Anda di halaman 1dari 18

Laporan Praktikum Rekayasa Akuakultur

KONSTRUKSI BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG DI PERAIRAN


ULE LHEU

DI SUSUN OLEH:

NAMA : ARDI SAPUTRA


NIM : 1911102010048
MK : REKAYASA AKUAKULTUR
KELAS : 02
ASISTEN : SERI MAULIDAWATI
KELOMPOK : 03

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BANDA ACEH, APRIL 2021


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan percobaan yang berjudul "
Manajemen Konstruksi budidaya keramba jaring apung di perairan Ule Lheu dan Lamjabat, Kec.
Meuraxa, Kab, Aceh Besar".

Pada penulisan percobaan ini, berbagai permasalahan telah kami alami, oleh karena itu,
terselesaikannya laporan percobaan ini tentu saja bukan karena kerja keras saya semata-mata.
Namun karena adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak terkait. Sehubungan dengan
hal tersebut, kami dengan ketulusan hati mengucapkan terimakasih kepada para asisten mata
pelajaran Rekayasa Akuakultur Fakultas Kelautan dan Perikanan yang telah senantiasa
membimbing kami dalam menyelesaikan laporan ini.

Dalam menyusun laporan percobaan ini, kami sangat menyadari banyaknya kekurangan
yang terdapat di dalam laporan ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dansaran
dari berbagai pihak agar laporan percobaan ini lebilh baik lagi dan bisa bermanfaat untuk orang
banyak.

Darussalam, April 2021

Praktikan

i
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................................... v
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Tujuan Praktikum ............................................................................................................. 2
1.3 Manfaat Praktikum ........................................................................................................... 2
BAB II............................................................................................................................................. 3
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................. 3
BAB III ........................................................................................................................................... 5
METODE KERJA .......................................................................................................................... 5
3.1 Waktu dan Tempat ........................................................................................................... 5
3.2 Alat dan Bahan ................................................................................................................. 5
3.3 Cara Kerja ........................................................................................................................ 5
BAB IV ........................................................................................................................................... 6
HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................................................... 6
4.1 Hasil Pengamatan ............................................................................................................. 6
4.2 Pembahasan ...................................................................................................................... 6
BAB V .......................................................................................................................................... 10
PENUTUP..................................................................................................................................... 10
5.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 10
5.2 Saran ............................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 11
LAMPIRAN .................................................................................................................................. 12

iii
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 3.2.1 Alat dan Bahan 1.......................................................................................................... 5

Tabel 4.1.1 Hasil Pengamatan 1 ..................................................................................................... 6

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Gambar 1 Komoditas Jenis Lobster 1 ........................................................................................... 12

Gambar 2. Pengamatan Keramba 1 .............................................................................................. 12

Gambar 3 Keramba Tampak Dari Samping 1............................................................................... 13

Gambar 4 Komoditas jenis ikan 1 ................................................................................................. 13

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan sebuah negara maritim dengan jumlah pulau sebanyak 14.572
pulau, luas laut sebesar 6.315.222 km2 , dan Panjang laut sepanjang 99.093 km. Dengan kondisi
perairan tersebut seharusnya Indonesia memiliki potensi ikan maritim yang besar mencapai 7,3
juta ton ikan/tahun. Dari angka potensi tersebut, potensi yang telah dimanfaatkan (tangkap) lebih
dari 6,3 juta ton. Artinya, jumlah tangkapan tersebut melebihi angka yang diperbolehkan, yakni
80% atau sekitar 5,84 juta ton/tahun dan menimbulkan permasalahan pada sisi ketersediaan
sumber daya ikan.

Komoditas ikan laut merupakan salah satu dari hasil bidang perikanan yang sampai saat
ini masih banyak diminati oleh masyrakat di dunia. Rasanya yang lezat dan kandungan gizi yang
tinggi membuat komoditas laut masih menjadi primadona di negara-negara dari benua Amerika,
Eropa maupun Asia. Indonesia masuk dalam 5 besar negara pengeksport terbanyak di dunia
untuk komoditas ikan laut seperti jenis ikan kerapu dan ikan kakap. Penjualan ikan kerapu dan
ikan kakap sampai dengan tahun 2019 ini masih terbilang tinggi, baik dijual dalam bentuk hidup
maupun untuk fillet.

Sistem budidaya dengan Karamba Jaring Apung (KJA) mulai banyak dikembangkan dari
segi ilmu pengetahuan dan teknologinya. Teknik penghitungan pemberian pakan (feeding
program) merupakan hal yang harus mutlak dipelajari oleh para pengusaha KJA, pakan yang
diberikan berupa kombinasi pelet dan ikan rucah. Di daerah Bali Utara terdapat beberapa lokasi
KJA yang sampai saat ini masih beroperasi dan berproduksi dengan baik. Perairan laut Bali
Utara menjadi salah satu pilihan lokasi KJA di Indonesia, karena di perairan ini memenuhi
persyaratan untuk dibangun KJA secara baik. Data perairan laut ini sangat cocok untuk
dilakukan budidaya KJA. Lokasinya dikelilingi oleh pulau-pulau kecil sehingga membuat arus
dan ombak tidak begitu kencang, keadaan pasang surut air laut 1,5 m tertinggi dan 0,2 m
terendah sangat ideal untuk pergerakan air laut budidaya KJA, kedalaman laut 20 m, kecerahan
lebih dari 2 meter, dengan kebersihan air laut masih mendukung perairan terjaga untuk budidaya.

1
1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari desain, yaitu antara lain dapat
menjelaskan prinsip-prinsip dasar desain KJA dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya
pada suatu area dengan kondisi tertentu.

1.3 Manfaat Praktikum


1. Mengetahui desain dari Keramba Jaring Apung

2. Mengetahui teknik pembuatan Keramba Jaring Apung

3. Mengetahui sistem budidaya Keramba Jaring Apung

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Keramba jaring apung (KJA) banyak menuai perhatian masyarakat, terkait kontroversi
antara kebutuhan sosial ekonomi masyarakat dan kelestarian lingkungan, serta antara pencapaian
produksi dan daya dukung perairan. Kegiatan budidaya ikan dalam jaring apung ternyata
menghasilkan limbah organik yang tinggi dan pada akhirnya akan menghasilkan senyawa nitrit
yang tinggi pada perairan melalui proses nitrifikasi. ikan mengalami kondisi tangkap lebih
(overfishing), degradasi sumberdaya alam akibat pencemaran, penangkapan ikan dengan
menggunakan bom dan bahan kimia, pengambilan karang yang berlebihan dan lain-lain.
(Badjoeri, 2010).

Zat-zat yang terlarut dalam suatu perairan dapat berupa partikel-partikel, sedimen dan
materi organik. Semakin tinggi konsentrasi zat terlarut di dalam air maka air akan semakin
keruh, sehingga produktivitas primer menurun dan juga meningkat. Dengan meningkatnya
pertumbuhan fitoplankton maka nutrisi yang dibutuhkan organisme akuatik akan terpenuhi dan
nilai produktivitas primer juga meningkat, sebaliknya jika pertumbuhan fitoplankton menurun
yang disebabkan oleh limbah buangan yang berasal dari keramba jaring apung, maka nilai
produktivitas primer juga menurun. Hal ini juga mengakibatkan kualitas air menurun. Unsur
Nitrogen (total N) dan Fosfat (total F) yang dikandung pakan ikan merupakan sumber
pencemaran air yang dapat mendorong terjadinya eutrofikasi, disamping BOD yang
menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Selain itu juga hasil penguraiannya yang
menyebabkan timbulnya nitrit, amonia dan sulfida akan menyebabkan pencemaran air apabila
jumlahnya berlebihan sehingga melempaui daya dukung danau yang berakibat bloomingnya alga
(Machbub, 2010).

Ikan merupakan salah satu sumber zat gizi penting bagi proses kelangsungan hidup
manusia. Manusia telah memanfaatkan ikan sebagai bahan pangan sejak beberapa abad yang
lalu. Sebagai bahan pangan, ikan mengandung zat gizi utama berupa protein, lemak, vitamin, dan
mineral. Protein ikan menyediakan lebih kurang 2/3 dari kebutuhan protein hewani yang
diperlukan oleh manusia. Kandungan protein ikan relatif besar yaitu antara 15-25%/100 g daging

3
ikan. Jumlah mineral pada daging ikan hanya sedikit. Ikan juga dipandang sebagai sumber
kalsium, besi, tembaga, dan yodium (Junianto, 2003).

Kondisi dasar perairan akan sangat berpengaruh terhadap kualitas air diatasnya. Dasar
perairan yang mengalami pelumpuran, bila terjadi gerakan air oleharus maupun gelombang akan
membawa partikel dasar ke permukaan (Upwelling )yang akan menyebabkan kekeruhan,
sehingga penetrasi cahaya matahari menjadiberkurang dan partikel lumpur ini berpotensi
menutup insang ikan. Arus air sangatmembantu pertukaran air dalam keramba, membersihkan
timbunan sisa-sisametabolism ikan dan membawa oksigen terlarut yang dibutuhkan ikan.
Sebaliknyaapabila kecepatan arus tinggi akan sangat berpotensi merusak konstruksi
kerambaserta dapat menyebebkan stress pada ikan, selera makan ikan akan berkurang danenergi
banyak yang terbuang (Achmad, 2008).

Keramba jaring apung adalah salah satu wadah budidaya perairan yang cukup ideal, yang
ditempatkan di badan air dalam, seperti waduk, danau, dan laut. Keramba jaring apung
merupakan salah satu wadah untuk penerapan budidaya perairan sistem intensif. Prinsipnya
semua jenis ikan laut dan ikan air tawar dapat dipelihara pada keramba jaring apung. Lokasi
yang dipilih bagi usaha pemeliharaan ikan dalam KJA relatif tenang, terhindar dari badai dan
mudah dijangkau. KJA juga merupakan proses yang luwes untuk mengubah nelayan kecil
tradisional menjadi pengusaha agribisnis perikanan (Abdulkadir, 2010).

4
BAB III
METODE KERJA

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Rekayasa Akuakultur tentang konstruksi budidaya keramba jaring apung


dilaksanakan pada tanggal 20 maret 2021 pukul 11.00-12.30 WIB yang bertempat di Ule Lheu,
Meuraxa, Banda Aceh.

3.2 Alat dan Bahan

Tabel 3.2.1 Alat dan Bahan 1

No Nama Alat Jumlah (unit) Fungsi


1 Pulpen 1 (unit) Untuk menulis
2 Buku 1 (unit) Untuk mencatat
3 Kamera 1 (unit) Untuk dokumentasi

3.3 Cara Kerja


Langkah-langkah kerja dari praktikum ini secara demonstrasi dan pengamatan langsung
yakni:

1. Diikuti petunjuk dan arahan teknisi di tambak.


2. Didengarkan paparan informasi yang disampaikan teknisi tambak secara teliti sekaligus
dicatat informasi-informasi penting.
3. Diamati konstruksi keramba jaring apung yang digunakan pada kolam ikan.
4. Diajukan pertanyaan pada teknisi tambak secara sopan jika ada informasi yang belum
disampaikan teknisi tambak.
5. Dibuat catatan pribadi sebagai pedoman dalam pembuatan laporan praktikum rekayasa
akuakultur.

5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Tabel 4.1.1 Hasil Pengamatan 1

No Kebutuhan Konstruksi Jumlah Fungsi


1 Jaring PE 360 m Sebagai kantung keramba
2 Drum <70 unit Sebagai pelampung
3 Kayu 1 kubik Sebagai rumah sawung
4 Papan 20 unit Sebagai Jalan inspeksi
5 Pakan 30 kg Sebagai makanan benih
6 Fiber <10 buah Sebagai tempat stok pakan
7 Tali <10 kg Sebagai pengikat keramba
8 Jangkar 4 unit Sebagai penahan keramba
9 Pemberat 24 unit Sebagai pemberat keramba
10 Bibit 5700 ekor Sebagai benih komoditas

4.2 Pembahasan

4.2.1 Desain dan Konstruksi Budidaya Sistem Keramba Jaring Apung (KJA)

Keramba jaring apung merupakan sarana pemeliharaan ikan yang menggunakan jaring
sebagai bagian utamanya. Dengan menggunakan jaring apung, pememeliharaan ikan bisa
dilakukan di laut atau pun media air tawar seperti danau atau waduk, yang memiliki kedalaman
lebih dibandingkan sungai atau tambak. Alasan sederhana pembudidaya memilih keramba jaring
apung yaitu sirkulasi air yang tetap terjaga karena langsung dari laut, danau, atau waduk sebagai
media pemeliharaan. Kegiatan membersihkan jaring tidak terlalu sulit, sampai urusan memanen
ikan yang sangat praktis. Berbeda dengan cara konvensional atau di kolam tanah liat,
pembudidaya harus terus menjaga kandungan oksigen agar tetap tersedia pada air. Selain itu,
kolam tanah liat cukup rentan dengan berbagai macam serangan penyakit. Pemanenan ikan pun
dilakukan secara manual, yaitu menggiring ikan dengan alat bambu yang dilakukan minimal oleh
dua orang sehingga lebih sulit dibandingkan memanen ikan di KJA.

6
Keramba jaring apung yang ada saat ini kebanyakan berupa jaring yang diikatkan pada
pelampung yang terbuat dari drum atau gentong bekas. Para petani ikan menebarkan benih ikan
pada awal masa pemeliharaan hingga saat panen tiba. Komponen keramba jaring apung sendiri
terdiri dari kerangka, pelampung, kantong jaring, bangunan pendukung, pemberat jaring, dan
jangkar. Kerangka merupakan pondasi, tempat pemasangan kantong jaring dan sarana
pendukung budidaya. Kerangka dapat dibuat dari bambu, balok kayu, besi (pipa atau siku).
Kantong jaring merupakan komponen penting dalam satu rangkaian KJA. Ukuran mata jaring
yang digunakan disesuaikan dengan ukuran ikan yang dipelihara. Jenis bahan yang digunakan
untuk pembuatan kantong jaring, yakni hapa dan waring, masing-masing memiliki ukuran mata
berbeda.

Hapa adalah anyaman senar plastik monofilamen kecil tanpa simpul dengan ukuran mata
2 cm. Sementara benang waring berukuran lebih besar dengan ukuran mata 5 cm. Kantong hapa
dan waring dibuat dengan cara dijahit dan keduanya digunakan untuk pendederan. Bahkan, hapa
juga bisa digunakan untuk pembenihan. Selain kerangka dan kantong jaring, ada pelampung.
Pelampung yang digunakan pada KJA kebanyakan adalah drum-drum plastik. Pelampung
berfungsi sebagai tempat peletakan kerangka dan juga ponton penyeberangan. Hal yang harus
diperhatian, fasilitas pendukung seperti rumah penjaga, gudang, serta ponton penyeberangan.
Pemberat jaring dimaksudkan untuk merentangkan jaring ke arah vertikal dan horizontal.
Pemberat jaring biasanya memeiliki berat kurang-lebih 5 kg dan digantung di bagian luar jaring,
di setiap pojok dan tengah dengan jarak sekitar 1,5 meter. Adapun jangkar yang dilengkapi
dengan pemberat sekitar 2 x 50 kg dipasang sebanyak kebutuhan untuk menjaga posisi jaring
apung di perairan. Jangkar dan pemberat dihubungkan dengan tali plastik berdiameter sekitar 2
cm dengan panjang berkisar 1,5 meter kedalaman air. Jangkar dilabuh agak miring pada setiap
pojok.

Pada praktikum kali ini, informasi yang didapat adalah mengenai konstruksi budidaya
keramba jaring apung. Jumlah keramba jaring apung ada 15 petak, 5 baris dengan ukuran 4x6
m. Jaring yang digunakan adalah jaring PE. Jaring ini bertahan hingga 15 tahun lamanya.
Biasanya kerusakan seperti robek terjadi karena dimakan ikan buntal. Pemakaian alat seperti
drum yang mengandung zat kimia dibersihkan menggunakan karbit sebesar kelereng. Kisaran
harga dari drum ini sekitar Rp. 230.000-250.000. kayu balok berukuran 5x10x15 m2= 40 batang

7
(1 kubik) dengan harga perkubiknya Rp. 50.000. Teknis pasang jaring boleh di dalam drum dan
di luar drum. Kelebihan dari pasang jaring di dalam drum adalah ikan tidak akan menabrak
drum. Sedangkan kekurangannya adalah misal ukuran 4x6 pasti jaringnya kelebihan. Kelebihan
dari pasang jaring di luar drum adalah lobster bisa memakan tiram dibawah drum, keramba dan
jaring sesuai ukuran yang diinginkan. Kekurangan dari pasang jaring di luar adalah tidak bisa
budidaya segala jenis ikan. Jangan pasang jaring memakai paku tetapi memakai tali. Kedalaman
jaring 3,5 meter. 3/8 untuk lobster (agar tidak dimakan ikan dan cacat). Setiap keramba, jaring
terdapat jangkar dan tali pemberat di setiap sudut (jeregen bimoli yang diisi pasir laut) di
gantung setinggi 3,5 meter.

4.2.2 Sistem Budidaya Keramba Jaring Apung (KJA)

Dalam budidaya ikan, kita bisa melakukannya dalam beberapa media, salah satunya
adalah media keramba jaring apung. Budidaya ikan keramba jaring apung bisa di lakukan baik di
sungai yang dalam, danau, di atas kolam terpal, hingga laut. Budidaya ikan keramba jaring apung
merupakan salah satu cara budidaya pembesaran ikan nila yang efisien dan efektif, model sistem
budidaya ini telah terbukti lebih efisien, baik efisien secara teknis ataupun ekonomis. Dengan
luasan media yang sempit, kita bisa melipat gandakan hasil panen ikan tanpa harus menambah
biaya yang besar. Pola yang di pakai adalah mengintensifkan pola budidaya ikan tersebut,
memang ahirnya akan berdampak pada biaya tinggi namun bisa didapatkan keuntungan yang
lebih tinggi pula. Jika kita kelola dengan benar, sungai mempunyai potensi yang luar biasa dan
dapat menghasilkan uang dalam jumlah besar. Peluang yang sangat baik ini akan membuat
lapangan pekerjaan bagi warga setempat juga.

Langkah pertama adalah dengan penebaran benih. Bibit berasal dari Calang dengan jenis
rambe, lobster ( mutiara, pasir, pakistan, batik, batu dan bambu hijau), kerapu dolar, kakap putih,
kakap merah dan bawal bintang. Bibit rambe berasal dari orang pancing dengan kisaran harga
Rp. 2000-3000/ekor. Lama pemeliharaan budidaya ikan keramba jaring apung adalah 5 bulan
dan dijual dengan kisaran harga Rp. 80.000/kg (2 ekor). Bibit Lobster dengan ukuran < 2 ons
kebawah dengan harga kisaran Rp. 130.000/kg, harga panen dengan kisaran Rp. 550.000/kg
menjelang imlek biasanya harga bagus. Pakan lobster adalah ikan busuk, kepiting dan tiram.

8
Sedangkan rambe tidak memakan pelet, harus yang tinggi protein (60%). Pada ikan kerapu
biasanya terdapat parasit dengan ukuran kecil hingga 5 inci seperti sisik ikan kecil-kecil (kutu
air). 1 petak keramba bisa dengan padat tebar hingga 5000 ekor (2 ton dewasa) dengan ukuran
4x6. Pakan ikan Bs (Rucah) 1 keranjang 30 kg. Fiber untuk stok pakan. Pemberian umpan
seminggu sekali.

9
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil setelah melakukan praktikum adalah sebagai berikut:

1. Jenis ikan yang dibudidaya seperti rambe, lobster ( mutiara, pasir, pakistan, batik, batu
dan bambu hijau), kerapu dolar, kakap putih, kakap merah dan bawal bintang.
2. Teknis pemasangan jaring terdapat dua cara, yaitu pemasangan jaring dari dalam drum
dan pemasangan jaring dari luar drum.
3. Pada saat Pemakaian alat seperti drum yang mengandung zat kimia dibersihkan
menggunakan karbit sebesar kelereng.
4. Pakan lobster adalah ikan busuk, kepiting dan tiram. Sedangkan rambe tidak memakan
pelet, harus yang tinggi protein (60%).
5. Setiap keramba, jaring terdapat jangkar dan tali pemberat di setiap sudut (jeregen bimoli
yang diisi pasir laut) di gantung setinggi 3,5 meter.

5.2 Saran

Saran pada praktikum kali ini adalah semoga seluruh praktikan di minggu berikutnya
harus kondusif dan tertib.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abdulkadir, I. 2010. KJA .Kanisius.Yogyakarta.

Achmad, 2008. Pengelolaan Kualitas Air Dalam Budidaya Perairan, Bhnineka Cipta.

Badjoeri, Muhhammad. 2010. Distribusi dan Kelimpahan Populasi Bakteri Heterotrofik di


Danau Toba. LIPI: Laboratoruin Mikrobiologi Pusat. LIMNOTEK (2010) 17(2):181-
190

Junianto, 2003. Teknik Penangan Ikan. Penerbit. PT. Penebar Swadaya, Jakarta.

Machub,dkk. 2012. Pengaruh zat-zat yang berbeda terhadap pertumbuhan ikan kerapu macan
(Ephinephelus fuscoguttatus) pada fase pendederan di keramba jaring apung (KJA).
Jurnal Teknologi Pangan. Vol 1:93-10.

11
LAMPIRAN

Gambar 1 Komoditas Jenis Lobster 1

Gambar 2. Pengamatan Keramba 1

12
Gambar 3 Keramba Tampak Dari Samping 1

Gambar 4 Komoditas jenis ikan 1

13

Anda mungkin juga menyukai