Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIKUM

BOTANI LAUT TROPIS

FITOPLANKTON

Disusun Oleh :

Nama : Medy Ardianto Wijaya

NIM : 195080600111015

Kelompok :7

Asisten : Rizaldy Agung Permana

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2020
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI LAUT TROPIS

Sebagai salah satu syarat umum untuk LULUS mata kuliah Botani Laut Tropis di
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya 2020

Disusun Oleh :

Nama : Medy Ardianto Wijaya


NIM : 195080600111015
Kelas : I01 Ganjil
Program Studi : Ilmu Kelautan

Malang, 5 Maret 2020


Mengetahui, Mengetahui,

Koordinator Asisten Asisten Pendamping

Donik Nuzul Nur U. Rizaldy Agung Permana


NIM.175080601111007 NIM.185080601111015

Dosen Pengampu
Mata Kuliah Botani Laut Tropis

Dhira Kurniawan Saputra, S.Kel., M.Sc


NIP.2012019601151001
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI........................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................ii
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................iii
I. PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Tujuan....................................................................................................1
1.3 Waktu dan Tempat................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................3
2.1 Wilayah Kajian......................................................................................3
2.2 Taksonomi............................................................................................3
2.3 Stasiun..................................................................................................4
III. METODOLOGI PENELITIAN.........................................................................5
3.1 Stasiun Fitoplankton............................................................................5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................6
4.1 Spesies yang Ditemukan.....................................................................6
4.1.1 Spesies 1 Nitzchia sp............................................................................6
4.1.2 Spesies 2 Synedra acus.......................................................................8
V. PENUTUP................................................................................................11
5.1 Kesimpulan.........................................................................................11
5.2 Saran...................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
LAMPIRAN.........................................................................................................13

DAFTAR GAMBA
Gambar 1. Nitzschia sp....................................................................................10
Gambar 2. Synedra acus..................................................................................12
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Logbook Fitoplankton 1..............................................................17


Y
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Dhaniaputri (2017), Botani adalah ilmu yang mengkaji ranah
struktur morfologi, taksonomi, anatomi dan fisiologi tumbuhan. Dasar tentang
ilmu Botani, meliputi sel dan organel penyusun sel tumbuhan, morfologi
tumbuhan, anatomi tumbuhan, fisiologi tumbuhan dan budidaya tumbuhan.
Masih ada lagi cabang ilmu botani lainnya, yaitu taksonomi atau klasifikasi
tumbuhan, ekologi tumbuhan, kultur jaringan tumbuhan dan senyawa metabolit
sekunder (fitokimia). Ilmu Botani digunakan untuk mengidentifikasi tumbuhan-
tumbuhan secara struktur morfologi. Sehingga ilmu ini erat kaitannya dengan
ekosistem di suatu wilayah dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.
Ekosistem adalah kesatuan (sistem) yang terdiri dari komunitas berbagai
jenis organisme hidup dan lingkungan tidak‐hidup (berupa materi dan energi)
yang saling berhubungan dan berinteraksi. Ekosistem terdiri dari komponen
abiotik, yaitu lingkungan fisik dan kimiawi yang tidak hidup seperti air, udara,
nutrien, energi matahari. Sedangkan komponen biotik adalah komunitas
organisme hidup meliputi tumbuhan, hewan termasuk manusia, dan
mikroorganisme. Salah satunya adalah ekosistem perairan, ekosistem ini terdiri
dari biota laut yang berhubungan langsung dengan benda-benda tak hidup
seperti air, sedimen, serta adanya kandungan mineral dan zat hara.
Maka dari itu, Ilmu Botani sangatlah penting bagi kita. Dengan
mengidentifikasi jenis tumbuhan, kita akan tahu bagaimana cara mengelola nya
dengan baik. Mempelajari botani laut secara langsung dapat membantu kita
dalam memahami dasar-dasar yang harus diketahui mengenai tumbuhan laut
dan cara mengelola nya.

1.2 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai oleh praktikan setelah praktikum Botani Laut
Tropis ini antara lain :

1. Mempelajari tentang biologi, taksonomi, morfologi. Fisiologi, dan


ekologi tumbuhan laut (fitoplankton) serta kepentingan tumbuhan laut
dan pengelolaan komunitas tumbuhan laut.
2. Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa diharapkan
mampu menjelaskan definisi taksonomi, fisiologi (reproduksi,
respirasi, pencernaan), habitat hidup (pola makan), dan peranan
fitoplankton

1.3 Waktu dan Tempat


Waktu pelaksanaan simulasi praktikum lapang botani laut tropis adalah 16
Februari 2020 bertempat di gedung C 2.6 dan pada tanggal 22 Februari 2020
diadakan praktikum lapang di Pantai Balekambang. Pantai Balekambang adalah
sebuah Pantai di Pesisir Selat Jawa Timur yang terletak di Kabupaten Malang.
Setelah praktikum lapang dilanjutkan dengan praktikum laboratorium yang
dilakukan pada hari selasa, 25 Februari 2020 di Laboratorium Eksplorasi
Sumberdaya Perikanan pada jam 07.40 – 08.55 WIB.
II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Wilayah Kajian


Menurut Mateka, et al. (2013), Pantai Balekambang terletak di wilayah
Desa Srigonco, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang. Pantai Balekambang
memiliki jarak sekitar ± 56 km dari Kota Malang. Luas area Pantai Balekambang
sekitar kurang lebih 10 Ha yang mana status kepemilikan tanahnya merupakan
milik Perhutani. Dari luas area tersebut, Pantai Balekambang terdiri dari kawasan
hutan lindung dan hutan produksi, penginapan, mushola, taman bermain, dan
pantai. Sebelumnya, Objek Wisata Pantai Balekambang dikelola oleh Desa
Srigonco. Dan sejak tahun 1985 pengelolaan Objek Wisata Pantai Balekambang
dialihkan kepada Perusahaan Daerah (PD) Jasa Yasa. Pembenahan demi
pembenahan terus dilakukan seiring dengan berjalannya waktu dengan tetap
memperhatikan aspek-aspek sosial, budaya, kelestarian alam dan lingkungan,
serta keamanan dan keselamatan para wisatawan.
Di Pantai Balekambang sendiri, terdapat biodiversitas yang menakjubkan,
mulai dari tertatanya ekosistem mangrove dan vegetasi pantai, padang lamun
yang luas serta ekosistem karang yang indah. Namun, yang menjadi fokus studi
pada praktikum Botani Laut Tropis ini adalah fitoplankton yang ada di Pantai
Balekambang.

II.2 Taksonomi
Taksonomi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari penelusuran,
penyimpanan contoh, pengenalan (identifikasi), pengelompokan (klasifikasi), dan
penamaan tumbuhan berdasarkan persamaan dan pembedaan sifatnya. Dalam
menjaga kelestarian tumbuhan diperlukan adanya ilmu taksonomi, karena dalam
pengaplikasiannya diperlukan ilmu ini untuk mengidentifikasi tumbuhan yang
akan dijaga kelestariannya.
Menurut Saptasari, (2012), Pengertian Taksonomi dan sistematika sering
dianggap tentang identifikasi, penamaan dan penggolongan tumbuhan.
Taksonomi memiliki peran yang sesungguhnya dirasakan dalam berbagai jalur
kehidupan, mulai dalam kehidupan sehari-hari misalnya dalam menentukan
pilihan bahan pangan, objek untuk hiburan, pencegahan penyakit, dan banyak
segi kehidupan lain yang berkaitan dengan makhluk hidup. Dalam kehidupan
pemerintahan taksonomi juga diperlukan. Kewenangan pemerintah untuk
menentukan perencanaan dan pelaksanaan pelestarian alam misalnya dalam hal
menjaga kelestarian sumber daya alam dan mengatur perdagangan komponen
makhluk hidup bahkan untuk menghindari masuknya spesies atau komponen
makhluk hidup yang membahayakan ke dalam suatu kawasan.

II.3 Stasiun
Dalam praktikum lapang di pantai balekambang, praktikan mendatangi
empat stasiun yaitu stasiun mangrove, stasiun lamun dan rumput laut, stasiun
vegetasi pantai, serta stasiun fitoplankton. Untuk stasiun fitoplankton ini
dilakukan di jembatan hanoman, yaitu jembatan yang menghubungkan antara
Pantai Balekambang dengan Pulau Anoman.
Menurut Persada, et al. (2018), Fitoplankton merupakan organisme
mikroskopik yang hidup melayang pada permukaan air. Fitoplankton memiliki
peranan penting terhadap perairan yaitu sebagai produsen primer perairan
dengan karakteristik yaitu siklus hidup yang pendek. Fitoplankton merupakan
spesies yang sensitif terhadap perubahan lingkungan sehingga organisme ini
dapat digunakan untuk pemantauan terhadap bahan organik dan anorganik.
Fitoplankton juga mampu merespon secara langsung terhadap banyaknya
nutrien di suatu perairan sehingga dapat diketahui kondisi suatu perairan dengan
mengetahui struktur komunitas fitoplankton.
Menurut Khasanah, et al. (2013), Fitoplankton mempunyai peran sangat
penting dalam suatu perairan. Selain sebagai dasar rantai pakan, juga
merupakan salah satu parameter tingkat kesuburan suatu perairan. Secara
keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan kelimpahan fitoplankton pada musim
peralihan tergolong tinggi hingga mencapai 96,62. Kelas diatom
(Bacillariophyceae) mencapai 95,9% dari total jenis fitoplankton yang ada di
perairan. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa kelas diatom mendominasi
perairan.
III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Stasiun Fitoplankton


Dalam praktikum lapang botani laut tropis praktikan mendatangi 4 stasiun,
salah satunya adalah stasiun fitoplankton. Fitoplankton merupakan mikroalga
yang hidup melayang di permukaan dan kolom perairan dengan kemampuan
adaptasi yang tinggi, berikut adalah cara mengidentifikasi fitoplankton.

Disiapkan alat dan bahan (Plankton Net, ember, botol sampel, dan cairan lugol)

Diturunkan plankton net secara vertikal dari jembatan sampai batas kedalaman
yang diinginkan (20 m dan 30 m)

Dihitung waktu dengan stopwatch, setelah waktu selesai diangkat plankton net
secara perlahan

Hasil sampel dari plankton net dimasukkan kedalam botol sampel

Ditetesi lugol ± 2 tetes lalu ditutup

Dimasukkan kedalam cool box, untuk selanjutnya diidentifikasi di Laboratorium


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Spesies yang Ditemukan


Ditemukan beberapa spesies di setiap stasiun praktikum botani laut tropis
di pantai balekambang. Salah satunya adalah spesies yang ditemukan di stasiun
fitoplankton. Sampel fitoplankton yang telah didapat ditetesi lugos dan disimpan
kedalam cool box. Selanjutnya sampel diidentifikasi di laboratorium eksplorasi
sumberdaya perairan dan dicocokkan dengan daftar spesies fitoplankton.

4.1.1 Spesies 1 Nitzchia sp.

(Algaebase, 2020) (Dokumentasi pribadi, 2020)


Gambar Nitzschia sp.
a. Deskripsi spesies

Nitzschia sp. adalah spesies fitoplankton yang merupakan diatom pennales


perairan, merupakan alga bersel tunggal dengan ciri-ciri memiliki raphe, yang
merupakan rongga udara, memiliki katup yang terdiri dari 2 bagian yaitu hipoteka
dan apiteka, berwarna biru kehijauan, sel sel berbentuk lonjong memanjang,
ditengah-tengah panser terdapat celah yang membujur yang dinamakan rafe
yang hidup sebagai saprofit, organime ini dapat bergerak dengan cara merayap
mundur.
Menurut Algaebase (2020), kisaran salinitas yang berubah-ubah dapat
mempengaruhi dan menghambat pertumbuhan dari mikroalga. Beberapa
mikroalga dapat tumbuh dalam kisaran salinitas yang tinggi tetapi ada juga
mikroalga yang dapat tumbuh dalam kisaran salinitas yang rendah. Nitzschia sp.
memiliki toleransi yang cukup luas terhadap suhu dan salinitas. Spesies ini dapat
hidup pada perairan dengan suhu antara 1-3̊C dan salinitas antara 8 – 36 ppt. Ini
dikarenakan Nitzschia merupakan organisme kosmopolit, yaitu organisme yang
mampu beradaptasi dengan berbagai macam lingkungan dan tersebar hampir di
seluruh penjuru dunia.

b. Taksonomi

Menurut menurut Algaebase (2020), klasifikasi Nitzschia sp. adalah


sebagai berikut:
Kingdom : Chromista
Filum  : Bacillariophyta
Subfilum   : Bacillariophytina
Kelas  : Bacillariophyceae
Subkelas : Bacillariophycidae
Ordo  : Bacillariales
Family  : Bacillariaceae
Genus  : Nitzschia
Spesies : Nitzschia sp.

c. Habitat
Secara geografis memiliki sebaran yang sangat luas dan merupakan
fitoplankton yang dapat ditemukan di perairan pesisir laut (coastal),estuari,
maupun laut Iepas (oceanic), serta di kawasan tropika hingga arktik atau antartik.
Spesies ini dapat ditemukan di wilayah pesisir maupun laut lepas, serta di
kawasan tropis maupun kawasan kutub, sehingga keduanya dikatakan spesies
yang bersifat kosmopolitan.
Menurut Rahman (2013), Nitzschia kebanyakan ditemukan di perairan
yang lebih dingin, dan dikaitkan dengan es laut Kutub Utara dan Kutub Utara.
Nitzschia merupakan spesies yang sering ditemukan sebagai diatom
dominan. Nitzschia mencakup beberapa spesies diatom yang diketahui
menghasilkan neurotoxin yang dikenal sebagai asam domoat. Beberapa
spesies Nitzchia juga merupakan organisme yang sangat toleran terhadap
perairan dengan salinitas tinggi, misalnya spesies halofilik Nitzchia yang
ditemukan di Wajan Makgadikgadi di Botswana 

d. Manfaat
Menurut Rahman (2013), Sebagai bagian dari kelompok diatom, spesies
nitzschia berperan sebagai salah satu produsen primer yang sangat penting bagi
kelangsungan jejaring makanan di perairan. Spesies Nitzschia diketahui
merupakan makanan bagi banyak organisme Laut dari zooplankton, moluska
hingga ikan planktivorous. Selain itu, Nitzschia juga seringkali bertindak sebagai
kompetitor utama bagi fitoplankton lain dalam memperebutkan sumber daya
berupanutrien perairan. Dalam jaring makanan di perairan, senyawa racun yang
dihasilkan oleh Nitzschia beredar ke tingkat trofik yang lebih tinggi bukan melalui
bioakumulasi, namun melalui isi perut mangsa yang dimakan oleh pemangsa.
Meskipun demikian, diketahui bahwa senyawa asam domoat tidak
ditemukan dalam konsentrasi yang berbahaya pada jaringan otot pada tubuh
ikan, walaupun ikan tersebut ditangkap ketika perairan mengalami ledakan
populasi Nitzschia.k
4.1.2 Spesies 2 Synedra acus

(Marinespecies, 2020) (Dokumentasi pribadi, 2020)


Gambar Synedra acus
a. Deskripsi spesies
Synedra acus merupakan spesies fitoplankton yang termasuk dalam
kelompok diatom, dengan ciri-ciri berwarna biru kehijauan, tidak
berkoloni, berkembang biak secara vegetatif yaitu dengan cara membelah sel
dan fragmentasi, dan secara generatif yaitu dengan cara membentuk spora.
Menurut Isti’anah, et al. (2015), Synedra juga diketahui memiliki
kemampuan bertahan terhadap perubahan kondisi lingkungan yang tidak
menguntungkan. Hal ini dimungkinkan karena spesies ini memiliki bentuk yang
diatom. Sehingga Synedra memiliki sel pembungkus yang tersusun berlapis-
lapis. Selain itu, Synedra juga mampu bertahan dalam lingkungan yang rendah
nutrisi (oligotrofik) dengan konsentrasi nitrogen dan phospat rendah. Hal ini
dikarenakan Synedra mampu mengakumulasi nutrisi dan menyimpannya sebagai
cadangan makanan dalam bentuk polimer tidak terlarut.
b. Taksonomi
Menurut Marinespecies (2020), takosonomi Synedra acus adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Chromista 
Subkingdom : Harosa 
Filum : Ochrophyta 
Subfilum : Khakista 
Kelas : Bacillariophyceae 
Subkelas : Fragilariophycidae 
Ordo : Fragilariales 
Famili : Fragilariaceae 
Genus : Synedra 
Species : Synedra acus 

c. Habitat
Habitat spesies ini adalah di air tawar dan air laut serta daerah yang
lembab, habitat alam di lokasi segar dan air asin, kelompok dari jenis kelas
Bacillariophyceae ini dapat ditemukan hampir disetiap lingkungan perairan yang
cukup sinar matahari untuk mempertahankan aktivitas. Spesies Synedra
mempunyai kelimpahan yang tinggi dan dapat ditemukan di berbagai habitat
misalnya tanah basah, dinding batu, karang terjal, gambut, dan kulit kayu.
Menurut Lantang dan pakidi (2015), Hal ini dapat disebakan karena kelas
Bacillariophceae memiliki tingkat adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan. Kelas
ini dapat hidup pada daerah yang ekstrim yang penting memiliki kadar air untuk
media hidupnya. Pada perairan laut dapat hidup pada suhu 45°C sehingga dapat
disimpulkan bahwa tingkat adapatasi kelas Bacillariophceae sangat tinggi.
Melimpahnya kelas Bacillariophyceae di perairan disebabkan karena fitoplankton
kelas ini mempunyai sifat yang mudah beradaptasi dengan lingkungan. Kelas ini
juga tahan terhadap kondisi yang ekstrim dan mempunyai daya reproduksi yang
tingi yaitu dapat membelah dua kali lipat dalam 18-36 jam dibandingkan dengan
kelas fitoplankton lain.

d. Manfaat
Bacillariophyta atau yang dinamakan diatom merupakan produsen terbesar
penyumbang oksigen di perairan. beberapa Bacillariophyta juga menyimpan
makanan dlm bentuk minyak, sedangkan yang mati di lautan akan mengendap di
dasar laut menjadi tanah diatom. tanah diatom berguna sebagai bahan
penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat, dinamit, pembuat saringan, bahan
penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis dan piringan hitam.
Menurut Ali, et al. (2013), Diatom merupakan produser primer terbanyak di
perairan laut Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa kelas Diatom mendominasi
perairan dibandingkan kelas fitoplankton yang lain. Diatom terdapat di semua
bagian lautan dan melimpah di daerah permukaan yang memiliki intensitas
cahaya yang cukup dan kaya akan unsur hara. Diatom planktonik biasanya hidup
bebas dan melayang-layang di perairan, baik air tawar dan air laut. Sedangkan
diatom lain hidup di dasar perairan yang kaya substrat.
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan praktikum botani laut tropis dan praktikum
laboratorium maka praktikan :
 Praktikan mampu menguasai mata kuliah botani yang mencangkup tentang
biologi, morfologi, taksonomi, fisiologi, dan ekologi fitoplankton.
 Praktikan juga telah mampu menjelaskan definisi, taksonomi (morfologi),
fisiologi (reproduksi, respirasi, penceraan), habitat, hidup (pola makan), dan
peranan fitoplankton di laut.

5.2 Saran
Untuk praktikum selanjutnya, diharapkan agar jalannya praktikum lebih
kondusif, untuk penjelasan per pos tidak terburu-buru, sehingga praktikan bisa
memahami apa yang disampaikan, lalu pada pos fitoplankton seharusnya
dijelaskan juga macam-macam fitoplankton yang bisa ditemukan di Pantai
Balekambang serta peranannya dalam kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, A., Soemarno dan M. Purnomo. 2013. Kajian Kualitas Air dan Status Mutu Air
Sungai Metro di Kecamatan Sukun Kota Malang. Jurnal Bumi Lestari,
13(20): 265-274.

Dhaniaputri, R. 2017. Ilmu Botani Sebagai Dasar Keanekaragaman Jenis


Tumbuhan Dalam Pelestarian Lingkungan. Jurnal Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Keperawatan UNS.

Guiry, M.D. 2020. Nitzschia closterium (Ehrenberg) W.Smith.


https://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=31005.
Diakses pada 1 Maret 2020 Pukul 00.25 WIB.

Khasanah, R. I., A. Sartimbul, Dan E. Y. Herawati. 2013. Kelimpahan dan


Keanekaragaman Plankton Di Perairan Selat Bali. Jurnal Ilmu Kelautan,
18(4): 193–202.

Mateka, J. A., E. E. Indrayani, dan N. N. Harahap. 2013. Obyek Wisata Pantai


Balekambang Kabupaten Malang Jawa Timur. Jurnal Mahasiswa Agribisnis
Perikanan, 1(1) : 23-36

Nadjejda, Espinel. 2020. Synedra acus var. acus Kützing, 1844.


http://www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=176209. Diakses
pada 1 Maret 2020 Pukul 04.43 WIB.

Persada, P. R. G., I. W. Restu, dan A. H. W. Sari. 2018. Struktur Komunitas


Fitoplankton di Area Keramba Jaring Apung Danau Buyan Kecamatan
Sukasada, Buleleng, Propinsi Bali. Jurnal Metamorfosa, 5(2): 151-158.

Rachman, Arief. 2013. Pseudo-Nitzschia: Fitoplankton Kosmopolit dan Potensial


Toksik. Jurnal Oseana, 38(1): 15–25.

Saptasari, Murni. 2012. Pembelajaran Berbasis Kontekstual Sebagai Upaya


Peningkatan Minat Mahasiswa pada Taksonomi Tumbuhan di Perguruan
Tinggi. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 12(2): 148-152
LAMPIRAN

Lampiran Logbook Fitoplankton

Anda mungkin juga menyukai