Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR

PRAKTIKUM 3

( PEMBELAHAN SEL )

OLEH :

NAMA : SUPARDI
STAMBUK : F1C120066
JURUSAN : KIMIA
KELAS : B
FAKULTAS : FMIPA
ASISTEN PEMBIMBING : RAHMAH MUTHMAINNAH AZAM

LAB UNIT BIOLOGI

UPT LABORATORIUM TERPADU

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020
A. WAKTU PRAKTIKUM
Praktikum dilaksanakan pada Sabtu, 21 November 2020 pukul 07.00
WITA-selesai, dilaksanakan dengan system online.

B. JUDUL
PEMBELAHAN SEL

C. TUJUAN
1. Mengetahui tahapan pembelahan mitosis dan meiosis, beserta
mengenali ciri-ciri setiap tahapan pembelahan.
2. Membedakan meiosis pada sel kelamin jantan dengan pada sel kelamin
betina.

D. DATA PENGAMATAN
1. Pembelahan mitosis dan meiosis
o Tahapan Pembelahan Mitosis

Sumber; https://rimbakita.com/mitosis-dan-meiosis/
o Tahapan Pembelahan Meiosis

Sumber; https://rimbakita.com/mitosis-dan-meiosis/
2. Meiosis sel kelamin jantan dan sel kelamin betina

• Sel kelamin jantan ( Spermatagenesis )

http://www.smaalhikmah.sch.id/2013/06/kupas-tuntas-
pembelahan-sel.html
• Sel kelamin betina ( Oogenesis )

http://www.smaalhikmah.sch.id/2013/06/kupas-tuntas-
pembelahan-sel.html
E. PEMBAHASAN
1. Mitosis dan meiosis merupakan bagian dari cara reproduksi sel pada
makhluk hidup. Menurut pengertiannya, sel adalah kumpulan materi
paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit penyusun
semua makhluk hidup.Sel berkembang biak dengan cara membelah
diri. Pembelahan diri pada sel ini dilakukan dengan 3 cara, yaitu
amitosis, mitosis, dan meiosis. Dari ketiga cara pembelahan diri pada
sel yang bertujuan untuk berkembang biak ini ada beberapa perbedaan
yang perlu kita ketahui, terutama perbedaan antara mitosis dan meiosis
▪ Tahapan Pembelahan Mitosis
Pembelahan mitosis adalah tipe pembelahan sel sehingga
menghasilkan 2 sel anakan yang secara genetis sama. Artinya,
kedua sel anakan yang terbentuk tersebut memiliki susunan
genetika yang sama dengan induknya.
1. Profase
Pada fase pertama ini, nantinya akan terjadi perubahan terhadap
nukleus dan sitoplasma. Kemudian, benang pada nukleus yang
dikenal dengan sebutan benang kormatin akan mengalami
perubahan bentuk menjadi lebih pendek, serta menebal. Hal ini
menandakan bahwa sel sedang membentuk kromosom. Dari
kromosom yang terbentuk, setiap bagian lengannya akan
terduplikasi dengan dua kromatid sama persis dan terikat pada
sentromer. Saat proses ini berlangsung, nukleolus dan juga
membran nukleus akan menghilang.
2. Metafase
Tahapan berikutnya adalah metafase, pada tahap ini terjadi
penyebaran kromosom tepat di bagian tengah sel. Ciri khusus
dari tahapan ini bagian atau bidang equator memiliki
kromosom yang tersusun rapi. Pada tahapan ini pula benang
spindel akan terlihat lebih tipis. Sementara kromosom tepat
berada di tengah sel tempat pembelahan terjadi.
3. Anafase
Rangkaian tahap pada fase ini adalah pembelahan pada
sentromer, kemudian dua kromatid berpisah yang masing-
masing menuju ke arah kutub yang berlawanan. Di akhir fase
tersebut nantinya masing-masing kromatid akan terletak pada
kutubnya sendiri. Sementara kromosom yang terbentuk akan
menjadi kromosom baru.
4. Telofase
Tahap ini adalah saat dimana adanya membran nukleus yang
baru mulai terbentuk. Kemudian, benang spindel bakal
menghilang. Setelah itu, dua buah nukleus baru akan memicu
terjadinya pembelahan sel tepat di bagian tengah.
Kesimpulannya, pembelahan mitosis merupakan pembelahan
sel yang terjadi pada bagian sel tubuh dimana nukleus terbelah
jadi dua anakan dengan sifat sama persis seperti sel induknya.
▪ Tahapan Pembelahan Meiosis
Pembelahan sel secara meiosis juga disebut sebagai pembelahan
reduksi. Hal ini disebabkan karena pada prosesnya, jumlah
kromosom sel akan menjadi setengah dari jumlah awal selama
pembentukan gamet. Namun pada dasarnya, meiosis ini juga
melewati tahap-tahap atau fase yang mirip dengan pembelahan
mitosis.
1. Meiosis I
Fase ini terdiri dari tahapan profase I, metafase I, anaphase I,
telofase I, dan juga sitokinesis I. Berikut adalah penjelasannya,
yaitu:
– Profase I
Pada tahapan ini, membran nukleus akan memisahkan diri
kemudian muncul kromatin yang terbentuk dari kromosom dan
juga benang spindel. Nantinya, akan ada lima fase lain, yaitu
leptotene, zigoten, pakiten, diploten, dan juga diakinesis.
– Metafase I
Pada fase ini, pada bagian equator akan mulai muncul
kromosom lengkap dengan benang spindel yang mulai
membentang dari kutub bagian ujung yang melekat di setiap
sentromer.
– Anafase I
Setelah melewati proses metafase I, selanjutnya adalah anafase
I dimana kromosom akan ditarik pada kutub-kutub yang
berlawanan. Disinilah kromosom diploid akan diubah menjadi
diploid.
– Telofase I
Pada fase atau tahapan ini, kromosom nantinya akan sampai di
setiap kutub yang berlawanan.
– Sitokinesis I
Kromosom akan mulai melakukan pemisahan hingga pada
akhirnya menghasilkan dua jumlah sel.
2. Meiosis II
Tak jauh berbeda dengan fase besar meiosis I, fase besar kedua
ini juga memiliki beberapa tahapan penting dengan penjelasan
sebagai berikut:
– Profase II
Tahap ini ditandai dengan adanya kromatid yang mulai
menempel pada sentromer.
– Metafase II
Proses ini dimulai saat equater mulai memperlihatkan
kromosom dengan benang spindel yang mulai membentang
dari kutub bagian ujung yang melekat pada setiap sentromer.
– Anafase II
Ketika proses ini terjadi, kromosom akan ditarik pada tiap
kutub yang berlawanan. Di sini, kromosom diploid akhirnya
berubah menjadi diploid.
– Telofase II
Kromosom yang telah ada sampai di bagian kutub dan terdiri
atas empat inti. Setiap inti nantinya memiliki setengah pasang
kromosom dan satu duplikasi DNA.
– Sitokinesis II
Pada tahapan ini, sel mulai mengalami pemisahan hingga
akhirnya terbentuk empat sel haploid.

2. Pembentukan sel kelamin secara umum disebut gametogenesis.


Gametogenesis terdiri dari dua, spermatogenesis dan oogenesis.
Pembentukan sel kelamin jantan disebut spermatogenesis. Berikut
adalah tahap spermatogenesis.
1. Sel kelamin jantan bermula dari sel primordial germinal
(prekursor gamet atau sel induk gamet). Sel primordial ini
membelah dan berkembang menjadi spermatogonium yang bersifat
diploid (2n).
2. Spermatogonium membelah secara mitosis dan hasil
pembelahannya berkembang menjadi spermatosit primer (2n).
3. Tiap spermatosit primer mengalami pembelahan meiosis
pertama menjadi 2 spermatosit sekunder yang bersifat haploid (n)
4. Tiap spermatosit sekunder mengalami pembelahan meiosis
kedua menjadi 4 spermatid (n).
5. Keempat spermatid akan mengalami diferensiasi dengan
bertambah ekor menjadi sel sperma (n).
Pembentukan sel kelamin betina disebut oogenesis. Berikut adalah
tahap oogenesis.
1. Sel kelamin betina bermula dari sel primordial germinal
(prekursor gamet atau sel induk gamet). Sel primordial ini
membelah dan berkembang menjadi oogonium yang bersifat
diploid (2n).
2. Oogonium membelah secara mitosis dan hasil pembelahannya
berkembang menjadi oosit primer (2n).
3. Tiap oosit primer mengalami pembelahan meiosis pertama
menjadi 1 oosit sekunder yang bersifat haploid (n) dan badan polar
4. Oosit sekunder mengalami pembelahan meiosis kedua menjadi
ootid yang bersifat haploid dan badan polar 2. Badan polar 1
kadang mengalami pembelahan menjadi 2 badan polar lain. Badan
polar tidak mempunyai fungsi signifikan dan akan terdegradasi
sendirinya.
5. Ootid yang dihasilkan dari meiosis kedua akan mengalami
pematangan seiring terjadinya ovulasi menjadi ovum.

F. KESIMPULAN
1. Pada pembelahan mitosis proses pembelahan berlangsung 1 kali dan
sifat sel anak sama dengan sel induk dan menghasilkan 2 sel anak.
Pada pembelahan meiosis proses pembelahan berlangsung 2 kali dan
sifat sel anak berbeda dengan sel induk dan menghasilkan 4 sel anak
2. Spermatogenesis merupakan suatu proses yang terjadi di dalam tubuh
pria dalam proses pembentukan sperma yang mana melalui
pembelahan secara mitosis dan juga meiosis. Sedangkan oogenesis
merupakan suatu proses untuk membentuk ovum atau sel telur dalam
tubuh wanita yang terjadi secara mitosis maupun meiosis.
DAFTAR PUSTAKA

Andersoon. 2006. Cell Division and the cell cycle. University of Albert : America.
Campbell. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Crowder, L.V. 1988. Genetika Tumbuhan. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Elrod, Susan and Wiliam Stainsfield. 2007. Genetika Edisi Ke Empat. Jakarta :
Erlangga.
Kimball. 1999. Biologi. Erlangga: Jakarta.
Stansfield, W.D. 1991. Genetika Edisi Kedua. Erlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai