Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANG

ANALISIS KUALITAS AIR (SUHU, pH, DAN DO) TERHADAP PENERAPAN


TEKNOLOGI BIOFLOK PADA KOLAM PEMBESARAN IKAN JELAWAT
(Leptobarbus hoevenii) DI DE’PAPUYU FARM

Oleh :
ADE PUTRA RAPIYANUR
1910714310004

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
BANJARBARU
2022
PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANG
ANALISIS KUALITAS AIR (SUHU, pH, DAN DO) TERHADAP PENERAPAN
TEKNOLOGI BIOFLOK PADA KOLAM PEMBESARAN IKAN JELAWAT
(Leptobarbus hoevenii) DI DE’PAPUYU FARM

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Melaksanakan Kegiatan praktik Kerja Lapang
pada Fakultas Perikanan dan kelautan Universitas Lambung Mangkurat

Oleh :
ADE PUTRA RAPIYANUR
1910714310004

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
BANJARBARU
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANG ANALISIS


KUALITAS AIR (SUHU,pH, DAN DO) TERHADAP
TEKNOLOGI BIOFLOK PADA KOLAM PEMBESARAN IKAN JELAWAT
(Leptobarbus hoevenii) DI DE’PAPUYU FARM
Nama : ADE PUTRA RAPIYANUR
NIM : 1910714310004
Fakultas : Perikanan dan Kelautan
Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan
Tanggal Ujian
PKL : -
Persetujuan,

Pembimbing 1

Dr.Ir. Suhaili Asmawi, M.S


NIP. 19590928 198203 1 002

Pembimbing 2

Deddy Dharmaji, S.Pi., M.S


NIP. 19720313 199803 1 002

Mengetahui,

Dekan Koordinator Program Studi


Fakultas Perikanan dan Kelautan Manajemen Sumberdaya Perairan
Universitas Lambung Mangkurat Universitas Lambung Mangkurat

Dr. Ir. Hj. Agustiana, M.P. Abdur Rahman, S.Pi., M.Sc.


NIP. 19630808 198903 2 002 NIP. 19720414 200501 1 003
KATA PENGANTAR

Syukur penulis haturkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan pembuatan Proposal Praktik Kerja lapang dengan judul “ANALISIS
KUALITAS AIR (SUHU, pH, DAN DO) TERHADAP PENERAPAN TEKNOLOGI
BIOFLOK PADA KOLAM PEMBESARAN IKAN JELAWAT (Leptobarbus hoevenii) DI
DE’PAPUYU FARM”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.Ir. Suhaili Asmawi, MS sebagai
Ketua Tim Pembimbing serta Bapak Deddy Dharmaji, S.Pi, MS sebagai Anggota Tim
Pembimbing serta pihak-pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan kegiatan ini, baik
dari pihak Fakultas Perikanan dan Kelautan Program Studi Manajemen Sumber Daya
Perairan, maupun dari pihak De’Papuyu Farm atas bimbingan serta arahan yang diberikan
selama penulisan Proposal Praktik Kerja Lapang.
Semoga dengan adanya penulisan laporan ini, dapat bermanfaat kedapannya bagi
penulis ataupun para pembaca, serta menambah wawasan kita semua. Atas perhatiannya
penulis ucapkan rasa syukur dan terima kasih.

Banjarbaru, Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ iii
BAB 1. PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Permasalahan............................................................................................ 2
1.3 Tujuan....................................................................................................... 2
1.4 Manfaat..................................................................................................... 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................ 4
2.1. Kualitas Air............................................................................................. 4
2.1.1. Suhu............................................................................................... 4
2.1.2. Derajat Keasaman (pH)................................................................. 5
2.1.3. Oksigen Terlarut (DO).................................................................. 5
2.2. Teknologi Bioflok................................................................................... 5
2.3. Ikan Jelawat (Leptobarbus hoevenii)...................................................... 5
BAB 3. RENCANA KERJA PRAKTIK................................................................... 8
3.1. Waktu dan Tempat.................................................................................. 8
3.2. Metode Kerja........................................................................................... 9
3.3. Metode Pengumpulan Data..................................................................... 9
3.4. Program Kerja......................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 12
LAMPIRAN.................................................................................................. 14

ii
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
3.1. Rencana Jadwal Kegiatan Praktik.................................................................... 8
3.2. Program Kerja................................................................................................... 10

DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
2.1. Kolam Bioflok.................................................................................................. 6
2.2. Ikan Jelawat (Leptobarbus hoevenii)................................................................ 7
3.1. Lokasi PKL....................................................................................................... 8

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1. Peta Lokasi De’papuyu Farm........................................................................... 14
2. Logbook Praktik Kerja Lapang (PKL)............................................................. 16
3. Lembar Penilaian Individu............................................................................... 18
4. Lembar Kendali Konsultasi Praktik Kerja Lapang........................................... 25

iii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Praktik Kerja Lapang (PKL) adalah penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan


kejurusan yang diikuti oleh mahasiswa dengan bekerja secara langsung di dunia usaha atau
dunia industri dengan tujuan memperoleh pengalaman dan kecakapan penguasaan keahlian di
suatu bidang hingga mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu. Diharapkan dengan
adanya PKL dapat memberikan keuntungan pada mahasiswa dan intansi terkait sehingga
terciptanya kolaborasi secara berkelanjutan dengan baik.
Praktik Kerja Lapang dilaksanakan di Lokasi PKL bertempat di De’papuyu Farm,
Kelurahan Guntung Payung, Kecamatan Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, Provinsi
Kalimantan Selatan. Lokasi Praktik Kerja Lapang tersebut di pilih agar memiliki kesempatan
langsung dalam menerapkan pengetahuan, keterampilan, serta teori-teori yang telah
didapatkan di program studi Manajemen Sumberdaya Perairan khususnya dalam bidang
kualitas air dalam kolam pembesaran ikan. De’papuyu Farm berfokus pada budidaya ikan
dengan sistem bioflok yang terdiri dari berbagai komoditas ikan yaitu ikan nila (Oreochromis
niloticus Bleeker), ikan lele (Clarias batrachus), ikan patin (Pangasiuspangasius), ikan
jelawat (Leptobarbus hoevenii), ikan papuyu (Anabas testudineus Block), ikan gabus
(Channa striata Bloch) dan ikan gurame (Osphronemus goramyLac.).
Pada sistem akuakultur dengan teknologi bioflok, air media kultur hanya sekali
dimasukkan dalam wadah, dan digunakkan sampai panen. Penambahan air hanya untuk
mengganti penguapan dan pengontrolan kepadatan bioflok (Avnimelech, 2009; Ekasari,
2009). Dibanding sistem resirkulasi yang sangat kompleks, sistem kultur dengan teknologi
bioflok hanya menggunakan satu wadah, yakni wadah kultur. Penguraian bahan organik oleh
bakteri dan mikroorganisme pengurai, sampai pada pemanfaatan hasilhasil penguraian oleh
mikroalga dan mikroorganisme yang tumbuh, terjadi dalam wadah secara seimbang dengan
kepadatan organisme kultur yang sangat tinggi. Pengontrolan kualitas air terjadi dalam wadah
kultur itu sendiri, oleh sistem yang sudah berjalan dalam wadah kultur. Sistem ini sangat
murah, sederhana, ramah lingkungan dan memiliki produktifitas yang sangat tinggi (Taw,
2014). Oleh karena itu, sistem kultur dengan teknologi bioflok sanga penting untuk dipahami,
didiskusikan, didiseminasikan untuk semua pemangku kepentingan dalam bidang akuakultur.

1
2

Kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air
tersebut. Pengujian yang biasa dilakukan adalah uji kimia, fisik biologi atau uji kenampakan
(bau dan warna). Kualitas air dapat dinyatakan dengan beberapa parameter, yaitu parameter
fisika (suhu, kekeruhan, padatan terlarut dan sebagainya), parameter kimia (pH, oksigen
terlarut, BOD, kadar logam dan sebagainya) dan parameter biologi (keberadaan plankton,
bakteri dan sebagainya).
Ikan Jelawat (Leptobarbus hoevenii) adalah jenis ikan asli Indonesia yang memiliki
habitat hidup pada air tawar dan berpotensi untuk di kembangkan. Habitat ikan jelawat
mudah untuk ditemukan pada beberapa wilayah Kalimantan dan Sumatera serta digemari
oleh masyarakat yang ada di wilayah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah dan
Kalimantan Barat. Selain di Indonesia, ikan ini juga banyak dikonsumsi oleh penduduk di
Negara lain, seperti Negara Malaysia dan Brunei (Prasetio et al., 2016).
Kegiatan pembudidayaan ikan Jelawat harus memperhatikan hal-hal yang berkaitan
dengan pertumbuhan ikan Jelawat. Beberapa aspek yang berkaitan dengan pertumbuhan ikan
Jelawat adalah padat tebar, pakan dan lingkungan. Hal ini menyatakan bahwa padat tebar
yang semakin meningkat menyebabkan jumlah pakan yang diberikan juga akan bertambah,
sehingga buangan metabolisme dari ikan menjadi tinggi dan menyebabkan kualitas air
menurun. Hal ini menunjukkan bahwa derajat kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan
dipenagruhi oleh padat tebar. Apabila padat tebar kurang baik, maka menyebabkan kegagalan
dalam produksi.

1.2. Permasalahan

Adapun masalah yang dihimpun selama Praktik Kerja Lapang (PKL) di De’ Papuyu
Farm adalah :
1. Pengelolaan air pada kolam bioflok yang jarang diganti menyebabkan tertumpuknya
limbah Ikan di dasar kolam bioflok.
2. Pengelolaan 26 kolam bioflok yang masih kekurangan sumberdaya manusia.

1.3. Tujuan

Tujuan dilaksanakannya Praktik Kerja Lapang (PKL) ini adalah :


1. Menganalisis kualitas air untuk budidaya Ikan Jelawat (Leptobarbus hoevenii) dengan
sistem bioflok di kolam De’papuyu Farm.
3

2. Melakukan pengelolaan kualitas air pada kolam pembesaran Ikan Jelawat (Leptobarbus
hoevenii) dengan sistem bioflok di kolam De’papuyu Farm.
3. Menganalisis keunggulan kegiatan budidaya Ikan Jelawat (Leptobarbus hoevenii) dengan
sistem bioflok.

1.4. Manfaat

Manfaat Praktik kerja Lapang (PKL) ini adalah :


1. Bagi Instansi Terkait
a. Realisasi dan adanya misi sebagai fungsi dan tanggung jawab sosial kelembagaan.
b. Menumbuhkan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat bagi pihak-
pihak yang terlibat.
2. Bagi Mahasiswa
a. Melatih keterampilan mahasiswa program sarjana sesuai dengan pengetahuan yang
diperoleh selama mengikuti perkuliahan di Program Studi Manajemen Sumberdaya
Perairan FPK ULM.
b. Mengembangkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan mencoba menemukan
sesuatu yang baru yang belum diperoleh dari pendidikan formal.
3. Bagi Perguruan Tinggi
Memperoleh umpan balik untuk menyempurnakan kurikulum yang sesuai dengan
kebutuhan di lingkungan instansi/perusahaan dan tuntutan pembangunan pada umumnya.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kualitas Air

Kualitas air ialah faktor penting untuk pembesaran ikan budidaya. Pertumbuhan ikan
bisa terhambat energinya untuk bisa bertahan hidup kemudian mengakibatkan pertumbuhan
ikan menjadi lambat. Kualitas yang tidak optimal dan tidak baik mengakibatkan penyakit
pada ikan berkembang sehingga terjadi infeksi pada ikan budidaya. Kualitas air sebaiknya
dijaga atau dioptimalkan agar pertumbuhan ikan lebih baik dan ikan tidak stres (Kordi, 2010).
Kondisi kualitas air yang kurang baik dapat menyebabkan ikan menjadi cepat stress
dan berbagai penyakit mudah menyerang ikan. Suplai air yang cukup belum menjamin
keberhasilan bila pengelolaan kualitas air selama pemeliharaan tidak memadai. Pada
budidaya, air tidak hanya sebagai tempat hidup bagi ikan, tapi juga perantara bagi patogen,
dalam manipulasi lingkungan yang harus diperhatikan adalah Kondisi air seperti diketahui air
merupakan media hidup ikan sehingga untuk menjaga agar ikan tetap sehat perlunya air
disaring dengan filter. Filter tersebut menyaring air dari jenis kotoran yang masuk dan zat–zat
yang dapat mengganggu kondisi ikan dan pembawa penyakit. Bahan yang digunakan untuk
meningkatkan kualitas air tersebut juga beraneka ragam seperti pasir, kerikil, arang batok,
ijuk, bubur kapur, tawas, batu dan lain-lain (Syafriadiman et al. 2005).
Air sebagai media hidup ikan harus memiliki sifat yang cocok bagi kehidupan ikan,
karena kualitas air dapat memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan mahluk-mahluk hidup
di air (Djatmika, 1986).
Kualitas air merupakan faktor pembatas terhadap jenis biota yang dibudidayakan di
suatu perairan (Kordi dan Tancung, 2007). Pengukuran terhadap para parameter kualitas air
yang di ukur dalam media penelitian antara lain :

2.1.1. Suhu

Suhu merupakan salah satu faktor penting dan berpengaruh terhadap kosumsi oksigen
pada organisme akuatik. Suhu secara langsung dapat mempengaruhi laju proses
pertumbuhan, tergantung pada faktor biotik dan abiotik yang berupa aktifitas, suhu
lingkungan, berat badan dan pakan (Hernawati dan Suantika, 2006).
Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan terhadap proses kimia dan
biologi. Suhu yang baik untuk kehidupan ikan di daerah tropis berkisar antara 25-35 0C,
namun kadang-kadang suhu permukaan dapat mencapai 350C lebih sehingga berada diluar

4
5

batas toleransi untuk kehidupan ikan (Zonneveld, Huisman dan Boon 1991). Ikan jelawat
dapat hidup pada suhu kisaran 23 – 31 oC.

2.2.1. Derajat Keasaman (pH)

  Nilai pH yang terlalu rendah atau tinggi dapat menyebabkan kematian pada ikan, pH
yang ideal dalam budidaya ikan jelawat (Leptobarbus hoevenii) adalah berkisar 5-9
(Syafriadiman et al. 2005). Apabila konsentrasi pH naik diatas netral akan terjadi peningkatan
konsentrasi ammonia yang bersifat toksik dan berakibat kematian pada ikan (Wahyuni,
2008). Kondisi perairan yang mimiliki pH tinggi dapat menggangu keseimbangan dari
ammonium dan ammonia. Kandungan pH diperairan akan berpengaruh terhadap kandungan
oksigen terlarut di perairan. Pada perairan dengan kandungan pH rendah (keasaman tinggi)
kandungan oksigen akan berkurang dan mengakibatkan konsumsi oksigen. oleh ikan turut
menurun, serta selera makan berkurang.
Derajat keasaman (pH) adalah teori yang digunakan untuk menjelaskan sifat-sifat
senyawa didalam air. Pada umumnya pH yang cocok untuk semua jenis ikan berkisar antara
6,7-8,6 (Cholik dan Rahmat, 1986). Ikan jelawat dapat hidup pada pH kisaran 6-7.

2.1.3. Oksigen Terlarut (DO)

Konsentrasi oksigen terlarut merupakan parameter kualitas air yang paling penting.
Penipisan konsentrasi oksigen biasanya menjadi penyebab utama dari kematian ikan secara
mendadak. Umumnya ikan hidup normal jika kandungan oksigen terlarut dengan konsentrasi
4,0 mg/l. Semakin tinggi populasi pada suatu wadah, maka kebutuhan akan konsumsi oksigen
terlarut akan semakin tinggi. Sebaliknyasemakin sedikit populasi akan menjadikan kebutuhan
akan oksigen terlarut semakin rendah (Prasetio et al., 2016).
Oksigen terlarut merupakan variabel kualitas air yang paling mempengaruhi dalam
budidaya ikan/udang. Meskipun beberapa jenis ikan dapat bertahan pada perairan yang
kandungan oksigen terlarut 3 ppm, namun konsentrasi minimum yang masih dapat diterima
oleh sebagian ikan oleh sebagian besar ikan untuk hidup dengan baik 5 ppm (Afrianto dan
Evi, 1994). Ikan jelawat dapat hidup pada DO > 3 ppm.

2.2. Teknologi Bioflok

Teknologi bioflok merupakan teknologi budidaya yang didasarkan pada prinsip


asimilasi nitrogen anorganik (amonia, nitrit dan nitrat) oleh komunitas mikroba (bakteri
6

heterotrof) dalam media budidaya yang kemudian dapat dimanfaatkan oleh organisme
budidaya sebagai sumber makanan (Y. Rahmanto et al., 2020).
Teknologi bioflok merupakan salah satu alternatif baru dalam mengatasi masalah
kualitas air dalam akuakultur yang diadaptasi dari teknik pengolahan limbah domestik secara
konvensional (Avnimelech, 2009). Prinsip utama yang diterapkan dalam teknologi ini adalah
manajemen kualitas air yang didasarkan pada kemampuan bakteri heterotrof untuk
memanfaatkan N organik dan anorganik yang terdapat di dalam air. Gambar kolam bioflok
dapat dilihat pada gambar 2.1.

Sumber : Dokumentasi Pribadi


Gambar 2.1. Kolam Bioflok
Tujuan utama teknologi bioflok dalam budidaya perairan adalah memanfaatkan
nitrogen anorganik dalam kolam budidaya menjadi nitrogen organik yang tidak bersifat
toksik. Sistem bioflok dalam budidaya menekankan pada pertumbuhan bakteri pada kolam
untuk menggantikan komunitas autotrofik yang didominasi oleh fitoplankton. Dominasi
bakteri dalam suatu sistem dipengaruhi oleh rasio C/N media. Bioflok akan terbentuk jika
rasio C/N dalam kolam budidaya lebih dari 15 (Avnimelech, 2009).

2.3. Ikan Jelawat (Leptobarbus hoevenii)

Ikan jelawat (Gambar 2.2.) adalah ikan perairan sungai dan danau yang asli berasal
dari Semenanjung Malaya dan Pulau Kalimantan. Menurut Saanin (1968) klasifikasi ikan
Jelawat (Leptobarbus hoevenii) adalah:
Kingdom : Animalia
Kelas : Pisces
Sub Kelas : Teleostei
7

Ordo : Ostariophysi
Sub Ordo : Cyprinoidea
Famili : Cyprinidae
Sub Famili : Cyprininae
Genus : Leptobarbus
Spesies : Leptobarbus Hoevenii.

Sumber (http://4.bp.blogspot.com/Picture15.png)
Gambar 2.2. Ikan Jelawat (Leptobarbus hoeveni)
Berdasarkan morfologinya, ikan Jelawat (Leptobarbus hoevenii) memiliki bentuk
tubuh yang bulat dan panjang dengan kepala bagian ats mendatar, mulut berukuran sedang
dan terdapat garis literal panjang dan tidak terputus. Selanjutnya sirip bagian dada dan perut
terdapat tanda warna merah dengan sisi melengkung ke bawah. Ikan ini juga memiliki
sepasang sungut dan sisik yang besar. Hal ini yang menjadikan ikan Jelawat termasuk jenis
ikan perenang cepat (Santosa, 2019).
Ikan jelawat (Leptobarbus hoeveni) merupakan ikan asli perairan Indonesia terutama
terdapat di sungai, danau dan perairan umum lainnya di Kalimantan dan Sumatera. Untuk
daerah Riau sendiri komoditi ikan jelawat pada saat ini hanya dibudidayakan pada daerah
tertentu antara lain di daerah Kabupaten Kampar Provinsi Riau (Nainggolan, 2019).
Ikan jelawat (Leptobarbus hoeveni) memiliki habitat hidup di sungai air tawar, anak
sungai yang berlubuk, bagian pinggir hutan bahkan sampai di muara sungai. Ikan Jelawat
yang dibudidaya dengan menggunanakan perairan sistem resirkulasi memiliki kelangsungan
hidup berkisar antara 80-94,88% (Hudaidah et al., 2020).
7
BAB 3. RENCANA KERJA PRAKTIK

3.1. Waktu dan Tempat

Praktik Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan selamma 1 bulan pada tanggal 10 Oktober
2022 sampai 10 November 2022, rencana jadwal kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) di
De’papuyu Farm dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Rencana Jadwal Kegiatan Praktik


No KEGIATAN WAKTU KETERANGAN
O
A. PRA PKL
1 Survei lokasi PKL 01-07 September Mahasiswa
2 Pembekalan PKL Panitia PKL dan
06 September 2022
Mahasiswa
3 Konsultasi program kerja dan Pembimbing PKL
08-12 September 2022
proposal PKL dan Mahasiswa
4 Penetapan pembimbing Program Studi
30 September 2022
dan Fakultas
B. OPERASIONAL PKL
1 Pengumpulan data kualitatif 10 Oktober – 10 November Mahasiswa
dan kuantitatif 2022
2 Realisasi PKL 10 Oktober – 10 November Mahasiswa
2022
C. PASCA PKL
1 Penyusunan laporan dan Pembimbing PKL
Konsultasi dan Mahasiswa
2 Penyelesaian laporan dan Pembimbing PKL
ujian PKL dan Mahasiswa
3 Penjilidan laporan Mahasiswa

Lokasi kegiatan PKL dilaksanakan di De’papuyu Farm, di Guntung Payung,


Kecamatan Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan (Gambar 3.1.).

Gambar 3.1. Lokasi PKL

8
9

3.2. Metode Kerja

Metode yang dilakukan dalam Praktek Kerja Lapang (PKL) kali ini menggunakan 3
metode, yaitu :
1. Observasi
Observasi menjadi sebuah hal yang perlu dan menjadi keharusan bagi berkembangnya
ilmu pengetahuan (Denzin, dan Lincoln, 2009). Observasi dalam implementasinya tidak
hanya berperan sebagai teknik paling awal dan mendasar dalam penelitian, tetapi juga teknik
paling sering dipakai, seperti observasi partisipan, rancangan penelitian eksperimental, dan
wawancara. Setiap orang dapat melakukan observasi, dari bentuk sederhana sampai pada
tingkatan observasi paling komplek (Johnson, 1975). Metode observasi yang digunakan pada
setiap kegiatan penelitian bervariasi, tergantung pada setting, kebutuhan dan tujuan penelitian
(Santana, 2007).
2. Wawancara
Wawancara yakni percakapan seseorang dengan orang lain dengan tujuan tertentu,
yaitu mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari yang diwawancara, adalah
suatu teknik pengumpulan data yang amat penting dalam penelitian survey, disamping teknik
utama yakni observasi. Oleh sebab itu dalam penelitian survey, teknik wawancara merupakan
pembantu utama dari metode observasi. Kecuali untuk mengumpulkan keterangan dan data
dalam rangka suatu penelitian survey atau penelitian masyarakat secara umum.
3. Partisipasi
Metode Partisipasi adalah metode yang melibatkan orang untuk melakukan praktik
turun ambil bagian dalam prikehidupan masyarakat yang dijadikan objek. Keterlibatan dapat
berupa keterlibatan mental, emosi dan fisik dalam menggunakan segala kemampuan yang
dimilikinya dalam segala kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian tujuan
(Djalal dan Supriadi, 2001).

3.3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan metode untuk mencari data serta informasi tentang
instansi yang terkait. Hasil dari pengumpulan data dapat membantu memberikan jawaban dari
tujuan yang telah di rancang dalam kegiatan Peraktek Kerja Lapang (PKL). Metode
pengumpulan data ada dua yaiu premier dan sekunder.
Pengumpulan data yang dilaksanakan pada penelitian ini yaitu menggunakan data
primer dan sekunder. Data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data
10

ke peneliti (Sugiyono, 2016.) sedangkan data sekunder adalah pengolahan data primer dan
disajikan dalam bentuk tabel atau diagram, oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak
lain (Husein Umar, 2013). Data sekunder dimanfaatkan untuk mengarahkan pada kejadian
dan peristiwa yang ditemukan peneliti sesuai dengan tujuan penelitian (Moleong, 2014).
Proses pengumpulan data primer didapat berdasarkan survei dilapangan dengan melakukan
pengamatan dilokasi penelitian. Sedangkan data sekunder didapat berdasarkan data instansi
dan sumber terkait, termasuk terhadap data- data yang telah dikumpulkan dalam penelitian
sejenis. Metode pengumpulan data primer yang akan dilakukan yaitu dengan pengukuran
kualitas air kolam bioflok ikan Jelawat (Leptobarbus hoevenii) dari 3 variable (Suhu, pH dan
DO). Tahap pengumpulan data dilakukan pengecekan kualitas air kolam bioflok ikan jelawat
(Leptobarbus hoevenii) untuk memperoleh gambaran nyata mengenai kondisi air pada kolam
bioflok. Pengumpulan data berupa data sekunder yang diperoleh dari pihak instansi yaitu
De’Papuyu Farm. Data sekunder itu diantaranya referensi yang terkait dengan kualitas air
pada kolam pembesaran ikan jelawat (Leptobarbus hoevenii) dengan teknologi bioflok.

3.4. Program Kerja

Program Kerja yang dilaksanakan selama empat minggu pada saat PKL di De’papuyu
Farm dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel.3.2. Program Kerja


Minggu ke-
No Program Kerja
1 2 3 4
1 Observasi lokasi PKL  - - -
2 Pemberian pakan pada Ikan Jelawat    
3 Pembersihan Kolam Bioflok Ikan    
4 Melakukan sampling kualitas air (Suhu,
pH, dan DO) pada kolam bioflok Ikan    
Jelwat (Leptobarbus hoevenii)
Keterangaan :  = Telah dilaksanakan
- = Tidak dilaksanakan
11

Kegiatan Observasi lingkungan PKL dilaksanakan pada minggu pertama. Kemudian


kegiatan Pemberian pakan pada ikan jelawat (Leptobarbus hoevenii) dilaksanakan mulai
minggu pertama sampai minggu ke empat. Program kerja Pembersihan kolam bioflok ikan
jelawat (Leptobarbus hoevenii) dilaksanakan mulai minggu pertama sampai minggu ke
empat, program kerja tersebut menyesuaikan kegiatan yang ada di lapangan apakah perlu
dilakukan pembersihan kolam secara berkala setiap 1 minggu sekali. Kegiatan sampling
kualitas air (Suhu, pH, dan DO) dilakukan mulai minggu pertama sampai minggu ke empat.
Kegiatan pengambilan dan pengukuran dilakukan pada 1 kolam bioflok ikan jelawat
(Leptobarbus hoevenii). Waktu pengukuran kualitas air pada kolam ikan jelawat
(Leptobarbus hoevenii) yaitu dalam waktu 1 minggu 1 kali pengukuran setiap pagi pukul
09.00 WITA – selesai.
11

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, E., dan Evi Liviawaty. 1994. pengendalian hama dan penyakit ikan. penerbit
kanisius. yogyakarta.
Avnimelech YT. 2009. biofloc technology. technion, israel institute of technology and world
aquaculture society.
Cholik, F., dan Rahmat,A. 1986. manjemen kualitas air pada kolam budidaya ikan. direktorat
jenderal perikanan research centre. jakarta.
Denzin, Norman K., & Lincoln, Yvonna s. 2009. handbook of qualitative research, 2 nd
editions, new delhi, teller road thousand oaks, california, usa: sage publication, inc.
Djatmika. 1986. usaha perikanan air deras. simplek. jakarta
Ekasari. 2009. teknologi bioflok: teori dan aplikasi dalam perikanan budidaya sistem intensif.
jurnal akuakultur indonesia. 8(2): 117- 126.
Hernawati dan Suantika. 2006. penggunaan sistem resirkulasi dalam pendederan benih ikan
gurami (osphronemus gouramy lac). jurnal. institut teknologi bandung. 1-10.
Hutabarat, S dan Svans, S.M. 2006. pengantar oseanografi. jakarta : universitas indonesia
Johnson, J. 1975. doing field research, newyork: free press.
Kordi H. 2010. panduan lengkap memelihara ikan air tawar di kolam terpal. lily
publisher.yogyakarta.
Kordi, M.G.H. dan A.B. Tancung. 2007. pengelolaan kualitas air. pt rineka cipta, jakarta
Nainggolan. M. F. 2019. pengaruh kombinasi penyuntikan ovaprim dengan oksitosin
terhadap daya rangsang ovulasi dan kualitas telur ikan jelawat (leptobarbus hoevenii
blkr.). skripsi. fakultas perikanan dan kelautan. universitas riau. pekan baru
Prasetio, E., E.I. Raharjo dan Ispandi. 2016. pengaruh padat tebar terhadap pertumbuhan dan
kelangsungan hidup benih ikan jelawat (leptobarbus hoeveni). jurnal ruaya. vol. 4
no. 1 : 1-9. issn : 2541-3155.
Saanin, H. 1984. taksonomi dan kunci identifikasi ikan, jakarta : bina cipta.
Santana, Septiawan K. 2007. menulis ilmiah: metode penelitian kualitatif, jakarta: yayasan
obor indonesia.
Syafriadiman, N. A. Pamukas dan Saberina. 2005. prisnsip dasar pengolahan kualitas air. mm
press, cv. mina mandiri. pekanbaru.132 hal.
Taw N. 2014. shrimp farming in biofloc system: review and recent developments. fao project,
blue archipelago. presented in world aquuaculture 2014, adelaide

Wahyuni. 2008. pengelolaan air pada budidaya ikan. jawa tengah. dinas perikanan.
Y. Rahmanto, A. Rifaini, S. Samsugi, and S. D. Riskiono. 2020. "sistem monitoring ph air
pada aquaponik menggunakan mikrokontroler arduino uno." j. teknol. dan sist.
tertanam, vol. 1, no. 1, pp. 23–28.

Zonneveld, N.H., Husman, E.A., dan Boon, J.H. 1991. prinsip budidaya ikan. garamedia
pustaka utama. jakarta.

13
11

13
14

Lampiran 1. Peta Lokasi Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL)


15

Lampiran 2. Logbook Praktik Kerja Lapang (PKL)

LOGBOOK PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL)


PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Nama : Ade Putra Rapiyanur


NIM : 1910714310004
Nama Instansi/Perusahaan : De’papuyu Farm
Alamat Instansi/Perusahaan : Kel. Guntung Payung, Kec. Landasan Ulin, Kota
Banjarbaru, Prov. Kalimantan Selatan
No. HARI/TANGGAL KEGIATAN PARAF
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Lampiran 3. Lembar Penilaian Individu
16

LEMBAR PENILAIAN INDIVIDU


KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL)

Lokasi Kegiatan :
Kelurahan : Guntung Manggis
Kecamatan : Landasan Ulin
Kabupaten : Banjarbaru
Provinsi : Kalimantan Selatan
Mahasiswa PKL :
Nama : Ade Putra Rapiyanur
NIM : 1910714310004
Penilai :
Nama : Hilmi Arifin
Jabatan : Owner De’papuyu Farm
Nilai :
17

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2022
Kriteria Penilaian :
Bobot Nilai :
Keterangan :
Mohon diisi sesuai dengan keadaan sebenarnya di lokasi kegiatan
Komponen Pernilaian
1. Integritas (Etika dan Moral)
Menurut anda bagaimana sikap (hormat, moral, budi pekerti
dan kesusilaan) mahasiswa sehari-hari selama kegiatan PKL
Nilai

2. Keahlian
Menurut anda bagaimana keahlian mahasiswa selama kegiatan
PKL dalam mengemukakan pendapat dan menyelesaikan
permasalahan sesuai dengan bidang perikanan
Nilai
18

3. Kemampuan Berbahasa
Menurut anda bagaimana kemampuan berbahasa yang dimiliki
mahasiswa dalam penyampaian kegiatan mengenai program
kerja

Nilai

Menurut anda bagaimana kemampuan mahasiswa dalam


menyesuaikan diri dalam kehidupan sehari-hari
Nilai

4. Penggunaan Informasi
Menurut anda bagaimana kemampuan mahasiswa dalam
memanfaatkan sumber informasi yang ada untuk penyususnan
kegiatan pada rencana kerja kegiatan PKL
Nilai
19

5. Kemampuan Komunikasi
Menurut anda bagaimana kemampuan mahasiswa dalam
berbaur dalam kehidupan tempat praktik
Nilai

Menurut anda bagaimana kemampuan mahasiswa dalam


menyampaikan suatu ide/gagasan/rencana kerja yang sudah
disusun
Nilai

Menurut anda bagaimana kemampuan mahasiswa dalam


mewujudkan/melaksanakan ide/gagasan/rencana kerja yang
sudah disusun oleh mahasiswa
Nilai

6. Kerjasama TIM
Menurut anda bagaimana kemampuan mahasiswa bekerjasama
dalam menyelesaikan suatu persoalan yang terjadi di tempat
praktik
Nilai
20

Menurut anda bagaimana kemampuan mahasiswa dalam


mengambil inisiatif untuk mengangkat dan memberikan solusi
permasalahan yang dihadapi
Nilai

7. Pengembangan Diri
Menurut anda bagaimana perubahan sikap dan etika
mahasiswa mulai dari awal kegiatan sampai dengan akhir
kegiatan
Nilai

Menurut anda kemampuan apa yang belum dimiliki oleh


mahasiswa peserta PKL
Nilai
21

8. Masukan/Saran
(Mohon dituliskan masukan/saran mengenai pelaksanaan kegiatan PKL
ataupun masukan bagi mahasiswa/Fakultas/Perguruan Tinggi)
Saya
menyatakan
jawaban dan
nilai yang
diberikan
merupakan
yang sebenar-
benarnya.

Banjarbaru, November 2022

Penilai
22

Lampiran 4. Lembar Kendali Konsultasi Praktik Kerja Lapang

Anda mungkin juga menyukai