PERKEMBANGAN HEWAN
ACARA III
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
UNIVERSITAS MATARAM
2019
ACARA III
A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan praktikum : a. Untuk mengetahui struktur dan fungsi
alat reproduksimencit jatan, dan
2. Bahan
a. Aquadest.
b. Mencit (Mus musculus).
C. Langkah Kerja
Adapun langkah kerja pada struktur dan alat reproduksi mencit
betinayaitu :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Mengambil 1 mencit ( Mus musculus).
3. Menaruhnya mencit ( Mus musculus) di papan bedah dengan posisi
telentang dan memasang jarum pentul.
4. Mengamati alat reproduksi luar dari mencit ( Mus musculus)kemudian
mengambil foto dengan kamera hp.
5. Membedah mencit ( Mus musculus) di mulai dari bawah sampai bagian
diafragma.
6. Mengamati alat reproduksi dalam dalam dari mencit ( Mus
musculus)kemudian mengambil foto dengan kamera hp.
7. Mengambil salah satu dari testis mencit ( Mus musculus)
8. Menghancurkan testis hingga menjadi ekstrak, apabila terlalu kental
tambahkan aquadest.
9. Mengambil satu tetes dari ekstrak testis dan meletakkan di atas kaca
benda
10. Mengamati kaca benda yang telah ditetesi ekstrak mencit pada
mikroskop
11. Mencatat dan mendokumentasikan hasil pengamatan
12. Membersihkan dan merapikan alat dan bahan yang telah digunakan.
D. Hasil Pengamatan
1. Gambar sebelum dibedah
Keterangan:
a. Skrotum
b. Penis
A
(Dokumentasi pribadi,2019)
B
C
(Dokumentasi pribadi,2019)
3. Gambar morfologi sperma mencit (Mus musculus)
Keterangan :
B a. Kepala
A
b. Ekor
(Dokumentasi pribadi,2019)
E. Pembahasan
1. Adelina Rosidi
Merujuk pada Akbar (2010) menyatakan bahwa Mencit
(Mus musculus L.) termasuk mamalia pengerat (rodensia) yang
cepat berkembang biak, mudah dipelihara dalam jumlah
banyak,variasi genetiknya cukup besar serta sifat anatomisnya dan
fisiologisnya terkarakteristik dengan baik. fisiologisnya
terkarakteristik dengan baik. Sistem reproduksi pada mancit jantan
terdiri atas sepasang testis yang terdapat dalam skrotum, sistem
duktus, kelenjar aksesoris dan penis.Testis merupakan salah satu
alat kelamin janta pada mencit. Testis berjumlah dua buah, terdapat
di dalam kantong luar yang disebut skrotum. Pada semua spesies
testis berkembang di dekat ginjal, yakni di daerah krista genitalis
primitif. Testis dibungkus oleh kapsula fibrosa tebal yang disebut
tunika albugenia. Pada bagian posterior jaringan ikat ini mengalami
penebalan yang disebut mediastinum testis. Dari mediastenum testis
ini terbentuk sekat-sekat yang membagi lobus secara radier menjadi
lobuli testis, Sekat ini disebut septula testis didalam lobuli testis ini
terdapat banyak saluran yang berliku-liku, disebut tubulus
seminiferus, tempat berlangsungnya proses spermatogenesis.
Saluran ini kemudian bergabung di bagian mediastinum testis
tempat terdapatnya rete testis, rete testis ini berhubungan langsung
dengan duktus eferen yang akan membentuk bagian kaput
epididimis.
Merujuk pada Setyaningsih (2011) menyatakan bahwa
sistem duktus terdiri atas rete testis, duktus eferen, epididimis dan
duktus deferen. Rete testid menghubungkan antara tubulus
seminiferus dan duktus eferen. Duktus eferen membentuk tiga
hingga tujuh saluran menuju epididimi. Epididimis terletak dibagian
dorsolateral testis dan memanjang dari kranial kekaudal testis.
Epididimis terdiri atas dua duktus, yaitu:duktud eferen dan duktus
epididimis. Epididimis menyalurkan spermatozoa dan cairan dari
testis ke duktus deferens. Duktus deferen merupakan saluran yang
berfungsi mengangkut spermatozoa dari kauda epididimis ke uretra.
Duktus tersebut memiliki dinding- dinding yang mengandung otot-
otot yang berperan penting dalam mekanisme pengangkutan semen
saat ejakulasi.
Merujuk pada Setyaningsih (2011) menyatakan bahwa
Organ kopulatoris tikus jantan adalah penis yang mempunyai tugas
ganda yaitu sebagai alat pengeluaran urin. Kepala penis adalah
bagian ujung dari penis yang ditutupi oleh preputium. Badan penis
terdiri dari korpus kovernosum penis yang relatif besar dan
diselimuti oleh suatu selubung fibrosa tebal bewarna putih, yaitu
tunika albugenia. Di bagian ventral terdapat korpus kavernosum
urethra, suatu struktur yang relatif lebih kecil yang mengelilingi
urethra Di bagian dorsal terdapat sporangium kavernosa yang
bersifat seperti spons danterdiri atas rongga-rongga yang dapat
dianggap sebagai kapiler-kapileryang sangat membesar dan
bersambung dengan vena penis. Ereksi penispada umumnya
disebabkan oleh pembesaran rongga-rongga ini oleh darahyang
berkumpul.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada mencit jantan
memiliki alat reproduksi bagian luar dan dalam. Alat reproduksi
bagian luar yaitu skrotum merupakan kantung yang membungkus
testis yang terletak di antara penis dan anus serta terletak di depan
perineum. Skrotum pada mencit berasal dari bagian yang sama
dengan labia mayora pada organ kelamin perempuan. Pada
pengamatan terlihat jelas bahwa skrotum berukuran besar
dikarenakan mencit yang digunakan pada praktikum ini termasuk
mencit yang sudah dewasa. Alat reproduksi luar lainnya yaitu
penis. Penis merupakan organ kopulatoris mencit jantan yang
berfungsi sebagai alat pengeluaran urin dan penyaluran semen ke
dalam saluran reproduksi mencit betina. Pada pengamatan penis
mencit terlihat berukuran sangat kecil. Jika dilihat lebih jelas lagi
penis terdiri dari akar, badan dan ujung bebas dan berakhir dengan
glans penis. Alat reproduksi bagian dalam pada mencit terdiri dari
testis, saluran reproduksi dan kelenjar kelamin. Testis pada mencit
terdapat di bagian sebelah kiri dan kanan dan berfungsi untuk
tempat memproduksi sperma. Saluran reproduksi mencit berupa
epididimis, vas deferens dan vesikula seminalis. Epididimis pada
mencit berupa saluran yang berkelok-kelok yang berfungsi untuk
tempat penyimpanan sperma sementara. Vas deferens pada
pengamatan terlihat sebagai penghubung antara epididimis dan
uretra. Letak vas deferens dimulai dari ujung kauda epididmis yang
terdapat pada ujung skrotum, kemudia pada bagian ujung vas
deferens dikelilingi oleh suatu pembesaran kelenjar yang dosebut
ampula. Vesikula seminalis atau biasa disebut dengan kantung
mani berfungsi untuk mensekresikan cairan tertentu yang sifatnya
basa.
Merujuk pada Junqueira (2007) menyatakan bahwa
spermatogenenis terjadi di tubulus seminiferus. Epitel tubulus
seminiferus berada tepat di bawah membran basalis yang dikelilingi
oleh jaringan ikat fibrosa yang disebut jaringan peritubuler yang
mengandung serat-serat jaringan ikat, sel-sel fibroblast dan sel otot
polos yang disebut dengan sel mioid.Setiap tubulus ini dilapisi oleh
epitel berlapis majemuk. Garis tengahnya lebih kurang 150-250 µm
dan panjangnya 30-70 cm. Panjang seluruh tubulus satu testis
mencapai 250m. Tubulus kontortus ini membentuk jalinan yang
tepat masing-masing tubulus berakhir buntu atau dapat bercabang.
Pada ujung setiap lobulus, lumennya menyempit dan berlanjut ke
dalam ruas pendek yang dikenal sebagai tubulus rektus, atau
tubulus lurus, yang menghubungkan tubulus seminiferus dengan
labirin saluran-saluran berlapis epitel yang berkesinambungan yaitu
rete testis. Rete ini terdapat dalam jaringan ikat mediastinum yang
dihubungkan dengan bagian kepala epididimis oleh 10-20 duktulus
eferens. Tubulus seminiferus terdiri dari sel-sel spermatogenik dan
sel-sel Sertoli yang mengatur dan menyokong nutrisi
spermatozoabasalis yang dikelilingi oleh jaringan ikat fibrosa yang
disebut jaringan peritubuler yang mengandung serat-serat jaringan
ikat, sel-sel fibroblast dan sel otot polos yang disebut dengan sel
mioid. nium adalah sel spermatif yang terletak di samping lamina
basalis. Sel spermatogonium relatif kecil, bergaris tengah sekitar 12
µm dan intinya mengandung kromatin pucat. Pada keadaan
kematangan kelamin, sel ini mengalami sederetan mitosis lalu
terbentuklah sel induk atau spermatogonuim tipe A, dan mereka
berdiferensiasi selama siklus mitotik yang progresif menjadi
spermatogonium tipe A. Spermatogonium tipe A adalah sel induk
untuk garis keturunan spermatogenik, sementara spermatogonium
tipe B merupakan sel progenitor yang berdiferensiasi menjadi
spermatosit primer. Spermatosit primer adalah sel-sel terbesar
dalam garis keturunan spermatogenik ini dan ditandai adanya
kromosom dalam tahap proses penggelungan yang berbeda di
dalam intinya. Spermatosit primer memiliki 46 (44+XY) kromosom
dan 4N DNA. Hasil pengamatan pada morfologi sperma mencit
menunjukkan bahwa terlihat bentuk sperma mencit dengan kepala
yang oval dan terdapat ekor. Sperma yang ditemukan dari hasil
pengoyakan sperma mencit berjumlah banyak namun sperma
tersebut tidak bergerak. Jika sperma tersebut di perbesar terdapat
inti sel yang tebal dengan sedikit sitoplasma dan diselubungi
selubung tebal di dalam kepala sperma.
DAFTAR PUSTAKA
Purnamasari R., dan Santi D.R. 2017. Fisiologi Hewan. Surabaya: UIN
Sunan Ampel.