KARYA ILMIAH
Disusun oleh:
Marthina Thasia Aibui
14455444417007
i
LEMBAR PENGESAHAN
KARYA ILMIAH
Disusun oleh:
Marthima Thasia Aibui
14455444417007
Menyetujui:
Mengetahui:
Segala puji dan syukur Penulis panjatkan atas Kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa atas segala rahmat dan lindungan-Nya, sehingga Penulis dapat
menyelesaikan penulisan Karya Ilmiah pada waktunya.
Penulis melaksanakan Karya Ilmiah dengan judul “Teknik Pengawetan Ikan
Kerapu Dengan Metode Pengasapan Panas di Kampung Pasi Distrik Aimando
Kabupaten Biak Numfor” dengan harapan agar Karya Ilmiah ini dapat
memberikan informasi tentang pengolahan ikan kerapu asap.
Atas terselesaikannya penulisan Karya Ilmiah ini Penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Pdt. J.M. Leunufna, S.Th., M.M.Pd. sebagai Ketua Yayasan Kamasan Biak –
Papua.
2. Selfinus Pattiasina, S.Pi., M.Si. sebagai Direktur Akademi Perikanan Kamasan
Biak (Akperik Biak).
3. Desener Ongge, S.Pi., M.Si. sebagai Wakil Direktur I Bidang Akademik
Akperik Biak sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I.
4. Ariantje Pattipeilohy, S.Pi., M.Si. sebagai Ketua Program Studi Pengolahan
Hasil Perikanan (PHP).
5. Costavina Papialy, S.Pi. sebagai Sekretaris Program Studi PHP sekaligus
sebagai Dosen Pembimbing II.
6. Ayah dan Ibu tercinta serta seluruh keluarga yang turut memberikan doa dan
dukungan kepada Penulis.
7. Rekan-rekan mahasiswa Akademi Perikanan Kamasan Biak yang turut
memberikan motivasi kepada Penulis.
Kritik dan saran atas penulisan Karya Ilmiah ini sangat penulis harapkan
dan semoga Karya Ilmiah ini bermanfaat bagi para pembacanya.
Biak, November 2020
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................... ii
RINGKASAN............................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR.................................................................................................. iv
DAFTAR ISI................................................................................................................ v
DAFTAR TABEL........................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Tujuan................................................................................................. 2
1.3 Manfaat............................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 3
2.1 Deskripsi Ikan..................................................................................... 3
2.2 Prinsip Pengasapan Ikan...................................................................... 4
2.3 Deskripsi Bahan Baku......................................................................... 5
2.4 Macam-Macam Pengasapan Ikan........................................................ 6
2.5 Bahan-bahan Pengasapan Ikan............................................................ 7
2.6 Senyawa Kimia Dalam Pengasapan.................................................... 8
2.7 Karsinogenik Pada Pengasapan Ikan................................................... 9
BAB III METODE PRAKTIK............................................................................... 10
3.1 Bahan dan Alat.................................................................................... 10
3.2 Waktu dan Tempat.............................................................................. 10
3.3 Metode Praktik................................................................................... 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 12
4.1 Keadaan Umum Lokasi Praktik Kerja Lapangan (PKL)............. 12
4.2 Pengolahan Ikan Asap................................................................. 13
4.3 Pengujian Sensori......................................................................... 14
4.4 Pengujian Kadar Air.................................................................... 14
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 16
5.1 Kesimpulan.................................................................................. 16
5.2 Saran............................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 17
LAMPIRAN........................................................................................................ 19
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Komposisi Ikan Segar per 100 gram Bahan.................................. 3
Tabel 2. Syarat Mutu dan Keamanan Produk Ikan Asap............................. 9
Tabel 3. Jumblah Penduduk menurut jenis kelamin.................................... 12
Tabel 4. Jumblah Penduduk dan Mata Pencaharian.................................... 13
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Skema Proses Pengasapan Ikan Kerapu........................................ 11
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Keterangan Praktik Kerja Lapangan (PKL)......................... 20
Lampiran 2. Lembar Penilaian Sensori Ikan Asap............................................. 21
Lampiran 3. Perhitungan Uji Sensori................................................................. 22
Lampiran 4. Perhitungan Uji Kadar Air............................................................. 23
Lampiran 5. Dokumentasi PKL.......................................................................... 24
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
1. Melakukan proses pengasapan ikan kerapu.
2. Melakukan Uji Sensori dan uji kadar air ikan kerapu asap.
1.3 Manfaat
1. Untuk mengetahui proses pembuatan ikan asap dan meningkatkan ketrampilan
masyarakat dalam pengolaan tentang ikan asap.
2. Untuk mengetahui nilai Uji Sensori dan uji kadar air ikan asap. Sebagai upaya
untuk mengembangkan produk.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan Kerapu merupakan salah satu sumber protein hewani dan juga
sangat tinggi kandungan Selenium tertinggi dengan 36.5 mcg (52%), Protein 19.4
g(39%) , dan Fosfor 162 mg (16%). Oleh sebab itu peningkatan konsumsi ikan
kerapu sangat perlu mengingat kandungan protein hewaninya yang banyak dan
sangat bermanfaat bagi yang mengonsumsi ikan kerapu, Namun ikan cepat
mengalami proses pembusukan kalau tidak segera diolah, pengasapan ikan kerapu
merupakan salah satu cara pengawetan ikan secara tradisional bertujuan untuk
mengurangi kadar air dalam tubuh ikan, sehingga mendapatkan hasil awetan yang
bermutu tinggi utuk diperlakukan dengan baik selama proses pengawetan atau
pengasapan seperti menjaga kebersihan bahan dan alat yang digunakan
menggunakan ikan segar dan air garam yang bersih, ada bermacam macam
pengasapan tradisional.
Protein 17,00
Lemak 4,50
Mineral dan vitamin 2,52-4,50
(Sumber :http://komunitaspenyuluhperikanan.blogspot.com/2015/02/ikan-asap.html)
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa ikan mempunyai nilai protein
tinggi, dan kandungan lemaknya rendah sehingga banyak memberikan manfaat
kesehatan bagi tubuh manusia. Ikan merupakan makanan utama sebagai lauk
sehari-hari yang memberikan efek awet muda dan harapan hidup lebih tinggi.
Pengolahan ikan dengan berbagai cara dan rasa menyebabkan orang
mengkonsumsi ikan lebih banyak.
2.2 Prinsip Pengasapan Ikan
3
Prinsip pengasapan ikan kerapu, pertama untuk mendapatkan daya awet
yang dihasilkan asap dan untuk memberikan aroma yang khas tanpa peduli
kemampuan daya awetnya.
Pengasapan merupakan cara pengolahan atau pengawetan dengan
memanfaatkan kombinasi perlakuan pengeringan dan pemberian senyawa kimia
alami dari hasil pembakaran bahan bakar alami. Melalui pembakaran akan
terbentuk senyawa asap dalam bentuk uap dan butiran-butiran tar serta dihasilkan
panas. Senyawa asap tersebut menempel pada ikan dan terlarut dalam lapisan air
yang ada di permukaan tubuh ikan, sehingga terbentuk aroma dan rasa yang khas
pada produk dan warnanya menjadi keemasan atau kecoklatan.
Proses pengasapan ikan pada mulanya masih dilakukan secara tradisional
yang ditujukan untuk pengawetan. Dalam perkembangannya asap cair ditujukan
untuk memberikan efek terhadap aroma, rasa dan warna yang spesifik. Beberapa
jenis limbah pertanian seperti bonggol jagung, sekam padi, ampas tebu, kulit
kacang tanah, tempurung dan sabut kelapa, perdu, kayu mangrove, sejenis pinus,
dan lain-lain, berpotensi memiliki kandungan senyawa antioksidan fenol dan
antibakteri yang dapat mengawetkan dan memberi rasa sedap spesifik pada
produk ikan asap.
Komposisi asap dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya jenis kayu,
kadar air kayu dan suhu pembakaran yang digunakan. Jenis kayu yang mengalami
pirolisis menentukan komposisi asap. Kayu keras pada umumnya mempunyai
komposisi yang berbeda dengan kayu lunak. Kayu keras (misalnya kayu oak dan
beech) adalah paling umum digunakan karena pirolisis terhadap kayu keras akan
menghasilkan aroma yang lebih unggul, lebih kaya kandungan senyawa aromatik
dan senaywa asamnya 8 dibandingkan kayu lunak (kayu yang mengandung resin).
Warna kuning emas pada ikan asap disebabkan oleh reaksi antara fenol
dan oksigen dari udara, yang kemungkinan terjadi setelah unsur asap tersebut
mengalami pengendapan saat pengasapan. sedangkan warna mengkilat pada ikan
asap disebabkan lapisan damar tiruan yang dihasilkan oleh reaksi fenol dari
golongan pirigalol dengan oksigen dari udara. Proses oksidasi ini akan lebih cepat
4
terjadi apabila keadaan sekeliling bersifat alkalis. Senyawa fenolik yang
terkandung dalam daun sirih. dapat menghambat oksidasi lemak sehingga
mencegah kerusakan lemak. Kandungan senyalva fenolik pada ekstrak daun sirih
seperti eugenol, kavikol dan hidrokavikol dapat menghambat oksidasi lemak.
Pengasapan dapat didefinisikan sebagai proses penetrasi senyawa volatil
pada ikan yang dihasilkan dari pembakaran kayu yang dapat menghasilkan produk
dengan rasa dan aroma spesifik umur simpan yang lama karena aktivitas anti
bakteri, menghambat aktivitas enzimatis pada ikan sehingga dapat mempengaruhi
kualitas ikan asap. Senyawa kimia dari asap kayu umumnya berupa fenol (yang
berperan sebagai antioksidan), asam organik, alkohol, karbonil, hidrokarbon dan
senyawa nitrogen seperti nitro oksida, aldehid, keton, ester, eter, yang menempel
pada permukaan dan selanjutnya menembus ke dalam daging ikan.
Ikan kerapu merupakan salah satu jenis ikan laut yang biasanya hidup di
karang-karang ada 46 jenis ikan kerapu di dunia. Yang umumnya di temukan di
perairan Indonesia saat ini adalah kerapu bebek/tikus, kerapu lumpur, kerapu
kertang, kerapu karang, kerapu pasir dan kerapu sunuk.
Secara umum kerapu memiliki cirri-ciri badan sebagai berikut :
1. Bentuk tubuh pipih, yaitu lebar tubuh lebih kecil daripada panjang dan
tinggi tubuh.
2. Rahang atasa dan bawah dilengkapi dengan gigi yang lancip dan kuat.
3. Mulut dan leher, serong keatas dengan bibir bawah yang sedikit menonjol
melebihi bibir atas.
4. Sirip ekor berbentuk pudar, sirip punggung tunggal dan memanjang dimana
bagian yang berjari-jari keras kurang lebih sama dengan jari-jari lunak.
5. Posisi sirip perut berada di bawah sirip dada.
6. Badan ditutupi sirip kecil yang bersisik stenoid.
5
Berdasarkan suhu yang digunakan, dikenal dua macam pengasapan :
yaitu pengasapan panas dan pengasapan dingin. Pengasapan panas menggunakan
suhu sebesar atau melebihi 100ºC. Sebelum pengasapan dimulai, biasanya
dilakukan pemanasan terlebih dahulu dengan tujuan guna menurunkan kadar air
bahan sehingga sesuai untuk pengasapan. Pengawetan dan pengawasan
merupakan cara mengawet ikan dengan cara menggunakan asap yang berasal dari
pembakaran kayu atau bahan organik lainnya. Pengasapan adalah salah satu cara
memasak memberi aroma atau proses pengawetan bahan makanan atau ikan yang
diberikan bahan pengawetan atau pengasapan yang dihasilkan dari kayu bakar.
Pada pengasapan panas, ikan dianggap siap untuk diasapi bila kulitnya
nampak kering dan bagian daging terpisah dari tulangnya. Biasanya pengeringan
sebagian tersebut dilakukan dalam kondisi corong dan lubang abu yang terbuka
lebar, disertai hembusan angin yang kuat, sehingga produksi asap tidak terjadi.
Pada pengasapan panas, suhu pengeringan yang dipakai dapat berkisar antara 75o
dan 80oC. Sedang pada pengasapan dingin, pengeringan dilakukan dengan jalan
menghembuskan udara hangat; dengan memanaskan bahan secara langsung di
rumah asap melalui pembakaran kayu secara sempurna, ataupun dengan
mengering-anginkan bahan di udara terbuka (Yulstiani, 2008).
Pengasapan adalah suatu teknik pengawetan dengan menggunakan asap
dari hasil pembakaran kayu atau bahan bakar lainnya. Selain untuk mengawetkan,
pengasapan berfungsi memberi aroma serta rasa yang khas pada daging ikan.
Pengasapan juga dapat membunuh bakteri dan daya bunuh dari asap tersebut
tergantung pada suhu pengasapan dan lama pengasapan. Makin lama ikan diasapi
maka makin banyak senyawa kimia yang terbentuk selama pembakaran, demikian
pula makin banyak zal-zal pengawet yang mengendap pada ikan asap, dengan
demikian akan lebih lama daya awet ikan asap tersebut. Yang dapat meningkatkan
daya awet selama pengasapan bukan asap melainkan unsurunsur kimia yang ada
di dalam asap yang dapat berperan sebagai disenfektan, pemberi warna, memberi
citarasa, dan aroma ikan. Kondesat asap dapat bersifat antioksidan walaupun pada
konsentrasi rendah, sementara pengaruh utama dari degradasi lipida adalah
6
meningkatnya secara estetik rasa dan bau yang tidak disenangi (Sanger, 2010).
7
pada ikan yang dihasilkan dari pembakaran kayu yang dapat menghasilkan produk
dengan rasa dan aroma spesifik umur simpan yang lama karena aktivitas anti
bakteri, menghambat aktivitas enzimatis pada ikan sehingga dapat mempengaruhi
kualitas ikan asap. Senyawa kimia dari asap kayu umumnya berupa fenol (yang
berperan sebagai antioksidan), asam organik, alkohol, karbonil, hidrokarbon dan
senyawa nitrogen seperti nitro oksida, aldehid, keton, ester, eter, yang menempel
pada permukaan dan selanjutnya menembus ke dalam daging ikan (Isamu, 2012).
8
penelis standar adalah orang yang memilki kepekaan tinggi. Pengetahuan dan
pengalaman mengenai pengujian organoleptik/sensori (Badan Standardisasi
Nasional 2006).
Nilai Sensori ikan asap menurut SNI No. 01-2725-2013 adalah 7 dengan
kriteria kenampakan menarik dan bersih, bau asap cukup tanpa ada tambahan
mengganggu, rasa enak, konsistensi padat, kompak serta kering antar jaringan.
Persyaratan mutu ikan asap menurut SNI.
Tabel 2. Syarat Mutu dan Keamanan Produk Ikan Asap
Jenis Uji Satuan Persyaratan Mutu
A. Sensori
· Nilai minimum 7
· Kapang Tidak tampak
B. Cemaran Mikroba
· ALT, maksimum CFU / gram 5x105
· Escheriscia coli APM / gram <3
· Salmonella sp.* Per 25 gram Negatif
· Stapilococus aureus* Per 25 gram Negatif
C. Cemaran Kimia
· Air, maksimum % b/b 60
· Garam, Maksimum % b/b 4
· Abu, tidak larut dalam % b/b 1,5
Asam, maksimum
BAB III
METODE PRAKTIK
9
3.1 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan untuk pengasapan adalah ikan kerapu, air tawar
dan garam. Sedangkan alat yang digunakan adalah Pisau, Baskom/ Ember, Kayu
Keras, tempurung kelapa, Rak Pengasapan.
Pada tahap ini, pembersihan yang dilakukan adalah pembersihan sisik dan
insan ikan, pencucian ikan kerapu dengan menggunakan air sampai bersih,
Setelah bersih bahan baku ikan kerapu tersebut di masukan pada tempat yang
disediakan yaitu berupa ember / loyang yang sudah disiapkan.
Perendaman dengan air garam
Ikan direndam dalam air garam selama 15 menit.
Pengasapan
Ikan kerapu sebanyak 2 kg yang sudah disiapkan dan dimasukan ke dalam
rak pengasapan yang sudah disiapkan kayu dan api kemudian ditutup dengan daun
kelapa atau seng dan ditunggu beberapa jam atau waktu sangat lama kemudian
cek atau dibalik sampai sudah berwarna kecoklatan dan rasa baunya sedap.
Ikan Kerapu
10
Pembersihan sisik, isi perut dan insang
Pengasapan Panas
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dilihat dari sumber daya perikanan di lokasi praktik kerja lapangan ternyata
potensial perikanan untuk dikembangkan dengan sarana dan prasarana perikanan
yang ada di kampung pasi terdiri dari ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil dan
ikan karang.
Sarana dan prasarana yang digunakan oleh masyarakat Kampung Pasi
dalam bidang Perikanan yakni Perahu dengan motor temple 20 unit, perahu
dayung 10 unit.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari uraian pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa :
1. Teknik pengolahan ikan kerapu asap yang dilakukan bersama masyarakat kampung
Pasi masih sangat sederhana (tradisional) dengan memanfaatkan peralatan yang ada
di sekitar.
2. Ikan kerapu asap ini memiliki kualitas mutu produk yang layak konsumsi karena
telah lulus uji keamanan pangan dan kelayakan konsumsi. Hal ini dibuktikan
dengan hasil uji Sensori yakni 8,0 (minimal 7,0 berdasarkan SNI 01-2725-2013)
dan nilai uji kadar air 18,0 % (maksimal 60 % berdasarkan SNI 01-2725-2013).
5.2 Saran
1. Perlu pengamatan lebih lanjut untuk menguji daya awet atau lama penyimpanan ikan
kerapu asap.
2. Perlu penyampaian informasi melalui sosialisasi kepada masyarakat dengan ikan
kerapu asap layak untuk di konsumsi karena memenuhi standart yang di tentukan
oleh SNI.
DAFTAR PUSTAKA
Perhitungan :
A = 58,9
B = 60,9
C = 60,54
B−C
KA = × 100 %
B− A
= 60,9 – 60,54 × 100 %
60,9 – 58,9
= 0,36 × 100 %
= 18 %
Jadi kadar air produk ikan kerapu asap adalah 18 % dan memenuhi
persyaratan mutu dan keamanan produk ikan kerapu asap dimana (maksimal 60
% berdasarkan SNI 01-2725-2013).