Tujuan
Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan :
1. Mampu melakukan berbagai teknik mikrobiologi dalam skrining
(menanam, mengisolasi dan memurnikan biakan, melakukan tes terhadap
kemampuan biakan menghasilkan antibiotik)
2. Mendapatkan mikroorganisme yang menghasilkan antibiotik dari jaringan
tanaman.
3. Mendapatkan mikroorganisme yang menghasilkan antibiotik dari tanah
4. Melakukan fermentasi fungi untuk menghasilkan antibiotik.
5. Menentukan profil pertumbuhan dan waktu panen antibiotik berdasarkan
profil pembentukan antibiotiknya.
II.
Landasan teori
Mikroorganisme adalah sumber enzim yang paling banyak digunakan
bergantung pada beberapa faktor salah satu diantaranya ialah macam organisme
yang akan ditumbuhkan (Schegel, 1994).
Ada beberapa metode dalam mengisolasi bakteri, fungi dan khamir
(miroorganisme) yaitu dengan menggunakan metode gores, metode tuang, metode
sebara, metode pengenceran serta micromanipulator. Dua diantaranya yang paling
sering digunakan adalah teknik cawan dan cawan gores. Kedua metode ini
berdasarkan pada prinsip yang sama yaitu mengencerkan mikroorganisme
sedemikian rupa sehingga tiap individu spesies dapat dipisahkan dengan lainnya
(Hadioetomo, 1993).
Metode piringan tuangan (pour-plate metod) pertama kali mengadakan
piaraan biasanya diperoleh dari piaraan campuran, piaraan pertama disebut primary
culture dan sifatnya murni. Piaraan semacam ini dapat disimpan tetapi harus
diadakan peremajaan dengan memindahkannya ke medium baru yang disebut
piaraan turunan (Sub-culture) yaitu piaraan yang diperoleh dari piaraan pertama.
Persyaratan utama bagi isolasi dan kultivasi fage ialah harus adanya kondisi
optimum untuk pertumbuhan organisme inangnya. Sebelum diinokulasi tangan dan
tempat kerja disemprot dengan alkohol dengan menggunakan metode aseptik,
jarum inokulasi disterilkan dengan membakarnya, dengan api sampai jarum
tersebut pijar (Irianto, 2006).
Kulturisasi bakteri untuk keperluan yang bermanfaat, pada umumnya
dilakukan dengan biakan murni. Biakan murni hanya mengandung satu jenis. Untuk
mengisolasi bakteri dalam biakan murni, umumnya digunakan dua prosedur yaitu:
metode agar cawan dengan goresan dan metode agar tuang. Sebelum bakteri
diinokulasi, tangan dan tempat kerja disemprot dengan alkohol dengan
menggunakan metode aseptik, jarum inokulasi disterilkan dengan membakarnya,
dengan api sampai jarum tersebut pijar (Volk, 1993).
Medium pertumbuhan mikroba adalah suatu bahan yang terdiri dari
campuran nutrient yang diperlukan mikroba untuk pertumbuhannya. Dengan
menggunakan medium pertumbuhan, aktivitas mikroba dapat dipelajari dandengan
medium tumbuh dapat dilakukan isolasi mikroba menjadi kultur murni,
perbanyakan, pengujian sifat fisiologis, dan perhitungan jumlah mikroba (Pelczar,
1986).
III.
Tahap I
1. Petri (2)
2. Scalpel dan pinset
3. Erlenmeyer
4. Media PDA dan antibiotic kloramfenikol
5. Aquadest
6. Natrium hipoklorid 5%
7. Etanol 70%
8. Bunsen
9. Tabung reaksi
10. Mikropipet dan yellow tip
11. Larutan saline
12. Spreader glass
13. Sampel tanah dan tanaman
Tahap II
1. Petri
2. Ose bulat
3. Bunsen
4. Media PDA
Tahap III
1. Petri
2. Sumuran
3. Bunsen
4. Media NA dan NB
5. Kultur Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
Tahap IV
1. Erlenmeyer
2. Blue tip, Yellow tip
3. Conical tube
4. Sentrifuge
5. Kertas saring
6. Petri dish
7. Fungi terpilih
8. Media PDB dan NA
9. Kultur Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
IV.
CARA KERJA
Tahap I
A. Jaringan Tanaman
1. Bersihkan bagian tanaman yang akan digunakan dengan air mengalir
2. Potong kecil-kecil menjadi diameter 3 cm, masukkan erlemeyer steril
3. Sterilisasi dengan etanl 70% selama 2 menit kemudian dibilas sekali dengan
4. aquadest
5. Sterilkan dengan Natrium hipoklorid selama 2 menit kemudian dibilas tiga
kali
6. dengan aquadest, tiriskan dalam petri dish yang berisi kertas saring
7. Untuk batang kupas dan hilangkan bagian kulitnya, untuk daun potong
menjadi
8. ukuran 1x1 cm, untuk akar langsung dipotong menjadi 1 1,5 cm.
9. Tanam bagian tanaman tersebut ke dalam petri yang berisi media PDA padat
10. Inkubasi suhu ruangan hingga praktikum selanjutnya
B. Tanah
1. Suspensikan 1 gram sampel tanah dengan 10 ml larutan saline dalam tabung
steril
2. Encerkan hingga konsentrasi 10-2
3. Tuang 0,5 ml suspensi tersebut dalam petri steril yang telah dituangi media
PDA dengan penambahan antibiotik kloramfenikol 100 mg/L. Ratakan
dengan menggunakan spreader glass.
4. Inkubasi pada suhu kamar sampai praktikum selanjutnya
Tahap II
1. Ambil koloni dengan ose dan dipindahkan ke media PDA yang baru
2. Inkubasi pada suhu ruang sampai praktikum selanjutnya
Tahap III
Data pengamatan
Kelompok= 4
Sampel= tanah di dekat pembuangan limbah kimia
Table pengamatan
Hari
ke
bakteri
Foto
pengamatan
Terlihat adanya sedikit
zona bening atau zona
bening mulai terbentuk
E. coli
2
Zona bening yang
terbentuk mulai meluas
S.Aureus
3
Zona bening yang
terbentuk seluas 0,8 cm
S.Aureus
sampel
Daun sirih
bakteri
e.coli
S. aureus
Tanah limbah
e.coli
kimia
S. aureus
diame
Rata-
r (cm)
r(cm)
r (cm)
r(cm)
rata(cm)
1,4
1,2
1,9
1,3
1,45
0,2
0,1
0,2
0,225
-
Tanah limbah
e.coli
kimia
S. aureus
Tanah
e.coli
2,4
1,9
2,2
2,125
10
VI.
0,3
0,2
0,1
S. aureus
0,8
0,7
0,9
0,8
0,8
Tanah limbah
e.coli
0,9
1,1
0,6
0,9
0,875
kimia
S. aureus
0,6
0,3
0,2
0,2
0,325
Tanah
e.coli
1,1
1,4
0,9
1,3
1,175
makam
S. aureus
Tanah
e.coli
makam
S. aureus
Tanah
e.coli
makam
S. aureus
Tanah
e. coli
makam
S. aureus
Tanah
e.coli
makam
S. Aureus
0,175
-
limbah
kimia
0,1
0,6
0,9
0,1
0,4
0,2
0,5
0,3
Pembahasan
Pada praktikum kali ini akan melakukan isolasi jamur baik dari
tanah maupun tumbuhan dan kelompok kami memilih untuk menggunakan
tanah. Isolasi ini bertujuan agar dapat dengan mudah untuk melakukan
identifikasi dan mengetahui spesies jamur yang menghasilkan antibiotik.
Sampel tanah yang digunakan adalah tanah yang diambil dari belakang
laboratorium kimia yang dicurigai telah terkontaminasi oleh bahan-bahan
kimia. Dalam pengambilan sampel sebaiknya mengambil tanah yang kering
untuk meminimalisir kandungan air. Semakin banyak kandungan air pada
tanah maka penimbangan tanah juga semakin tidak akurat sehingga sampel
tanah perlu dioven terlebih dahulu.
Isolasi tanah dilakukan dengan melakukan pengenceran pada tanah
hingga tingkat pengenceran 10-2. Langkah yang harus dilakukan yaitu
dengan menimbang terlebih dahulu sampel tanah sebanyak 1 gram.
0,35
-
hasil yang didapat sesuai dengan yang diinginkan, maka dilanjutkan pada
tahap ke-III.
Tahap ke-III bertujuan untuk mengamati daya hambat jamur pada
sampel tanah. Dalam pengamatan daya hambat, diperlukan inokulum
bakteri uji. Jenis bakteri yang digunakan yaitu Eschericia Coli dan
Staphylococcus Aureus. Pengunaan bakteri tersebut dikarenakan memiliki
sifat yang bertolak belakang yaitu bakteri E.Coli yang bersifat gram negatif
sedangkan bakteri S.Aureus yang bersifat bakteri gram positif. Inokulum
bakteri dibuat dengan membuat suspensi bakteri dan kekeruhan suspensi
disesuaikan dengan larutan Mc.Farland 0,5. Larutan Mc.Farland dapat
dibuat dengan mencampurkan larutan asam sulfat dan barium klorida.
Setelah membuat suspensi bakteri, selanjutnya yaitu memindahkan 0,1 ml
suspensi bakteri E.Coli pada cawan petri I yang telah dibagi menjadi 5
bagian. Kemudian menambahkan media NA dan menunggu hingga padat.
Begitu juga dengan pemindahan suspensi bakteri S.Aureus yaitu dengan
memindahkan 0,1 ml suspensi bakteri S.Aureus pada cawan petri II yang
telah dibagi menjadi 5 bagian. Kemudian menambahkan media NA dan
menunggu hingga padat.
Selanjutnya yaitu membuat plug pada media NA cawan petri I yang
telah memadat dan membuang plug media NA. Hasil koloni jamur pada
tahap ke-2 juga dibuat plug pada media PDA yang ditumbuhi koloni jamur.
Setelah itu menempatkan plug PDA pada plug media NA pada daerah.
Perlakuan yang sama juga pada media NA cawan petri II yaitu membuat
plug pada media NA cawan petri II yang telah memadat dan membuang
plug media NA. Hasil koloni jamur pada tahap ke-2 juga dibuat plug pada
media PDA yang ditumbuhi koloni jamur. Setelah itu menempatkan plug
PDA pada plug media NA pada daerah. Penempatan plug PDA disesuaikan
dengan nama kelompok sehingga daerah 1 untuk plug PDA dari kelompok
1 dan seterusnya. Selanjutnya dilakukan pengamatan selama 3 hari berturutturut. Hasil yang didapat yaitu pada daerah kelompok 4, setiap harinya zona
bening yang terbentuk semakin luas. Pada awalnya memang hanya sebatas
garis plug, namun pada hari ke 3 sudah terbentuk zona bening pada cawan
yag berisi bakteri Eschericia Coli seluas 2,125 cm dan pada cawan yang
berisi bakteri Staphylococcus Aureus seluas 0,8 cm. Dari luas zona bening
yang didapat dapat ditarik kesimpulan bahwa antibiotic yang dihasilkan
jamur yang kami isolasi lebih efektif untuk menghambat bakteri gram
negative daripada gram positif. Namun terdapat kekurangan dalam
praktikum ini karna tidak ada perlakuan lebih lanjut terhadap jamur yang
telah diisolasi sehingga kami tidak mengetahui jenis jamur yang telah
ditumbuhkan. Terdapat juga keanehan terhadap praktikum kali ini karna ada
beberapa sampel yang diambil dari tempat yang sama, namun hasil yang
ditunjukkan berbeda, seperti pada kelompok 8 dan kelompok 9, meski
sama-sama menggunakan sampel dari tanah makam namun jamur yang
diisolasi oleh kedua kelompok tersebut tidak dapat menghasilkan zona
bening yang digunakan sebagai parameter kemampuan daya hambat atau
antibiotik yang dihasilkan oleh jamur. Hal ini dapat dikarenakan perbedaan
dalam proses, baik dalam hal keseterilan maupun tanah yang digunaka bias
saja tanah yang masih basah dan tidak melalui proses pengeringan terlebih
dahulu. Namun rata-rata percobaan dari setiap kelompok menunjukkan
bahwa jamur yang dihasilkan dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Eschericia Coli kecuali kelompok 8 dan 9, dan hanya beberapa kelompok
saja yang dapat meghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus Aureus.
VII.
Kesimpulan
1. Dari data pengamatan didapatkan hasil bahwa antibiotic yang
Saran
Daftar pustaka
Schegel, H., 1994. Mikrobiologi Umum. UGM-Press : Yogyakarta.
Buckle, K.A. 1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia : Jakarta.
Fardiaz, S. 1992.Mikrobiologi Pangan I . PT Gramedia Pustaka
Utama : Jakarta.
Hadioetomo,R.S.1993 .Mikrobiologi Dasar dalam Praktek : Teknik dan
Prosedur Dasar dalam Praktek. PT Gramedia Pustaka Utama :
Jakarta.
Irianto, K. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. CV.
Yrama Widya : Bandung.
Pelczar,M.J dan E.C.S Chan. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Universitas
Indonesia Press : Jakarta.
Volk & Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar. Erlangga :Jakarta.
X.
Lampiran