FITOPLANKTON
Disusun Oleh :
NIM : 195080600111015
Kelompok :7
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI LAUT TROPIS
Sebagai salah satu syarat umum untuk LULUS mata kuliah Botani Laut Tropis di
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya 2020
Disusun Oleh :
Dosen Pengampu
Mata Kuliah Botani Laut Tropis
Halaman
DAFTAR ISI........................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................ii
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................iii
I. PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Tujuan....................................................................................................1
1.3 Waktu dan Tempat................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................3
2.1 Wilayah Kajian......................................................................................3
2.2 Taksonomi............................................................................................3
2.3 Stasiun..................................................................................................4
III. METODOLOGI PENELITIAN.........................................................................5
3.1 Stasiun Fitoplankton............................................................................5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................6
4.1 Spesies yang Ditemukan.....................................................................6
4.1.1 Spesies 1 Nitzchia sp............................................................................6
4.1.2 Spesies 2 Synedra acus.......................................................................8
V. PENUTUP................................................................................................11
5.1 Kesimpulan.........................................................................................11
5.2 Saran...................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
LAMPIRAN.........................................................................................................13
DAFTAR GAMBA
Gambar 1. Nitzschia sp....................................................................................10
Gambar 2. Synedra acus..................................................................................12
DAFTAR LAMPIRAN
1.2 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai oleh praktikan setelah praktikum Botani Laut
Tropis ini antara lain :
II.2 Taksonomi
Taksonomi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari penelusuran,
penyimpanan contoh, pengenalan (identifikasi), pengelompokan (klasifikasi), dan
penamaan tumbuhan berdasarkan persamaan dan pembedaan sifatnya. Dalam
menjaga kelestarian tumbuhan diperlukan adanya ilmu taksonomi, karena dalam
pengaplikasiannya diperlukan ilmu ini untuk mengidentifikasi tumbuhan yang
akan dijaga kelestariannya.
Menurut Saptasari, (2012), Pengertian Taksonomi dan sistematika sering
dianggap tentang identifikasi, penamaan dan penggolongan tumbuhan.
Taksonomi memiliki peran yang sesungguhnya dirasakan dalam berbagai jalur
kehidupan, mulai dalam kehidupan sehari-hari misalnya dalam menentukan
pilihan bahan pangan, objek untuk hiburan, pencegahan penyakit, dan banyak
segi kehidupan lain yang berkaitan dengan makhluk hidup. Dalam kehidupan
pemerintahan taksonomi juga diperlukan. Kewenangan pemerintah untuk
menentukan perencanaan dan pelaksanaan pelestarian alam misalnya dalam hal
menjaga kelestarian sumber daya alam dan mengatur perdagangan komponen
makhluk hidup bahkan untuk menghindari masuknya spesies atau komponen
makhluk hidup yang membahayakan ke dalam suatu kawasan.
II.3 Stasiun
Dalam praktikum lapang di pantai balekambang, praktikan mendatangi
empat stasiun yaitu stasiun mangrove, stasiun lamun dan rumput laut, stasiun
vegetasi pantai, serta stasiun fitoplankton. Untuk stasiun fitoplankton ini
dilakukan di jembatan hanoman, yaitu jembatan yang menghubungkan antara
Pantai Balekambang dengan Pulau Anoman.
Menurut Persada, et al. (2018), Fitoplankton merupakan organisme
mikroskopik yang hidup melayang pada permukaan air. Fitoplankton memiliki
peranan penting terhadap perairan yaitu sebagai produsen primer perairan
dengan karakteristik yaitu siklus hidup yang pendek. Fitoplankton merupakan
spesies yang sensitif terhadap perubahan lingkungan sehingga organisme ini
dapat digunakan untuk pemantauan terhadap bahan organik dan anorganik.
Fitoplankton juga mampu merespon secara langsung terhadap banyaknya
nutrien di suatu perairan sehingga dapat diketahui kondisi suatu perairan dengan
mengetahui struktur komunitas fitoplankton.
Menurut Khasanah, et al. (2013), Fitoplankton mempunyai peran sangat
penting dalam suatu perairan. Selain sebagai dasar rantai pakan, juga
merupakan salah satu parameter tingkat kesuburan suatu perairan. Secara
keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan kelimpahan fitoplankton pada musim
peralihan tergolong tinggi hingga mencapai 96,62. Kelas diatom
(Bacillariophyceae) mencapai 95,9% dari total jenis fitoplankton yang ada di
perairan. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa kelas diatom mendominasi
perairan.
III. METODOLOGI PENELITIAN
Disiapkan alat dan bahan (Plankton Net, ember, botol sampel, dan cairan lugol)
Diturunkan plankton net secara vertikal dari jembatan sampai batas kedalaman
yang diinginkan (20 m dan 30 m)
Dihitung waktu dengan stopwatch, setelah waktu selesai diangkat plankton net
secara perlahan
b. Taksonomi
c. Habitat
Secara geografis memiliki sebaran yang sangat luas dan merupakan
fitoplankton yang dapat ditemukan di perairan pesisir laut (coastal),estuari,
maupun laut Iepas (oceanic), serta di kawasan tropika hingga arktik atau antartik.
Spesies ini dapat ditemukan di wilayah pesisir maupun laut lepas, serta di
kawasan tropis maupun kawasan kutub, sehingga keduanya dikatakan spesies
yang bersifat kosmopolitan.
Menurut Rahman (2013), Nitzschia kebanyakan ditemukan di perairan
yang lebih dingin, dan dikaitkan dengan es laut Kutub Utara dan Kutub Utara.
Nitzschia merupakan spesies yang sering ditemukan sebagai diatom
dominan. Nitzschia mencakup beberapa spesies diatom yang diketahui
menghasilkan neurotoxin yang dikenal sebagai asam domoat. Beberapa
spesies Nitzchia juga merupakan organisme yang sangat toleran terhadap
perairan dengan salinitas tinggi, misalnya spesies halofilik Nitzchia yang
ditemukan di Wajan Makgadikgadi di Botswana
d. Manfaat
Menurut Rahman (2013), Sebagai bagian dari kelompok diatom, spesies
nitzschia berperan sebagai salah satu produsen primer yang sangat penting bagi
kelangsungan jejaring makanan di perairan. Spesies Nitzschia diketahui
merupakan makanan bagi banyak organisme Laut dari zooplankton, moluska
hingga ikan planktivorous. Selain itu, Nitzschia juga seringkali bertindak sebagai
kompetitor utama bagi fitoplankton lain dalam memperebutkan sumber daya
berupanutrien perairan. Dalam jaring makanan di perairan, senyawa racun yang
dihasilkan oleh Nitzschia beredar ke tingkat trofik yang lebih tinggi bukan melalui
bioakumulasi, namun melalui isi perut mangsa yang dimakan oleh pemangsa.
Meskipun demikian, diketahui bahwa senyawa asam domoat tidak
ditemukan dalam konsentrasi yang berbahaya pada jaringan otot pada tubuh
ikan, walaupun ikan tersebut ditangkap ketika perairan mengalami ledakan
populasi Nitzschia.k
4.1.2 Spesies 2 Synedra acus
c. Habitat
Habitat spesies ini adalah di air tawar dan air laut serta daerah yang
lembab, habitat alam di lokasi segar dan air asin, kelompok dari jenis kelas
Bacillariophyceae ini dapat ditemukan hampir disetiap lingkungan perairan yang
cukup sinar matahari untuk mempertahankan aktivitas. Spesies Synedra
mempunyai kelimpahan yang tinggi dan dapat ditemukan di berbagai habitat
misalnya tanah basah, dinding batu, karang terjal, gambut, dan kulit kayu.
Menurut Lantang dan pakidi (2015), Hal ini dapat disebakan karena kelas
Bacillariophceae memiliki tingkat adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan. Kelas
ini dapat hidup pada daerah yang ekstrim yang penting memiliki kadar air untuk
media hidupnya. Pada perairan laut dapat hidup pada suhu 45°C sehingga dapat
disimpulkan bahwa tingkat adapatasi kelas Bacillariophceae sangat tinggi.
Melimpahnya kelas Bacillariophyceae di perairan disebabkan karena fitoplankton
kelas ini mempunyai sifat yang mudah beradaptasi dengan lingkungan. Kelas ini
juga tahan terhadap kondisi yang ekstrim dan mempunyai daya reproduksi yang
tingi yaitu dapat membelah dua kali lipat dalam 18-36 jam dibandingkan dengan
kelas fitoplankton lain.
d. Manfaat
Bacillariophyta atau yang dinamakan diatom merupakan produsen terbesar
penyumbang oksigen di perairan. beberapa Bacillariophyta juga menyimpan
makanan dlm bentuk minyak, sedangkan yang mati di lautan akan mengendap di
dasar laut menjadi tanah diatom. tanah diatom berguna sebagai bahan
penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat, dinamit, pembuat saringan, bahan
penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis dan piringan hitam.
Menurut Ali, et al. (2013), Diatom merupakan produser primer terbanyak di
perairan laut Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa kelas Diatom mendominasi
perairan dibandingkan kelas fitoplankton yang lain. Diatom terdapat di semua
bagian lautan dan melimpah di daerah permukaan yang memiliki intensitas
cahaya yang cukup dan kaya akan unsur hara. Diatom planktonik biasanya hidup
bebas dan melayang-layang di perairan, baik air tawar dan air laut. Sedangkan
diatom lain hidup di dasar perairan yang kaya substrat.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan praktikum botani laut tropis dan praktikum
laboratorium maka praktikan :
Praktikan mampu menguasai mata kuliah botani yang mencangkup tentang
biologi, morfologi, taksonomi, fisiologi, dan ekologi fitoplankton.
Praktikan juga telah mampu menjelaskan definisi, taksonomi (morfologi),
fisiologi (reproduksi, respirasi, penceraan), habitat, hidup (pola makan), dan
peranan fitoplankton di laut.
5.2 Saran
Untuk praktikum selanjutnya, diharapkan agar jalannya praktikum lebih
kondusif, untuk penjelasan per pos tidak terburu-buru, sehingga praktikan bisa
memahami apa yang disampaikan, lalu pada pos fitoplankton seharusnya
dijelaskan juga macam-macam fitoplankton yang bisa ditemukan di Pantai
Balekambang serta peranannya dalam kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, A., Soemarno dan M. Purnomo. 2013. Kajian Kualitas Air dan Status Mutu Air
Sungai Metro di Kecamatan Sukun Kota Malang. Jurnal Bumi Lestari,
13(20): 265-274.