Anda di halaman 1dari 18

NAMA : SELLY SAFITRI

NIM : 431419002

PRODI/KELAS : PENDIDIKAN BIOLOGI A

MATA KULIAH : STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN II

Struktur Xilem Sekunder, Perbedaan Xilem Sekunder Pada Gymnospermae


Dan Dikotiledoneae

A. Struktur Xilem Sekunder


Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri dari xylem yang menggunakan
jaringan pengangkut air dan floem sebagai jaringan pengangkut bahan organic
(bahan-bahan makanan). Xylem dan Floem bersama-sama sering disebut
sebagai berkas pengangkut (berkas vascular). Tumbuhan yang mempunyai
jaringan pengangkut disebut tumbuhan vaskular, termasuk di dalamnya
Pteridophyta dan Spermatophyta. Dari kedua bagian berkas pengangkut itu,
xilem mempunyai struktur yang lebih tegar sehingga dapat utuh sewaktu
berubah menjadi fosil dan dapat dipakai sebagai bahan identifikasi bagi
tumbuhan jenis vaskular.
Pada dasarnya xilem merupakan jaringan kompleks karena terdiri dari
beberapa tipe sel yang berbeda, baik yang hidup maupun tidak hidup.
Penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea sebagai saluran transpor dan
penyokong. Xilem juga dapat mempunyai serabut sklerenkim sebagai jaringan
penguat, serta sel-sel parenkim yang hidup dan berfungsi dalam berbagai
kegiatan metabolisme.
Pada awalnya xilem merupakan hasil aktivitas meristem apikal lewat
pembentukan prokambium. Xilem yang terbentuk dari prokambium dinamakan
xilem primer. Bila tumbuhan ini setelah pertumbuhan primernya lengkap,
kemudian membentuk jaringan sekunder sebagai hasil aktivitas kambium,
maka xilem yang terbentuk itu dinamakan xilem sekunder. Meskipun xilem
primer dan xilem sekunder itu tidak berbeda bentuknya, tetapi keduanya akan
berbaur pada pertumbuhan selanjutnya(Mulyani, 2006).
Menurut (Hidayat, 1995), struktur xilem sekunder meliputi sistem aksial
dan sistem radial, lapisan tumbuh, kayu suban dan kayu galih, jenis sel dalam
xilem sekunder, unsur trakeal, serat, spesialisasi filogenetik pada unsur trakeal
dan sel serat xilem, sel parenkim
a. System aksial dan system radial
     Sistem radial
Bila sepotong balok kayu diamati dengan perbesaran lemah, pada balok
tersebut terlihat 2 sistem sel, yakni system aksial (longitudinal atau vertical)
dan system radial yang juga disebut siustem jari-jari empulur. System aksial
terdiri dari sel atau deretan sel yang sumbu panjangnya terletak sejajar
sumbu akar dan batang. System radial terdiri dari sejumlah sel yang terletak
dalam bidang horizontal yang arahnya radial, dalam batang dan akar.
Masing-masing system akan memberi penampakan khas dan hal itu terlihat
dalam berbagai sayatan melalui balok. Pada sayatan melintang, sel system
aksial disayat melintang dan tampak garis tengahnya yang kecil. Pada
sisrtem radial, sel terlihat dalam poanjangnya yang sejajar dengan arah
radial. Contohnya adalah parenkim jari-jari empulur. Pada sayatan radial
dan tangensial, tamapak pada panjangnya, sedangfkan sel jari-jari empulur
dalam sisitem radial kelihatan garis tenhgahnya yang pendek.
b. Lapisan Tumbuh
Pada penampang melintang melalui balaokk kayu tampak beberapa
lapisan yng dibatasi oleh sejumlah garis berwarna gelap. Garis itu
merupakan batas lapisan tumbuh yang berturutan . pada penampang
melintang tampak sebagai cincin sehingga dinamakan lingkaran tumbuh.
Pada kayu yang berasal dari pohon yang tumbuh di daerah beiklim sedang,
yang mempewrlihatkan perbedaan musim yang jelas dan teratur dalam 1
tahun, batas itu sekaligus menunjukkan batas kayu yang dibentuk dalam 1
tahun dank arena itu dinamakan lingkaran tahun. Dengan demikian, dapat
ditetapkan umur pohon dengan menghitung jumlah lingkaran tahunny.
Namun, berbagai kondisai lingkungan dapat merangsang terjadinya lebih
dari 1 lapisan. Tumbuh dalam setahun. Hal itu terjadi pada p[ohon
didaerah tropika yang masa curah hujannya yang besar bergantian dengan
masaa yang lebih kering dan kejadian seperti itu terulag beberapa kali
setahun. Jika masa curah hujan besar merangsang kegiatan cambium
sehingga diubentuk sejumlah unsure xylem baru, maka akan terlihat
beberapa garis ,masing-masing disebut lingkaran tumbuh.
Pada kayu, lingkaran tahun itu tampak jelas sebagai sejumlah garis
yang jelas. Sel kayu diantara 2 garis gelap dibagi menjadi 2 bagian, yakni
yang dibentuk lebih awal atau kayu-dini akhir, yakni bagian kayu yang
dibentuk belakangan atau pada akhir musim tumbuh. Kayu-dini dibentuk
pada musim semi dan sebab itu juga dinamakn kayu musim semi,
sedangkan kayu akhir dibentuyk diakhir musim panas, disebut kayu
musim panas. Dibandingkan dengan kayu akhir, kayu dini kurang padat
dan lebih banyak mengandunmg sel bergaris tyengah lebar dan berdinding
tipis. Sebaliknya, kayu akkhir lebih banyak terdiri dari sel bergaris tengah,
pendek dan berdindin g tebal. Kayu akhir tampak jelas karena merupakan
batas antara kayu akhir dan kayu dini yang berasal dari musim tumbuh
berikutnya. Didaerah tropika yang biasanya hanya menunjukkan
perbedaan musim hujan atau kering, nama sepadan adalah kayu musim
hujan dan kayu musim kemarau.
Jumlah kayu-dini dan kayu akhir yang terbentuk, dipengaruhi oleh
lingkungan dan keadaan yang khas dari tumbuhan. Kondisi yang
merugikan, misalnya, meningkatkan jumlah kayu akhir pada pinus, tetapi
menguranginya pada quercus. Secara umum dapt diukatakn bahwa
kemam[uan untuk membentuk lingkaran tumbuh ditentukan oleh sifat
genetic species.
c. Kayu Suban dan Kayu Galih
Xylem sekunder yang telah dibentuk lebih dulu, pada suatu ketika
tak akan berfungsi dalam pengangkutan dan penyimpanan cadangan
makanan. Kayu yang terdapat paling dalam, yakni ditengah batang, sering
menunjukkan warna lain sehingga mudah dikenal, disebut kayu galih.
Pembentukan kayu galih menyebabkan zat cadangan hilang atau beralih
menjadi bahan lain, dan akhirnya protoplas sel parenkim dan sel hidup lain
dalam xylem sekunder mati. Kayu suban adalah bagian xylem sekunder
didekat cambium pembuluh. Kayu ini masih berfungsi dalam
pengangkutan serta penyimpanan zat makanan dalam sel yang memiliki
protoplas.

B. Jenis Sel dalam Xilem Sekunder


Selain berfungsi utama dalam pengangkutan air, xylem juga berperan
dalam pengokohan serta kadang-kadang dalam penyimpanan cadangan
makanan. Sebab itu xylem terdiri dari beberapa jenis sel yang bentuknya
berbeda menurut fungsi, namun tetap memiliki asal yang sama. Untuk
mempelajarinya dipakai balok kayu (sepotong xylem sekunder) yang, sesuai
dengan spesiesnya, memperlihatkan hamper semua sel yang bisa ditemukan
dalam xylem sekunder.
1. Unsur Trakeal

Gambar 1. Unsur Trakeal


Unsure trakeal merupakan sel xylem yang paling tinggi
spesialisasinya, dan bertugas dalam pengangkutan air beserta zat yang
terlarut didalamnya.selnya memanjang dan pada waktu bertugas tidak
memiliki protoplas, jadi merupakan sel mati. Dindingnya dan berlignin dan
terdapat penebalan sekunder dengan macam-macam noktah. Unsure trakeal
terdiri dari 2 macam sel trakeal, yakni trakeid dan komponen trakkea.
Trakeid adalah sel panjang dengan ujung yang runcing. Trakeal juga disebut
pembuluh kayu dan terdiri dari deretan sel yang tersusun memanjang dan
bersambungan pada ujung dan panjangnya. Sel penyusun trakea yang
panjangnya sampai 50 sel itu (pada scleria, cyperaceae) dinamakan
komponen trakea atau komponaen pembuluh kayu. Perbedaan utama antara
kedua macam sel itu adalah bahwa trakeid merupakan sel yang ujungnya
runcing tanpa lubang, sedangkan sel komponen trakea memiliki lubang,
biasanya pada kedua dinding ujungnya. Lubang itu kadang-kadang terdapat
pula pada dinding lateralnya. Pada trakeid, pengangkutan air terjadi dari sel
ke sel melalui selaput noktah pada pasangan noktah diantara 2 ujung trakeid
yang saling menimpa. Karena bagian selaput noktah yang bukan selulosa
telah hilang akibat reaksi enzim. Maka air dapat menembusnya dengan
mudah. Pada komponen trakea, air bebas bergerak melalui lubang. Bagian
komponen trakea yang berlubang dinamakan papan berlubang. Ada 3
macam papn berlubang, yakni papan berlubang sederhana denagn sebuah
lubang saja, namun memenuhi seluruh dinding ujung sel yang ditempatinya;
papan berlubang skalariform denga lubang pipih dengan sejajar pada papan
menunujukkan bentuk tangga; dan papan berlubang jala yang jalinannya
lubangnya membentuk jala. Kedua macam lubang yang terakhir
dikelompokkan juga menjadi lubang majemuk karena jumlah lubang lebih
dari 1. Pada dinding unsure trakeal terdapat macam-macam nokatah macam
dan jumlah noktah tersebut bergantung pada jenis sel yang melekat pada
unsure trakeal itu. Diantara 2 unsur trakeal biasanya terdapat banyak noktah
terlindung. Antara unsure trakeal dan serat ditemukan hanya beberapa
pasangan noktah, sedangakan antara unsure trakeal dan sel parenkim
terdapat noktah setengah terlindung dengan bagian yang terlindung terdapat
di pihak sel trakeal. Pada coniferae, ukuran nokatah amat besar, terutama
pada kayu dini. Pada bentuk yang umum ditemukan, lubang noktah dalm
berbentuk bundar dengan ruang noktah menonjol. Ditepi selaput noktah,
bagian nonselulosa telah larut, namun dibagian tengah selaput itu menebal
dan mengandung lignin. Lebar torus melebihi lebar lubang noktah dalam,
dan jika pasangan noktah mengalami aspirasi, maka margo akan
melengkung sehingga torus melekat pada lubang noktah dalam dan
menyumbatnya.

2. Noktah pada xilem

Gambar 2. Struktur Xilem

Pada kayu galih banyak terdapat pasangan noktah yang teraspirasi.


Aspirasi terjadi secara bertahap dalam kayu suban dan mungkin berkaitan
dengan pengeringan bagian tengah kayu. Pemindahan selaput noktah terjadi
bila noktah berada diantara trakeid berisi air dan trakeid berisi gas atau yang
tak berfungsi lagi. Selaput pasangan noktah itu berlaku sebagai katup untuk
mencegah masuknya gas kedalam trakeid yang masih mengangkut air. Ini
karena, gas akan memutuskan tiang air yang terdapat dalam trakeid dan
menyebabkan terjadinya embolisme. Embolisme adalah keadaan vakum
sebagian; dalam keadaan tersebut sedikit uap air, sering dinamakn
gelembung udara. Embolisme ini akan meluas sampai mencapai selaput
padat. Jika hal itu terjadi dalam traleid, maka fungsi trakeid terhenti karena
ikatan hydrogen diantara molekul air terputus. Jika peristiwa itu terjadi pada
komponen trakea, seluruh trakea tak dapat berfungsi. Pada selaput pasangan
noktah antara trakeid dan sel parenkima tidak terbentuk torus.

3. Serat
Serat dalam xylem, sebagaimana serat pada umumnya, merupakan sel
panjang dengan dinding sekunder yang biasanya berlignin. Tebal dinding
beragam, namun biasanya lebih tebal dari pada dinding trakeid dalam kayu
yang sama. Ada 2 macam serat, yakni serat trakeid dan serat libriform. Jika
ditemukan dalam kayu yang sama, serat libriform lebih panjang dan
dindinya lebih tebal dibandingkan dengan serat trakeid. Pasangan noktah
terlindung pada serat trakeid memiliki ruang noktah yang lebih kecil
dibandingkan dengan ruang noktah pada trakeid kayu yang sama. Noktah
seperti itu memiliki saluran noktah dengan lubang noktah luar berbentuk
bulat dan lubang noktah dalam memanjang atau seperti celah. Pada serat
libriform, noktah memiliki lubang noktah dalam berbentuk celah dan
salurannya menyerupai corong pipih serta tidak memiliki ruang noktah.
Namun, semua perbedaan tersebut kadang-kadang kurang tajam karena
bentuk peralihannya banyak. Bentuk serat yang memiliki noktah dengan
bagian terlindung disebut serat trakeid. Kedua macam serat itu dapt
memiliki sekat. Serat bersekat banyak terdapat pada tumbuhan dikotil dan
umumnya masih berprotoplas pada kayu suban yang telah dewasa, serta
berfungsi menyimpan cadangan makanan. Dengan demikian, serat yang
hidup menyerupai parenkim dalam hal struktur dan fungsi. Bentuk yang lain
adalah serat berlendir. Serat ini memiliki lapisan dinding tak berlignin yang
berisi lendir yang terletak diatas lapisan dalam dinding sekunder. Serat
tersebut merupakan bagian yang umum terdapat pada kayu reaksi dikotil.
Spesialisasi Filogenetik pada Unsur Trakeal dan Sel Serat Xilem
Evolusi unsure pengangkut terjadi segera setelah tumbuhan memulai
kehidupan didarat.Contoh gambar cooksonia
Gambar 3. Trakeid pada Cooksonia
Contohnya adalah Cooksonia dari pertengahan silur yang
menunjukkan adanya trakeid berpenebalan cincin. Trakea berkembang dari
trakeid dan asalnya bersifat polifiletis, artinya kemampuan untuk
membentuk lubang berkembang beberapa kali. Trakea terdapat pada
selaginella, actinioteris, pteridium, regnellidium, dan marsilea, 3
gymnospermae yang khusus yakni ephedra, gnetum, dan welwitschia dan
pada kebanyakan angiospermae. Spesialisasi unsure trakeal terjadi seiring
dengan pemisahan fungsinya sebagai pengangkut dan pengokoh dalam
tumbuhan berpembuluh yang terjadi selama evolusi tumbuhan darat. Pada
keadaan yang kurang terspesialisasi fungsi pengangkutan dan pengokoh
diemban bersama trakeid. Dengan meningkatnya spesialisasi
berkembanglah komponen trakea yang lebih efisien dalam pengangkutan
disbanding tugasnya sebai pengokoh. Disisi lain serat terus berkembang,
terutama sebagai pengokoh. Jadi, dari trakeid primitive berkembang 2 garis
spesialisasi, yang 1 kearah pengembangan trakea, yang lain kearah
pembentukan serat. Evolusi papan berlubang dan komponen trakea
berkaitan erat dengan evolusi dalam angiospermae. Bnyak bukti
menunjukkan bahwa pada dikotil, trakea berkembang dan berspesialisasi
mula-mula dalam xylem skunder, kemudian pada xylem primer tahap akhir
(metaxilem), lalu pada xylem sekunder tahap awal(protoxilem). Pada
monokotil, trakea juga mula-mula ditemukan dalam metaxilem, baru
kemudian dalam protoxilem. Selain itu, dal takson tersebut trakea muncul
lebih dulu pada akar, baru kemudian pada batang. Belum dijump[ai fosil
angiospermae sehingga kita tidak memahami cara trakea berkembang.
Unsure xylem pada tumbuhan yang hidup dewasa ini telah dipelajari untuk
memahami bagaimana evolusinya berlangsung. Disimpulkan bahwa unsure
pembuluh kayu yang paling mirip trakeid (panjang, ramping, berbentuk
kumparan dengan papan berhubung yang miring) merupakan relic dari
keadaan yang primitive. Sifat seperti itu seringa ada hubungannya dengan
papan berhubung skalariform. Karena itu, dianggap bahwa unsure pembuluh
kayu muncul dari trakeid yang diperkokoh dengan penebalan skalariform.
Trakeid tersebut kemudian berkembang kearah bentuk yang lebih ideal,
yakni pendek dan lebar dengan papan berhubung ayng sederhana dan
hoprisontal.berdasarkan konsep primitive maju tersebut suatu bagan evolusi
telah diusulakan pada dikotil,unsure pembuluh kayu pertama-tama dalam
tumbuhan berkayu. Mula-mula di xylem sekunder, kemudian dalam xylem
primer. Pada monokotil ditemukan bermacam-macam jenis unsure
pembuluh kayu, masing-masing pada stadium evolusi yang berbeda dan
masing-masing berkembang secara mandiri. Bahwa unsure trakea
berkembang dari trakeid agaknya tak dapat diragukan; jadi, sel pertama
mungkin sekali panjang dan ramping. Namun, tidak dapat langsung
dianggap bahwa semua unsure trakea seperti itu merupakan relic. Bentuk
seperti itu mungkin dapat sangat menyesuaikan diri dalam lingkungan
dengan rawan air.

4. Sel Parenkim
Gambar 4. Perbedaan Struktur Xilem dan Floem

Parenkim dalam xylem sekunder ada 2 macam, yaitu parenkim


aksial; yakni parenkim xylem yang berarah tegak sejajar sumbu dan
parenkim radial, yakni parenkim jari-jari empulur. Dari segi struktur
dinding, kedua sel parenkim ini sama, namun isinya beragam. Sel parenkim
menyimpan pati, minyak, dan benda ergastik yan tak diketahui fungsinya.
Senyawa bersifat tannin dan Kristal sering ditemukan. Jenis Kristal serta
susunannya cukup khas sehingga digunakan untuk mengidentifikasi kayu.
Dinding kedua jenis parenkim itu dapat membentuk penebalan sekunder
yang mungkin berlignin. Jika ada dinding sekunder maka pasangan noktah
dapat bersifat terlindung, setengah terlindung atau sederhana. Beberapa sel
parenkim mengalami sklerifikasi karena dindingnya tebal-sehingga disebut
sklereid. Sel berkristal seringkali memiliki dinding terlignin dan
berpenebalan sekunder, serta dapat terbai-bagi menjadi ruang kecil-kecil
bersekta-dengan setiap ruang berisi sebuah Kristal. Sel parenkim aksial
dibentuk oleh sel pemula cambium yang memanjang atau fusiform. Jika
turunan sel pemula fusiform itu berkembang tanpa pembelahan melintang
atau miring,  terbentuklah sel parenkim xylem panjang serta tegak. Jika
padanya terjadi pembelahan melintang, terbentuk berkas atau unting
parenkim xylem. Parenkim radial ada beberapa jenis. Jenis yang paling
sering ditemukan adalah jenis parennkim jari-jari empulur yang berbaring
dan tegak. Kedua macam sel parenkim tersebut dapat ditemukan dalam 1
jari-jari empulur yang sama; sel tegakbertempat diujung atas dan ujung
bawah jari-jari empulur tersebut. Jari-jari empulur yang tersusun oleh hanya
1 macam sel dinamakan homosel dan yang terdiri dari 2 macam sel
dinamakan heterosel

C. Perbedaan Struktur Xilem Sekunder Pada Gymnospermae dan


Dikotiledoneae
Menurut (Simpson, 2006), Xilem sekunder (kayu) berfungsi dalam
dukungan struktural, memungkinkan tanaman untuk tumbuh tinggi dan
memperoleh sistem besar cabang lateral. Xilem sekunder, atau kayu,
sebagian besar terdiri dari elemen tracheary berorientasi longitudinal, baik
trakeid (dalam sikas, Ginkgo, dan tumbuhan runjung, tidak termasuk
Gnetales) atau bejana (Gnetales dan hampir semua angiospermae). Sel
berorientasi longitudinal lainnya mungkin termasuk serat dan parenkim
aksial. Kambium vaskular juga membentuk sel yang berorientasi radial
(sejajar dengan batang atau jari-jari akar). Sel-sel yang berorientasi radial
ini terjadi dalam untaian pita yang disebut sinar; fungsinya adalah
translokasi lateral air, mineral, dan gula. Pada kebanyakan tanaman
berkayu dengan musim pertumbuhan tahunan yang teratur (di daerah
beriklim sedang yang disebabkan oleh musim dingin, di daerah tropis
daerah oleh kekeringan musiman), kambium vaskular dan gabus kambium
aktif membelah hanya di dekat awal pertumbuhan musim; pertumbuhan
sekunder selanjutnya ditunda hingga pertumbuhan berikutnya musim
tanam.
Akibat dari pertumbuhan periodik ini, ada perbedaan struktur
xilem sekunder dari bagian pertama dari musim tanam (kayu musim semi)
versus bagian akhir musim pertumbuhan (kayu musim panas). Misalnya,
elemen tracheary dari kayu pegas cenderung lebih dalam diameter dengan
dinding yang lebih tipis; orang-orang dari kayu musim panas cenderung
berdiameter lebih kecil dengan dinding yang lebih tebal.
Hasil keseluruhan dari perbedaan ini dalam struktur antara hasil
kayu musim semi dan musim panas dalam pembentukan tahunan cincin.
Setiap cincin tahunan mewakili akumulasi xilem sekunder (atau floem)
satu musim tanam. Cincin tahunan terbukti karena perbedaan struktural
antara sel-sel terakhir musim panas kayu dan sel pertama dari kayu pegas
berikutnya.
Kayu dapat dipotong dalam tiga bidang utama: melintang
(penampang), radial (longitudinal dan ca. sejajar dengan a radius batang),
atau tangensial (membujur dan tegak lurus terhadap radius batang); bidang
bagian ini sering disingkat X, R, T, masing-masing. Pemotongan yang
berbeda ini digunakan untuk tujuan yang berbeda dalam industri kayu dan
mempengaruhi sosok, atau penampilan umum kayu. Itu tiga potongan juga
digunakan oleh ahli anatomi kayu untuk melihat sel dari tiga arah berbeda,
seringkali diperlukan untuk deskripsi tepat atau identifikasi sampel kayu.
Dalam industri kayu, istilah kayu lunak digunakan untuk kayu
produk yang berasal dari tumbuhan runjung dan digunakan untuk kayu
keras satu berasal dari angiosperma nonmonokotil. Kayu lunak dari
tumbuhan runjung (seperti pinus) memang biasanya lebih lunak dan lebih
mudah dikerjakan daripada kayu keras (seperti oak), seperti terakhir
biasanya mengandung banyak sel serat kayu. Namun, ada pengecualian;
beberapa yang disebut hardw oods, seperti balsa, cukup lembut.
Anatomi kayu mungkin sangat rumit. Strukturnya mungkin berikan
beberapa karakter yang mungkin penting secara sistematis; karakter ini
termasuk jenis elemen tracheary (apakah hanya memiliki trakeid, disebut
tidak keropos, atau memiliki pembuluh darah, disebut porous), anatomi
elemen tracheary (ukuran, bentuk, dan lubang atau struktur pelat
perforasi), distribusi pembuluh darah (jika ada), anatomi sinar, adanya
saluran resin,
distribusi parenkim aksial, dan keberadaan / distribusi dari serat atau sel
seperti serat. Misalnya, pada beberapa angiospermae mungkin ada
perbedaan dalam pembentukan elemen kapal terkait dengan cincin
tahunan. Pembuluh hanya bisa terbentuk di hutan musim semi, dengan
kayu musim panas baik kurang atau memiliki kapal yang relatif kecil dan
biasanya berisi sebagian besar serat; jenis pertumbuhan ini disebut ring-
porous (istilahnya
keropos mengacu pada adanya pori-pori, bahasa sehari-hari istilah untuk
kapal.

Gambar 5. : 1. Vascular cambium; 2. Secondary Xylem; 3. Secondary


phloem; 4. Primary Xylem; 5. Corte'x

a. Xylem sekunder pada Gymnospermae


Pada Gymnospermae xylem sekunder unsur-unsur trakea adalah
trakeid yang biasanya di sebut trakeid serat. Tidak dijumpai adanya
serat libriform yaitu serat pada xylem sekunder yang berdinding tebal
dengan noktah yang sederhana. Trakeid-trakeid saling tindih pada
ujung-ujungnya yang pipih berbentuk pahat. Trakeid yang
bersebelahan di hubungkan oleh noktah terlindung.
Selain itu pada xylem sekunder pada gymnospermae terdapat
trabekula pada trakeid. Trabekula adalah tonjolan berbentuk batang
pada dinding sel taangensial. Trakeid yang mengandung trabekula
biasanya tersusun dalam baris radial memanjang.
Jari-jari xylem sekunder pada gymnospermae terdiri atas sel-sel
parenkim saja(jejari homoselular) atau terdiri atas sel-sel parenkim dan
trakeid (jejari heteroseksual). Sel-sel parenkim jejari xylem
mengandung protoplas hidup dan terdapat resin berwarna gelap.
Trakea jejari semuanya berdinding sekunder dari lignin. Sebagian
besar gymnospermae memiliki jejari uniseriat.
Saluran resin terbentuk dari sel-sel parenkim yang menghasilkan
resin. Sel resin dengan sel-sel berdinding lignin terdapat pada abies
dan cedrus. Pada pinus dinding tipis, dan tidak mengandung lignin.
Pada konifer sel resin terbentuk akibat kerusakan atau perlukaan pada
pinus, picea, larix, dan pseudotsuga (Campbell, 2008).
b. Xylem Sekunder pada Dikotiledon
Xylem sekunder pada Dikotiledon lebih kompleks daripada
gymnospermae. Dimana pada dikotiledon ditemukan adanya
komponen pembuluh, trakeid, trakeid serat, serat libriform, serat
gelatin(serat dari lapisan dalam dinding sekunder yang mempunyai
kapasitas tinggi menyerap air dan mengembung), parenkim kayu dan
jejari dengan berbagai macam ukuran.
Susunan parenkim bervariasi. Tipe dasar susunan parenkim adalah
apotrakeal. Parenkim secara khas terpisah dari pembuluh. Terdapat dua
tipe variasi xylem sekunder pada dikotiledon yaitu:
1. Parenkim Pancar
Parenkim apotrakeal yang terbentuk dalam untaian
uniseriat kecil dan sel-sel tunggal yang tersebar tak beraturan
diantara serat-serat parenkim berpita(metetrakeal).
2. Parenkim Apotrakeal
Parenkim Apotrakeal tunggal atau yang tersusun dalam
lapisan sinambung terdapat pada ujung cincin tumbuh
parenkim inisial. Parenkim ini terbentuk pada awal terjadinya
cincin tumbuh.
Xylem sekunder dikotiledon biasanya hanya terdiri atas sel-sel
parenkim. Saluran gum( polisakarida berlendir) interselular terdapat
pada dikotil, serupa dengan sel resin pada gymnospermae dan terjadi
luka.
c. Contoh Pembentukan Xilem di Suaeda nudiflora dan S. fruticosa
(Amaranthaceae s.l.)
Menurut, (Shelke dkk, 2019) Pada Amaranthaceae Xilem sekunder
berpori difus, cincin pertumbuhan tidak jelas dan menunjukkan cincin
berurutan yang saling berhubungan yang terbentuk jaringan anastomosis.
Xilem sekunder terdiri dari serat (serat trakeid), pembuluh dimorfik (lebar
dan sempit seperti serat), parenkim aksial sementara sinar hanya diamati di
xilem yang kemudian terbentuk dari batang dan cabang yang tebal. Sinar
meduler dan sinar sekunder tetap tidak ada sebelumnya membentuk xilem
sekunder. Selanjutnya dengan peningkatan diameter batang, pembelahan
melintang diamati pada sel-sel itu akibatnya menyebabkan terbentuknya
heteroseluler yang tinggi, tegak vertikal
Sel sinar Xilem sekunder terbentuk di awal setiap kambium
berturut-turut secara eksklusif terdiri dari serat (serat trakeid) sedangkan
diferensiasi pembuluh darah diamati hanya sebelum penghentian aktivitas
cambial di setiap segmen. Diferensiasi elemen bejana dan elemen ayakan
tetap dibatasi sampai yang tertentu sel kambial fusiform sedangkan sisa
bagian kambium secara eksklusif membentuk jaringan konjungtif di kedua
sisi.
Keterangan Gambar 6.
A: Inisiasi kambium berurutan (mata panah) dari sel parenkim yang
dibentuk oleh kambium sebelumnya (panah). Singkatan: V = bejana, XY =
xilem sekunder.
B: Struktur xilem sekunder pada batang tebal menunjukkan parenkim
radial yang membentuk jaringan (panah). Perhatikan xilem berpori difus
yang tidak memiliki cincin pertumbuhan dan pembentukan yang berbeda
menganastomosis jaringan kambia yang berurutan.
C: Struktur xilem sekunder berbentuk radial tampilan longitudinal. Kepala
panah menunjukkan pembagian melintang di parenkim aksial. Singkatan:
R = Ray cells, V = vessel.
D: Tidak adanya sinar pada awal terbentuk sekunder xilem. Kepala panah
menunjukkan pembuluh darah. Panah menunjukkan parenkim aksial
kristal.E: Kemudian terbentuk xilem sekunder yang memperlihatkan sinar
di xilem sekunder (mata panah). Panah menunjukkan inti di serat.
F: Xilem sekunder terbentuk di batang yang tebal menunjukkan besar,
multiseriate dan heteroseluler sinar (mata panah).
Sumber Rujukan

Campbell, Jane B. Reece & Lawrence G. Mitchell. 2008. Biologi Jilid 2 Edisi Ke-
8. Jakarta: Erlangga.

Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB.


Mulyani, S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
Shelke R.A., Kapadaneb., Ramoliyac, D, G., Gondaliyac, A.D., Rajput, Kishore
S. 2019. Development of successive cambia and formation of secondary
xylem in Suaeda nudiflora and S. fruticosa (Amaranthaceae s.l.). Journal
Homepage Elsevier Flora. 256 : 43-51.

Simpson, G, Michael. 2006. Plant Systematics. New York. Elsevier Academic


Press.

Anda mungkin juga menyukai