Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PELARUTAN SAKARIDA DI DALAM LARUTAN POLAR DAN NON POLAR

Oleh :
Nama : St. Nurkomariah
NIM : 1810712120014

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur praktikan ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat
dan rahmat-Nya praktikan dapat menyelesaikan laporan Biokimia yang berjudul
“Pelarutan Sakarida di Dalam Larutan Polar dan Non Polar” sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.
Praktikan mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu Mata
Kuliah “Biokimia” yang telah memberi petunjuk, arahan dan bimbingannya
dalam pelaksanaan praktikum ini. Praktikan juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Praktikum Biokimia untuk menambah pengetahuan, selain itu
menjadikan sebagai bahan referensi bagi orang banyak dan untuk memenuhi
tugas mata kuliah praktikum. Praktikan menyadari bahwa laporan praktikum
Biokimia yang praktikan susun ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
dengan rendah hati praktikan mengharapkan kritik dan saran yang membangun
guna perbaikan dan peningkatan kualitas laporan praktikum ini.

Banjarbaru, Mei 2020

Praktikan
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
DAFTAR TABEL......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Tujuan Praktikum..................................................................... 2
BAB II. METODE PRAKTIKUM................................................................. 5
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................... 7
BAB IV. KESIMPULAN.............................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman
3.1. Alat-alat yang Digunakan............................................................... 5
3.2. Bahan-bahan yang Digunakan....................................................... 5
4.1. Hasil Pengamatan Pelarutan Sakarida di Dalam Larutan Polar..... 7
4.2. Hasil Pengamatan Pelarutan Sakarida di Dalam Larutan Non Polar

DAFTAR GAMBAR
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada umumnya karbohidrat merupakan zat padat berwarna putih, yang


sukar larut dalam pelarut organik, tetapi larut dalam air (kecuali beberapa
sakarida). Sebagian besar karbohidrat dengan berat melekul yang rendah, manis
rasanya. Karena itu, juga digunakan istilah gula untuk zat-zat yang tergolong
karbohidrat.
Karbohidrat merupakan senyawa-senyawa organik yang tersusun atas
unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O), dengan perbandingan hidrogen
dan oksigen dalam air 2:1. Dewasa ini, karbohidrat telah banyak dikenal memiliki
struktur kimia yang mengandung nitrogen atau belerang. Sakarida atau zat gula
adalah nama yang sering digunakan sebagai pengganti nama karbohidrat.
Berdasarkan kompleksitasnya, karbohidrat dibedakan atas karbohidrat
sederhana, yang lebih dikenal sebagai monosakarida, dan karbohidrat majemuk
meliputi oligosakarida (disakarida) dan polisakarida (Sumardjo, 2009).
Pati yang terdapat dalam beras merupakan sumber karbohidrat yang
terpenting dan terbanyak, murah dan mudah didapat. Di Indonesia beras
merupakan bahan makanan pokok dan juga merupakan sumber energi (58%) dan
protein (50%) yang terpenting (Effendi et al, 2002). Tepung terigu mengandung
banyak zat pati yaitu karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air. Kadar pati
pada tepung terigu berkisar antara 60-68% (Anonim, 2012). Tepung beras ketan
(Oriza sativa glutinous) mengandung karbohidrat 80% (dalam bentuk amilosa 1%
dan amilopektin 99%), lemak 4%, potein 6,5% dan air 10% (Singh et al, 2008).
Jenis gula yang digunakan antara lain gula merah, gula pasir, permen, dan
madu. Gula merah dibuat dari pemekatan nira bunga kelapa, aren, atau siwalan.
Kandungan gula merah adalah sukrosa 50%, glukosa, dan fruktosa (Anonim,
2009). Gula pasir disebut gula tebu atau gula bit karena diperoleh dari tebu atau
bit. Gula pasir hanya mengandung satu jenis gula yaitu sukrosa, yang merupakan
gula kristal. Gula pasir adalah bahan baku pembuatan permen, selai, dan jeli,
yang mana ketiganya mengandung sukrosa tinggi (Anonim, 2009).
Air digunakan sebagai pelarut karena bersifat polar, universal, dan mudah
didapat. Senyawa polar merupakan senyawa yang larut didalam air. Senyawa
metabolit sekunder yang akan diambil pada buah pare bersifat polar sehingga
proses ekstraksi menggunakan pelarut polar. Lemak atau minyak merupakan
suatu ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang dimana secara fisik
keduanya memiliki perbedaan yaitu pada suhu ruang, lemak akan berwujud
padat dan minyak akan terwujud cair. Hal ini karena minyak banyak mengandung
asam lemak tak jenuh, sedangkan lemak banyak mengandung asam lemak jenuh.
Minyak dan lemak tersebut tidak dapat larut dalam air tetapi akan larut dalam
pelarut organik atau pelarut non polar (Abdul Rahman dan Sumantri, 2017)

B. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum kali adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui daya larut sakarida pada larutan polar.

2. Untuk mengetahui daya larut sakarida d pada larutan non polar .


.

BAB II. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum Fermentasi Bahan Pakan
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1. Alat-alat yang digunakan untuk pengujian larutan
No. Alat Kegunaan
1. Sendok Mengukur sakarida
2. Gelas bening Tempat melakukan pelarutan

Tabel 3.2. Bahan-bahan yang digunakan untuk fermentasi


No. Bahan Kegunaan
1. Tepung Gandum Bahan sakarida
2. Tepung Beras Bahan sakarida
3. Gula Bahan sakarida
4. Air/Akuades Larutan polar
5. Minyak Larutan non polar

B. Prosedur Praktikum
Prosedur kerja yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sebagai
berikut :
1. Menyiapkan bahan sakarida.
2. Menyiapkan larutan polar dan non polar.
3. Memasukkan bahan sakarida ke dalam larutan polar dan non polar.
4. Mengaduk campurkan selama 10-15 menit.
5. Mengamati daya larut sakarida.
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Hasil yang didapat dari praktikum Nutrisi Ikan tentang Fermentasi Bahan
Pakan dapat dilihat pada tabel 4.1. dan 4.2. sebagai berikut :
Tabel 4.1. Hasil Pengamatan Pelarutan Sakarida di Dalam Larutan Polar
No. Sampel Reaksi
1. Tepung gandum + air Larut dalam air, ada endapan dan warna
air menjadi putih keruh.
2. Tepung beras + air Larut dalam air, ada endapan dan warna
air menjadi putih susu.
3. Gula + air Larut dalam air, tidak ada endapan, dan
warna air tidak berubah.

Tabel 4.2. Hasil Pengamatan Pelarutan Sakarida di Dalam Larutan Non Polar
No. Sampel Reaksi
1. Tepung gandum + minyak Larut dalam minyak, ada endapan dan
goreng warna kuning keruh
2. Tepung beras + minyak goreng Larut dalam minyak, ada endapan dan
warna kuning keputih susuan
3. Gula + minyak goreng Tidak larut dalam minyak dan warna
minyak tidak berubah

4.2. Pembahasan
Pada praktikum ini bahan sakarida yang digunakan adalah tepung
gandum, tepung beras dan gula. Masing-masing digunakan sebanyak 1 sendok
makan dalam setiap perlakuan. Perlakuan pertama, setiap bahan dilarutkan
dalam larutan polar berupa air dan perlakuan kedua setiap bahan dilarutkan
dalam larutan non polar berupa minyak goreng. Banyak larutan polar dan non
polar digunakan adalah setengah gelas. Cara melarutkan bahan dengan
menganduk setiap bahan dalam setiap larutan dan diamati daya larut serta
perubahan yang terjadi.
Perlakuan pertama, tepung gandum dilarutkan dalam air dan dapat
diamati bahwa tepung gandum larut dalam air namun ada endapan setelah
didiamkan sebentar juga terjadi perubahan pada warna air menjadi putih keruh.
Ketika tepung beras dilarutkan dalam air, dapat diamati bahwa tepung beras
dapat larut dalam air dan memiliki endapan namun terjadinya endapan lebih
lambat dibandingkan tepung gandum, juga terjadi perubahan warna air menjadi
putih susu. Ketika gula dilarutkan dalam air, dapat diamati bahwa gula larut
dalam air dan tidak memiliki endapan, pada warna air pun tak terjadi perubahan.
Perlakuan kedua, tepung gandum dilarutkan dalam minyak goreng
dapat diamati bahwa tepung gandum larut dalam minyak goreng dan memiliki
endapan serta warna minyak goreng menjadi kuning keruh. Ketika tepung beras
dilarutkan dalam minyak goreng ternyata dapat larut dan memiliki endapan,
warnanya pun menjadi kuning keputih susuan. Ketika gula dilarutkan dalam
minyak goreng, setelah diaduk dengan waktu yang lama gula tidak larut dalam
minyak.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Mikroba yang terdapat di dalam pakan memiliki kemampuan memecah


atau menguraikan rantai panjang karbohidrat, protein dan lemak yang menyusun
pakan. Hal tersebut membuat proses fermentasi terhadap bahan pakan hewani
dan nabati mengalami parameter perubahan yang meliputi tekstur, bau atau
aroma dan warna. Bahan pakan hewani berupa limbah ikan mengalami
perubahan tekstur dari tepung menjadi cair, bau sangat menyengat dan
warnanya abu-abu kehitaman. Bahan pakan nabati meliputi daun talas
teksturnya menjadi lembek, berbau kurang menyengat dan warna coklat tua,
daun singkong teksturnya menjadi lembek, tidak ada bau dan warna hijau lumut,
daun pepaya teksturnya menjadi lembut, bau yang menyengat dan warna hijau
tua, daun pisang teksturnya menjadi lembek, bau yang tidak menyengat dan
warna yang menjadi coklat tua dan daun ketapang teksturnya menjadi keras
menyatu, bau yang tidak menyengat dan warna kecoklatan.
5.2. Saran

Praktikan harus mengerjakan bahan-bahan yang ingin difermentasi


dengan sebaik-baiknya agar tidak terjadi kegagalan pada hasil akhir dan tidak
melupakan bahwa bahan pakan yang difermentasi diberi label agar mudah
dikenali dan diamati.
DAFTAR PUSTAKA

Alexander M. 2011. Introduction to Soil Microbiology, 2nd edition. New York, USA: John Willey
and Sons.

Anis, Moh. Yunus dan Dyah Hariani. 2019. Pemberian Pakan Komersial dengan Penambahan
EM4 (Effective Microorganisme 4) untuk Meningkatkan Laju Pertumbuhan Lele (
Clarias sp.). Jurnal Riset Biologi dan Aplikasinya. 1 (1): 1-8

Antararini, Anak Agung Nanak. 2011. Sinbotik antara prebiotik dan probiotik. Jurnal Ilmu.
2(2):148-155.

Ardita, N., Budiharjo, A., & Sari S, L, A. 2015. Pertumbuhan dan Rasio Konversi Pakan Ikan Nila
(Oreochromis niloticus) dengan Penambahan Probiotik. Bioteknologi. 12 (1): 16-21.

Asriyana dan Yuliana. 2012. Produktivitas Perairan. Bumi Askara : Jakarta.

Ayuda, B. 2011. Kandungan Serat Kasar, Protein Kasar, dan Bahan Kering Pada Limbah Nangka
yang Difermentasi Dengan Trichoderma viride dan Bacillus subtilis Sebagai Bahan
Pakan Alternatif Ikan. Skripsi. Universitas Airlangga. Surabaya.

Daten, Helena dan Tri Ardyati. 2018. Potensi Penambahan Probiotik (Lactobacillus pentosus
K50) untuk Meningkatkan Kualitas Pakan Ikan Air Tawar. Jurnal Biotropika. 6(2): 65.

Fathia, N. 2016. Uji Sifat dan Mekanik Pakan Ikan Buatan dengan Perekat Tepung Tapioka.
Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Harpeni, E., Agus S., Limin S., M. Zainal A. 2016. Efektivitas ekstrak tepung ubi jalar sebagai
media teknis bakteri probiotik. Prosiding Seminar Nasional MIPA. Universitas Lampung.
Bandar Lampung.

Irdawati, Mades Fifendy, dan Yuliana Ningsih. 2015. Pengaruh ragi dari daerah berbeda
terhadap kadar glukosa dan alkohol serta nilai organoleptik tapai ubi jalar merah
(Ipomoea batatas L.). Eksakta, 2(1):42-49.

Lumbanbatu, Pretty A. 2018. Pengaruh Pemberian Probiotik EM4 Dalam Pakan Buatan Dengan
Dosis Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Kelulushidupan Ikan Nila Merah
(Oreochromis niloticus) di Air Payau. Skripsi. Universitas Riau. Pekanbaru.

Malianti, Lezita, Endang Sulistiyowati dan Yosi Fenita. 2019. Profil Asam Amino dan Nutrien
Limbah Biji Durian (Durio zibethinus Murr) Yang Difermentasi Dengan Ragi Tape
(Saccharomyces cerevisiae) dan Ragi Tempe (Rhizopus oligosporus). Jurnal Penelitian
Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. 8(1): 60.

Mulia, D.S., Risna T.Y., Heri Maryanto dan Cahyono Purbomartono. 2015. Pemanfaatan Limbah
Bulu Ayam Menjadi Bahan Pakan Ikan Dengan Fermentasi Bacillus subtilis. J. Manusia
dan Lingkungan. 23(1): 49-57.
Pamungkas, W. 2011. Teknologi fermentasi, alternatif solusi dalam upaya pemanfaatan bahan
pakan lokal. Media Akuakultur. Vol. 6 No. 1: 45..

Suheda, Ningrum dkk. 2010. Pengingkatan Kualitas Bahan Nabati (Dedak padidan Dedak Polard)
Melalui Proses Fermentasi (Rhizopus oligosporus) dan penggunaannya Dalam Pakan Ikan
Mas. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur :689-695. Balai riset budidaya air
tawar. Bogor.

Sundari E., Ellyta S., dan Riko R. 2012. Pembuatan pupuk organic cair menggunakan bioaktivator
biosca dan EM4. Prosiding SNTK TOPI. Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung
Hatta, Pekanbaru.

Tambunan, Artha Regina. 2016. Karakteristik probiotik berbagai jenis bakteri asam laktat (bal)
pada minuman fermentasi laktat sari buah nanas. Skripsi. Fakultas Pertanian,
Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Virnanto, dkk. 2016. Pemanfaatan Tepung Hasil Fermentasi Azolla (Azolla microphylla) Sebagai
Campuran Pakan Buatan Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Dan Kelulushidupan Ikan
Gurame (Osphronemus gourami). Journal of Aquaculture Management and
Technology. Vol. 5, No. 1: 1-7.

Widodo, F. Wahyono, Dan Sutrisno. 2012. Kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik,
produksi Vfa dan Nh3 pakan komplit dengan level jerami padi berbeda secara In Vitro.
Indonesian Jurnal Of Food Technology, 1(1): 215-230.

Widiastuti, E. Sukanto, dan Rukayah, S. 2010. Penggunaan Pakan Fermentasi Pada Budidaya
Ikan Sistem Keramba Jaring Apung Untuk Mengurangi Potensi Eutrofikasi Di Waduk
Wadaslintang. Limnotek. 17 (2).

Yuliana, Asih dan Siti Chuzaemi. 2019. Pengaruh Lama Fermentasi Ampas Putak (Corypha
gebanga) Terhadap Kualitas Fisik dan Kualitas Kimia Menggunakan Aspergillus oryzae.
Jurnal Nutrisi Ternak Tropis. 2(1): 19-32.

Yulianingrum, Triwahyu, Niken A.P. dan Isaknadar Putra. 2017. Pemberian Pakan Yang
Difermentasikan Dengan Probiotik Untuk Pemeliharaan Ikan Lele Dumbo (Clarias
gariepinus) Pada Teknologi Bioflok. Universitas Riau. Pekanbaru

Yusuf, M., Agustono, dan Dewa K. M. 2012. Kandungan protein kasar dan serat kasar pada kulit
pisang raja yang difermentasi dengan Trichoderma Viride dan Bacillus Subtilis sebagai
bahan baku pakan ikan. Jurnal Ilmiah. 4(1):53-58.

LAMPIRAN
Gambar 1. Bahan dalam Plastik Tahan Gambar 2. Label Kertas Tempel
Panas

Gambar 3. Jarum Pentul dan Karet Gambar 4. Pengukusan

Gambar 5. Gelas ukur Gambar 6. EM-4

Gambar 7. Pembuatan Probiotik Gambar 8. Pencampuran bahan


dengan Probiotik

Gambar 9. Hasil Fermentasi Gambar 10. Hasil Fermentasi Daun


Daun Talas (Colocasia esculenta L.) Singkong (Manihot esculenta)
Gambar 1. Bahan dalam Plastik Tahan Gambar 2. Label Kertas Tempel
Panas

Gambar 11. Hasil Fermentasi Daun Gambar 12. Hasil Fermentasi Daun
Pepaya (Carica papaya L.) Pisang (Musa paradisiaca)

Gambar 13. Hasil Fermentasi Daun Gambar 14.Hasil Fermentasi Limbah


Ketapang (Terminalia catappa L.) Ikan

Gambar 15. Pembungkusan Bahan


dengan Koran

Anda mungkin juga menyukai