Disusun Oleh:
Nama : Syahra Khairunnisa
NPM : E1I021028
Kelas :B
Hari/Tanggal : Kamis/21 April 2022
Dosen Pengampu : 1. Ir. Zamdial, M.Si
2. Nurlaila Ervina Herliany, S.Pi., M.Si
3. Maya Angraini Fajar Utami, S.Pi., M.Si
Co.Ast : 1. Dia Ayu Meytria (E1I019017)
2. Emilio Roeskana (E1I019020)
3. Nur Alvi Syahrin (E1I020005)
4. Melisabeth Br. Purba (E1I020013)
5. Qinthara Aqiila Syahri (E1I020001)
6. Riska Ayu Kurniati (E1I019035)
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum sistem urat daging adalah sebagai berikut:
1. Untuk melihat dan mengetahui struktur urat daging secara keseluruhan pada ikan.
2. Untuk melihat dan mengetahui bentuk dan bagian-bagian urat daging pada potongan
melintang tubuh ikan, urat daging pada sirip punggung, sirip ekor dan sirip
berpasangan.
b. Menggambar masing-masing otak ikan nila dan ikan kakap merah, dari sisi dorsal dan
lateral serta memberi keterangan untuk menunjukkan bagian-bagian otak pada gambar
yang sudah dibuat.
c. Memperhatikan organ-organ saraf lainnya pada masing-masing jenis ikan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No Sistem Urat Daging Sistem Saraf
1
4.2 Pembahasan
4.2.1 Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
4.2.1.1 Morfologi
Ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah ikan air tawar yang memiliki tubuh pipih dan
memiliki warna abu-abu dengan bagian perut berwarna putih. Ikan nila mempunyai bentuk
tubuh yang simetris bilateral, maksudnya bila tubuh dipotong secara sagital (dari punggung ke
arah perut) maka bagian yang kanan dan kiri akan merupakan bagian yang mirip bayangan
cermin. Ikan nila berjari-jari keras, sirip perut torasik, letak mulut subterminal dan berbentuk
meruncing.
Menurut Sofi dkk (2018) pada penelitiannya yang mengatakan bahwa ikan nila
(Oreochromis niloticus) memiliki ciri-ciri morfologi bentuk tubuh memanjang dan pipih,
dengan sisik berukuran besar. Bentuk matanya besar dan menojol dengan tepi berwarna putih.
Garis rusuk (linea literalis) terputus dengan di bagian tengah ubuh kemudia berlanjut lagi,
tetapi letaknya lebih ke bawah dibandinkan dengan letak garis yang memanjang di atas sirip
dada.
4.2.2.2 Sistem Otot dan Urat Daging Pada Ikan Kakap Merah
Sama seperti ikan pada umumnya, ikan kakap merah memiliki sistem urat daging atau
otot yang membantu pergerakan ikan tersebur. Sistem urat daging ini dibagi menjadi urat
daging horizontal (badan, punggung dan ekor) serta urat daging vertikal. Berdasarkan hasil
dari penelitian yang telah dilakukan, urat daging atau otot pada ikan kakap merah ini memiliki
serabut-serabut berwarna putih baik pada bagian horizontal (badan, punggung dan ekor) serta
bagian vertikal. Serabut-serabut tersebut dinamakan myosepta, terletak diantara myotome.
Pada bagian ekor, myosepta ini nampak lebih rapat, tidak seperti pada bagian badan,
punggung dan vertikal yang nampak agak jarang diantara satu sama lain. Pada ikan kakap
merah ini, myosepta tersusun menurut pola piscine, yaitu lekukan yang ujungnya tajam.
Menurut Anggraini (2019) dalam penelitiannya, mengatakan bahwa ikan kakap merah
ini termasuk ke dalam golongan ikan teleostei, untuk itu ia memiliki pola penyusun myomer
yang dinamakan piscine. Otot bergarisnya memiliki warna putih dengan daging yang
berwarna merah muda.
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum sistem urat daging yaitu sebagai berikut:
1. Struktur urat daging pada ikan pada umumnya dibedakan menjadi otot polos
yang terletak pada dinding saluran pencernaan, saluran peredaran darah, mata
dan saluran ekskresi serta reproduksi; otot jantung yang terletak pada ruang
perikardial di sebelah posterior insang; dan otot bergaris yang terletak melekat
pada rangka atau kulit.
2. Bentuk atau pola urat daging pada ikan memiliki perbedaan antara ikan
kelompok agnatha dan teleostei/elasmobranchii. Pada ikan kelompok agnatha
pola urat dagingnya dinamakan cyclostomine (ujung lekukannya menumpul) dan
pada ikan teleostei/elasmbranchii pola urat dagingnya dinamakan piscine (ujung
lengkungannya menajam). Bagian-bagian urat daging ini terdiri dari serabut-
serabut otot yang dinamakan myosepta, dan bagian blok otot diantara myosepta
yang dinamakan myotome.
Achyani, R. 2021. Mekanisme Pengaturan Sistim Saraf pada Tubuh Ikan di Lingkungan
Perairan yang Terkontaminasi oleh Sianida. Jurnal Harpoden Borneo. 4(2): 51-61.
Alamsyah, D. 2020. Status Kerusakan Jaringan Otak Ikan Kerapu (C. altivelis) yang
Terinfeksi VNN dengan Pemberian Protein Chlorella Vulgaris secara in Vivo. Jurnal
Brawijaya. 6(1): 97-101.
Anggraini, B. 2019. Identifikasi Sistem Pembentuk Urat Daging pada Ikan Kakap Merah
(Lutjanus sp). Jurnal Perikanan. 7(1): 44-56.
Aslamyah, S., dan Karim, M. Y. 2013. Potensi Tepung Cacing Tanah Sebagai Pengganti
Tepung Ikan dalam Pakan Terhadap Kinerja Pertumbuhan, Komposisi Tubuh, Kadar
Glikogen Hati dan Otot Ikan Bandeng (Chanos chanos). Jurnal Iktiologi Indonesia.
13(1): 67-76.
Fadhli, U., Budijono, dan M. Hasbi. 2020. Kandungan Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) dalam
Insang, Ginjal, dan Otot Ikan dari Waduk Koto Panjang, Riau. Jurnal Sumberdaya dan
Lingkungan Akuatik. 1(2): 153-158.
Ghandi, S. P. 2014. Fisiologi pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Jurnal Histopalogi dan
Biokimia. 11(2): 202-220.
Hadi, S., Firmansyah, M., dan Abdullah, S. S. 2020. Sistem Saraf pada Ikan-Ikan Air Laut
dan Air Tawar. Jurnal Fisiologi Kelautan. 12(9): 250-261.
Hendra, M., dan Galuh, K. 2016. Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Saraf Pusat pada Ikan.
Jurnal Perikanan. 2(3): 9-15.
Kurnia, A. 2016. Sistem Saraf Pada Ikan Mas (Cyprinus carpio). Jurnal Fisiologi Hewan.
2(8): 45-52.
Minartiastuti, T. 2014. Sistem Saraf Sebagai Sistem Pengendali Tubuh. Jurnal FKUI. 4(3):
27-38.
Musonep, M. 2021. Pengaruh Ekstrak Lempuyang (Zingiber zerumbet) Bahan Anestesi
Terhadap Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Nila Salin (Oreochromis niloticus) dalam
Transportasi Sistem Saraf. Jurnal Neptunus. 14(1): 267-277.
Naiu, A. S. 2021. Perkembangan Terkini Perubahan Selama Penurunan Mutu Ikan Basah.
Jurnal Saintek. 6(2): 1-12.
Nessa, M. N. 2015. Mekanisme Dan Daya Renang Ikan. Jurnal Oseana. 10(1): 31-38.
Nugroho, M. 2021. Pengaruh Suhu dan Lama Ekstraksi Secara Pengukusan Terhadap
Rendemen dan Kadar Albumin Ikan Gabus (Ophiocephalus striatus). Jurnal
Teknologi Pangan. 3(1): 64-75.
Prihatiningsih, P., Kamal, M. M., Kurnia, R., dan Suman, A. 2017. Hubungan Panjang-Berat,
Kebiasaan Makanan, dan Reproduksi Ikan Kakap Merah (Lutjanus gibbus: Famli
Lutjanidae) di Perairan Selatan Banten. BAWAL Widya Riset Perikanan
Tangkap. 9(1): 21-32.
Pujianto, B. 2017. Profil Histologi Otak Ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang Dipapar
Pestisida Berbahan Aktif Sipermethrin Pada Toksisitas Akut. Jurnal UB. 6(9): 127-138.
Rahmawati, Z. 2016. Analisis Histopatologi Otot Ikan Mas (Cyprinus carpio) yang Terinfeksi
Koi Herpes Virus (KHV) pada Kolam Pemeliharaan Ikan Mas. Jurnal Biologi
Perikanan. 12(3): 58-62.
Sofi, H. I., Layla, A. M., dan Iman, M. K. A. 2018. Karyotype diversity of some tilapia
species. Nature and Science Journal. 6(1): 19-27.
Sudaryatma, P. E., Lestari, A. T., Sunarsib, N. L., Widiarti, K. S., Hidayab, S. N., dan
Srinoto, D. 2018. Imunositokimia Streptavidin Biotin: Deteksi Dini Viral Nervous
Necrosis Virus pada Lendir Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscuguttatus). Jurnal
Sains Veteriner. 3(4): 28-33.
Sutrisno, E. 2020. Sistem Koordinasi: Sistem Saraf. Jurnal Biologi Umum. 13(7): 109-117.
Yusfiati, Y., Sigit, K., Affandi, R., dan Nurhidayat, N. 2016. Anatomi Alat Gerak Ikan Buntal
Pisang (Tetraodon lunaris). Jurnal Iktiologi Indonesia. 6(1): 11-21.