Anda di halaman 1dari 21

Laporan Lengkap

Ekologi Umum
PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM

NAMA : ALFREDO SAUT G. H.


NIM : M011181347
KELAS :D
KELOMPOK :I
ASISTEN : 1. ANNUR RAHMAT
2. ALIEF FACHREZA

LABORATORIUM KONSERVASI SUMBER DAYA HUTAN DAN EKOWISATA


FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Hutan adalah habitat bermacam spesies tumbuhan, spesies hewan, dan beberapa
kelompok etnik manusia, yang berinteraksi satusama lain sekaligus dengan lingkungan
sekitarnya. Ekologi adalah cabang ilmu biologi yang banyak memanfaatkan informasi dari
berbagai ilmu pengetahuan lain, seperti : kimia, fisika, geologi,dan klimatologi untuk
pembahasannya. Dalam studi ekologi digunakan metoda pendekatan secara rnenyeluruh pada
komponen-kornponen yang berkaitan dalam suatu sistem. Ruang lingkup ekologi berkisar
pada tingkat populasi, komunitas, dan ekosistem (Indriyanto, 2005).

Dilihat dari fungsinya, semua makhluk hidup dalam suatu ekosistem dapat dibedakan
dalam tiga kelompok, yaitu produsen, konsumen, dan dekomposer. Salah satu bagian penting
dari jaring makanan apapun adalah dekomposer, makhluk hidup yang memakan sisa-sisa
organisme lain yang telah mati. Dekomposer (terkadang disebut detritivor) mencakup
hewan-hewan kecil seperti serangga dan cacing tanah, namun tahapan terakhir proses
penguraian itu dilaksanakan oleh fungi mikroskopik dan bakteri. Satu sentimeter kubik tanah
dapat mengandung lebih dari sepuluh juta organisme-organisme itu (Indriyanto, 2005).

Perilaku kehidupan manusia sering kali berubah ubah dan pola kehidupannya selalu
tergoda untuk mencari sesuatu yang baru, yang dapat memudahkan pekerjaannya dan
mengefisienkan waktu. Namun seringkali karena perilaku tersebut manusia secara tidak
sadar telah merusak dan mengganggu keseimbangan lingkungan. Oleh karena itu perlu
mempelajari ilmu ekologi yang akan membantu dalam memahami dan membuka wawasan
dalam memanfaatkan dan menjaga keseimbangan alam dengan baik. Ekologi merupakan
ilmu yang mempelajari hubungan antara tumbuhan, binatang, manusia dengan
lingkungannya dimana mereka hidup, bagaimana kehidupannya dan mengapa mereka ada di
lingkungannya. Untuk hidup dan hidup berkelanjutan bagi manusia harus mempelajari
bagaimana cara memahami lingkungannya dan pandai mengatur sumber daya alam dengan
cara-cara yang dapat dipertanggungjawabkan (Irwan,2010).

Komponen ekologi secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu faktor Biotik atau
mahluk hidup dan faktor Abiotik alias benda mati. Faktor biotik adalah faktor hidup yang
meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem,
tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan
mikroorganisme berperan sebagai dekomposer. Faktor biotik juga meliputi tingkatan-
tingkatan organisme yang meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer.
Tingkatan-tingkatan organisme makhluk hidup tersebut dalam ekosistem akan saling
berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistemyang menunjukkan kesatuan.
Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia. Kehidupan tidak
terlepas dari interaksi dengan lingkungan yang mendukung adanya atau terjadinya
keseimbangan dalam hidup (Irwan,2010).

Mengingat bahwa mahluk hidup tak dapat hidup sendiri tanpa bantuan mahluk hidup
yang lain sehingga perlu dipahami bahwa hubungan antara mahluk hidup yang satu dengan
yang lain, hubungan antara mahluk hidup dengan lingkungannya sangat penting untuk
dipelajari. Oleh karena itu ilmu ekologi sangat penting dan untuk memahami lebih dalam
mengenai ilmu ekologi itu dilakukanlah praktik lapang.

I.2 Tujuan Praktikum

1.2.1. Tujuan

a. Biomassa
1. Mengetahui cara-cara pengukuran biomassa
2. Mengetahui biomassa tumbuhan per satuan luas dan per satuaan waktu
3. Mengetahui biomassa keseluruhan jenis atau per jenis, terutama biomassa di atas
permukaan tanah
b. Decomposer
1. Mengetahui jenis dan jumlah mikroorganisme yang terdapat dalam suatu
ekosistem yang bekerja membantu menghancurkan bahan organic
2. Mengatahui jenis-jenis serangga apa saja yang terdapat di hutan alam yang
berperan sebagai dekomposer
3. Mengatahui peran dekomposer terhadap pertumbuhan pohon
c. Ekosistem
1. Mengetahui faktor biotik dan abiotik dalam suatu ekosistem
2. Mengetahui golongan tanaman ataupun hewan yang ada dalam suatu ekosistem
sebagai faktor biotik ke dalam tingkat trofik
3. Mengetahui rantai makanan dan jaring-jaring makanan yang ada dalam suatu
ekosistem
d. Kompetisi
1. Mempelajari kompetisi interspesifik secara langsung di antara dua jenis yang
berbeda

1.2.2. Kegunaan

Adapun kegunaan dari data pengamatan praktek lapangan ini sebagai


informasi untuk dapat membedakan biomassa tumbuhan bawah per satuan luas
persatuan waktu untuk biomassa keseluruhan jenis atau per jenis baik sebelum dan
sesusah dipanaskan. Dapat mengetahui peranan dekomposer terhadap pertumbuhan
pohon. Kegunaan lainnya untuk mempermudah penggolongan jenis dan diameter tiap
jenis pohon, serta menganalisis pengaruh biotik dan abiotik dalam suatu ekosistem.
BAB II

BAHAN DAN METODE

2.1 Waktu dan Tempat

2.1.1 Biomassa
Praktikum Ekologi Umum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 16 Februari sampai
23 Maret 2019, Pukul 11.00 – Selesai. Bertempat di Padang Rumput Mesjid Kampus
Universitas Hasanuddin.

2.1.2 Dekomposer, Ekosistem, dan Kompetisi


Praktikum Ekologi Umum ini dilaksanakan pada tanggal 29 Maret – 31 Maret
2019, Pukul 09.00 – Selesai. Bertempat di Hutan Pendidikan Bengo-Bengo, Universitas
Hasanuddin.

2.2 Alat dan Bahan


2.2.1 Biomassa
a. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Patok, digunakan sebagai batas plot.
2. Timbangan, digunakan untuk mengukur berat basah dan kering dari sampel yang
telah diambil di lapangan.
3. Cangkul, digunakan untuk membersihkan sisa-sisa tumbuhan yang ada di dalam
plot.
4. Roll meter, digunakan untuk mengukur luas plot.
5. Parang, digunakan untuk memotong tumbuhan yang tumbuh di dalam plot.
6. Oven, digunakan untuk mengeringkan sampel.
7. Lux meter, digunakan untuk mengukur intensitas cahaya matahari.
8. ATM (Alat Tulis Menulis), digunakan untuk mencatat hasil pengamatan.
9. Plastik sampel, digunakan untuk untuk menyimpan sampel yang telah di ambil.
10. Kertas Koran, digunakan untuk membungkus tumbuhan sebelum di masukkan ke
dalam oven.

b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Tali rapiah, digunakan untuk membuat plot.
2. Tally sheet, digunakan sebagai tabel untuk memasukkan data.
3. Label, digunakan untuk memberi tanda pada sampel yang diamati.
4. Tumbuhan, digunakan sebagai objek yang diamati.
2.2.2 Dekomposer, Ekosistem, dan Kompetisi
a. Dekomposer
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Roll meter, digunakan untuk mengukur luas plot.
2. Ember, digunakan sebagai tempat untuk mencampur formalin dengan air.
3. Pinset, digunakan untuk mengambil cacing dari dalam tanah agar tidak
putus.
4. Nampan, digunakan sebagai wadah untuk memisahkan antara serangga
dengan serasah.
5. Botol air mineral, digunakan sebagai tempat menyimpan serangga,larva
dan cacing agar tidak tercecer
6. ATM (Alat Tulis Menulis), digunakan untuk mencatat hasil pengamatan.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Air, digunakan untuk melarutkan formalin.
2. Formalin 40%, digunakan untuk merangsang cacing untuk keluar dari
dalam tanah, yang sebelumnya di campur dengan air.
3. Alkohol 70%, digunakan untuk mengawetkan sampel pada botol air
mineral agar tidak rusak.
4. Tali rafia, digunakan untuk membuat plot dan sub plot.
5. Tally sheet, digunakan sebagai tabel untuk memasukkan data dekomposer
yang ditemukan pada setiap sub plot.
a. Ekosistem
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Roll meter, digunakan untuk mengukur luas plot.
2. Pita meter, digunakan untuk mengukur keliling vegetasi.
3. ATM (Alat Tulis Menulis), digunakan untuk mencatat hasil pengamatan.
4. Plastik sampel, digunakan untuk menyimpan sampel yang telah di ambil.
5. Patok, digunakan untuk batas plot.
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Tali rafia, digunakan untuk membuat plot.
2. Vegetasi, digunakan sebagai objek yang di amati.
3. Label, digunakan untuk menandai sampel untuk penanda spesies.
4. Tallysheet, digunakan sebagai tabel untuk memasukkan data ekosistem
yang ditemukan pada plot.
b. Kompetisi
Alat dan Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Polibag atau pot tanaman
2. Mistar
3. Biji Mahoni dan Ki Hujan
4. Air
2.3 Prosedur Kerja
2.3.1 Biomassa
1. Membuat plot dengan ukuran 1 m x 1 m di dua tempat, yaitu padang rumput
atau semak belukar dan di bawah tegakan hutan (masing plot per tutupan)
2. \Membatasi petak tersebut dengan tali rafia dan pada setiap sudutnya di
beri patok
3. Membuang semua tumbuhan yang terdapat pada petak ukur tersebut
dengan cara memotong tepat di atas permukaan tanah
4. Mengukur intensitas cahaya di masing-masing petak ukur
5. Membiarkan petak ukur yang sudah dibersihkan tersebut selama 2 (dua)
bulan
6. Setelah 2 (dua) bulan, identifikasi semua tumbuhan yang tumbuh di dalam
petak dan kemudian semua tumbuhan yang tumbuh tersebut dipotong tepat
di atas permukaan tanah
7. Memisahkan bagian batang, cabang dan daun per jenis tumbuhan
8. Memasukkan tumbuhan ke dalam kantong koran ukuran 2 kg-an bagian
batang, cabang dan daun per jenis per petak dan berikan label jenis rumput
dan lokasi pengukuran (petak ukurnya)
9. Dikeringkan dengan oven pada suhu 105±2oC selama 24 jam, kemudian
ditimbang

2.3.2 Ekosistem, Kompetisi, Dekomposer

a. Ekosistem

1. Membuat plot 2m x 2m sebanyak 4plot dengan menggunakan tali rapiah


sebagai batas area yang diamati.
2. Memasang batas area dengan batas 1 x 1 meter sehingga terdapat 4 sub plot.
3. Mengamati tanaman maupun hewan yang ada dalam kuadran.
4. Mengamati kecepatan angin yang ada di daerah pengamatan
5. Mencatat kelembaban tanah, kecepatan angin, dan suhu udara.
6. Mengambil beberapa sample tanaman dan hewan yang ada dalam kuadran
untuk diamati.
7. Membuat rantai makan dan jaring-jaring makanan berdasarkan data yang
diperoleh pada kuadaran.
b. Kompetisi

1. Menyediakan beberapa pot plastik atau polibag yang telah diisi dengan tanah
2. Memilih biji kacang hijau dan jagung yang masih baik
3. Menanam biji tersebut ke dalam pot/polibag yang sudah disediakan dengan
pengaturan penanaman (perlakuan) sebagai berikut:
 2 biji Mahoni dan 2 biji Ki Hujan
 4 biji Mahoni sebagai kontrol
 4 biji Hujan sebagai kontrol
4. Penyiraman dilakukan setiap hari sampai tanaman berumur 4 minggu.
5. Pengukuran tinggi dilakukan pada waktu tanaman berumur 4 minggu, setelah
itu dipanen dan ditimbang bobot tanaman tanpa akar (berat basah dan berat
kering udara).
6. Membandingkan tinggi dan bobot antara tanaman kontrol dengan yang diberi
perlakukan.
7. Membuat diagram pertumbuhannya dalam kertas grafik.

c. Dekomposer

1. Membuat petak dengan ukuran 10 x 10 m, kemudian dibagi lagi menjadi 2


bagian.
2. Pada tiap bagian petak dibuat plot dengan ukuran 1x1 m sebanyak 5 plot, jadi
total plot untuk satu area ada 10 plot.
3. Mengumpulkan organisme yang terlihat pada serasah lalu letakkan pada
tampan plastik.
4. Mengumpulkan organisme sejenis, lalu masukkan kedalam botol koleksi
5. Serasah penutup tanah dibersihkan
6. Menyiramkan formalin yang telah di encerkan menjadi 0,55% dengan ember
pada petak kuadrat hingga keadaan jenuh. Ditunggu selama 15-20 menit,
7. Mengumpulkan jenis-jenis cacing tanah yang muncul kepermukaan. Saat
pengambilan dilakukan dengan hati-hati, digunakan pinset., tetapi cacing
tidak boleh putus, dibantu dengan lidi untuk mengangkat cacing dari lubang.
8. Mengumpulkan juga jenis lainnya bila ada yang muncul dari permukaan
tanah.
9. Memasukkan cacing kedalam gelas aqua yang sebelumnya telah diberi air.
10. Mencuci dan mengeringkan cacing yang di temukan.
11. Mengukur panjang dan berat cacing, kemudian memasukkan data ke dalam
tabel.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil
3.1.1. Biomassa
Tabel 1. Biomassa di Masjid Kampus Universitas Hasanuddin sebelum dikeringkan
Jenis Berat akar (gr) Berat batang (gr) Berat daun (gr) Berat total (gr)
Sp 1 0,3 1,7 3,4 5,4
Sp 2 0,2 0,9 3,3 4,4
Sp 3 0,6 3,6 2,6 6,8
Sp 4 0,05 0,2 0,3 0,55
Sp 5 0,05 0,1 0,6 0,75
Total 1,2 6,5 10,2 17,9

Tabel 2. Biomassa di Masjid Kampus Universitas Hasanuddin setelah dikeringkan


Jenis Berat akar (gr) Berat batang (gr) Berat daun (gr) Berat total (gr)
Sp 1 0,2 0,5 1,1 1,8
Sp 2 0,0 0,0 0,5 0,5
Sp 3 0,3 1,0 0,9 2,2
Sp 4 0,01 0,2 0,2 0,41
Sp 5 0,0 0,01 0,0 0,01
Total 0,51 1,71 2,7 4,92

Tabel 3. Biomassa di Tegakan Jati sebelum dikeringkan (liat data klp 2D)
Jenis Berat akar (gr) Berat batang (gr) Berat daun (gr) Berat total (gr)
Sp 1 0,001 20,3 10,5 30,801
Sp 2 0,001 1,5 1,2 2,701
Sp 3 0,2 2 2,1 4,3
Sp 4 0,8 11,4 8,9 21,1
Sp 5 0,001 0,001 0,1 0,102
Total 1,003 35,201 22,8 59,004

Tabel 4. Biomassa di Tegakan Jati sesudah dikeringkan (liat data klp 2D)
Jenis Berat akar (gr) Berat batang (gr) Berat daun (gr) Berat total (gr)
Sp 1 0,001 4,8 2,5 7,301
Sp 2 0,001 0,3 0,2 0,501
Sp 3 0,01 0,7 1 1,71
Sp 4 0,6 3,6 3 7,2
Sp 5 0,001 0,001 0,09 0,092
Total 0,613 9,401 6,79 16,804

Gambar 1. Histogram biomassa di Tegakan Jati


6

3 Berat basah
Berat kering
2

0
Akar Batang Daun Total
Gambar 2. Histogram biomassa di Masjid Kampus
70

60

50

40
Berat basah
30 Berat kering

20

10

0
Akar Batang Daun Total

3.1.2. Dekomposer
Tabel 5. Dekomposer di Hutan Pinus

No. Sub No. Jenis Jumlah Berat Berat Keterangan


petak individu basah (gr) kering (gr)
1A 1 0,4 0,1 Ditemukan di
I Cacing
1B 1 0,1 0,0 dalam tanah
2A 2 0,3 0,1 Ditemukan di
II Cacing
2B 2 0,7 0,3 dalam tanah
3A 1 0,1 0,0 Ditemukam di
III Cacing
3B 4 1,2 0,7 dalam tanah
4A 1 0,2 0,0 Ditemukan di
IV Cacing
4B 2 0,6 0,3 dalam tanah

5A - - - Ditemukan di
V Cacing dalam tanah
5B 1 0,1 0,0
Tabel 6. Dekomposer di Hutan Alam (liat klp 2D)
No. Sub petak No. Jenis Jumlah Individu Berat basah (gr) Berat kering (gr)
A1 1 Cacing 6 4 2,6
2 Rayap 2
A2 1 Cacing 4 2,9 2,2
A3 1 Cacing 2 2,8 2,2
A4 1 Cacing 5 3,3 2,3
2 Rayap 1
A5 1 Cacing 7 4,1 2,4
B1 1 Cacing 4 3,2 2,1
2 Rayap 6
B2 1 Cacing 6 3,4 2,3
B3 1 Cacing 9 3,8 2,4
2 Lipan 2
3 Rayap 10
B4 1 Cacing 7 4,0 2,4

B5 1 Cacing 11 6,0 3,6


2 Lipan 1

3.1.3 Ekosistem
Tabel 7. Ekosistem di Hutan Alam
Faktor Biotik
Plot Kuadran Produsen Konsumen 1 Konsumen 2 Pengurai
1 Tumbuhan hijau - - -
Rumput
I
2 Tumbuhan hijau - - -
Rumput

3 Tumbuhan hijau - - -
4 Tumbuhan hijau Belalang Laba-laba -
1 Tumbuhan hijau - - Jamur
2 Rumput - - -
Tumbuhan hijau
II
3 Tumbuhan hijau - - -

4 Tumbuhan hijau - - -
Rumput
1 Tumbuhan hijau - - -
Rumput

III 2 Tumbuhan hijau - - -

3 Tumbuhan hijau - - -
4 Tumbuhan hijau - - -
1 Tumbuhan hijau - Laba-laba -
2 Tumbuhan hijau Jangkrik - -
Rumput
3 Tumbuhan hijau - - -
IV
Rumput
4 Tumbuhan hijau - - -
Rumput
Faktor Abiotik
No. Faktor Abiotik Nilai
1 Suhu 26,7 °C
2 Kelembaban udara 51,9 %

Tabel 8. Ekosistem di Hutan Pinus (liat di klp 2D)


No Produsen Konsumen tingkat 1 Konsumen tingkat 2 Pengurai
1 Tumbuhan Hijau Semut merah besar belalang rayap
2 Tumbuhan Hijau Semut merah besar belalang rayap
3 Tumbuhan Hijau Semut merah besar belalang rayap
4 Tumbuhan Hijau Semut merah besar belalang rayap

3.1.4 Kompetisi
Tabel 9. Kompetisi Mahoni (belum kerja)

Tabel 10. Kompetisi Ki Hujan


Pengamat Tidak Diberi Perlakuan Diberi Perlakuan
an
(Minggu) A B C D
Biji Ki Biji Biji Ki Biji Biji Ki Biji Biji Ki Biji
Jagun Huja Kacan Jagun Huja Kacan Jagun Huja Kacan Jagun Huja Kacan
g n g Ijo g n g Ijo g n g Ijo g n g Ijo
(cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
1 0 39 0. 0 30 0 0 31 0 0 32 0
2 10 40 9 9 33 5 12 32 4 14 35 6
3 0 41 17 24 35 11 28 33 9 30 35 14
4 0 43 20 0 36 18 40 34 14 43 35 21
3.2 Pembahasan
3.2.1 Biomassa
Dari tabel diatas didapatkan hasil yaitu:
 Pada lokasi 1 yaitu di Tegakan Jati, terdapat empat spesies yang tumbuh di plot dengan
ukuran 1x1 meter dengan jumlah berbeda-beda. Total berat basah sebelum dikeringkan
adalah 4,6 gram dan sesudah dikeringkan total berat keringnya yaitu 1,02 gram.
 Pada lokasi 2 yaitu di Masjid Kampus, terdapat lima spesies yang tumbuh di plot dengan
ukuran 1x1 meter dengan jumlah yang berbeda-beda pula. Total berat basah dari akar,
batang dan daun yaitu 59,004 dan total berat kering yaitu 16,804.
Perbedaan berat basah yang merupakan massa sebelum dimasukkan ke dalam oven dan
berat kering yang merupakan massa sesudah dimasukkan ke dalam oven diakibatkan karena
kandungan air pada berat basah sudah menguap saat di dalam oven.
3.2.2 Dekomposer
Dari tabel diatas diketahui bahwa banyak dekomposer yang ditemukan di sekitar
hutan alam terdiri dari cacing tanah dengan total 39 cacing. Adapun sub plot yang tidak
memiliki dekomposer yang muncul yaitu pada sub plot 8 dan 10. Sedangkan banyak
dekomposer yang ditemukan pada hutan pinus berupa cacing, rayap dan lipan.
Mikroorganisme yang berperan sebagai pengurai atau dekomposer seperti cacing tanah ini
sangat berguna menjadi komponen penyusun tanah. Tanah menjadi subur dan baik untuk
ditanami.
3.2.3 Ekosistem
Dari tabel diatas didapatkan hasil yaitu:
 Pada ekosistem yang ditemukan di sekitar hutan pinus terdiri dari komponen biotik
maupun komponen abiotik. Komponen biotik itu sendiri terdiri atas makhluk hidup
yaitu tumbuhan hijau seperti rumput dan konsumen atau hewan yang dibagi menjadi
konsumen tingkat 1 seperti jangkrik dan belalang dan konsumen tingkat 2 seperti
laba-laba. Adapun terdapat pula pengurai seperti jamur. Sedangkan komponen
abiotik terdiri dari suhu, cahaya matahari maupun kelembaban. Melalui komponen
biotik inilah maka dapat terjadi rantai makanan maupun jaring-jaring makanan.
 Pada ekosistem yang ditemukan di sekitar hutan alam yaitu komponen biotik.
Komponen biotik terdiri dari produsen yaitu tumbuhan hijau, konsumen tingkat 1
yaitu semut merah besar, konsumen tingkat 2 berupa belalang dan juga pengurai
yaitu rayap.
3.2.4 Kompetisi
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
4.2.1 Biomassa
Biomassa merupakan perbedaan antara berat basah dan berat kering.yang diukur diukur
per satuan luas dan waktu yang diukur adalah yang berada di atas permukaan tanah.
4.2.2 Dekomposer
Dekomposer adalah mikroorganisme pada suatu ekosistem yang berguna untuk
menghancurkan bahan organik juga terdiri dari serangga yang berperan penting selain
caciang. Dekomposer juga memilki peran yang vital terhadap pertumbuhan pohon.
4.2.3 Ekosistem
Ekosistem terdiri atas faktor biotik, produsen, konsumen dan dekomposer. Faktor biotik
adalah organimse hidup pada suatu ekosistem.

4.2.4

2. Biomassa diukur diukur per satuan luas dan waktu.


3. Biomassa yang dikur adalah yang berada di atas permukaan tanah.
4. Dekomposer adalah mikroorganisme pada suatu ekosistem yang berguna untuk
menghancurkan bahan organik.
5. Dekomposer juga terdiri dari serangga yang berperan penting selain caciang.
6. Dekomposer memilki peran yang vital terhadap pertumbuhan pohon.
7. Ekosistem terdiri atas faktor biotik, produsen, konsumen dan dekomposer.
8. Faktor biotik adalah organimse hidup pada suatu ekosistem.
9. Dalam terjadi proses rantai makanan yang membentuk jaring-jaring makanan.
10. Antara dua jenis makhluk hidup terjadi kompetisi baik itu karena faktor makanan
maupun habitat.
4.2 Saran
Adapun saran saya untuk praktikum nantinya dilapangan ada kegiatan
pemberianmateri dari dosen mata kuliah terkait dan bimbingan lebih dalam pembuatan
laporan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah,Irwan.2010.Konstruksidan Reproduksi Kebudayaan.Yogyakarta;


Pustaka Pelajar
Indriyanto.2005.Ekologi Hutan.PT.Bumi Aksar ; Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai