Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memanfaatkan sumber-sumber informasi dari internet yang dapat dipercaya kebenarannya. Tuliskan sumber yang Anda gunakan untuk menjawab setiap pertanyaan.
1. Buatlah perbandingan struktur histologi antara esofagus, lambung, duodenum dan
kolon (untuk setiap tunika penyusunnya)! Organ Struktur Histologi Esofagus Lapisan Mukosa: Epitelium: tediri atas epitel pipih berlapis banyak Lamina Propria, relatis aseluler Muskularis mukosa, terdiri atas otot polos Lapisan Submukosa: Merupakan jaringan ikat kendur yang mengandung serat elastin Lapisan Muskularis: Tersusun atas otot skelet sirkuler dan longitudinal Lapisan adventitia Tersusun dari jaringan ikat fibrosa. Lambung Tunika Mukosa Terdiri atas epitel silindris, lamina propria, dan muskularis mukosa Tunika Sub Mukosa Terdapat pembuluh darah Muskularis Externa Terdapat lapisan otot sirkular dan jaringan ikat Lapisan Caroia Duodenum Lapisan mukosa Memiliki lipatan-lipatan yang disebut dengan plica circulares atau kerckring Valves berbentuk seperti daun. Vili tersebut terdiri atas sel-sel epitel silinder, sel penyerapan dan sel goblet Lapisan submukosa Terdiri atas jaringan areoler, pada lapisan ini terdapat kelenjar Brunner. Muskularis Mukosa Terdiri atas 2 lapisan otot polos (lapisan dalam dan lapisan membujur luar) Kolon Tunika Mukosa Terdiri atas jaringan ikat longgar, lemak, dan pleksus Meissner. Lalu pada bagian luar terdapat tunika muskularis mukosa dan tunika serosa. Terdapat banyak sel goblet. Pada kolon tidak memiliki vili. Tunika submukosa Terdapat jaringan ikat agak padat dan ditemukan jaringan limfoid Tunika adventitia ( Sumber : Junqueira , 1980) 2. a. Apakah fungsi HCl lambung? Asam Lambung (HCL) berfungsi untuk mengaktifkan enzim pepsin dan membunuh mikroorganisme patogen yang masuk bersama makanan. Selain itu HCl lambung yang bersifat asam juga dapat melunakkan makanan yang berwujud padat yang masuk ke dalam lambung sehingga mudah untuk dicerna dan diserap oleh usu nantinya . Dinding lambung juga menghasilkan lendir yang berfungsi untuk membasahi makanan dan melindungi lambung . (Sumber : Daneen Scaudies , 2007) b. Jelaskan mengapa dinding lambung tidak menjadi rusak oleh HCl yang dihasilkannya! Pada dinding lambung (kardia) terdapat sel musigen yang menghasilkan musigen untuk melindungi lambung dari HCl, sel ini berupa mukusa dan lendir yang melindungi permukaan dinding lambung bagian dalam. (Sumber: Diktat Struktur Perkembangan Hewan, 1990) 3. a. Apakah fungsi hati dalam pencernaan makanan? Hati dalam proses pencernaan berguna untuk membantu sistem pencernaan untuk mengekskresikan cairan untuk memecahkan lemak saat kita memakan makanan berlemak, maka hati akan mengeluarkan cairan empedunya yang berguna untuk memcahkan lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Fungsi hati lainnya dalam proses pencernaan yaitu untuk membantu menstabilkan kadar gula darah (glukosa). Jika kadar gula darah meningkat, hati menyaring gula dari darah yang dipasok oleh vena portal (pembuluh vena dalam hati) dan menyimpannya dalam bentuk glikogen. Jika kadar gula darah seseorang terlalu rendah, hati akan memecah cadangan gula yang dimilikinya dan melepaskannya ke dalam darah. Begitu juga dengan gula, hati juga menyimpan vitamin dan mineral (besi dan tembaga), untuk dilepaskan ke dalam darah jika diperlukan. (Sumber : Ulfa Naimah,2017) b. Bila sel-sel hati mengalami kerusakan, bagaimanakah pengaruhnya terhadap pencernaan makanan? Hati merupakan organ yang menopang kelangsungan hidup hampir seluruh organ lain di dalam tubuh. Oleh karena hati merupakan organ yang multi-dimensional maka hati akan rawan mengalami kerusakan. Saat sel-sel hati mengalami kerusakan, hati akan merespon dengan meradang. Dalam hal ini proses pencernaan makanan akan terganggu apabila sel-sel hati sedang mengalami peradangan, pengeluaran zat untuk proses pencernaan akan sulit dan akan mengganggu proses yang ada di lambung dalam pemecahan lemak. Sehingga akan membuat organ-organ lainnya akan mengalami gangguan dalam proses pencernaannya serta dapat mengakibatkan penyakit sembelit atau susah BAB. Empedu mengandung kolesterol, garam mineral, garam empedu, pigmen bilirubin dan biliverdin. Zat-zat yang telah di proses dalam empedu juga akan terhambat disalurkan ke seluruh tubuh apabila sel-sel hati ini rusak. Hati memiliki sel unik bernama hepatosit uang dapat melakukan proliferasi. Kemampuan hepatosit tidak dapat masuk ke dalam siklus sel, walaupun kehilangan sebagian massanya, apabila terjadi fibrosis hati. Lintasan fibrosis yang tidak segera mendapatkan perawatan , lambat laun akan berkembang menjadi sirosis hati dan mengharuskan penderitanya untuk menjalani transplantasi hati atau hepatektomi demi kelangsungan hidupnya. (Sumber : Novita Joseph, 2018) 4. Apakah absorpsi sari-sari makanan dapat terjadi di dalam lambung? Jelaskan jawaban Anda! Menurut Saya tidak, karena yang terjadi pada lambung merupakan proses pencernaan, terutama pencernaan secara kimiawi. Dalam lambung, enzim-enzim untuk mencerna makanan akan dikeluarkan dalam proses pemecahan lemak, protein dan karbohidrat agar nantinya setelah makromolekul-makromolekul tersebut dapat dipecah menjadi molekul yang lebih sederhana akan lebih mudah penyerapannya pada dinding usus kecil. Lambung berfungsi sebagai penghancur dan penghalus makanan. Dalam lambung akan dihasilkan HCl dan enzim yang melanjutkan proses cerna makanan. Penyerapan sari-sari makanan utamanya terjadi di usus halus. Dalam usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi yang juga melibatkan enzim pencernaan. Karbohidrat diolah menjadi glukosa. Lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Protein dicerna menjadi asam amino. Selanjutnya, proses absorbsi tersebut akan berlangsung di usus kosong dan juga usus penyerap. (Sumber : Noya Allert, 2015) 5. Jelaskan struktur dan fungsi lambung ruminansia! Bagian manakah dari lambung ruminansia yang identik dengan lambung manusia? Jelaskan jawaban Anda! Struktur dan fungsi lambung ruminansia Makanan yang telah melewati esofagus kemudian akan menuju lambung. Proses pencernaan pada lambung yang pertama untuk menampung makanan sementara sebelum dikeluarkan kembali. Selain itu lambung berfungsi dalam proses pembusukan makanan dan menghasilkan enzim selulase yang dapat mengurai selulosa. Berikut ini adalah bagian-bagian lambung hewan ruminansia: Rumen (Perut Besar) Rumen berfungsi sebagi tempat penyimpanan sementara bagi makanan yang telah ditelan, setelah rumen terisi cukup makanan, ruminansia akan beristirahat sembari mengunyah kembali makanan yang dikeluarkan dari rumen ini. Di dalam rumen, populasi bakteri dan Protozoa menghasilkan enzim oligosakharase, hidrolase, glikosidase, amilase, dan enzim selulase. Enzim- enzim ini berfungsi untuk menguraikan polisakarida termasuk selulosa yang terdapat dalam makanan alami mereka. Enzim pengurai protein seperti enzim proteolitik dan beberapa enzim pencerna lemak juga terdapat di sana. Retikulum (Perut Jala) Di retikulum, makanan diaduk-aduk dan dicampur dengan enzim-enzim tersebut sampai menjadi gumpalan-gumpalan kasar (bolus). Pengadukan ini dilakukan dengan bantuan kontraksi otot dinding retikulum. Pada gumpalan makanan ini kemudian didorong kembali ke rongga mulut untuk dimamah kedua kalinya sampai lebih sempurna saat sapi tersebut tengah beristirahat. Omasum (Perut Buku) Begitu gumpalan makanan yang dikunyah lagi itu ditelan kembali, mereka akan masuk ke omasum yang melewati rumen dan reticulum. Di dalam omasum, kelenjar enzim akan membantu penghalusan makanan secara kimiawi. Kadar air dari gumpalan makanan juga dikurangi melalui proses absorpsi air yang dilakukan oleh dinding omasum. Abomasum (Perut Masam) Abomasums merupakan perut yang sebenarnya karena di organ inilah sistem pencernaan hewan ruminansia secara kimiawi bekerja dengan bantuan enzim-enzim pencernaan. Didalm abomasums, gumpalan makanan dicerna melalui bantuan enzim dan asam klorida. Enzim yang dikeluarkan oleh dinding abomasums sama dengan yang terdapat pada lambung mamalia lain, sedangkan asam klorida (HCI) selain membantu dalam pengaktifan enzim pepsinogen yang dikeluarkan dinding abomasums, juga berperan sebagai desinfektan bagi bakteri jahat yang masuk bersama dengan makanan. Seperti diketahui bahwa bakteri akan mati pada pH yang sangat rendah. Abomasum pada ruminansia identik dengan lambung pada manusia, dimana pada lambung ini terjadi proses pencernaan secara kimiawi dengan menggunakan HCl pada lambung manusia dan ruminansia. (Sumber : Dwi Adistiana, 2018)