae lainnya beberapa kambiun muncul berurut-
urut dengan arah sentrifugal. Setiap kambium menghasilkan xilem dan jaringan penghubung kea rah
dalam, dan floem serta jaringan penghubung ke arah luar. Jaringan yang dihasilkan menimbulkan
tampilan lingkaran berkas vaskuler kosentris yang terbenam dalam jaringn penghubung.
Anggota Nyctanigaceae yang berupa herba seperti Bougainvillea dan Mirabilis yang berkayu memiliki
struktur anatomis yang menarik karena tumbuhan ini menunjukkan pertumbuhan sekunder yang
menyimpang dalam penebalan sumbu. Tipe penabalan sekunder dalam penebalan yang abnormal
terjadi oleh perkembangan lingkaran-lingkaran berkas vaskuler kolateral secara berurut-urut. Pada
tumbuhan suku herba ini berkas-berkas vaskuler tetap tenggelam dalam jaringan dalam
parenkimatis sedangkan pada jenis yang berkayu jaringan dasar sedikit prosenkimatis dan berlignin.
Jenis tumbuhan berkayu tidak terjadi deferensiasi yang jelas antara xylem dan jaringan kongjuktif
sehingga kadang-kadang pada irisan melintang sumbu, floem tampak dalam pulau-pulau.

d) Adanya Kambium Ekstrastelar


Kambium ini di perisikel misalnya pada Amaranthus dan Achyranthes. Pada Amaranthus dalam
bentuk lingkaran penuh sedangkan Achyranthes sebagai pita-pita putus.
Batang Amaranthus menampilkan struktur sekunder abnormal. Pada irisan melintang menunjukka
pola garis besar yang melingkar dengan epidermis satu lapis. Di bawah epidermis terdapat zona
kolenkima berlapis yang biasanya yang terpotong-potong disana-sini oleh klorenkima. Berkas
vaskuler di empulur banyak dan tersebar, berkas vaskuler ini kolateral terbuka, aktifitas cambium
hanya terdapat di masing-masing berkas itu, dan segera terhenti. Pertumbuhan sekunder
perkembangan meristem ekstrastelar yang baaru, yaitu kambium di luar stele di daerah perisikel.
Kambium ini menghasilkan berkas vaskuler sekunder dan jaringan konjngtif parenkimatis yang
interfaskuler, di tempat tertentu sel-sel hasil pembelahan kambium berkembang menjadi berkas
vaskuler sekunder dan di tempat lain membentuk jaringan konjungtif parenkimatis dan interfaskler.

e) Adanya Floem Intersilar


Perkembangan floem ini terjadi karena adanya variasi aktifitas kambium. Floem Intersilar selalu
sekunder dan terdapat pada pulau-pulau yang tenggelam di dalam xylem sekunder. Floem Intersilar
terdapat pada Combretum, Entada, Salvadora dan Leptanedia. Pada tumbuhan ini segmen-segmen
kecil tertentu dari kambium menghasilkan sel-sel floem kea rah dalam dalam periode waktu pendek,
sebagai pengganti pembentikan sel-sel xylem. Setelah periode pendek, kambium kembali berfungsi
normal yaitu menghasilkan sel-sel xilem ke arah dalam. Dengan demikian kea rah dalam kambium
membentuk floem sekunder yang terbenam di dalam xilem sekunder.

1. Ketidaadaan Trakea pada Xilem


Umumnya trakea ditemukan pada tumbuhan biji tertutup, tetapi pada beberapa tumbuhan ternyata
trakea tidak ada dalam xilemnya. Hal semacam itu misalnya terdapat pada Drimys, Trochodendron,
Hydrilla, Ceratophyllum.
2. Kehadiran Berkas Floem dan Xilem yang Eksklusif
Berkas vaskuler dalam bentuk lingkaran adalah tampilan normal pada tumbuhan dikotil. Namun,
pada tumbuhan dikotil tertentu berkas vaskuler pada batang tersebar, hal seperti ini anomal,
misalnya Peperomia, Piper, Nympaea.
3. Kehadiran Berkas Floem dan Xilem yang Eksklusif
Pada tumbuhan tertentu ditemukan berkas floem saja yang berada di antara berkas vascular lainnya
yang kolateral, misalnya Cuscuta. Selin itu, ada tumbuhan yang memiliki berkas xilem saja selain
berkas kolateral yang normal, misalnya Paeonia.
4. Kehadiran Berkas Vaskuler Medular
Pada banyak tumbuhan dikotil, selain berkas vaskuler normal yang teratur dalam lingkaran, juga
terdapat berkas medular. Berkas medular mungkin tersebar atau teratur dalam lingkaran. Pada
umumnya berkas ini primer dan terbentuk secara normal.
Pada Piper betle, berkas medular banyak dan tersebar di dalam empulur. Pada Piper excelsum,
berkas medular teratur dalam lingkaran. Pada Bougainvillea dan Mirabilis terdapat dua berkas
medular besar di pusat yang dikelilingi oleh berkas-berkas yang lebih kecil.
5. Kehadiran Berkas Vaskuler Korteks
Pada beberapa tumbuhan dikotil, lingkaran berkas sekunder terdapat di daerah korteks, berkas-
berkas ini disebut sebagai berkas korteks atau diinterpretasikan sebagai lacak daun. Kehadiran
berkas vaskuler korteks telah banyak dipelajari misalnya pada suku Cactaceae, Cucurbitaceae,
Protaceae, Oleaceae.
Pada batang Nyctanthes arbortristis di samping berkas vaskuler normal dalam bentuk lingkaran
didaerah pusat, ada empat berkas vaskuler yang berorientasi terbalik, yaitu xilem terletak lebih luar
dibandingkan floem di tempat rusuk batangnya. Berkas korteks ini kolateral terbuka.
6. Kehadiran Floem Intersilar
Floem ini disebut juga floem dalam, tampil dalam bentuk benang-benang atau sabuk
berkesinambungan disekeliling empulur. Asal usul floem dalam pada sebagian tumbuhan besar
adalah primer. Sel-sel floem dalam seperti pada floem luar kecuali serabut sedikit atau kerdil, dan
buluh tapis serta sel pengiring muncul dalam kelompok kecil, dikelilingi parenkima.
Floem dalam berkembang setelah perkembangan floem primer luar. Berkas vaskuler disebut
bikolateral. Floem dalam terdapat pada 28 suku tumbuhan dikotil.
8. Berkas Vaskuler Tersusun sebagai Lingkaran pada Tumbuhan Monokotil
Pada umumnya irisan melintang batang tumbuhan monokotil memperlihatkan banyak berkas
vaskuler yang tersebar. Namun pada Tamus communis, berkas vaskuler tetatur dalam lingkaran yang
mengelilingi empupur luar. Pada beberapa tumbuhan monokotil yang bagian pusat batangnya
berlubang, berkas-berkas juga teratur dalam lingkaran.
9. Pertumbuhan Sekunder pada Tanaman Monokotil
Pertumbuhan sekunder terjadi pada tumbuhan herba dan tumbuhan berbagai Liliflorae dan
tumbuhan monokotil lainnya seperti palem. Kambium berfungsi pada bagian sumbu yang telah
selesai pertumbuhan memanjangnya. Kambium ini muncul dalam parenkima yang berada di luar
berkas-berkas vaskuler. Bagian sumbu terdapat pemunculan cambium ini kadang-kadang disebut
korteks dan kadang-kadang disebut perisikel (Setjo, 2004:318).
ANATOMI BATANG TUMBUHAN BIJI TERBUKA
Batang Pinus digunakan sebagai contoh bahasan batang yang mempunyai korteks. Pada tingkat
primer, batang memiliki berkas-berkas vaskuler yang terpisah-pisah oleh daerah intrrfasikular yang
relative sempit. Kambium vaskuler yang terdiri dari bagian-bagian fasikular dan interfasikuler
membangun silinder xilem sekunder dan floem sekunder yang berkesinambungan berhadapan
dengan celah, jaringan sekunder dibangub secara berangsur sehingga parenkima itu menjulur ke
dalam bagian awal kayu sekunder. Xilem primer berkas vaskuler awal dapat ditemukan dekat dengan
empulur, sedangkan floem primer hilang. Apabila floem primer yang merismatik jelas, maka
pemisahan antara floem dan korteks dapat dilakukan. Namun, batas pemisah antara floem dan
korteks tidak jelas karena floem primer tidak mengandung serabut. Pada korteks terdapat saluran
resin yang membesar secara tangensial seiring dengan penambahan besar keliling batang. Inisial
periderm muncul di bawah epidermis, dantidak disusul oleh periderm yang lebih dalam untuk
beberapa tahun.

Gambar 2.9 Penampang Melintang Batang Pinus (Setjo, 2004)


Endodermis tidak jelas, sedangkan pada daerah perisikel tidak ditemukan serabut sklerenkima. Xilem
terdiri atas trakeida dengan penebalan cincin atau spiral. Metaxilem terutama terdiri atas trakeida
yang tersusun radial dengan noktah-noktah ladam, terutama pada dinding radial. Trakea tidak
ditemukan sedangkan jejari empulur jelas. Pada floem tidak ditemukan sel pengiring. Berkas
pengangkut tergolong kolateral terbuka. Empulur tersusun dari sel-sel parenkima, di sini terdapat
saluran resin (Setjo, 2004:320).

Anda mungkin juga menyukai