KELOMPOK:
Khaerunisa G1C022031
Laporan tetap ini adalah sebagai bukti kelompok 3 kelas KIMIA A telah
menyelesaikan Praktikum Fisika Dasar di Laboratorium Fisika Dasar Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahua Alam, Universitas Mataram Pada tanggal
Mengesahkan,
Mardatillah (Asisten Acara I) (….………………)
G1B018033
Juraidin
G1B017021 (Asistem Acara II) (….………………)
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan penulis nikmat dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan
Laporan Tetap Praktikum Fisika Dasar ini sebagaimana mestinya. Laporan Tetap
Praktikum Fisika Dasar ini disusun berdasarkan laporan-laporan mingguan selama
satu semester.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
B. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM..................................................................45
C. LANDASAN TEORI...........................................................................................46
D. PROSEDUR PERCOBAAN................................................................................50
E. HASIL PENGAMATAN.....................................................................................51
F. ANALISIS DATA................................................................................................51
G. PEMBAHASAN..................................................................................................59
H. PENUTUP............................................................................................................60
ACARA V KALORIMETER..........................................................................................61
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM........................................................................61
B. ALAT DAN BAHAN..........................................................................................61
C. LANDASAN TEORI...........................................................................................62
D. PROSEDUR PERCOBAAN................................................................................65
E. HASIL PENGAMATAN.....................................................................................66
F. ANALISIS DATA................................................................................................67
G. PEMBAHASAN..................................................................................................72
H. PENUTUP............................................................................................................73
ACARA VI GERAK JAUH BEBAS...............................................................................74
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM........................................................................74
B. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM..................................................................74
C. LANDASAN TEORI...........................................................................................75
D. PROSEDUR PERCOBAAN................................................................................77
E. HASIL PENGAMATAN.....................................................................................78
F. ANALISIS DATA................................................................................................79
G. PEMBAHASAN..............................................................................................82
H. PENUTUP........................................................................................................83
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Nilai Volume Dan Massa Jenis Balok Pejal Menggunakan Jangka
Sorong………………………………………………………………………...
Tabel 1.2 Nilai Volume Dan Massa Jenis balok Pejal Menggunakan Mistar...
Tabel 1.3 Nilai Volume Dan Massa Jenis silinder pejal……………………...
Tabel 1.4 Nilai Volume Dan Massa Jenis Bola Pejal Menggunakan
Mikrometer Sekrup…………………………………………………...............
Tabel 1.5 Nilai Volume Dan Massa Jenis Bola Pejal Menggunakan Jangka
Sorong…………………………………………………...................................
Tabel 1.6 Nilai Massa Jenis Dan Ralat Pengukuran Massa Jenis Benda……..
Tabel 2.1 Hasil Pengukuran Waktu 10 Ayunan………………………………
Tabel 2.2 Nilai Percepatan Gravitasi………………………………………….
Tabel 3.1 Hasil Pengukuran Konstanta Pegas Dengan Hukum Hooke……….
Tabel 3.1 Hasil Pengukuran Konstanta Pegas Dengan Getaran Selaras……...
Tabel 4.1 Data Hasil Pengamatan…………………………………………….
Tabel 4.2 Nilai Ralat Ukur……………………………………………………
Tabel 4.3 Perbandingan Nilai Massa Jenis Baha……………………………..
Tabel 4.4 Hasil Analisis Nilai Massa Jenis Dan Viskositas Fluida…………..
Tabel 5.1 Hasil Data Pengukuran Temperatur Dan Massa Tembaga………...
Tabel 5.2 Hasil Data Pengukuran Temperatur Dan Massa Besi……………...
Tabel 5.3 Hasil Perhitungan Kalor Jenis Tembaga…………………………...
Tabel 5.4 Hasil Perhitungan Kalor Jenis Besi………………………………...
Tabel 6.1 Hasil Perhitungan Ketinggian Dan Waktu…………………………
Tabel 6.2 Nilai Hitung Percepatan Gravitasi Benda………………………….
Tabel 6.2 Nilai Perbandingan Nilai H Dan T Secara Praktikum Dan Teori….
vii
ACARA I
PENGUKURAN
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Menentukan volume suatu benda.
b. Menentukan massa jenis suatu benda.
2. Waktu Praktikum
Senin, 17 Oktober 2022
3. Tempat Praktikum
Lantai II, Laboratorium Fisika Dasar, Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.
1. Alat-alat praktikum
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yatu:
2. Bahan-bahan praktikum
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu:
8
C. LANDASAN TEORI
9
Gambar 1.1 Jangka Sorong (Chusni, 2019 : 4)
10
Gambar 1.2 Mikrometer sekrup (Chusni, 2019 : 12)
D. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Panjang (p), lebar (l), dan tinggi benda (t) di ukur menggunakan
jangka sorong dan mistar pada 5 sisi yang berbeda sehingga
mendapatkan 5 data hasil pengukuran.
c. Volume dan massa jenis benda dicari dan nilai yang didapat
dimasukan pada tabel 1.1 dan 1.2.
11
d. Ralat pengukuran dihitung dan dimasukan pada tabel 1.1 dan 1.2.
c. Volume dan massa jenis benda dicari dan nilai yang didapat
dimasukan pada tabel 1.3.
c. Volume dan massa jenis benda dicari dan nilai yang didapat
dimasukan pada tabel 1.4 dan 1.5.
d. Ralat pengukuran dihitung dan dimasukan pada tabel 1.4 dan 1.5.
E. HASIL PENGAMATAN
12
Tabel 1.1 Nilai Volume dan Massa Jenis Balok Pejal menggunakan
Jangka Sorong.
Tabel 1.2 Nilai Volume dan Massa Jenis Balok Pejal Menggunakan Mistar
p (mm) 45 45 45 45 45 45 0
l (mm) 19 19 19 19 19 19 0
t (mm) 13 13 13 13 13 13 0
m (g) 91,75 91,75 91,75 91,75 91,75 91,75 0
V (mm3) 11,15 11,15 11,15 11,15 11,15 11,15 0
ρ (gmm3) 0,0082 0,0082 0,0082 0,0082 0,0082 0,0082 0
13
pengukuran perulanga Average Ralat
n
t (mm) 20,49 20,48 20,49 20,49 20,49 20,49 0,004
m (g) 20,45 21,50 21,50 20,53 21,45 20,47 0,025
V (mm3) 2.569,84 2,568,59 2,560,46 2.565,90 2.573,90 2.567,71 3,678
ρ (gmm3) 0,0083 0,0084 0,0084 0,0083 0,0084 0,0084 0,0004
Tabel 1.4 Nilai Volume dan Massa Jenis Bola Pejal Menggunakan Mikrometer Sekrup
pengukuran perulanga Average Ralat
n
1 2 3 4 5 (x ̅ ) (∆ x)
Tabel 1.4 Nilai Volume dan Massa Jenis Bola Pejal Menggunakan Mikrometer Sekrup
pengukuran perulanga Average Ralat
n
1 2 3 4 5 (x ̅ ) (∆ x)
F. ANALISIS DATA
14
3
V 1=11.339 .136 mm
m1
ρ 1=
v1
91,65
ρ 1=
11,339.136❑
−3
ρ1=0,008 gmm
V 1=luas alas ×t 1
π
V 1= × D2 ×t 1
4
3,14 2
V 1= ×(12,64 ) ×20,49 mm
4
3
V 1=2.569,84 mm
m1
ρ1=
v1
21,45 g
ρ 1= 3
2.569,84 mm
−3
ρ1=0,0083 gmm
π 3
V 1= × D
6
3,14 3
V 1= ×( 24,40 mm)
6
15
3
V 1=0,523× 14.526,78mm
V 1=7.597,51 mm3
m2
ρ 1=
v1
68,50 g
ρ1= 3
7.597,51 mm
ρ1=0,0090 gmm−3
∆ P =∑ ¿ p 1− p∨ ¿ ¿
2
n
∆ P=√ 0,02
∆ P=0,14 mm
∆ V =√ ¿ ¿
2 3
+(45,92 ×19,38 ×0,014) mm
16
∆ V =√ (( 34,702 ) + ( 18,794 ) + ( 12,459 ) )mm
2 2 2 3
∆ V =√ 1× 204,23+ 353,21+155,23 ¿ mm ¿
3
∆ V =√ 1×712,67 mm
3
3
∆ V =4,384 mm
√
2
π
∆V = × Dt ×∆ D ¿ +¿
2
∆ V =√ ¿ ¿
∆ V =√ ¿ ¿
∆ V =√ ¿ ¿
∆ V =√(10,56+0,25)mm3
∆ V =√ 10,81mm3
2
∆ V =3,29 mm
π 2
∆V = × D ×∆ D
2
3,14
∆V = × (24,15 mm ) 2 ×0,004 mm
2
∆ V =1,57 ×2,49 mm
3
∆ V =3,91 mm
∆ ρ=ρ ̅
√ 1
m 2
V
1
× ∆ m2 + 2 × ∆ V 2
∆ ρ=0,0080 gmm−3
√ 1
( 91,73 gr )
2
׿ ¿
17
∆ ρ=0,0080 gmm−3 √ 0,00000049 gr +0,0000033 mm3
∆ ρ=0,0080 gmm
−3
√0,0000038 gmm3
−3 −3
∆ ρ=0,0080 gmm ×0,0019 gmm
−3
∆ ρ=0,000015 gmm
G. PEMBAHASAN
18
bahwa hal ini juga bisa terjadi karena adanya kesalahan praktikum saat
membaca hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur.
Pengukuran percobaan pertama dilakukan pada balok pejal
menggunakan jangka sorong dan mistar. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan nilai panjang (p), lebar (l), dan tinggi (t). Pengukuran
percobaan pertama menggunakan jangka sorong diperoleh nilai panjang (p)
sebesar 45,90 mm ; lebar (l) sebesar 19,30 mm; dan tinggi sebesar 12,80 mm.
Sedangkan untuk percobaan pertama menggunakan mistar diperoleh panjang
(p) sebesar 45 mm ; lebar (l) 19 mm; dan tinggi (t) sebesar 13 mm. Setelah
mengetahui nilai panjang, lebar dan tinggi kita dapat mencari besar volume
balok pejal. Hasil perhitungan diperoleh menggunakan jangka sorong adalah
3
11.339,136 mm , sedangkan hasil perhitungan balok pejal yang diperoleh
menggunakan mistar adalah 11,15 mm3. Selanjutnya adalah menentukan
massa jenis balok pejal. Massa bisa diperoleh dengan menimbang balok pejal
menggunakan neraca empat lengan. Pada percobaan pertama menggunakan
jangka sorong diperoleh massa balok pejal sebesar 91,65 g sehingga
diperoleh massa nilai balok pejal menggunakan jangka sorong adalah
−3
0,0081 g mm , sedangkan massa balok pejal yang diperoleh menggunakan
mistar adalah sebesar 91,75 g sehingga massa jenis balok pejal menggunakan
mistar diperoleh sebesar 0,91 gmm−3.
Proses pengukuran kedua dilakukan pada silinder pejal.
Pengukuran ini dilakukan untuk mencari nilai diameter (d) dan tinggi (t)
dengan menggunakan alat ukur berupa mikrometer sekrup. Hasil pengukuran
yang di dapat menggunakan mikrometer sekrup yaitu diperoleh diameter
sebesar 12,64 mm dan tinggi 20,49 mm. Berdasarkan data dan hasil percobaan
pertama diperoleh volume silinder pejal sebesar 2.569,84 mm3 dan massa
jenis silinder pejal sebesar 0,0083 gmm−3.
Pengukuran ketiga dilakukan pada bola pejal. Pengukuran ini
dilakukan untuk mencari nilai diameter. Pengukuran pada benda ketiga ini
dilakukan dengan menggunakan alat-alat ukur diantaranya mikrometer
sekrup dan jangka sorong. Hasil pengukuran diameter untuk percobaan
pertama pada bola pejal menggunakan mikrometer sekrup sebesar 24,94 mm .
19
Berdasarkan data hasil percobaan tersebut diperoleh pada nilai volume dan
massa jenis bola pejal menggunakan mikrometer sekrup secara berturut-turut
adalah 8.113,18 mm3 dan 0,0085 gmm−3. Adapun untuk pengukuran bola pejal
menggunakan jangka sorong diperoleh hasil pengukuran diameter sebesar
24,40 mm; volume sebesar 7.597,51 mm3 dan massa jenis bola pejal sebesar
−3
0,0090 gmm .
Pada acara pengukuran ini diperoleh pula nilai ralat volume dan
massa jenis dari ketiga tersebut antara lain untuk pengukuran balok pejal
menggunakan jangka sorong diperoleh nilai ralat massa jenisnya sebesar
−3
0,0080 ± 0,00004 kgm dan ralat volumenya sebesar 11,381 ±0,020 m3.
Sedangkan untuk balok pejal menggunakan mistar diperoleh nilai ralat massa
jenisnya sebesar 0,0082 ± 0 kgm−3 dan ralat volumenya sebesar 0,11 ± 0 m3
pada pengukuran slinder pejal diperoleh nilai ralat massa jenisnya sebesar
0,00084± 0,00004 kgm−3 dan ralat volumenya sebesar 2,567±0,003m3.Dan
untuk pengukuran bola pejal menggunakan jangka sorong diperoleh nilai ralat
massa jenosnya sebesar 0,00010±0,00002 kgm−3 dan nilai ralat volumenya
sebesar 7,590±0,008 m3,Sedangkan pengukuran pada bola pejal
menggunakan mistar diperoleh nilai sebesar 0,0084±0,00004kgm−3 dan ralat
volumenya sebesar 8,116± 0,006 m3 .
H. PENUTUP
1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pelaksanaan praktikum ini sebagai
berikut :
a. Volume tiap-tiap benda berbeda mengikuti bentuknya seperti pada
pengukuran volume pada balok pejal menggunakan jangka sorong
diperoleh sebesar 11.339,136 mm3 ,volume balok pejal menggunakan
mistar sebesar 11,15 mm3 ,volume slinder penjal menggunakan
mikrometer sekrup sebesar 2.569,84m m3 ,volume bola
pejal ,meggunakan jangka sorong sebesar 7.597,51 mm3 ,dan volume
20
bola pejal menggunakan mikrometer sekrup sebesar 8.113,18 mm3
untuk setiap percobaan yang pertama.
b. Massa jenis benda bergantung pada volume dan massa benda yang
mengakibatkan nilai massa jenisnya berbeda-beda setiap benda
sepwerti perhitungan nilai massa jenis pada balok pejal menggunakan
jangka sorong diperoleh sebesar 0,0081 gmm−3 ,massa jenis balok
pejal menggunakan mistar sebesar 0,0082 gmm−3 ,massa jenis slinder
pejae menggunakan mikrometer sekrup sebesar 0,0083 gmm−3 ,massa
jrnis bola pejal menggunakan jangka sorong sebesar 0,0090 gmm−3
dan massa jenis bola pejal menggunkan mikrometer sekrup sebesar
0,0085 gmm−3untuk setiap percobaan yang pertama.
2. Saran
Ada baiknya saat kita melakukan percoban pengukuran kit harus
melakukannya dengan baik dan teliti,terutama ketika kita melihat nilai yang
tertera pada alat ukur,karena hal itu akan berpengaruh kepada hasil
pengukuran.
21
ACARA II
BANDUL MATEMATIS
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Menentukan nilai percepatan gravitasi.
b. Mengetahui hubungan panjang tali dan periode.
2. Waktu Praktikum
Senin, 24 Oktober 2022
3. Tempat Praktikum
Lantai II, Laboratorium Fisika Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.
22
2. Bahan-Bahan Praktikum
Bahan-bahan yang digunakan yaitu:
a. Bandul ( 1 buah )
b. Tali ( 1 buah )
C. LANDASAN TEORI
Getaran adalah Gerak bolak-balik melalui titik setimbang secara
produktif atau berulang-ulang selain itu Selain itu getaran harmonik adalah
getaran melingkar yang diproyeksikan ke sumbu x dan sumbu y benda
dikatakan mengerti satu cara jika melewati A-B-C-B-A sedangkan benda
dikatakan mengalami 1/2 getaran jika melalui melewati A-B-C. peristiwa
getaran harmonik dalam kehidupan sehari-hari di antaranya adalah bandul
jam ayunan sederhana (Ainiyah, 2018:195).
23
Gambar 2.2 Gaya Pemulih Bandul (Ainiyah, 2018:195)
Pada gambar 2.2 gaya yang disebut gaya pemulih yang dimana
adalah gaya yang berlawanan dengan arah gerak bandul, yaitu (Aniyah,
2018:195).
Fp = -m.g sin θ 2.1
24
T = 2π
√ l
g
2.2
4 π2 A 2.3
amaks = 2
T
D. PROSEDUR PERCOBAAN
Prosedur percobaan yang dilakukan pada praktikum ini antara lain :
1. Diukur tali sepanjang 90 cm dan salah satu ujungnya diikatkan pada
statif dengan ujung lainnya diikat pada beban.
2. Diayunkan beban hingga stabil dengan Simpang sudut tidak melebihi
10 derajat lalu dihitungwaktu yang dibutuhkan untuk 10 kali ayunan.
25
3. Dicatat hasil pengukuran pada tabel 2.1.
4. Diulang langkah 1 sampai 3 sebanyak 5 kali.
5. Diulangi langkah 1 hingga 3 sebanyak 5 kali.
6. Diulangi langkah 1 hingga 4 untuk panjang tali 90, 80, 70, 60, dan 50
cm.
E. HASIL PENGAMATAN
Tabel 2.1 Hasil Pengukuran 10 Ayunan
Wakt
Panjang Tali
u
90 cm 80 cm 70 cm 60 cm 50 cm
t1 19,17 17,96 16,77 15,47 14,12
t2 19,16 17,92 16,70 15,51 14,12
t3 19,21 17,96 16,74 15,50 14,12
t4 19,21 17,74 16,40 15,60 14,09
t5 19,08 17,72 16,88 15,46 14,12
F. ANALISIS DATA
1. Menentukan Nilai Percepatan Gravitasi dengan Metode Matematis
a. Menentukan periode ayunan untuk l = 90 cm = 0,9 m
t1
T1 =
10
19,17
T1 =
10
T1 =1,917 s
Nilai periode untuk variasi panjang lainnya terlihat pada Lampiran
Tabel 2.2
b. Menghitung nilai percepatan gravitasi untuk l = 90 cm = 0,9 m
26
4 π2 l
g1=
T 12
2
4 × ( 3,14 ) ×( 0,9) cm
g1= 2
(1,917) s
35,5 cm
g1 = 2
3,67 s
g1 = 9,6 m/s2
2
∆ l = 0,025 cm
2
2
∆ l = 0,00025 cm
2
ΔT =
√Σ N
1 ( T 1−T )
2
N −1
∆T=
√ ( T −T ) +( T −T ) +( T −T ) +( T −T ) +( T −T )
1
2
2
2
3
2
4
2
5
2
N−1
∆T=
5−1
27
∆T=√
0+0,000001+0,000036+ 0,000016+0,000081
4
∆ T = √ 0,000026 s2
∆ T = 0,0057 s
−2
∆ T =0,57× 10 s
∆ g=g √ ¿ ¿
4 π2l
√( )
2 2
1 2
∆ g= 0,00025 +( 0,0057)
T2 0,9 1,917
∆ g=4 ¿ ¿
∆ g=9,6 √ 0,0000000729+0,0003481
2
∆ g=0,06 m/s
(
Akurasi= 1−
(| ))
ḡ hitung − ḡ referensi|
greferensi
×100 %
(
¿ 1− (|9,69,8−9,8|)) × 100 %
¿ ( 1−0,02 ) ×100 %
¿ 0,98 ×100 %
¿ 98 %
Berdasarkan analisis data di atas dapat disimpulkan nilai beserta akurasi
dan ketidakpastian untuk setiap panjang tali dapat dilihat pada Tabel 2.6
28
Panjang tali ḡ ∆g Akurasi T2
(cm) (m/s2) (m/s2) (%) (s )
2
2
4π
g=
m
2 2k
4 ( 3,14 ) m/s
¿
0,41
= 9,6 m/ s2
Nilai percepatan gravitasi tersebut dibandingkan dengan teoritis
sehingga diperoleh hassil yaitu :
29
( (
Akurasi= 1−
|ḡ hitung − ḡ referensi|
greferensi )) ×100 %
( (
¿ 1−
|9,6 −9,8|
9,8 )) × 100 %
¿ ( 1−0,02 ) ×100 %
¿ 0,98 ×100 %
¿ 98 %
Hasil akhir untuk mencari nilai percepatan gravitasi pada metode grafik
dapat dilihat hapa hasil berikut dengan nilai ∆ g=0,6 m/s 2, maka :
g = (g ±∆ g )
g = ( 9,6 ± 0,6 ) m/s2
G. PEMBAHASAN
Pada praktikum yang telah dilakukan memiliki tujuan yaitu
menentukan nilai percepatan gravitasi menggunakan bandul matematis.
Dalam praktikum ini diperoleh hasil pengamatan waktu tempuh bandul
untuk 10 kali ayunan bolak-balik dilakukan sebanyak 5 kali percobaan yang
terbuat pada tabel 2.1, untuk setiap panjang tali yang berbeda. Banyak tali
pada saat dilepas adalah 10° saat dilakukan percobaan panjang tali dan sudut
kemiringan mempengaruhi nilai gravitasi.
pada praktikum ini diperoleh data hasil pengukuran waktu yang
diperlukan untuk melakukan 10 kali ayunan dengan panjang tali berbeda
memiliki waktu tempuh (periode) yang berbeda. Berdasarkan teori
menyatakan bahwa panjang tali 50 sampai 90 cm yang terbuat pada tabel 2.2
terdapat variasi hasil perhitungan percepatan gravitasi menggunakan metode
matematis Apabila dibandingkan dengan nilai referensi ( 9,8 m/s²) dari hasil
analisis data dapat dibuktikan bahwa semakin pendek tali maka nilai periode
semakin kecil begitu juga sebaliknya. Bandul dengan panjang tali 50 cm
diperoleh waktu 14,12 second, sedangkan untuk perulangan lainya dapat
dilihat pada tabel 2.1.
30
berdasarkan gambar 2.3 dapat dilihat bahwa terdapat nilai variabel
dalam kurung (A) merupakan nilai regresi. Dapat dilihat bahwa grafik
tersebut memiliki nilai positif yang artinya variabel x berbanding lurus
dengan y. Melihat grafik 2.3 dapat disimpulkan bahwa panjang tali
berbanding lurus dengan periode, artinya semakin panjang tali maka
semakin lama periode yang dibutuhkan saat melakukan ayunan.
menentukan nilai percepatan gravitasi menggunakan bandul
matematis dan metode grafik didapatkan nilai untuk panjang 60 cm
diperoleh dengan akurasi second untuk perulangan lainnya terbuat pada
tabel 2.1.Panjang tali 80 cm diperoleh waktu 17,96, untuk perulangan
lainnya terbuat pada tabel 2.1, terakhir panjang 90 cm diperoleh waktu 19,17
untuk perulangan lainnya terbuat pada tabel 2.1. Adapun faktor yang
mempengaruhinya adalah seperti hambatan udara dan hubungan antara
periode dengan panjang tali yang berbanding lurus.
H. PENUTUP
1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh pada praktikum kali ini yaitu :
a. Penentuan nilai percepatan gravitasi dengan metode matematis yang
di mana diperoleh nilai percepatan gravitasi untuk panjang tali 90 cm
sebesar 9,6 m/s² dengan akurasi 98% untuk panjang tali 80 cm
sebesar 9,9 m/s² akurasi 99% untuk panjang tali 70 cm sebesar 9,7
m/s² dengan akurasi 99% untuk panjang tali 60 cm sebesar 9,8 m/s²
akurasi 100% dan panjang tali 50 cm sebesar 9,9 m/s² akurasi 99%.
b. Hubungan antara panjang tali dengan periode berdasarkan grafik
adalah berbanding lurus. Berdasarkan grafik penentuan priode
didapati yaitu semakin panjang tali yang digunakan semakin lama
pula waktu yang diperolah untuk 10 ayunan. Itulah yang
membuktikan hubungn priode dengan panjang tali.
2. Saran
Untuk selanjutnya harus lebih teliti dalam melakukan percobaan,
untuk dapat memperoleh hasil yang maksimal dan meminimalisir
kesalahan hasil. kemudian bekerja sesuai prosedur yang ditentukan.
31
ACARA III
KONSTANTA PEGAS
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
Menentukan konstanta pegas berdasarkan Hukum Hooke dan getaran
selaras.
2. Waktu Praktikum
Senin, 05 September 2022
3. Tempat Praktikum
Lantai II, Laboratorium Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.
a. Stopwatch ( 1 buah )
32
2. Bahan-Bahan Praktikum
Bahan-Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu:
B. LANDASAN TEORI
Pada saat pegas ditarik atau ditekan, gaya pegas (F) mengalami
perpanjangan atau memendek. Sebuah pegas memberikan perlawanan
terhadap gaya yang bekerja padanya, dinamakan gaya pemulih (FP).
Besarnya gaya pemulih adalah
Fp=−k . Δ x 3.1
33
kecil, tetapi notasi skalar menghilangkan tanda minus sehingga untuk F
rumus hukum Hooke menjadi
F=k . Δ x 3.2
Dalam rumus dapat dilihat bahwa panjang bertambah ketika gaya tarik
diterapkan, tetapi pertambahan panjang juga tergantung pada bahan
pegasnya ( Sya’diah, dkk., 2022 : 132 ).
Dengan persamaan :
T =2 π
√ m
k 3.3
T=
1
2π √ m
k
22
Dimana T = periode (s), m = massa beban (kg), π = / 3,14 dan k =
7
konstanta pegas ( N/m) ( Rismaningsih, dkk., 2021 : 140).
D. PROSEDUR PERCOBAAN
34
e. Ditentukan nilai konstanta pegas k secara matematis dan diplot grafik
massa vs perubahan panjang pegas dan ditentukan nilai konstanta
pegas dari grafik tersebut.
f. Diperhitungkan ralat pengukurannya.
C. HASIL PENGAMATAN
35
4 𝑘 5,6 5,6 5,6 5,6 5,6 5,6
5 ∆𝑘 0,0006 0,0006
36
2 𝑇(𝑠) 0,794 0,784 0,797 0,78 0,789 0,789
5
3 𝑇2(𝑠2) 0,630 0,614 0,635 0,61 0,616 0,623
0,08 6
4 ∆𝑇(𝑠) 0,003 0,003
5 𝑘 (𝑁𝑚−1) 5,013 5,143 4,973 5,12 5,077 5,066
7
6 ∆𝑘(𝑁𝑚−1) 0,045 0,0459
9
D. ANALISIS DATA
Berdasarkan data pada tabel 3.1 maka akan dilakukan analisis untuk
memperoleh tujuan praktikum. Sebagai contoh perhitungan digunakan data
pertama yaitu untuk masa 50 gram.
m. g
k=
dx
0,05 .9,8
k=
0,07
k =7 NM -1
37
1
Δ m= x NST neraca digital
2
1
Δ m= x 0,1 gram
2
Δ m=0,05 gram
Δ m=0,0005 kg
√∑
5
∆ dx= ¿ ¿ ¿¿
i=1
∆ dx=√ ( 0,08−0,07 ) + ¿¿ ¿
2
∆ dx=0,005 m
ralat :
√( )( )
∆ m 2 ∆ dx 2
∆ k=k +
m dx
√( )( )
2 2
0,00005 0,005
∆ k= +
0,05 0,07
∆ k=√ 0,005101
∆ k=0,071 NM -1
38
0.16
0.14
f(x) = 2.35714285714286 x − 0.0471428571428571
R² = 0.997252747252747
0.12
0.08
0.06
0.04
0.02
0
0.045 0.05 0.055 0.06 0.065 0.07 0.075 0.08 0.085
Massa (kg)
g
k=
α
9.8
k=
2,3571
k =4,15765 NM -1
39
Sehingga untuk menentukan nilai konstanta pegas berdasarkan getaran
selaras dapat digunakan persamaan :
m
k =4 π 2 2
T
T =4 ¿
k =4,717 Nm -1
1
Δ m= x NST neraca digital
2
1
Δ m= x 0,1 gram
2
Δ m=0,05 gram
Δ m=0,0005 kg
√∑
5
∆T= ¿¿¿¿
i=1
√
2 2 2 2 2
( T 1 −T ) + ( T 2−T ) +( T 3−T ) + ( T 4−T ) + ( T 5−T )
∆T=
4
√
2 2 2 2
( 0,647−0,636 ) + ( 0,654−0,636 ) + ( 0,605−0,636 ) + ( 0,635−0,636 ) + ( 0,640−0,636
∆T=
4
∆T=
√ 0,000121+ 0,000324+0,000961+0,000001+0,000016
4
∆ T =0,018 s
ralat :
40
√( )( )
2 2
∆m 2x ∆T
∆ k=k +
m T
√( )( )
2 2
0,0005 2 x 0,018
∆ k=4,888 +
0,05 0,636
∆ k=4,888 √ 0,000001+0,00320399
∆ k=0,276 NM -1
0.7
0.5
Periode kuadrat (s^2)
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0.045 0.05 0.055 0.06 0.065 0.07 0.075 0.08 0.085
Massa (m)
41
4 π2
k=
α
k =4 x ¿ ¿
k =5,17569 NM -1
G. PEMBAHASAN
42
rata-rata (F) yaitu 0,745s. Dan Untuk massa 0,08 kg diperoleh waktu berturut-
turut selama 5 kali percobaan yaitu 7,945; 7,845; 7,975; 7,855; 7,895; dengan
periode rata-rata (F)sebesar 0,789s untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
3.2 hasil pengamatan.
H. PENUTUP
1. Kesimpulan.
43
pegas rata-rata Untuk massa 0,05 kg adalah 7,00 nm-¹, Untuk massa
0,07 kg sebesar 3,71 nm-¹,dan Untuk massa 0,08 kg adalah 3,6 nm - 1.
2. Saran
44
ACARA IV
VISKOSITAS
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum pada acar ini yaitu menentukan koefisien
kekentalan zat cair (coeffitient of viscosity).
2. Waktu Praktikum
Senin, 12 September 2022
3. Tempat Praktikum
Lantai II, Laboratorium Fisika Dasar, Fakultas Matematikum dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.
1. Alat-alat Praktikum
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu:
2. Bahan-bahan Praktikum
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu:
45
a. Bola-bola kecil (1 buah)
b. Minyak goreng (1 buah)
c. Oli (1 buah)
C. LANDASAN TEORI
du 4.1
T=ƞ
dy
46
sebagai ML-1T-1. Maka viskositas dinamik atau mutlak dapat dihitung.
Cara ini merupakan metode paling mendasar, karena dengan cara ini
semua besaran lainnya dalam persamaan-definisi untuk viskositas
ditentukan. Kita menentukan du/dy sarana silinder dalam serumbu yang
stasioner. Pengukuran teori terhadap silinder stasioner tersebut tegangan
geser dapat dihitung. Perbandingan tegangan geser terhadap laju
perubahan kecepatan menyatakan viskositas (Prijono, 1985 : 351).
ƞ td 4.2
=
ƞ0 t0d 0
47
Gambar 4.1 Notasi untuk gerakan sarung
ƞ 4.3
V=
p
48
Gambar 4.2 Penentuan viskositas dengan aliran melalui tabung kapiler
1,80 4.4
V = 0,00022 t –
t
dengan V dalam stoke dan t dalam sekon.
49
tabung yang berisi cairan-cairan “standar” yang viskositasnya berbeda-
beda secara bertahap serta diketahui, dengan sebuah bola baja di dalam
masing-masing tabung. Waktu yang diperlukan oleh Bola jatuh sepanjang
tabung yang serupa viskositasnya dapat dikira-kira dengan
membandingkan viskositasnya dengan tabung-tabung lainnya (Prijono,
1985 : 354).
D. PROSEDUR PERCOBAAN
50
10. Tanda pada tabung sejauh d1 sebagai jarak jatuh yang ditempuh bola
dibuat.
11. Jarak d1 diukur dengan menggunakan penggaris.
12. Bola dijatuhkan ke dalam zat cair dan waktu t dicatat saat bola melalui
jarak d1 diatas, dilakukan sebanyak 5 kali.
13. Langkah 1 s.d. 12 diulang untuk satu jenis benda bola yang lain,
kemudian datanya dimasukkan pada tabel pengamatan.
14. Nilai viskositas zat cair ditentukan dengan metode kuadrat terkecil
(least square) dan grafiknya dibuat pada kertas millimeter.
E. HASIL PENGAMATAN
Variabel 1 2 3 4 5 Rata-rata
D(cm) 2,85 2,86 2,85 2,90 2,90 2,87
m bola (g) 21,26 21,10 21,15 21,05 21,10 21,13
m gelas (g) 45,40 45,40 45,40 45,40 45,40 45,40
m gelas + m 48,45 49,50 49,55 49,50 49,50 49,3
minyak
m gelas + m 50,10 51,15 51,20 51,20 51,25 50,98
oli
m minyak (g) 4 4 4 4 4 4
m oli (g) 4 4 4 4 4 4
x minyak (cm) 31,7 31,7 31,7 31,7 31,7 31,7
x oli (cm) 30,2 30,2 30,2 30,2 30,2 30,2
t minyak (s) 0,51 0,56 0,61 0,61 0,66 0,59
t oli (s) 0,49 0,85 1,07 0,91 0,83 0,93
F. ANALISIS DATA
Variabel 1 2 3 4 5 Rata-
51
rata
|D−D|cm 0,02 0,01 0,02 0,03 0,03 0,02
|❑mbola−❑mbola|g 0,13 0,03 0,02 0,08 0,03 0,05
|❑m gelas−❑m gelas|g 0 0 0 0 0 0
|❑mminyak −❑mminyak| g 0 0 0 0 0 0
|❑moli−❑moli| g 0 0 0 0 0 0
|❑x minyak −❑x minyak| g 0 0 0 0 0 0
|❑x oli−❑x oli| g 0 0 0 0 0 0
|❑tminyak −❑t minyak| g 0,08 0,03 0,02 0,02 0,07 0,04
|❑toli−❑t oli| g 0,06 0,08 0,14 0,02 0,10 0,08
a. Diameter bola
ΔD =
∑ |D−D|
n
ΔD =
|2,85−2,87|+|2,86−2,87|+|2,85−2,87|+|2,90−2,87|+|2,90−2,87|
5
0,02+0,01+0,02+0,03+0,03
ΔD =
5
ΔD = 0,02 cm
Dt = D ± ∆ D
Dt = (2,87 ± 0,02¿ ¿ cm
b. Massa bola
Δm bola =
∑ |m bola−mbola|
n
0,13+0,03+0,02+0,08+ 0,03
Δm bola =
5
Δm bola = 0,05 gr
Δm bola = mbola ± ∆ m bola
Δm bola = (21,13 ± 0,05 ¿ gram
c. Massa minyak
Δm minyak =
∑ |m minyak−m minyak|
n
52
0+0+0+ 0+0
Δm minyak =
5
Δm minyak = 0 gram
Δm minyak = m minyak ± ∆ mminyak
Δm minyak = (4± 0 ¿ gram
d. Massa oli
Δm oli =
∑ |m oli−m0 li|
n
0+0+0+ 0+0
Δm oli =
5
Δm oli = 0 gram
Δm oli = m oli ± ∆ moli
Δm minyak = (4± 0 ¿ gram
Δx minyak =
∑ |m minyak−m minyak|
n
0+0+0+ 0+0
Δx minyak =
5
Δx minyak = 0 gram
x minyak = m minyak ± ∆ mminyak
x minyak = (31,7± 0 ¿ cm
Δx oli =
∑ |m oli−m0 li|
n
0+0+0+ 0+0
Δx oli=
5
Δx oli = 0 gram
x oli = m oli ± ∆ moli
x 0li = (30,2± 0 ¿ cm
53
Δt minyak =
∑ |t minyak −t minyak|
n
0,08+0,03+0,02+0,02+ 0,07
Δt minyak =
5
Δt minyak = 0,04 s
Δt minyak = t minyak ± ∆ t minyak
Δt minyak = (0,59 ± 0,04 ¿ s
Δt oli =
∑ |t oli−t oli|
n
0,06+0,08+ 0,14+0,02+0,10
Δt oli =
5
Δt oli = 0,08 s
Δt oli = t oli± ∆ t oli
Δt oli = (0,93 ± 0,08 ¿ s
i. Massa gelas
Δmg =
∑ |mg−mg|
n
0+0+0+ 0+0
Δmg =
5
Δmg = 0 cm
mg = m gelas ± ∆ m gelas
mg = (45,40 ± 0 ¿ s
54
V = 12,36 cm3
ΔV = v√ ¿ ¿
ΔV = 12,36 cm3 √ ¿ ¿
ΔV = 12,36 cm3 √ 1,10 x 0,0004
ΔV = 12,36 cm3 x √ 0,0004
ΔV = 12,36 cm3 x 0,02
Vf = 0,24 cm3
Vf = ( 12,36 ± 0,24 ) cm3
√( ) ( )
2
1 2 −1 2
∆ p=ρ x ∆m + x∆v
m v
√ 21,13
∆ p=1,70 g /cm ( ) x (0,05) + (
12,36 )
2
1 3 −1 2 2
x(0,24)
∆ p=1,70 g /cm
3
√ 0,0022 x 0,0025+ (−0,0809 ) x 0,0576
∆ p=1,70 g /cm
3
√ 0,0046
∆ p=1,70 g /cm 3 x 0,06
3
∆ p=0,10 g /cm
ρf = ρ± ∆ ρ
ρf =( 1,70 ± 0,10 ) g/cm3
ρf =( 1,70 ± 0,0001 ) kg / cm3
55
1 3
∆ v= x 0,02 cm
2
3
∆ v=0,1 cm
∆ ρ minyak =V minyak ± ∆ v
3
∆ ρ minyak =(4 ± 0,1)cm
3
∆ ρ minyak =(0,00004 ±0,0000001)m
∆ p=ρ
√( 1 2
m )
( )
x ∆ m 2+
−1
v
x ∆ v2
√ 4 4 ) x (0,1)
∆ p=1 g /cm ( ) x ( 0) + (
2
1 3 −1 2 2
3) Pada oli
a. Volume oli
v=4 ml
3
v=4 cm
1
∆ v= xNST
2
56
1 3
∆ v= x 0,02 cm
2
3
∆ v=0,1 cm
∆ ρ minyak =V minyak ± ∆ v
3
∆ ρ minyak =(4 ± 0,1)cm
3
∆ ρ minyak =(0,00004 ±0,0000001)m
∆ p=ρ
√( 1 2
m )( )
x ∆ m 2+
−1
v
x ∆ v2
√ 4 4 ) x (0,1)
∆ p=1 g /cm ( ) x ( 0) + (
2
1 3 −1 2 2
57
a. Pada fluida minyak
2
D × g × t ×( ρ bola−ρ minyak)
ηminyak =
18. X
(2,87)2 × 9,8 ×0,51 ×(1,70−1)
ηminyak =
18 ×31,7
8,2369× 9,8 ×0,51 ×0,7
ηminyak =
570,6
28,817
ηminyak =
570,6
ηminyak = 0,05 centipoises
∆ η=η
√( 2 2
D )
() (
∆ D2 +
1 2 2
t
∆t +
1
ρbola− ρminyak
¿¿)
√
∆ η=0,05 ( ) ( 0,02) +( ) (0,04 ) + ( ) x (0,10) + ( )( 0,05)
2 2
2 1 2 2 1 2 −1 2
2,87 0,51 1,70−1 1,70−1
∆ η=¿ 0,05
√ 0,485 ×0,0004+ 3,844 ×0,0016+1,428 × 0,01+(−1,428)×0,0025
∆ η=¿ 0,05 √ 0,017054
∆ η=¿ 0,05 × 0,13
∆ η=¿ 0,006 cp
ηf minyak = η ± ∆ η
ηf minyak = ( 0,05 ± 0,006 ) centipoises
√( )
2 2
()
1 2 2
( )
2
1
∆ η=η ∆ D2 + ∆t + ( ∆ ρ oli)
D t ρbola− ρ oli
58
∆ η=¿
√( ) ( ) ( ) ( )
2 2
2 1 1 −1
0,05 ( 0,02)2 + ( 0,08)2 + x(0,10)2+ (0,05)2
2,87 0,99 1,70−1 1,70−1
∆ η=¿ 0,10
√ 0,485 ×0,0004+ 1,02× 0,0064+1,428 ×0,01+(−1,428)× 0,0025
∆ η=¿ 0,10 √ 0,017432
∆ η=¿ 0,10 × 0,132
∆ η=¿ 0,013 cp
ηf oli = η ± ∆ η
ηf oli = ( 0,10 ± 0,013 ) centipoises
Tabel 4.5 Hasil analisis nilai massa jenis dan viskositas fluida
59
G. PEMBAHASAN
60
akan mampu menghambat dari lajunya bola atau daya tekan bolalebih
kecil dari daya tekan fluida. Jadi, zat cair oli memiliki kekentalan yang
lebih tinggi dibanding minyak.
H. PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa nilai viskositas berbanding terbalik dengan
kelajuan benda (bola). Semakin kental suatu fluida maka semakin
lambat kecepatan bola yang jatuh di dalamnya, sebaliknya semakin
encer suatu fluida maka semakin cepat kelajuan bola yang jatuh di
dalamnya. Berdasarkan hasil praktikum ini, didapatkan hasil nilai
koefisien viskositasminyak 0,05 centipoises dan nilai koefisien
viskositas oli 0,10 centipoises. Jadi, zat cair oli memiliki kekentalan
yang lebih tinggi dibandingkan zat cair minyak.
2. Saran
Pada praktikum menentukan koefisien kekentalan (viskositas)
dari suatu zat cair ini, bahan acuan yang digunakan berupa minyak dan
oli. Maka dari itu disarankan menggunakan fluida berupa air atau
lainnya untuk praktikum selanjutnya, namun untuk keseluruhannya
praktikum berjalan dengan baik.
ACARA V
KALORIMETER
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan praktikum
61
Menentukan kalor jenis benda padat.
2. Waktu Praktikum
Senin, 19 September 2022
3. Tempat praktikum
Lantai II, Laboratorium Fisika Dasar, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.
1. Alat-alat praktikum
b. Ceret (1 buah)
c. Kalorimeter (1 buah)
f. Termometer (1 buah)
2. Bahan-bahan praktikum
a. Air
C. LANDASAN TEORI
62
diserap maupun dilepaskan oleh suatu benda. Dari sisi sejarah kalor
merupakan asal kata dari “caloric” ditemukan oleh ahli kimia Prancis
yang bernama Laurent lavoiser (1743–1794). Kalor memiliki satuan kalori
(kal) dan kilokalori (Kkal). 1 kal sama dengan jumlah panas yang
dibutuhkan untuk memanaskan 1 gram air naik 1°C. Jadi kalor dapat
didefinisikan suatu bentuk energi panas yang dimiliki oleh suatu zat yang
dapat berpindah diantara sebuah sistem dan lingkungannya
(Banawi,2013:102).
Kalor perpindahan dari benda yang bersuhu tinggi ke benda
yang bersuhu rendah. Ada 3 macam perpindahan kalor yaitu:
1. Perpindahan kalor secara konduksi
Konduksi adalah perpindahan kalor melalui zat padat. Perpindahan
ini tidak diikuti dengan perpindahan partikel perantara.
Berdasarkan kemampuan menghantarkan kalor, zat dibagi menjadi
2 golongan yakni isolator dan konduktor. Konduktor adalah zat
yang mudah menghantarkan kalor yang baik. Namun, isolator
adalah zat yang suka menghantarkan kalor.
2. Perpindahan kalor secara konveksi
Konveksi adalah perpindahan kalor dari suatu benda atau fluida
kebagian fluida lain oleh pergerakan fluida itu sendiri. Ada 2 jenis
konveksi, yaitu konveksi alamiah dan konveksi buatan. Pada
konveksi alamiah,yakni pergerakan fluida terjadi akibat perbedaan
masa jenis. Adapun konveksi buatan, yakni fluida yang telah
dipanasi langsung diarahkan ke tujuannya oleh sebuah peniup
(blower) atau pompa.
3. Perpindahan kalor secara radiasi
Radiasi atau pancaran adalah perpindahan kalor dalam bentuk
gelombang elektromagnetik.
63
a) Jika 2 benda saling bercampur, maka benda yang panas
akan memberikan kalor pada benda yang dingin sehingga
suhunya menjadi sama
b) Jumlah kalor yang diterima oleh benda yang dingin sama
dengan jumlah kalor yang dilepas oleh benda yang panas.
c) Sebuah benda yang didinginkan sebesar ∆t°C akan melepas
kalor yang jumlahnya sama dengan kalor yang diserap oleh
benda yang dipanaskan.
Jadi, dapat diketahui bahwa asas Black adalah kalor yang diterima oleh
kalorimeter benda yang bersuhu rendah sama dengan jumlah kalor yang
dilepas oleh benda yang bersuhu tinggi. Secara matematis ditulis:
Q = m.c.∆T 5.2
64
Dengan Q adalah kalor ( Joule atau kalori ), m adalah massa benda (kg
atau gram), ∆T adalah perubahan suhu(°C ), dan c adalah kalor jenis (
Adapun kalor jenis zat yang memiliki kalor jenis yang berbeda-beda yakni
sebagai berikut:
65
Tabel 5.1 Kalor jenis (c) berbagai zat
Pada saat terjadi perubahan wujud, suhu zat tetap. Peristiwa yang termasuk
perubahan wujud adalah membeku, menguap, menyublim, dan melenyap.
D. PROSEDUR PERCOBAAN
66
E. HASIL PENGAMATAN
67
F. ANALISIS DATA
M a 1=M k+ a−M k
M a 1=17 , 1 gram
• Massa tembaga
M t 1=M total −M k +a
M t 1=19,16 gram
Qlepas −Qterima
mt ×Ct × ∆ ta=ma× ca × ∆ Ta
68
71,82×( 4)℃
Ct 1=
19,16 gram ×(6)℃
287,28 gr /℃
Ct 1=
114,96
Ct 1=2,498 J / gram℃
Perhitun Ma Mt Ct (J/gr°C)
gan ke- (gr) (gr)
Σ n=1 Ct
C t=
n
ct 1+ ct 2+ct 3+ ct 4+ ct 5
C t=
n
( 2,49+1,859+1,977+1,651+1,059 )
C t= J /gram ℃
5
9,036
C t= J /gram ℃
5
C t=1,8072 J /gram ℃
69
• Standar devisi
SD=√ ¿ ¿ ¿
SD=√ ¿ ¿ ¿
SD=√ ¿ ¿ ¿
SD=
√ ( 0,466+0,0026+0,028561+0,0206+ 0,559 )
4
J / gram℃
SD=0,518 J / gram℃
• Persentasi eror
SD
%Eror= ×100 %
Ct
0,518
%Eror= ×100 %
1,8072
%Eror=0,286 %
b. Besi
• Massa air
Massa jenis air
M a 1=M k+ a−M k
M a 1=23,4 gram
• Massa besi
M b 1=M total −M k +a
M b 1=25,4 gram
70
• Kalor jenis besi
Qlepas −Qterima
M t ×C t × ∆T =M a ×C a ×∆ T a
M a ×C a ×(T c −T a )
C b 1=
M t ×(T b−T c )
48,28 ×(4)℃
C b 1=
25,4 ×(5)℃
48,28 ×(4)℃
C b 1=
25,4 ×(5)℃
393,12
C b 1= gram/℃
381
C b 1=1,031 J /gr ℃
Σ n=1C b
C b=
n
Cb 1 +C b 2+ Cb 3 +C b 4 +C b 5
C b=
n
71
4,365
C b= J /gram ℃
5
C b=0,873 J / gr ℃
• Standar devisi
SD=√ ¿ ¿ ¿ ¿
SD=√ ¿ ¿ ¿
SD=√ ¿ ¿ ¿
SD=
√ (0,024+ 0,062+ 0,198+0,0004+ 0,0002)
4
J /gram℃
SD=
√ 0,2861
4
J /gram ℃
SD=0,267 J / gr ℃
• Persentasi eror
SD
%Eror= ×100 %
Cb
0,267
%Eror= × 100 %
0,873
%Eror=0,305 %
G. PEMBAHASAN
72
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kalor.
Kalorimeter umumnya digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu zat.
Kalorimeter menggunakan teknik pencampuran dua zat padat satu wadah,
kalor jenis zat lain yang dicampurkan dengan zat tersebut dapat dihitung.
Adapun faktor yang mempengaruhi banyaknya kalor yang diserap oleh
suatu zat yakni, massa benda (m), jenis benda yang menentukan kalor
jenisnya (c), dan besar perubahan suhu (∆T).
Pada percobaan kali ini memiliki tujuan, yakni menentukan
kalor jenis benda padat. Bahan yang digunakan untuk menentukan kalori
jenis adalah tembaga dan besi. Pada percobaan pertama dihitung massa
jenis air, massa tembaga, dan kalor jenisnya demikian juga pada besi.
Dalam ketentuan kalor jenis benda padat seperti besi lebih besar dari
tembaga. Namun pada percobaan kali ini berbanding terbalik, yakni pada
analisis data bahwa kalor jenis besi lebih kecil dari tembaga.
Pada analisis data didapat kalor jenis besi lebih kecil (1,031
J/gram °C) dari tembaga (2,498 J/gram °C) berbandingan terbalik dengan
teori. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yang telah dijelaskan di
atas. Pada data terdapat persentasi error kedua benda, yakni pada tembaga
(0,286%), sedangkan pada besi (0,305%). Adapun standar devisi pada
tembaga 0,518 J/gram °C dan pada besi 0,267 J/gram °C. Massa tembaga
yang diambil dari data pertama sebesar 19,16 gram sedangkan massa besi
sebesar 25,4 gram.
Dari hasil percobaan kali ini sesuai dengan teori, yakni asas
Black yang menyatakan juga 2 bandar saling bercampur, maka benda
yang panas akan memberikan kalor pada benda yang dingin sehingga
suhunya menjadi sama, jumlah kalori yang diterima oleh benda yang
dingin sama dengan jumlah kalori yang dilepas oleh benda yang panas dan
sebuah benda yang didinginkan sebesar ∆t°C akan melepas kalor yang
jumlahnya sama dengan kalor yang dilepas. Jadi dalam percobaan kali ini
dapat disimpulkan bahwa jumlah kalor jenis tembaga lebih besar daripada
besi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya masa benda,
jenis benda, dan perubahan suhu suatu benda (∆T).
73
H. PENUTUP
1. Kesimpulan
Dalam praktikum kali ini dapat ditarik kesimpulan bahwa
tidak selamanya kalor jenis suatu benda seperti besi yang lebih
besar dari tembaga. Hal ini terbukti pada percobaan yang telah
dilakukan. Adapun yang dapat mempengaruhi kalor jenis suatu
benda adalah massa, jenis benda, dan perubahan suhu suatu benda.
Pada percobaan kali ini terdapat hubungan azas Black terhadap
kalorimeter, yakni kalor pada sistem arah konstan apabila sistem
terisolasi sehingga Qmasuk = Qkeluar. Adapun hubungan antara TB
dengan Tc, semakin Tb besar maka Tc semakin kecil.
2. Saran
Adapun saran pada praktikum kali ini adalah dalam melakukan
suatu percobaan diharapkan praktikan untuk lebih teliti serta
memahami langkah-langkah yang akan dilakukan agar
mendapatkan hasil yang diinginkan karena hal ini dapat
mempengaruhi tingkat kesalahan dan pada praktikum selanjutnya
agar dapat mempersiapkan salah satu bahan lain yang dapat
ditentukan kalor jenisnya seperti es batu.
ACARA VI
GERAK JAUH BEBAS
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum pada acara ini yaitu :
74
a. Menentukan percepatan gravitasi berdasarkan prinsip gerak jatuh
bebas.
b. Menentukan hubungan antara ketinggian dengan waktu
berdasarkan grafik.
2. Waktu praktikum
Senin, 27 September 2022
3. Tempat Praktikum
Lantai II,Laboratorium Fisika Dasar,Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam,Universitas Mataram.
2. Bahan-bahan Praktikum
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah satu buah bola besi
(gotri).
C. LANDASAN TEORI
Gerak jatuh bebas benda yang arahnya kepusat bumi ( ke
bawah) dengan kecepatan awal 0 m/s ( V0 = 0 ms-1). Contohnya adalah
gerak pada saat buah jatuh, atau benda yang dilepaskan dari tangan. Pada
gerak jatuh bebas dengan hambatan udara diabaikan maka percepatan
benda sama dengan percepatan gravitasi ( a = g ). Gerak jauh bebas
75
merupakan salah satu aplikasi gerak lurus berubah beraturan. Berdasarkan
pengertian diatas, syarat benda disebut gerak jatuh bebas yaitu :
1. V0 = 0 m/s
2. a = y = 10 m/s² atau a ; g = 9,8 m/s² ( digunakan sesuai kebutuhan )
3. Jarak diganti dengan ketinggian ( s = h)
Persamaan gerak jauh bebas diperoleh dari persamaan gerak
lurus berubah beraturan ( GLBB) dengan modifikasi sesuai syarat di atas
( Kurrotul Ainiyah, 2018 ) Maka Persamaan gerak jatuh bebas sebagai
berikut :
Vt = V0 + ( a.t ) (6.1)
Vt = 0 + g.t
Vt = g.t (6.2)
Vt² = V0² + ( 2. a . s ) (6.3)
Vt² = 0² + 2 . g . h (6.4)
√ 2. g.h
Vt = (6.5)
S = ( V0. t ) + ( ½. a . t² ) (6.6)
h = ( 0 . t ) + ( ½. g . t² )
h = 0 + ½ . g . t²
h = ½ . g . t²
Gerak jatuh bebas (GJB) merupakan gerak lurus beraturan
yang dipercepat lintasannya berupa lintasannya berupa lintasan vertikal
ke bawah menuju pusat bumi yang sejajar sumbu y dan arah ke bawah
biasanya diambil sebagai arah positif. Gerak jatuh bebas ini merupakan
gerak benda yang dilepaskan dari suatu tempat diatas permukaan bumi
tanpa disertai kecepatan awal. Dari eksperimen gerak jauh. Bebas
didapat bahwasanya jarak yang dilalui oleh benda berbanding lurus
dengan kuadrat dari waktunya, artinya :
Y = c r² (6.7)
76
Dimana C konstanta tidak dipengaruhi oleh benda dan waktu. Gambar
6.8 memperlihatkan lintasan gerak jatuh bebas ( GJB ) dari titik
P0.Persamaan lintasan untuk gambar 6.8 (a) yaitu :
r̄ = r̄ 0 + Δ r̄ = r̄ 0 + Ct² (6.8)
ȳ = ȳ 0 + Δ ȳ (6.9)
Atau,
ȳ ∫ = ( y0 + Δy ) = ( y0 + ( t²) j (6.10)
y = y0 + ct² (6.11)
Vy = dy/dt = 2 ct (6.12)
ay = dVy / dt = 2 c (6.13)
77
Gambar ( 6.1 ) lintasan gerak jatuh bebas ( Yusraida K., dkk.2021)
W = mg (6.14)
Benda jatuh karena beratnya sendiri, berarti gaya lain selain gaya berat
harus tidak ada ( Bambang Murdaka Eka Jati, 2018 ).
D. PROSEDUR PERCOBAAN
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada saat praktek adalah
sebagai berikut :
78
Gambar 6.2 Rangkaian Alat Percobaan
E. HASIL PENGAMATAN
Tabel 6.1 hasil perhitungan ketinggian dan waktu jatuh
79
F. ANALISIS DATA
1. Analisis nilai percepatan gravitasi benda
a. Mencari waktu rata-rata
t ī = ❑
n
t ī = ( ti+t 2+t 3+ t 4 +t 5 ) s
5
t ī = 0,352 s
2hi
gi =
²
2.0,6 m
gi =
(0,352)²
1,2 m
gi =
0 ,1239³
gi = 9,677 ms−2
Nilai perhitungan g pada perlakuan lainnya dapat dilihat pada tabel 6.2
1
Δh = . NST
2
1
Δh = . 0,1 cm
2
80
Δh = 0,05 cm
Δh² = 0,25 x 10−2 m²
Δt² =
( 0,352−0,352 )2 + ( 0,352−0,352 )2 + ( 0,351−0,352 )2+ ( 0,352−0,352 )2 + ( 0,351−0,352 ) s
5−1
2 2
0²+0²+ ( 0,001 ) +0²+ ( 0,001 ) s
Δt² =
4
( 0,000001 )+(0,000001) s
Δt² =
4
0,000002 s
Δt² =
4
Δt² = 0,0000005 s
Δt = √ 0,000005 s
Δt = 0,0007 s
√( ) ( )
2 2
0,005 0,0007
Δgi = g +
0,6 0,352
81
❑
Eror relatif gi = g referensi x 100 %
−2 2 ¿
Eror relatif gi = ¿ 9,677 ms −9,8 m/ s ∨ 2
¿ x 100 %
9,8 m/s
0,123
Eror relatif gi = x 100 %
9,8 m/s 2
1 2
hi = x 9,8 x (0,352)
2
1
hi = x 9,8 x 0,124
2
1
hi = x 1,215
2
hi = 0,607 m
b. Perhitungan waktu secara teori
ti =
√
2 hi
g
82
ti =
√ 2 x 0,607 m
9,8 m/s
2
ti =
√ 1,214 m
9,8 m/ s2
ti = √ 0,124 s
ti = 0,352 s
Berdasarkan tabel 6.3 didapati sebuah grafik perbandingan ketinggian dan waktu
secara praktikum dan teori yang ditunjukkan pada gambar 6.5
0.4
0.35
f(x) = 0.367 x + 0.1378
f(x)= =0.984050791980829
R² 0.390385180362233 x + 0.107854384195774
0.3 R² = 0.898823760658395
0.25
0.2 PRAKTIKUM
t(s)
Linear (PRAKTIKUM)
0.15
TEORI
0.1 Linear (TEORI)
0.05
0
0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
h(m)
G. PEMBAHASAN
83
Pada praktikum yang telah kami lakukan mengenai gerak
jatuh bebas menggunakan bola besi atau wolfis memiliki tujuan yaitu 11
untuk menentukan percepatan gravitasi bola pada gerak jatuh bebas 2
untuk menggambarkan hubungan antara ketinggian (h) dengan waktu (t)
dari hasil oercobaan gerak jatuh bebas tersebut, untuk mendapatkan hasil
pengukuran pada ketinggian berbeda serta diketahui syarat awal benda
mengalami gerak jatuh bebas maka saat dijatuhkan benda tersebut
memiliki kecepatan gerak nol. Gerakan jatuh bebas terjadi pada semua
benda dari ketinggian tertentu dalam ruang terbuka tanpa memperdulikan
massa benda tersebut. Pada gerak jatuh bebas ini mengakibatkan gesekan,
yaitu gesekan antara benda dengan udara suatu benda yang jatuh pada
ketinggian tertentu dalam ruang terbuka atau diperlambat oleh gaya gerak
dan laju udara.
84
H. PENUTUP
1. Kesimpulan
85
DAFTAR PUSTAKA
Ainiyah, Kurrotul. (2018). Bedah Fisika Dasar. Yogyakarta : CV. Budi Utama.
Munson, R. B., Donal. F. Y., dan Theodore. H. O. (2004). Mekanika Fluida Edisi
Rismaningsih, Febri., dkk. (2021). Fisika Dasar Mekanika. Jawa Barat : Media
Sains Indonesia.
Sa’diah, Aminatas., dkk. (2022). Fisika Dasar Pada Industri. Sumatera Barat :
PT. Global Eksekutif Teknologi.
86
Streeter, V. L. E., Benjamin Wylie dan Arko Prijono. (1985). Mekanika Fluida
Edisi Delapan Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Streeter, V. L. E., Benjamin Wylie dan Arko Prijono. (1985). Mekanika Fluida
Edisi Delapan Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Winarti. (2022). Konsep Dasar IPA Fisika Berpendekatan Etnosains. Jawa Timur
: Global Aksara Press.
Wulandari, Dewi., Destria Roza., dkk. (2022). Fisika Dasar Berbasis STEM
Untuk Mahasiswa Biologi. Bandung : CV. Media Sains Indonesia.
Zulfebri dan Dodi, S. A. (2015). Kalibrasi Jangka Sorong Jam Ukur (DIAL
CALLIPER) Dengan Menggunakan Metode Standar JIS B 7507-1993 Di
Laboratorium Pengukuran Teknik Mesin Universitas Riau. Jom
FTEKNIK, 2(2) 1.
87