Oleh:
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
Asisten
: Afifah Sulistiyaningrum
: B1A015025
: III
:5
: Anastasia Sintanora Elizabeth
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mencit dan juga pada manusia. Pada manusia dikenal dengan metode pap smear,
metode ini sangat bermanfaat untuk mengetahui apakah kondisi vagina jauh dari
bakteri atau tidak ketika dilakukan pengambilan lendir yang terdapat pada daerah
vagina untuk diperiksa sel-sel yang terkandung di dalamnya dengan menggunakan
bantuan mikroskop (Partodiharjo, 1980).
B. Tujuan
Tujuan praktikum pembuatan dan evaluasi sediaan apus vagina mencit adalah
untuk dapat melakukan prosedur pembuatan preparat apus vagina, mengidentifikasi
tipe-tipe sel dalam preparat tersebut dan menemukan fase estrus pada hewan uji.
A. Materi
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum pembuatan dan evaluasi sediaan apus
vagina mencit adalah cotton bud, object glass, cover glass, mikroskop dan tissue.
Bahan-bahan yang diperlukan dalam praktikum pembuatan dan evaluasi sediaan
apus vagina mencit adalah mencit betina yang sudah matang kelamin dan tidak
sedang hamil, larutan NaCL 0,9%, larutan alkohol 70%, pewarna methylen blue 1%,
dan akuades.
B. Metode
Metode yang dilakukan dalam praktikum ini adalah:
1. Mencit betina yang akan diperiksa dipegang dengan tangan kanan dengan cara
menelentangkannya di atas telapak tangan sementara tengkuk dijepit oleh ibu
jari dan telunjuk. Ekor dijepit diantara telapak tangan dan jari kelingking.
2. Ujung cotton bud dibasahi dengan larutan NaCl 0,9% kemudian secara perlahan
dimasukkan ke dalam vagina mencit sedalam 5 mm dan diputar searah secara
perlahan-lahan dua hingga tiga kali.
3. Gelas objek diibersihkan dengan alkohol 70% dan dikering udarakan. Ujung
cotton bud yang sudah dioleskan pada vagina tersebut dioleskan memanjang dua
atau tiga baris olesan dengan arah yang sama pada gelas objek.
4. Olesan vagina tersebut diolesi dengan larutan methylen blue 1% sambil sesekali
dimiringkan agar pewarna merata pada permukaan ulasan dan diitunggu selama
5 menit. Pewarna yang berlebihan dibersihkan dengan membilas gelas objek
menggunakan akuades atau air mengalir kemudian ditutup dengan gelas
penutup.
(A)
(B)
Keterangan:
Gambar (A) : Mikroskopis Siklus Estrus Fase Estrus Perbesaran 100x
Gambar (B) : Skematis Siklus Estrus Fase Estrus
Keterangan Gambar :
1. Epitel terkornifikasi
B. Pembahasan
Hasil pengamatan dari praktikum vaginal smear ini didapatkan bahwa pada
preparat apus vagina terlihat sedang mengalami fase estrus. Fase ini ditandai dengan
ditemukannya banyak sel epitel yang telah terkornifikasi dan tidak ditemukannya
leukosit pada preparat yang diamati. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh
Jafarey & Jaffri (2016) bahwa fase estrus ditandai dengan kehadiran sel-sel epitel
yang telah terkornifikasi yang sifatnya mendominasi dan fase ini dianggap sebagai
periode kopulasi. Selama fase estrus sekresi kelenjar meningkat, epitel vagina
menjadi hypermic dan ovulasi terjadi. Fase siklus reproduksi ini dipengaruhi oleh
estrogen.
Hasil apusan vagina mencit dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, ketika
memasukkan cotton bud ke dalam vagina mencit, pengolesan cotton bud pada object
glass dan pada saat pembersihan object glass untuk mengurangi pewarnaan yang
berlebih dari pewarnaan methylen blue. Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi
sediaan apusan vagina yang dihasilkan. Jika salah satu dari tahapan tersebut tidak
dilakukan maka sediaan apus vagina yang dihasilkan akan sulit diamati dibawah
mikroskop (Frisch, 1982).
Mencit (Mus muculus) memiliki siklus estrus yang terdiri atas 4 fase antara lain,
sebagai berikut :
1. Proestrus
Fase proestrus ditandai oleh adanya sel-sel epithel yang belum terkornifikasi
dan terdapat sedikit leukosit yang tidak terlalu terlihat (Toelihere, 1982). Dalam
tahap ini terdapat dominasi dari sel epitel berinti. Sel-sel ini dapat muncul dalam
kelompok atau muncul secara individu. Tahap ini merupakan tahap pre-ovulasi,
ketika E2 meningkat dan akibatanya pada malam hari, LH dan FSH meningkat
lalu terjadi ovulasi (Caligioni, 2009). Menurut Jafarey & Jaffri (2016), proestrus
merupakan tahap yang waktunya sangat pendek, berlangsung selama 12 jam.
2. Estrus
Fase estrus ditandai dengan kehadiran sel-sel epitel yang telah terkornifikasi
yang sifatnya mendominasi dan fase ini dianggap sebagai periode kopulasi.
Selama fase estrus sekresi kelenjar meningkat, epitel vagina menjadi hypermic
dan ovulasi terjadi. Fase siklus reproduksi ini dipengaruhi oleh estrogen
(Jafarey&Jaffri, 2016).
3. Metestrus
Fase metestrus ditandai dengan adanya campuran dari beberapa jenis sel
dengan dominasi leukosit dan beberapa sel epitel berinti dan atau epitel
identifikasi. Sel epitel merupakan sel yang terletak pada permukaan vagina, sehingga
apabila terjadi perubahan kadar estrogen maka sel epitel merupakan sel yang paling
awal terkena akibat dari perubahan tersebut. Sel leukosit di vagina berfungsi
membunuh bakteri dan kuman yang dapat merusak ovum. Sel epitel berbentuk oval
atau polygonal, sedangkan sel leukosit berbentuk bulat dan berinti Oleh karena itu,
metode ini sangat tepat digunakan untuk menentukan fase dalam siklus estrus
(Nalbandov, 1990).
DAFTAR REFERENSI
Beckyurek, T., Liman, N., Bayram, G. 2002. Diagnosis of Sexual Cycle by Means of
Vaginal Smear Method in the Chinchilla (Chinchilla lanigera). Laboratory
Animals. 36: 51-60.