Anda di halaman 1dari 17

Laporan Praktikum Ekologi Perairan

MENGINDENTIFIKASI CONTOH SAMPEL PLANKTON

Disusun Oleh :

FARHAN AKBAR
2011102010074
Kelompok : 3B
Asisten : M. Fauzi Ridho Rasyah S

PROGRAN STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BANDA ACEH, APRIL 2021


KATA PENGANTAR

Mengucapkan puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.

Judul laporan ini adalah "Pengambilan Plankton”. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada asisten dosen yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan di kemudian hari.

Banda Aceh, April 2021

Praktikan

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Tujuan Praktikum ............................................................................................................. 1
1.3 Manfaat............................................................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 2
BAB III METODELOGI KERJA................................................................................................... 3
3.1 Waktu dan Tempat ........................................................................................................... 3
3.2 Alat dan Bahan ................................................................................................................. 3
3.3 Cara Kerja ........................................................................................................................ 3
3.4 Analisa Data ..................................................................................................................... 4
BAB IV HASIL PENGAMATAN ................................................................................................. 5
4.1 Hasil Pengamatan ............................................................................................................. 5
4.2 Pembahasan ...................................................................................................................... 6
BAB V PENUTUP ......................................................................................................................... 9
5.1 Kesimpulan....................................................................................................................... 9
5.2 Saran ................................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 10
LAMPIRAN .................................................................................................................................. 11

ii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.2.1 Alat……………………………………………………………………………......3

Tabel 3.2.2 Bahan………………………………………………………………………….......3

iii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Noctiluca .................................................................................................................6

Gambar 2. Biddulphia …………………………………………………………........................6

Gambar 3. Planktoniella………………………………………………………..........................6

Gambar 4. Rhizosolenia stoterforthii……………………………………………........................6

iv
DAFTAR LAMPIRAN

halaman

Gambar 1.....................................................................................................................11
Gambar 2.....................................................................................................................11
Gambar 3.....................................................................................................................11

v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Plankton merupakan organisme baik tumbuhan maupun hewan yang umumnya memiliki
ukuran relatif kecil (mikro), hidup melayang-layang di air, tidak mempunyai daya gerak, kalau
pun ada daya geraknya relatif lemah sehingga distribusinya sangat dipengaruhi oleh daya gerak
air, seperti arus dan lainnya. plankton terdiri dari makhluk-makhluk yang hidupnya sebagai
hewan (zooplankton) dan sebagai tumbuhan (fitoplankton).

Plankton yang merupakan tumbuhan mikroskopis disebut fitoplankton, Fitoplankton


sebagian besar merupakan organisme autotropik dan menjadi produsen primer dari bahan
organik pada habitat akuatik. Fitoplankton terdiri darikumpulan tanaman mikro yang hampir
tidak mempunyai kemampuan melawan gerakan air, Beberapa fitoplankton dapat menggunakan
flagel+,silia dan lendir untuk gerakannya, tetapi sebagian besar melayang bebas di perairan, Pada
ekosistem akuatik sebagian produktivitas dilakukan oleh fitoplankton.

sifat fisik dan kimia perairan sangat penting dalam ekologi. Faktor fisikokimia yang
mempengaruhi kehidupan plankton antara lain suhu, penetrasi cahaya, arus, oksigen terlarut,
B0D (Biological Oxygen Demand) PH, serta kandungan berbagai unsur nutrisi.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Mempelajari jenis-jenis plankton ( fitoplankton dan zooplankton)
2. Dapat membedakan perbedaan dari fitoplankton dan zooplankton
3. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang manfaat fitoplankton dan
zooplankton.

1.3 Manfaat
Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa dapat mengerti cara membedakan
fitoplankton dan zooplankton, Kemudian diidentifikasi dan mampu memperkirakan kelimpahan
di lingkungan perairan tersebut.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Plankton juga merupakan salah satu parameter biologi yang memberikan informasi
mengenai kualitas dan tingkat kesuburan perairan. Plankton dapat digunakan sebagai indikator
kualitas lingkungan dengan mengetahui indeks keanekaragamannya. Keanekaragaman plankton
menunjukkan tingkat kompleksitas dari struktur komunitas. Keanekaragaman plankton akan
berkurang jika suatu komunitas didominasi oleh satu atau sejumlah spesies tertentu. Hal ini
terjadi jika terdapat gangguan terhadap lingkungan, dan pada kondisi tersebut terdapat organisme
plankton yang mampu bertahan dan berkembang lebih baik dari pada jenis plankton lainnya.
Salah satu penyebab penurunan indeks keanekaragaman adalah pencemaran (Astuti, 2014).

Plankton mempunyai massa yang aktif yang mirip dengan organisme tingkat tinggi,
dimana untuk phyroplankton akan terdapat dalam jumlah besar pada siang hari dan zooplankton
pada malam hari. (Fajri,2013).

Kualitas suatu perairan terutama perairan menggenang dapat ditentukan berdasarkan


fluktuasi populasi plankton yang akan mempengaruhi tingkatan trofik perairan tersebut. fluktuasi
dari populasi plankton sendiri dipengaruhi terutama oleh perubahan berbagai faktor lingkungan
.salah satu faktor yang dapat mempengaruhi populasi plankton adalah ketersediaan nutrisi di
suatu perairan. unsur nutrisi berupa nitrogen dan fosfor yang terakumulasi dalam suatu perairan
akan menyebabkan terjadinya ledakan populasi fitoplankton dan proses ini akan menyebabkan
terjadinya eutrofikasi yang dapat menurunkan kualitas suatu perairan (Uun, 2013).

Keragaman spesies Plankton di dalam ekosistem perairan sering digunakan sebagai tolak
ukur untuk mengetahui produktivitas primer perairan dan kondisi ekosistem perairan tersebut
kedua hal tersebut memiliki hubungan yang saling mempengaruhi Plankton menjadi salah satu
bioindikator untuk mengetahui produktivitas ekosistem perairan karena memiliki peran sebagai
produsen produktivitas primer adalah laju pembentukan senyawa-senyawa organik yang kaya
energi dari senyawa-senyawa anorganik sedangkan ekosistem dengan keragaman rendah adalah
tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar dibandingkan dengan ekosistem yang
memiliki keragaman tinggi kondisi suatu ekosistem tidak stabil dan rentan yang terjadi dapat
mempengaruhi produktivitas primer perairan tersebut sehingga berdampak pada jaring makanan
ekosistem (yazwar, 2012).

Plankton adalah elemen penting dalam rantai makanan dalam ekosistem laut, khususnya
fitoplankton yang dapat berfotosintesis sehingga berkedudukan sebagai produsen primer dalam
rantai makanan atau arti lain dari plankton adalah makhluk (tumbuhan atau hewan) yang
hidupnya mengapung, mengambang atau melayang didalam air yang kemampuan renangnya
(kalaupun ada) sangat terbatas hingga selalu terbawa hanyut oleh arus (Sidabutar,2012).

2
BAB III
METODELOGI KERJA

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum'at, 09 April 2021pada pukul 16.00 WIB
dilaksanakan di Laboratorium Histologi/Nutrisi Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas
Syiah Kuala, Banda Aceh.

3.2 Alat dan Bahan

Tabel 3.2.1 Alat


No Nama Alat Jumlah Fungsi
1. Mikroskop 1 pcs Untuk meliat
plankton
2. Pipet tetes 1 pcs Untuk mengambil
sample dari botol
sample
3. Tissue Secukupnya Untuk
membersihkan alat
alat praktikum

Tabel 3.2.2 Bahan


No Nama bahan Jumlah Funsi
1. Plankton Secukupnya Untuk bahan yang
diperluklan dindentifikasi

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja praktikum mengidentifikasi contoh sampel plankton yaitu sebagai
berikut:

1. Sampel dianalisis menggunakan mikroskop untuk mengetahui jenis plankton.


2. Menghitung kelimpahan plankton diperairan.

3
3.4 Analisa Data
Sesuai dengan tujuan praktikum maka data yang telah terkumpul selanjutnya diolah dan
dianalisis metode analisis data yang digunakan untuk perhitungan kelimpahan Plankton dengan
cara menghitung jumlah Plankton per liter dengan menggunakan rumus metode lapang pandang
sebagai berikut :

N(ind/I) = n(ind) x x

Keterangan :

N = kelimpahan plankton (ind/l)

Vt = volume yang tersaring (30 ml)

Vd = volume yang diambil (50 l) atau ( 100 L)

Acg = luas cover glass (1000

Aa = luas lapang pandang

Vcg = volume cover glass ( 1 ml)

n = jumlah plankton yang tercacah

Aa = jumlah lapang pandang x luas lingkaran (π )

Ex : diameter lensa = 1,8 mm

Aa : 5 x (3,14 x 0, ) = 12, 717

4
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

4.1 Hasil Pengamatan

Gambar 1. Noctiluca Gambar 2.Biddulphia

Gambar 3.Planktoniella Gambar 4.Rhizosolenia stoterforthii

5
4.2 Pembahasan

Dalam dunia air, entah itu sungai, laut, kolam maupun danau terdapat suatu makhluk
hidup bernama plankton. Memiliki ciri ciri makhluk hidup seperti ukurannya yang sangat kecil
dan sedikit sulit tampak secara penglihatan, plankton memiliki berbagai macam jenis dalam
spesiesnya. Menurut Sachlan (1978), plankton adalah jasad-jasad renik yang melayang di dalam
air yang nyaris tidak melakukan pergerakan, kalau pun bergerak, pergerakannya selalu mengikuti
arah arus air. Hal yang senada juga disampaikan oleh Odum (1994) yang menyatakan bahwa
plankton adalah organisme yang mengapung di perairan dan pergerakannya kurang lebih
tergantung pada arah arus air, yang artinya secara keseluruhan plankton tidak mampu bergerak
melawan arah arus.

Pengertian plankton secara umum, plankton dapat diartikan sebagai organisme hidup
yang berasal dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan yang ukurannya sangat kecil dengan
kemampuan berenang terbatas sehingga sering ditemukan dan dikatakan melayang, mengambang
atau mengapung dalam perairan, dan mudah terbawa arus. Meskipun demikian, plankton juga
merupakan salah satu organisme penting dalam dunia bawah air karena salah satu fungsinya
yang merupakan bekal makanan bagi kehidupan akuatik, yaitu organisme lain yang hidup dalam
perairan.Pembagian jenis-jenis plankton pun bermacam-macam, yaitu berdasarkan fungsi,
ukuran, daur hidup, dan sebarannya, baik secara horizontal maupun vertikal.

Fitoplankton disebut juga plankton nabati, yaitu plankton yang berasal dari tumbuhan
dengan ukurannya yang sangat kecil sekitar 2 – 200 mikro meter sehingga tidak bisa tampak
hanya dengan kasat mata, tetapi memerlukan alat bantu seperti mikroskop agar bisa melihatnya.
Namun apabila fitoplankton berkumpul dalam jumlah banyak di perairan, maka akan terlihat
seperti warna hijau. Hal ini dikarenakan sel-sel tubuhnya yang mengandung klorofil mengingat
fitoplankton juga merupakan organisme autotrof, yaitu mampu membuat makanannya sendiri. Di
samping posisi utamanya sebagai produsen bawah air dalam sebagian rantai makanan di suatu
ekosistem, dengan sebutan primer produce.

Zooplankton disebut juga plankton hewani, yaitu plankton yang berasal dari sisa-sisa
hewan yang bersifat heteritrofik. Artinya, tidak dapat membuat makanannya sendiri. Sehingga
untuk melangsungkan kehidupannya di perairan, zooplankton bergantung pada ketersediaan
bahan organik dari fitoplankton. Ukurannya rata-rata bersikar 0,2 – 2 mm, meskipun ada juga
sebagian yang berukuran besar, yaitu ubur-ubur yang dapat memiliki ukuran lebih dari 1 meter.

Bakterioplankton merupakan bakteri yang hidup sebagai plankton, di mana memiliki


peran yang sama seperti bakteri pada umumnya ialah sebagai pengurai. Peranan bakterioplankton
juga sangat penting dalam kehidupan biota laut, yang mana berfungsi sebagai pengurai untuk
biota laut yang sudah mati sehingga menghasilkan hara seperti fosfat, nitrat, silikat, dan

6
sebagainya. Kemudian akan didaur ulang dan dimanfaatkan lagi oleh fitoplankton dalam proses
fotosintesis.

Virioplankton merupakan virus yang hidup sebagai plankton dengan ukuran sekitar 0,2
mikro meter. Karena virioplankton merupakan virus, maka dia akan memerlukan inang untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan cara menempelinya. Organisme yang biasa
menjadi inangnya tak lain adalah fitoplankton atau bakterioplankton. Meski demikian,
virioplankton juga memiliki peranan penting tersendiri dalam kehidupan bawah air, yaitu proses
daur karbon (carbon cycle) di dalam ekosistem laut.

Berdasarkan Ukurannya, Netplankton disebut juga plankton jaring, yaitu plankton yang
dapat ditangkap dengan jaring yang memiliki ukuran mata jaring (mesh size) sebesar 20 mikro
meter. Sehingga ukuran dari netplankton sendiri lebih besar dari 20 mikro meter. Nanoplankton
merupakan plankton yang ukurannya nyaris menyerupai nano, yang artinya sangat kecil sekali
sekitar 2 – 20 mikro meter. Dengan kata lain, lebih kecil dari netplankton. Ultrananoplankton
merupakan plankton yang berukuran lebih kecil dari 2 mikro meter sehingga bisa dikatakan lebih
kecil dari netplankton dan nanoplankton. Seiring dengan kemajuan teknologi penyaringan, maka
jenis-jenis plankton pun semakin bisa dipilah-pilah lagi. Hal ini diusulkan oleh Sieburth dkk
(1978) yang kini menjadi acuan banyak orang, yaitu: Megaplankton – Plankton jenis ini
memiliki ukuran sekitar 20 – 200 cm. Contohnya adalah ubur-ubur Schyphomedusa yang
memiliki ukuran diameter payungnya hingga lebih dari 1 meter dan umbai-umbai tentakelnya
bisa mencapai beberapa meter.

Adapun plankton raksasa di dunia, yaitu ubur-ubur Cyanea Arctica dengan ukuran
diameter payungnya lebih dari 2 meter dan umbai-umbai tentakelnya lebih dari 130 meter.
Makroplankton – Plankton jenis ini memiliki ukuran sekitar 2 – 20 cm. Contohnya adalah
eufausid, sergestid, dan pteropod. Begitu pula dengan larva-larva ikan yang banyak termasuk
dalam golongan makroplankton ini. Mesoplankton – Plankton jenis ini memiliki ukuran sekitar
0,2 – 2 mm. Sehingga bisa dikatakan bahwa sebagian besar zooplankton termasuk dalam
golongan ini, seperti kopepod, amfipod, ostrakod, dan kaetognat. Ada pula fitoplankton
berukuran besar yang masuk dalam golongan ini, yaitu Noctiluca.

Berdasarkan Daur Hidupnya Holoplankton – Holoplankton merupakan organisme yang


memiliki sifat planktonik selama seluruh daur hidupnya, yang tersusun dari fitoplankton dan
zooplankton. Ukuran yang dimilikinya pun bervariasi. Salah satu contoh yang dikenal dari
holoplankton adalah ubur-ubur Cnidaria. Meroplankton – Meroplankton merupakan organisme
yang menjadi plankton hanya pada masa awal kehidupannya saja sebelum akhirnya besar sebagai
biota laut, artinya menjadi plankton ketika masa telur dan larva saja. Sedangkan ketika sudah
dewasa, dia akan berubah menjadi nekton, yaitu hewan yang bisa aktif berenang bebas ataupun
menjadi bentos yang hidupnya melekat di dasar laut. Oleh karena itu, meroplankton disebut juga
semi-plankton atau plankton sementara. Tikoplankton – Tikoplankton sebenarnya juga bukan
sebuah plankton sejati karena biota laut ini dalam keadaan normalnya hidup di dasar laut sebagai

7
bentos. Sehingga bisa disebut juga sebagai meroplankton. Namun biasanya dia mudah sekali
terlepas karena adanya gerakan air, lalu terbawa oleh arus.

Berdasarkan Sebarannya Secara Horizontal, Plankton Neritik – Plankton jenis ini


biasanya hidup di perairan pantai dengan kadar garam (salinitas) yang relatif rendah. Bahkan
terkadang mencapai 510 psu (practical salinity unit) yang berarti sudah termasuk dalam perairan
air payau di depan muara. Komposisi plankton jenis ini bisa sangat kompleks diakibatkan
pengaruh lingkungan yang terus-menerus berubah seperti pasang surut air laut sehingga bisa
merupakan campuran antara plankton laut dan plankton yang berasal dari air tawar. Bahkan
beberapa sudah beradaptasi dengan lingkungan muara (air payau), seperti Labidocera Muranoi.
Plankton Oseanik – Plankton jenis ini biasanya hidup di perairan lepas pantai hingga tengah
samudra sehingga banyak ditemukan di perairan yang salinitasnya tinggi. Dengan luasnya
kawasan oseanik ini, maka tak heran bahwa banyak sekali jenis plankton yang termasuk pada
golongan plankton oseanik.

Secara Vertikal, Epiplankton – Plankton jenis ini biasanya hidup di lapisan permukaan
hingga kedalaman sekitar 100 meter, kira-kira sampai batas akhir tembusnya sinar matahari
dalam laut. Namun ada juga yang hidup di lapisan tipis pada permukaan laut hingga berbatasan
langsung dengan udara. Kelompok ini disebut neuston. Adapun kelompok neuston yang hidup di
kedalaman sekitar 0 – 10 cm disebut hiponeuston, sedangkan kelompok yang mengambang di
permukaan, di mana sebagian tubuhnya tenggelam di dalam air dan sebagian lainnya menyumbul
ke udara, disebut pleuston.

Mesoplankton – Plankton jenis ini merupakan plankton yang wilayah hidupnya berada di
lapisan tengah sekitar kedalaman 100 – 400 meter. Di mana pada lapisan ini intensitas cahaya
matahari sudah mulai redup dan gelap, artinya sudah masuk kawasan yang tidak tembus cahaya
matahari. Sehingga pada kawasan ini sudah tak ditemukan lagi fitoplankton (yang memerlukan
cahaya matahari untuk fotosintesis) namun lebih didominasi oleh zooplankton. Hipoplankton –
Terakhir adalah hipoplankton, yaitu jenis plankton yang hidupnya pada kedalaman lebih dari 400
meter. Adapun contohnya yang hidup di wilayah ini ialah batiplankton (yang hidup pada
kedalaman lebih dari 600 meter) dan abisoplankton (yang hidup pada kedalaman sekitar 3000 –
4000 meter).

Pada saat menganalisa fitoplankton, percobaan pertama hasil yang di dapatkan adalah fito
Plankton yang berjenis Noctiluca dan Rhizosolenia stolterforthii, Dan pada percobaan
menganalisa kedua tidak ada fitoplankton yang di temukan, dan pada percobaan menganalisa
ketiga menemukan 2 spesies fitoplankton dengan jenis planktoniela dan Biddulphia.

8
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum dan menyusun laporan ini yang dapat kami simpulkana
dalah sebagai berikut :

1. Plankton adalah mikroorganisme yang ditemui hidup melayang di perairan, mempunyai


gerak sedikit sehingga mudah terbawa arus, artinya biota ini tidak dapat melawan arus.
2. Plankton dibagi menjadi fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton merupakan kelompok
yang memegang peranan sangat penting dalam ekosistem air, karena kelompok mampu
melakukan fotosintesis.
3. Dalam memperkirakan kelimpahan, banyak rumus yang dapat digunakan. Pada penyusunan
laporan ini, rumus dalam memperkirakan kelimpahan yang digunakan adalah rumus metode
lapang pandang.
4. Plankton merupakan organisme mikroskopis yang berada di permukaan perairan dan
berfungsi sebagai produsen ekosistem perairan. Sebagai biota mikroskopis perairan, plankton
sangat berperan sebagai produsen primer dan sekunder
5. Dalam mengidentifikasi plankton harus menggunakan mikroskop dan diidentifikasi secara
deskripsi menggunakan buku identifikasi plankton.

5.2 Saran
Semoga pratikum selanjutnya lebih baik lagi, lebih jelas penjelasannya dan alat-alat yang
digunakan lengkap supaya setiap kelompok dapat langsung mengambil data sampel tanpa harus
bergantian memakainya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, L. (2014). Kelimpahan dan komposisi fitoplankton di Danau Sentani, Papua. Papua:
LIMNOTEK

Fajri. (2013). Struktur Komunitas Makrozoobenthos di Perairan Pantai Kuwang Wae Kabupaten
Lombok Timur. Jurnal Education.

Yazwar. (2012). Keanekaragaman Plankton dan Keterkaitannya dengan Kualitas Air di Parapat
Danau Toba. Tesis Pascasarjana Biologi USU.

Uun. (2013). Kualitas suatu perairan. Yogyakarta : Gava Media.

Sidabutar. (2012). Biodiversitas Plankton dan Bentos di Waduk Cengklik Hubungannya dengan
Lingkungan Abiotik. Universitas Sebelas Maret.

10
LAMPIRAN

Gambar 1 Gambar 2

Gambar 3

11

Anda mungkin juga menyukai