KUNJUNGAN LAPANGAN
PADA BALAI BENIH IKAN (BBI)
DI DESA SIPUNGGUK KECAMATAN BANGKINANG
Oleh : Kelompok 3
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Dasar-
dasar Akuakultur mengenai “Balai Benih Ikan” di Desa Sipungguk Kecamatan
bangkinang..
Semoga laporan praktikum ini bisa menambah wawasan bagi para pembaca
dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
penulis
DAFTAR ISI
Isi Halaman
KATA PENGANTAR................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR..................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................. iv
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................. 1
1.2 Tujuan dan Manfaat Praktikum ...................................... 1
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karakteristik Ikan Patin ................................................. 2
2.2 Bahan Pakan .................................................................. 3
2.3 Kecernaan Pakan ...........................................................
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Lampiran Halaman
Salah satu jenis kegiatan yang dapat lakukan dalam menghambat aktivitas
mikroorganisme adalah kegiatan pengasapan. Pengasapan dapat memberikan
keuntungan diantaranya yaitu aroma yang sedap, warna yang khas, tekstur daging
yang lezat. Inilah, diantaranya membuat konsumen tertarik untuk mengkonsumsi
produk ikan asap (Arif, et al., 2015 dalam Ghazali et al., 2014).
Proses pengolahan ikan asap yang dilakukan pada prinsipnya sama, untuk
pengolah kecil ataupun besar mulai bahan baku, pencucian, penirisan,
penyusunan hingga pengasapan. Namun masalah sanitasi diseluruh unit
pengolahan ikan asap tidak seluruhnya menerapkan program sanitasi, untuk
meningkatkan kualitas ikan patin asap yang terjamin aman untuk dikonsumsi
maka dirasa perlu untuk dilaksanakan suatu tindakan agar perbaikan terhadap
kehigenisan suatu produk (Susianawati, et al., 2007).
Habitat ikan patin adalah di tepi sungai-sungai besar dan muara-muara sungai
serta danau. Di lihat dari bentuk mulut ikan patin yang letaknya sedikit agak ke
bawah, maka ikan patin termasuk ikan yang hidup di dasar perairan. Patin dikenal
sebagai hewan yang bersifat nocturnal yaitu beraktifitas di malam hari. Ikan ini
suka bersembunyi di liang-liang tepi sungai. Benih ikan patin di alam biasanya
bergerombol dan sesekali muncul di permukaan air untuk menghirup oksigen
langsung di udara menjelang fajar. Media atau lingkungan untuk budidaya ikan
patin yang dibutuhkan tidaklah rumit, karena patin merupakan golongan ikan
yang mampu bertahan hidup dalam lingkungan perairan yang buruk, namun ikan
patin lebih menyukai perairan dengan kondisi yang baik (Kordi, 2010).
Kelangsungan hidup ikan sangat dipengaruhi oleh kualitas air, karena air
merupakan media tumbuh sehingga harus memenuhi syarat dan harus
diperhatikan kualitas airnya, seperti suhu, kandungan oksigen terlarut (DO) dan
keasaman (pH). Menurut Kordi (2010), Media air yang digunakan untuk
pemeliharaan ikan patin 7 harus memenuhi kebutuhan optimal ikan, yaitu suhu
25-33°C, oksigen terlarut 5-6 ppm dan pH 7-8,5.
2.2 Karakteristik Ikan Nila
Ikan Nila secara morfologi memiliki bentuk tubuh pipih, sisik besar dan
kasar, kepala relatif kecil, mata tampak menonjol dan besar, tepi mata berwarna
putih dan garis linea lateralis terputus dan terbagi dua. Ikan nila adalah sejenis
ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diintroduksi dari Afrika, tepatnya Afrika bagian
timur, pada tahun 1969, dan kini menjadi ikan peliharaan yang populer di kolam-
kolam air tawar di Indonesia sekaligus hama di setiap sungai dan danau
Indonesia.
Kualitas suatu pakan akan dipengaruhi oleh komposisi bahan baku yang
digunakan. Semakin banyak sumber protein yang digunakan, maka semakin baik
pula kualitas pakan tersebut. Protein merupakan komponen organik terbesar
dalam jaringan tubuh ikan karena sekitar 65-75% total bobot ikan terdiri dari
protein (Halver, 1989). Protein dalam pakan akan diserap dan dimanfaatkan
untuk membangun ataupun memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, serta sangat
efisien sebagai sumber energi (Lovell, 1988). Oleh sebab itu pemakaian bahan
baku dengan kandungan protein yang sesuai dengan kebutuhan sangat baik dalam
menunjang pertumbuhan dan perkembangan ikan.
Kegiatan praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 Oktober pukul 10.00
- 14.00 WIB. Bertempat di Desa Sipungguk, kecamatan Bangkinang, Provinsi
Riau.
Adapun alat yang digunakan selama praktikum ini dapat dilihat pada dibawah
ini :
Tabel. 1 Alat yang digunakan
No. Alat Fungsi
1. Modul dan alat tulis Mencatat data yang diperoleh
2. Handphone Mendokumentasikan hasil praktikum lapangan
Penelitian ini bertempat Balai benih ikan (BBI) yang lokasinya bertepatan
di desa sipungguk, kecamatan Bangkinang. Pada pukul 10:00-14:00 WIB.
Bentuk wadah yang dugunakan yaitu persegi panjang dan jenis wadahnya
yaitu kolam beton yang dimana letaknya di Outdoor yang berukuran panjang 30
meter dan lebar 15 meter serta ketinggian 1 meter dan jumlah wadah yang
digunakan sebanyak 4 buah
Sumber air yang digunakan yaitu sungai dengan ketinggian air 2 meter
yang dimana suhu nya yaitu 30 derajat celcius, yang berukuran ph 5,5 serta
treatmen air nya berasal dari sinar uv
4.6 Panen
alat yang digunakan untuk panen yaitu tangguk, jaring, pembatas serta
ember. proses panen dilakukan dengan cara tangkaplah bibit ikan lalu pindahkan
induknya. Jika panen dalam satu kali produksi panen ikan ini bisa dilakukan
beberapa kali tergantung konsumen yang datang atau jika ada pembeli.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Untuk pengembangan dan perluasan usaha pada lahan yang baru sebaiknya
pemerintah memperbaiki infrastukur jalan dan membuat design pengembangan
kolam sehingga lebih tertata dengan baik dan dapat dijadikan sebagai satu
alternatif untuk daerah tujuan wisata di Provinsi Riau.
DAFTAR PUSTAKA