Anda di halaman 1dari 38

PANEN DAN PASCA PANEN PADA KOLAM PENDEDERAN

IKAN MAS (Cyprinus carpio L.) DI UPTD BALAI BENIH IKAN


AIR TAWAR BONTOMANAI KABUPATEN GOWA

TUGAS AKHIR

Oleh:
FULIANA SARI
1522010034

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERIKANAN


JURUSAN BUDIDAYA PERIKANAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP
2018

i
HALAMAN PENGESAHAN

PANEN DAN PASCA PANEN PADA KOLAM PENDEDERAN


IKAN MAS (Cyprinus carpio L.) DI UPTD BALAI BENIH IKAN
AIR TAWAR BONTOMANAI KABUPATEN GOWA

TUGAS AKHIR

Oleh:
FULIANA SARI
1522010034

Tugas Akhir ini sebagai Syarat untuk Menyelesaikan Studi pada


Program Studi Budidaya perikanan Jurusan Budidaya Perikanan
Politeknik Pertanian Negeri Pangkep

Telah Diperiksa dan Disetujui oleh:

Tanggal Lulus: 09 Juli 2018

ii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI

Judul : Panen dan Pasca Panen pada Kolam Pendederan Ikan Mas
(Cyprinus carpio L.) di UPTD Balai Benih Ikan Air Tawar
Bontomanai Kabupaten Gowa

Nama : FULIANA SARI

Nim : 1522010034

Program Studi : Budidaya Perikanan

Jurusan : Budidaya Perikanan

Menyetujui,
Tim Penguji :

1. Ir. Alimuddin, M.Si.

2. Dr. Ir. Ahmad Ghufron Mustofa, M.Si.

3. Dr. Ir. Amrullah, M.Si.

4. Mulyati, S.Pi., M.Si.

iii
HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,

dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Pangkep , Agustus 2018


Yang menyatakan,

Fuliana Sari

iv
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat

rahmat dan nikmat-Nya berupa akal dan pikiran serta kesehatan, sehingga penulis

dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir dengan judul “Panen dan

PascaPanen Pada Pembesaran Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) di Kolam Air

Tenang “Balai Benih Ikan Air Tawar (BBIAT) Bontomanai” sebagai salah satu

persyaratan untuk menyelesaikan studi pada Jurusan Budidaya Perikanan

Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

Tidak lupa pula penulis kirimkan salawat dan taslim kepada junjungan

Nabi Muhammad SAW, manusia pilihan pembawa rahmat segenap alam serta

sebagai contoh suri teladan yang terbaik bagi umat manusia.

Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada

Bapak Ir. Alimuddin, M.Si dan Bapak Dr. Ir. Ahmad Ghufron Mustofa, M.Si.

selaku pembimbing pertama dan pembimbing anggota yang telah mengorbankan

waktu serta meberikan arahan kepada penulis sehingga penulis mampu

menyelesaikan laporan tugas akhir tepat pada waktunya dan tak lupa penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Terkhusus kepada kedua orang tua tercinta yang telah mengorbankan tenaga

dan pikiran serta memberikan dukungan moril dan materi untuk masa depan

penulis;

2. Bapak Wahyuddin Natsir, S.Pi. selaku Pembimbing Lapangan di Instalasi

Kolam Air Tenang BBIAT Bontomanai;

3. Bapak Dr. Ir.Darmawan, M.P. selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri

4. Bapak Ir. Rimal Hamal, M.P. selaku Ketua Jurusan Budidaya Perikanan;

v
5. Dosen, pegawai dan teknisi Jurusan Budidaya Perikanan Politeknik Pertanian

Negeri Pangkep yang telah membekali ilmu kepada penulis selama aktif

mengikuti kegiatan akademik;

6. Rekan-rekan mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Pangkep terkhusus

angkatan XXVIII Budidaya Perikanan;

Oleh karena keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki maka upaya

untuk menuangkan segala yang terbaik dalam tugas akhir ini masih jauh dari

kesempurnaan. Namun penulis berharap semoga karya tulis yang sederhana ini

bermanfaat untuk pengembangan ilmu perikanan di masa yang akan datang.

Pangkep, Agustus 2018

Penulis

vi
DAFTAR ISI

Hal.
HALAMAN JUDUL................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN .................................................................. iv
KATA PENGANTAR .............................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xi
ABSTRAK ............................................................................................... xii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................... 1
1.2. Tujuan dan Manfaat ............................................................ 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi dan Morfologi .................................................. 3
2.2. Habitat ................................................................................ 4
2.3. Siklus Hidup Ikan Mas ........................................................ 4
2.4. Makanan dan Kebiasaan Makan ......................................... 6
2.5. Pendederan .......................................................................... 6
2.6. Panen ................................................................................... 7
2.7. Pasca Panen ......................................................................... 7
BAB III. METODOLOGI KEGIATAN
3.1. Waktu dan Tempat............................................................. 8
3.2. Alat dan Bahan ................................................................. 8
3.3. Metode Pengumpulan Data ............................................... 8
3.3.1. Metode Observasi ..................................................... 8
3.3.2. Studi Pustaka............................................................. 9
3.4. Metode Pelaksanaan ......................................................... 9
3.4.1. Panen ....................................................................... 9

vii
3.4.2. Pasca Panen ............................................................. 9
3.5. Parameter yang Diamati dan Analisis Data ....................... 10
3.5.1. Parameter yang Diamati .......................................... 10
3.5.2. Analisa Data ............................................................ 11
BAB IV. KEADAAN LOKASI
4.1. Letak Lokasi ..................................................................... 13
4.2. Letak Geografis dan Keadaan Sekitarya .......................... 13
4.3. Struktur Organisasi ........................................................... 13
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Panen ................................................................................ 15
5.2. Pasca Panen ...................................................................... 16
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan ........................................................................ 18
6.2. Saran .................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

viii
DAFTAR TABEL

Hal.
Tabel 3.1. Alat dan Bahan yang Digunakan pada Kegiatan Panen
Ikan Mas ................................................................................. 8
Tabel 5.1 . Hasil Panen Ikan Mas di UPTD BBIAT Bontomanai pada
Kolam A6 ................................................................................ 15

ix
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 2.1. Morfologi Ikan Mas ( Cyprinus carpio L.) .......................... 4
Gambar 4.1 .Struktur Organisasi UPTD BBIAT Bontomanai .................. 14

x
DAFTAR LAMPIRAN

Hal.
Lampiran 1. Denah UPTD BBIAT Bontomanai Kab.Gowa ...................... 20
Lampiran 2. Denah Kolam UPTD BBIAT Bontomanai Kab. Gowa ........ 21
Lampiran 3. Skema Produktivitas ............................................................. 24
Lampiran 4. Kegiatan Panen pada Kolam Pemeliharaan .......................... 25

xi
ABSTRAK

FULIANA SARI, 15 22 01 11 34. Panen dan Pasca Panen pada Kolam

Pendederan Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) di UPTD Balai Benih Ikan Air

Tawar Bontomanai Kabupaten Gowa. Dibimbing oleh Alimuddin dan Ahmad

Ghufron Mustafa.

Ikan mas (Cyprinus carpio L.) merupakan jenis ikan air tawar yang
banyak dikomsumsi. jenis ikan ini banyak disukai oleh konsumen dan
permintaanya terus meningkat. Tingginya permintaan ikan mas mendorong petani
ikan untuk meningkatkan budidaya kearah yang lebih baik. Usaha perikanan
budidaya khususnya air tawar memiliki prospek yang sangat baik karena sampai
sekarang ikan konsumsi, baik berupa ikan segar maupun bentuk olahan, masih
belum mencukupi kebutuhan konsumen.

Tujuan dari penulisan laporan tugas akhir ini, yaitu untuk memperdalam
pengetahuan tentang panen dan pasca panen pada kolam pendederan ikan mas
(Cyprinus carpio L) dikolam air tenang. Sedangkan manfaat dari penulisan tugas
akhir ini adalah untuk memperluas wawasan dan kompetensi keahlian dalam
berkarya di masyarakat kelak khususnya pada bidang panen dan pasca panen
pada kolam pendederan ikan mas dikolam air tenang.
Tugas akhir ini disusun berdasarkan Kegiatan Pengalaman Kerja Praktik
Mahasiswa (PKPM) yang dilaksanakan pada tanggal 05 Februari sampai 05 Mei
2018 di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Benih Ikan Air Tawar
Bontomanai Kabupaten Gowa.
Pemanenan dilakukan pada tahap akhir pemeliharaan, dengan awal
penebaran 1.500 selama pemeliharaan 70 hari jumlah ikan yang panen sebanyak
yaitu 1.483, dengan jumlah pakan yang terhabiskan 135.92 kg, tingkat
kelangsungan hidup (SR) 98%. Dan konversi pakan (FCR) 1.3.pasca panen
dilakukan melalui beberapa tahap yaitu: penampungan ikan, pemberokan,
penyortiran,penimbangan,pengemasan, pengakutan.

Kata kunci: Ikan mas, panen, pasca panen.

xii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Ikan mas (Cyprinus carpio L.) merupakan jenis ikan air tawar yang

banyak dikomsumsi. Budidaya ikan mas di Indonesia banyak dilakukan, baik

budidaya pembesaran di kolam, sawah, maupun dalam keramba perairan umum

(Purwaningsih, 2013). Ikan mas mempunyai sifat unggul di antaranya, mudah

dalam pemeliharaan, pertumbuhannya cepat, dan mempunyai nilai ekonomis

penting sehingga banyak dibudidayakan. Produktivitas ikan mas di Provinsi Jawa

Tengah pada tahun 2013 sebesar 8.7007 ton pada tahun 2014 meningkat menjadi

10.377 ton (Kementrian Perikanan dan Kelautan, 2013) jenis ikan ini banyak

disukai oleh konsumen dan permintaanya terus meningkat. Tingginya permintaan

ikan mas mendorong petani ikan untuk meningkatkan budidaya kearah yang lebih

baik intensif dengan menambah padat penebaran yang diikuti dengan penambahan

pemberian pakan.

Usaha perikanan mencakup budidaya, penangkapan dan pasca panen.

Usaha perikanan budidaya khususnya air tawar memiliki prospek yang sangat

baik karena sampai sekarang ikan konsumsi, baik berupa ikan segar maupun

bentuk olahan, masih belum mencukupi kebutuhan konsumen. Kebutuhan akan

ikan bagi masyarakat pun semakin meningkat seiring kebutuhan akan pemenuhan

gizi. Maka usaha perikanan termasuk perikanan air tawar harus dipacu oleh

berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta untuk terus dikembangkan

(Khairuman,2011)

1
1.1 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari penulisan laporan tugas akhir ini yaitu untuk memperdalam

pengetahuan tentang Panen dan Pasca Panen pada kolam Pendederan Ikan Mas

(Cyprinus carpio L.) di kolam air tenang.

Manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk memperluas wawasan

dan kompetensi keahlian dalam berkarya di masyarakat kelak khususnya pada

bidang Panen dan Pasca Panen pada kolam Pendederan Ikan Mas di kolam air

tenang.

2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi

Klasifikasi ikan mas ( Cyprinus carpio L.) menurut Saain ( 1984) yaitu,

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Subfilum : Pisces

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Cpyriniformes

Famili : Cyprinidae

Subfamili : Cyprininae

Genus : Cyprinus

Spesies : Cyprinus Carpio L.

Ciri morfologi ikan mas agak memanjang memipih tegak. Mulutnya

terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan (protaktil) bagian ujung

mulut memiliki dua pasang sungut. Di ujung dalam mulut terdapat gigi

kerongkongan yang tersusun dari tiga baris gigi geraham. Secara umum, hampir

seluruh ikan mas ditutupi oleh sisik. Ikan mas berukuran relatif besar

digolongkan kedalam sisik tipe lingkaran (sikloid), sirip punggung (dorsal)

memanjang dan bagian belakangnya berjari keras, sementara sirip ketiga dan

keempatnya bergerigi, letak sirip punggungnya berseberangan dengan

permukaan sirip perut pada ikan mas yang tergolong lengkap, berada di

pertengahan tubuh dengan posisi melintang dari tutup insang sampai keujung

pangkal ekor (Cahyono 2000). Morfologi ikan mas dapat lihat pada Gambar 2.1.

3
3 4
2

1
1 6
8 7
1

Keterangan:

1. Mulut 5. Sirip ekor


2. Mata 6. Sirip anus
3. Tutup insang 7. Sirip perut
4. Sirip punggung 8. Sirip dada
Gambar 2.1 Morfologi ikan mas ( Cyprinus carpio L.)

2.2 Habitat

Menurut Suseno (1994), ikan yang hidup pada habitat perairan tawar yang

airnya tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, seperti pinggir sungai

atau danau. Ikan mas dapat hidup dengan baik di daerah dengan ketinggian 150–

600 meter di atas permukaan laut dan pada suhu 20–300C. Meskipun tergolong

ikan air tawar, namun ikan mas kadang-kadang juga ditemukan diperairan payau

atau muara sungai yang bersalinitas (kadar garam) 25–30%.

2.3 Siklus Hidup Ikan Mas

Siklus reproduksi ikan mas dimulai didalam gonad, yakni ovarium pada

ikan betina dan testis pada ikan jantan. Ovarium pada ikan betina menghasilkan

sel telur dan testis pada ikan jantan menghasilkan spermatozoa. Ikan mas memijah

sepanjang tahun dan tidak terpengaruh oleh musim. Pemijahan alami ikan mas

terjadi pada tengah malam sampai akhir fajar. Indukan ikan mas akan lebih agresif

4
pada saat memijah. Biasanya sebelum memijah ikan mas cenderung mencari

tempat rimbunan yaitu tanaman air atau rumput yang menutupi permukaan air.

Organ yang aktif dalam poses pemijahan ikan adalah system saraf pusat dan

kelenjar pituitary. Kelenjar kedua organ tersebut adalah menstimulasi

(merangsang) aliran hormon gonadotropin masuk kedalam aliran darah dengan

adanya rangsangan hormone tersebut, terjadilah proses ovulasi telur (pembuahan).

Keadaan kondisi normal, semprotan cairan sperma dalam media air juga

menimbulkan kondisi psikologis yang dibuat spawingcondition yang secara

langsung akan mempengaruhi proses ovulasi telur.

Sifat telur ikan mas adalah menempel pada substrat. Telur ikan mas

berbentuk bulat, berwarna bening, berdiameter 1,5-1,8 dan berat 0,17-0,20 mg

ukuran telur bervariasi, tergantung dari umur dan ukuran atau berat induk.

Embrio akan tumbuh di dalam telur yang telah dibuahi oleh spermatozoa, antara

2-3 hari kemudian, telur-telur akan menetas dan tumbuh menjadi larva. Larva ikan

mas mempunyai kantong kuning telur yang berukuran relatih besar sebagai

cadangan makanan bagi larva. Kantong kuning telur tersebut akan habis dalam

waktu 2-4 hari. Larva ikan mas bersifat menempel dan bergerak vertical.

Bobotnya antara 18-20 mg. larva berubah menjadi kebul (larva stadia akhir)

dalam waktu 4-5 hari. Pada stadia kebul ini, ikan mas memerlukan pasokan

makanan dari luar untuk menunjang kehidupannya. Pakan alami kebul

terutama berasal dari zooplankton, seperti rotifer, moina, dan daphnia.

Setelah 2-3 minggu, kebul tumbuh menjadi burayak yang berukuran 1-3 cm

dan bobot 0,1-0,5 gram. Antara 2-3 minggu kemudian, burayak tumbuh menjadi

menjadi putihan (benih yang siap untuk didederkan) yang berukuran 3-5 cm dan

5
beratnya 0,5-3,5 gram. Setelah tiga bulan berubah menjadi gelondongan yang

berat per ekornya sekitar 100 gram. Gelondongan akan tumbuh terus menjadi

induk. Setelah enam bulan, berat induk ikan jantan bisa 500 gram. Sementara itu,

induk betina bisa mencapai berat 1,5 Kg setelah berumur 15 bulan. Induk-induk

ikan mas tersebut mempunyai kebiasaan mengaduk-ngaduk dasar perairan atau

dasar kolam untuk mencari makanan (Susanto 2007).

2.4 Makanan dan Kebiasaan Makan

Ikan mas tergolong jenis omnivora, yaitu ikan yang dapat memangsa

berbagai jenis makanan, baik yang berasal dari tumbuhan maupun binatang renik.

Namun, makanan utamanya adalah tumbuhan dan binatang yang terdapat di dasar

dan di tepi perairan (Khairuman, 2002).

Di kolam-kolam pemeliharaan ikanini bersifat omnivora, memakan segala

macam pakan baik jasad-jasad hewani maupun nabati, misalnya macam-macam

buah-buahan dari tumbuhan pinggir sungai, biji-bijian, udang (crustacea),

molusca, copepoda, cladosera, isopoda, amphipoda, cacing dan sisa-sisa

organisme.Jenis makanan yang dapat dimakan larva berumur sekitar 4–5 hari

adalah organisme renik berupa plankton. Selain itu ikan mas dikategorikan

sebagai ikan “bottom feeder” (Rahmawaty, 2009).

2.5 Pendederan

Pendederan adalah suatu tahap penumbuhan benih dalam budidaya

pembenihan ikan mas. Benih ikan memiliki sifat-sifat tertentu sesuai tingkatan

umur membutuhkan perlakuan yang berbeda. Kolam pendederan ikan mas harus

subur. Pada kolam yang subur tumbuh pakan alami dengan berbagai jenis, dan

ukuran serta jumlah yang melimpah. Pakan alami sangat penting untuk

6
kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih, hingga kelangsungan hidupnya

tinggi dan pertumbuhannya cepat. Persiapan kolam setiap tahapan pendederan

terdiri dari pengeringan, perbaikan pematang, pengolahan tanah dasar, perbaikan

kaamalir, pengapuran, pemupukan, serta pengairan.

2.6 Panen

Menurut Partosuwiryo dan Warseno (2011), pemanenan ikan hasil

pembesaran umumnya dilakukan secara total. Ikan mas dipanen berumur 3–4

bulan dengan berat 400–600 gram/ekor. Panen total dilakukan dengan cara

mengeringkan kolam hingga ketinggian air 10–20 cm. Petak pemanenan atau

petak penangkapan dibuat seluas 2 m2 di depan pintu pengeluaran untuk

memudahkan penangkapan. Pemanenan dilakukan pada pagi hari atau sore hari

saat keadaan tidak panas menggunakan waring halus.

2.7 Pasca Panen

Setelah selesai melalui proses pemanenan langkah selanjutnya yang

dilakukan adalah penanganan pascapanen terhadap ikan maupun ikan komsumsi

yang dihasilkan. Ikan hasil tangkapan dalam keadaan segar dan prima untuk pasar

ekspor diperlukan Penanganan pascapanen merupakan penanganan ikan setelah

diambil dari media hidupnya mulai dari proses penyimpan, pengemasan sehingga

pengiriman.

Proses penangkutan merupakan salah satu kegiatan pasca panen yang

berpengaruh besar terhadap ikan mas. Konsumen rela membanyar harga yang

lebih mahal jika ikan mas yang dijual masih dalam keadaan hidup. Karena,

lakukan pengangkutan secara hati-hati. Selama proses pengangkutan pastikan

kualitas benih harus baik, sehat dan berukuran serangam (Khairuman 2013).

7
BAB III METEDOLOGI KEGIATAN

3.1 Waktu dan Tempat

Tugas akhir ini disusun berdasarkan hasil kegiatan Pengalaman Kerja

Praktik Mahasiswa (PKPM) yang dilaksanakan pada 5 Februari sampai 5 Mei

2018 di Unit Pelakasana Teknis Daerah Balai Benih Ikan Air Tawar Bontomanai

(UPTD BBIAT), Bontomanai Kabupaten Gowa

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan Bahan yang digunakan saat panen pada kolam ikan mas di Unit

Pelaksana Teknis Daerah BBIAT Bontomanai, Kab. Gowa dapat dilihat pada

Tabel 3.1

Tabel 3.1 Alat dan Bahan yang Digunakan pada Kegiatan Panen Ikan Mas

No Alat dan Bahan Kengunaan

1. Hapa Penampungan ikan

2. Ember Wadah penangkut ikan

3. Timbangan Menimbang ikan

4. Ikan Organisme yang dibudidayakan

3.3 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir

ini adalah sebagai berikut:

3.1.1 Metode Observasi

Data yang diperoleh dengan cara mengamati, menghitung, atau mengukur

secara langsung, serta wawancara langsung dengan pembimbing lapangan pada

saat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan panen ikan mas pada kolam A6.

8
3.3.2 Studi Pustaka

Data yang diperoleh dengan cara penelusuran literatur dan pustaka yang

relevan dengan judul tugas akhir sebagai penunjang dari data primer.

3.4 Metode Pelaksanaan

3.4.1 Panen

a. Panen Selektif

Panen selektif dilakukan tanpa pengeringan kolan ikan yang akan di panen

dipilih dengan ukuran tertentu untuk pemanenan dan tergantung dari permintaan

konsumen pemanenan di lakukan dengan menggunakan waring.

b. Panen Total

Panen total dilakukan untuk menangkap atau memanen ikan hasil

pembesaran umur ikan yang dipanen berkisar antara 3–4 bulan dengan berat 30–

45 gram/ekor panen total itu dilakukan dengan cara pengeringan kolam. Hingga

ketinggian air tinggal 10–20cm. Petak pemanenan atau petak penangkapan di

buat selusa 1m persegi didepan pintu pengeluaran air, hingga memudahkan dalam

penangkapan ikan.

3.4.2 Pasca Panen

a. Penampungan Ikan

Penampungan ikan dapat dilakukan waktu 1–2 hari selama proses ini

berlangsung, ikan tidak boleh diberi pakan, kolam penampungan dapat berupa bak

penampungan yang terdiri dari penampungan ikan

b. Pemberokan

Pemberokan dapat dilakukan pada ikan yang akan diangkut ke luar daerah,

bila tidak dilakukan pemberokan maka selama penangkutan kotoran akan keluar

9
dari perutnya, dan kotoran dapat mengotori air dalam wadah angkut. Keadaan ini

dapat menerunkan kualitas air, dan bisa menjadi penyebab kematian pada ikan

yang diangkut

c. Penyortiran

Sortir memisahkaan ikan dengan ukuran teretentu agar dapat lebih

seragam

d. Penimbangan

Penimbangan ikan dapat dilakukan utuk mengetahui jumlah berat total dan

menghitung jumlah ikan tiap ukuran serta sebagai pengawasan hasil sortir

e. Pengemasan

Pengemasan adalah suatu cara untuk membuat ikan dalam kondisi

nyaman, tidak rusak, mudah, praktis, yakni selama penangkutan. Kegiatan

pengepakan membutuhkan kehati-hatian dalam kondisi hidup yang diangkut harus

tetap dalam kondisi hidup hngga sampai ketangan pembeli.

f. Pengangkutan

Pengangkutan dilakukan dalam wadah tertutup dengan suplay oksigen

secara terbatas yang telah diperhitngkan sesuai kebutuhan selama pengakutan

wadah dapat berubah kantong plastik atau kemasan lain yang tertutup.

3.5 Parameter yang Diamati dan Analisa Data

3.5.1 Parameter yang Diamati

a. Biomassa

Yaitu jumlah berat total dari suatu populasi pada periode waktu tertentu

dan biasanya dinyatakan dalam satuan berat. Biomassa dapat diestimasikan

melalui perkalian antara dengan jumlah populasi dikalikan dengan ABW ikan.

10
b. SR (Survival Rate)

Presentase pemberian pakan yang tepat akan meningkatkan pertumbuhan dan

kelangsungan hidup ikan yang dipelihara. Pengamatan kelangsungan hidup

dilakukan dengan cara mengamati ikan pada saat sampling. Rumus: jumlah ikan

yang hidup pada akhir pemeliharaan dibagi dengan jumlah ikan yang hidup

diawal pemeliharaan dikali dengan 100%.

c. FCR (Feed Convertion Ratio)

FCR (Feed Convertion Ratio) adalah suatu ukuran yang menyatakan ratio

jumlah pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg daging ikan. semakin

besar nilai FCR, semakin banyak pula pakan yang dibutuhkan untuk

menghasilkan 1 kg daging.

3.5.2 Analisa data

Berikut ini perhitungan yang digunakan selama pemeliharaan:

a. Jumlah Pakan

Menurut Halima dan Adijaya (2005), jumlah dan pakan yang diberikan

dihitung dengan menggunakan rumus:

Jumlah pakan= Biomassa X Fr

Keterangan:

Biomassa : Berat keseluruhan ikan

FR : Presentase pemberian pakan

b. Biomassa

Jumlah total berat ikan yang ada di kolam (kg)

BM = Nt X Wt

11
Keterangan:

BM : Bobot biomassa (kg)

Nt : Populasi (ekor)

Wt : bobot rata-rata

c. SR (Survival Rate)

Menurut Effendi (1979) tingkat kelangsungan hidup dapat dihitung

dengan menggunakan rumus:

𝑁𝑡
SR = × 100 %
No

Keterangan :

SR : Survival Rate / Kelangsungan Hidup

Nt : Jumlah ikan yang hidup di akhir pemeliharaan

d. FCR (Feed Conversion Ratio)

Menurut Kusriani et al (2012) Konversi pakan dapat dihitung dengan

menggunakan rumus:

F
FCR =
Bt − Bo

Keterangan:

FCR : Food Convertion Ratio / konversi pakan

F : Pakan yang dihabiskan selama pemeliharaan

Bt : Biomassa mutlak ikan diakhir pemeliharaan

Bo : Biomassa mutlak ikan diawal pemeliharaan

Bd : Biomassa mutlak ikan yang mati selama pemeliharaan

12
BAB IV KEADAAN LOKASI

4.1 Letak Lokasi

UPTD Balai Benih ikan Air Tawar Bontomanai adalah suatu unit

pengembangan budidaya ikan air tawar yang berada di bawah naungan Dinas

Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi

Selatan. UPTD Bontomanai ini terletak di Kelurahan Bontomanai, Kecamatan

Bontomarannu, Kabupaten Gowa, jaraknya sekitar 12 km dari kota Provinsi

Sulawesi Selatan dan dapat di tempuh dengan kendaraan bermotor selama kurang

lebih 45 menit sampai 1 jam.

4.2 Letak Geografis dan Keadaan Sekitar

Adapun batas-batas wilayah yaitu :

Sebelah utara : Kelurahan Bontomanai

Sebelah selatan : Desa Sokkolia

Sebelah timur : Desa Pakatto

Sebelah barat : Desa Borongloe

4.3 Struktur Organisasi

Susunan organisasi UPTD Balai Benih Ikan Berdasarkan Surat Direktorat

Jenderal Perikanan Nomor IK-010/D.4.369/1983-K, tentang pola pembenihan

Balai Benih Ikan dan panduan kerja Balai Benih Ikan. Adapun susunan organisasi

UPTD Balai Benih Ikan Air Tawar Bontomanai adalah sebagai berikut :

13
Struktur Organisasi UPTD Balai Benih Ikan Air Tawar, Bontomanai Kabupaten
Gowa dapat dilihat pada gambar 4.1

Kepala UPTD BBIAT


Bontomanai

Kepala
Sub bagian
Tata Usaha
Fungsional Umum

Analisis Analisis Pengelola Pengembangan


Potensi Benih Budidaya dan Pemasaran
Pembenihan Perikanan

Gambar 4.1 Struktur organisasi

14
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 PANEN

Panen yang dilakukan di kolam Unit Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD)

BBIAT, yaitu panen total. Kegiatan panen ini dilakukan pada pagi hari yang

bertujuan untuk menjaga kualitas ikan tersebut. Adapun data hasil panen ikan di

UPTD BBIAT pada kolam A6 dapat dilihat pada tabel 5.1

Tabel 5.1 Hasil Panen Ikan Mas di UPTD BBIAT Bontomanai pada Kolam A6

Berat rata-rata Populasi Biomassa


Pakan SR
Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir FCR
(kg) (%)
(gr/ekor) (gr/ekor) (ekor) (ekor) (kg) (kg)
4.96 70.6 1.500 1.483 7.44 104.7 135.92 98 1.3
Sumber : Data PKPM UPTD BBIAT Bontomanai 2018

Berdasarkan Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa pemanenan dilakukan hanya

satu kali yaitu panen total. Dilihat dari hasil panen total yang dilakukan dari total

biomassa ikan 104.7 kg dengan luas 500 m2. Total pakan yang digunakan selama

pemeliharan 70 hari yaitu 135.92 kg dengan biomassa yang dihasilkan 104.7 kg

sehingga FCR yang dihasilkan 1.3 hal tersebut bahwa untuk mendapatkan 1 kg

daging ikan mas dibutuhkan 1.3 kg pakan. Menurut Kusriani (2012) FCR tersebut

tergolong bagus karena yang dihasilkan di bawah 2 sehingga dapat dikatakan

pemanfaatan pakan buatan yang bagus untuk menunjang pertambahan bobot

ikan. Huet (1971) bahwa pakan konversi pakan dipengaruhi oleh sintasan,

kepadatan, bobot individu, perbedaan persentase makanan harian, aktu dan lokasi

pemeliharaan. Semakin rendah nilai konversi pakan makan semakin baik karena

sedikit jumlah makanan yang dimanfaatkan untuk meningkatkan bobot ikan.

15
Sementara tingkat kelangsungan hidup ikan didapatkan yaitu 98%.

Tingkat kelangsungan hidup ikan yang relatif besar, hal ini karenakan dengan sifat

biologi ikan yaitu memiliki toleransi terhadap kualitas air dan daya adaptasi yang

tinggi. Kemampuan ikan mas ketika menghadapi kualitas air yang buruk tidak

langsung mengalami stres. Akan tetapi, jika kualitas air tidak langsung diperbaiki

menjadi normal, maka ikan ini akan rentan terhadap infeksi bakteri, jamur dan

protozoa. Penyakit ini dapat mengakibatkan terhadap ikan, serta dapat menular

dari satu kelainnya dengan cepat, sehingga pula terjadi kemantian massal. Hal ini

sesusai juga dengan pendapat Huet (1971), pakan merupakan faktor yang

berpengaruh secara dominan terhadap pertumbuhan biota perairan (ikan dan

crustacea) karena pakan berfungsi sebagai pemasok energi untuk memacu

pertumbuhan dan mempertahankan kelangsungan hidup. Pencapaian hasil panen

tersebut tentu tidak lepas dari manajemen pakan yang baik karena itu merupakan

satu hal dalam kegiatan budidaya

5.2 PASCA PANEN

Setelah selesai melalui proses pemanenan langkah selanjutnya dilakukan

adalah penanganan pascapanen terhadap benih maupun ikan komsumsi yang

dihasilkan. Penanganan pasca panen merupakan penanganan ikan setelah diambil

dari media hidupnya mulai dari pengamasan hingga pengiriman.

Kegiatan penampungan dilakukan menampung ikan yang berukuran

komsumsi sebelum sampai ditangan komsumen. Proses penampungan

berlangsung selama 1–2 hari selama proses in ikan tidak boleh diberi pakan untuk

mengosongkan ssaluran pencernaan.

16
Pengemasan dilakukan selama kegiatan praktik merupakan pengemasan

dengan sistem tertutup. Kantong plastik berukuran 85×50 cm yang digunakan

memiliki kualitas yang baik, kantong plastik yang digunakan tidak mudah bocor,

elastis dan tebal. Kantong pengepakan dibuat dengan merangkap kantong plastik,

selanjutnya kedua ujung diikat dengan menggunakan karet berada dipertengahan

kantong. Kantong plastik yang di gunakan memiliki kualitas yang baik. Pada

pengangkutan benih berukuran 10-15 cm, jumlah benih yang ada dalam kantong

di sesuaikan dengan jarak dan waktu tempuh. Jumlah benih untuk jarak dekat

±2000 ekor, sedangkan jumlah benih untuk jarak jauh atau waktu tempuh yang

lama ±1000 ekor. Pengemasan benih ikan mas mantap dilakukan dengan
1
memberi air pada plastik ± 3 . Selanjutnya benih yang sudah ditakar dimasukkan

dalam kantong plastik dan diberi oksingen agar benih ikan mas mendapatkan

suplai oksigen selama proses penengkutan sehingga meminimalisir dan terjadinya

kematian benih ikan. Kantong plastik yang telah berisi benih ikan dan oksigen

ditutup dan diikat dengan karet dan siapa untuk di angkut.

Pengangkutan ikan dilakukan dengan menggunakan mobil angkut, ikan

yang telah dikemas diangkat ke atas mobil penangkutan dengan posisi kantong di

miringkan. Sebelum penangkutan benih, terlebih dahulu kantong pengemasan

dibasahi menggunakan air untuk menjaga agar suhu dalam plastik pengemasan

tetap terjaga sampai tujuan tertentu. Oksigen sangat diperlukan dalam

pengangkutan benih ikan melelu udara.

17
VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN

Dalam melakukan panen ikan mas ada dua cara yaitu dengan

menggunakan jaring yang berukuran lebih besar agar ikan mas tersebut dapat

terjaring dengan baik , dan dengan cara menguras air kolam kolam hingga

ketinggian air 10-20 cm sehingga memudahkan penangkapan ikan secara manual.

Selama 70 hari pemeliharaan jumlah ikan yang dipanen, hasil yang

didapatkan sebanyak 1.483 ekor, dengan jumlah pakan yang terhabiskan selama

masa pemeliharaan yaitu 135.92 kg, tingkat kelangsungan hidup 98% tergolong

dan FCR 1.3.Pasca panen dilakukan melalui beberapa tahap yaitu, penampungan

ikan, pemberokan, penyortiran, penimbangan, pengemasan, pengakutan.

6.2 SARAN

Pemanenan ikan mas sebaiknya dilakukan pada waktu pagi hari agar tidak

mudah stress, dikarenakan pada waktu tersebut suhu masih rendah.untuk

mendapatkan hasil panen perlu juga dilakukan pengontrolan secara rutin dan

perlu dilakukan manajemen pakan dengan baik.

18
DAFTAR PUSTAKA

Chayono, B. 2000. Budidaya Ikan Air Tawar: Ikan Gurami, Ikan Nila, Ikan Mas.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Effendi, M. I. 1979. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta

Huet M. 1971.Text boox of fish culture breeding and culfiucition of fish.

Khairuman, 2013.Budidaya Ikan Mas.PT AgroMedia Pustaka.Jakarta Selatan.

Khairuman dan D. Sudenda. 2002. Budidaya Ikan Mas Secara Intensif.Agro


Media Pustaka.Tangerang.https://www.google.co.id/url?sa=t&source=
web&rct=j&url=http://repository.ump.ac.id/473/3/

Kusriani., P. Widjarnarko dan N. Rohmawati. 2012. Uji Pengaruh Pestisida


Diazinon 60 EC Terhadap Rasio Konversi Pakan dan Pertumbuhan Ikan
Mas (Cyprinus carpio L.). Jurnal Penelitian, Vol 1 (1) ISSN 2337-62IX:
36-4.

Partosuwirjo S., dan Warseno Y., 2011. Kiat Sukses Budidaya Ikan Mas. PT.
Intan Sejatin. Yogyajarta.

Purwaningsih, I. 2013 Identifikasi ektoparasit protozoa pada pembenihan ikan


mas (Cyprinus carpio L 1758) di unit kerja budidaya air tawar cangringan
sleman, diy (Abstr)

Rahmawaty, 2009, pengelolaan Sumberdaya Perairan Waduk Secara Optimal dan


Terpadu. Fakultas Pertanian Departemen Kehutanan. Universitas
Sumatera.https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http
://kebunbudidaya.blogspot.com/2016/01/

Saain H. 1984. Taksonomi dan kunci Identifikasi ikan. Jilid Idan II. Binacipta,
Bandung

Susanto. 2007. Pembenihan Ikan Mas. Kanisius, Yogyakarta. (Mokodongan,


2009).

Suseno D. 1994. Pengelolaan Usaha Pembenihan Ikan Mas. Bogor: Penebar


Swadaya.

19
LAMPIRAN

Lampiran 1. Denah UPTD BBIAT Bontomanai, Kab.Gowa

20
Lampiran 2. Denah kolam UPTD BBIAT Bontomanai, Kab. Gowa

A 10 B 14 C 11 D

A9 B 13 C 10

A8 B 12 C9 D4
D2
A7 B 11 C8

A7 B 10 C7
A7
A5 D1
A7 B9 C6

A4 C5
B8
C4
A3 B7
C3
A2 B6
C2
A1 B5
C1
B4
TANDON 2
B3
B2
TANDON 1
B1

Sumber : UPTD BBIAT Bontomanai Kab. Gowa

21
Keterangan :

No. Kolam Luas Kolam


1. TANDON 1 1000 m2

2. TANDON 2 1000 m2

3. Kolam A1 1000 m2

4. Kolam A2 1000 m2

5. Kolam A3 1000 m2

6. Kolam A4 1000 m2

7. Kolam A5 1000 m2

8. Kolam A6 500 m2

9. Kolam A7 500 m2

10. Kolam A8 1000 m2

11. Kolam A9 1000 m2

12. Kolam A10 1000 m2

13. Kolam B1 500 m2

14. Kolam B2 500 m2

15. Kolam B3 500 m2

16. Kolam B4 500 m2

17. Kolam B5 500 m2

18. Kolam B6 1000 m2

19. Kolam B7 1000 m2

20. Kolam B8 1000 m2

21. Kolam B9 1000 m2

22
22. Kolam B10 1000 m2

23. Kolam B11 500 m2

24. Kolam B12 1000 m2

25. Kolam B13 1000 m2

26. Kolam B14 500 m2

27. Kolam C1 500 m2

28. Kolam C2 500 m2

29. Kolam C3 1000 m2

30. Kolam C4 1000 m2

31. Kolam C5 1000 m2

32. Kolam C6 500 m2

33. Kolam C7 1000 m2

34. Kolam C8 500 m2

35. Kolam C9 1000 m2

36. Kolam C10 1000 m2

37. Kolam C11 750 m2

38. Kolam D1 750 m2

39. Kolam D2 750 m2

40. Kolam D3 750 m2

41. Kolam D4 750 m2

42. Kolam D5 750 m2

23
Lampiran 3. Skema Produktivitas

PRODUKTIVITAS
(kg/ha/tahun)

Tingkat Kelangsungan Hidup Laju Pertumbuhan Harian


(%) (%/hari)

Wadah Air Spesies kultur Pakan HPI

Metode kultur

1. Tradisional
2. Semi intensif
3. Intensif
4. Supraintensif

Riset dan Teknologi

Sumber :Balai Budidaya Air Payau Jepara(1998)

24
Lampiran 4. Kegiatan Panen pada Kolam Pemeliharaan

Proses pemanenan Penangpungan ikan

Kolam pemberokan Penimbangan

Pengepakan atau packing Pengakutan atau distribusi

25
RIWAYAT HIDUP

NAMA : Fuliana Sari

NIM : 1522010034

TEMPAT/TANGGAL LAHIR : Soro, 08 Desember 1996

JURUSAN : Budidaya Perikanan

PROGRAM STUDI : Budidaya Perikanan

PENGALAMAN ORGANISASI : 1. Anggota HIMADIKA 2015-2018

2. Anggota Forum Bidik Misi (FMBI) 2015

3. Pengurus Hipermawa 2016-2017

PELATIHAN/SEMINAR : 1. Teknisi Pembesaran Udang Air Payau

2. Cara Budidaya Ikan yang Baik

ALAMAT : Soro Desa Soro, Kec.Takkalalla, Kab.

Wajo

TELEPON : 085242959369

E-MAIL : fulianasari.Bdy28@gmail.com

Semua data yang isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum
Pangkep, Agustus 2018

Fuliana Sari

26

Anda mungkin juga menyukai